PEMBAHASAN
Pabrik kosmetik seperti halnya pabrik sediaan lain jika ingin produknya diterima dengan
cepat maka harus mencoba menstabilisasi dan mencegah perubahan pada periode
penyimpanan yang lama dan pada kondisi dengan iklim yang berbeda. Penggunaan
pengawet pada sediaan kosmetik untuk mencegah kerusakan mulai saat pembuatan
sampai saat pemberian pada konsumen. Banyak perubahan yang terjadi dalam suatu
produk misalnya perubahan sistem emulsi, perubahan sistem viskositas, adanya creaming
atau koalesens. Sediaan yang berwarna jernih dapat berubah menjadi berselaput. Wadah
juga dapat bereaksi dengan produk. Warna dari produk dapat berubah karena perubahan
temperatur dan pemaparan cahaya dan fase minyak yang terdapat dalam sediaan
kosmetik menjadi berbau tengik. Mikroorganisme dapat muncul dengan tiba-tiba, tipe
reaksi dan interaksi yang dapat terjadi dimana ahli kimia kosmetik harus mengantisipasi
problem diatas dengan teknik formulasi, produksi dan pewadahan yang baik.
Bakteri bisa tumbuh hampir di semua medium, dan bahkan bisa jadi produk yang
sangat asam atau alkalis bias dirusak dengan perubahan bentuk dari bakteri yang bias
mentolelir keadaan yang sangat asam atau alkalis tersebut. Dalam sistem emulsi sangan
perlu untuk mengawetkan kedua fase air dan fase minyak, dimana organisme yang
tumbuh pada fase air menyebabkan terpisahnya kedua fase tersebut dan yang tumbuh
pada fase minyak atau lemak menyebabkan keadaan yang sering disebut ketengikan. Bau
A. Pengertian Kosmetik
Pada abad ke-19, pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk
kecantikan juga untuk kesehatan (Tranggono, 2007). Kosmetika berasal dari kata
kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk
mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya.
Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan
dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad
ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara
Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau ilmu
kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti para
terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan
menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat
(Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara
lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah sediaan setengah padat berupa
emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Dan menurut Farmakope Indonesia IV, Cream adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. Sedangkan menurut Formularium Nasional Cream adalah sediaan setengah padat,
berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah
digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim terdiri dari
emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan dapat ditujukan untuk
Sebenarnya kosmetik yang masih tersegel dengan baik dan disimpan dalam suhu
ruangan bisa awet selama beberapa tahun. Tapi begitu kita membuka segel dan kosmetik
segera bersentuhan dengan udara luar, pada saat itulah bahan-bahan yang terkandung di
Kontaminan tiap kali kita menyentuh kosmetik, maka secara tidak langsung kita
3. Temperatur udara
Panas dan udara lembap juga dapat membuat jamur berkembang biak di dalam
kosmetik. Karena itulah, sangat tidak disarankan untuk menyimpan kosmetik di kamar
mandi. Kosmetik disimpan di tempat yang kering dan tidak terekspos oleh sinar matahari
secara langsung.
Kosmetik biasanya memiliki sifat mendekati netral yang berisi air dan bahan
organik, bahkan sering mengandung bahan organik nitrogen serta garam - garam
mineral, yang semuanya merupakan bahan - bahan yang diperlukan bagi pertumbuhan
menggunakan 3027 sampel dari 171 tempat didapatkan jamur 10,4%, dan 3,9 %
merupakan jamur yang pathogen (Mary dan Retno Tranggono, 2007). Mikroorganisme
beserta sporanya tidak hanya terdapat pada wadah di mana kosmetik disiapkan dan
kemudian dikemas, namun bisa juga terdapat pada bahan - bahan mentahnya. Hal
kemasan dibuka. Oleh karena itu, dibutuhkan metode pembersihan yang higienis
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan.
Kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan (Djuanda, 1999). Bila suatu sistem obat digunakan secara topikal, maka obat
akan keluar dari pembawanya dan berdisfusi kepermukaan jaringan kulit. Ada tiga jalan
masuk yang utama: melalui daerah kantung rambut, melalui kelenjar keringat, atau
melalui stratum korneum yang terletak diantara kelenjar keringat dan kantung rambut.
Hanya ada beberapa fakta yang kurang meyakinkan bahwa kelenjar endokrin mempunyai
peranan yang berarti pada permeabilitas kulit. Bahan-bahan dapat memasuki pembuluh-
pembuluh dan bahkan kelenjar-kelenjar, tetapi tampaknya tidak ada penetrasi dari daerah
Sediaan kosmetik yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada
dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan
penggunaan, yang sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada
saat dibuat. Perubahan yang terjadi pada produk kosmetik dapat berupa perubahan
fisika, kimia dan kandungan mikroorganisme. Selain itu, dari penelitian yang pernah
merupakan tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri dan jamur.
Penggunaan kosmetik yang sudah terkontaminasi merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam penyebaran penyakit infeksi. Namun demikian adalah hal yang sulit
dipengaruhi oleh faktor - faktor lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh FDA dengan
menggunakan 3027 sampel dari 171 tempat didapatkan jamur 10,4%, dan 3,9 %
Penelitian dengan sampel kosmetik yang telah dibuka dan digunakan dalam
jangka waktu yang berbeda - beda di Saudi Arabia didapatkan berbagai macam
spesies jamur, salah satunya adalah Aspergillus sp. sebanyak 71,2%. Manifestasi akibat
infeksi jamur ini disebut Aspergillosis, dan pernah dilaporkan terjadi pada individu tanpa
faktor risiko, pria 40 tahun yang menghirup sejumlah besar spora Aspergillus yang
Hasil investigasi yang dilakukan BPOM selama beberapa tahun terakhir terhadap
kosmetik yang beredar ditemukan beberapa merek kosmetik yang mengandung bahan
asam askorbat, peroksida, retinoc acid/tretinoin, zat warna rhodamin B/merah K.10
pengawet dan tabir surya pada kosmetik yang ditarik karena mengandung merkuri adalah
krim siang dan malam, krim siang vitamin E herbal, krim malam vitamin E herbal, dan
sebagainya.
iritasi parah pada kulit, kulit menjadi kemerahan dan mengkilap tidak normal, pada
pemakaian dosis tinggi atau pemakaian terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada susunan syaraf otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin yang dapat
mengakibatkan keguguran bahkan kemandulan.
Merkuri atau raksa, Hg, adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada
suhu biasa dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada suhu 25 derajat celcius. Merkuri
termasuk kategori logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi kecil saja bersifat
racun. Adapun sifat-sifat yang umum dari merkuri adalah berbentuk cair sehingga mudah
menyebar di permukaan air dan sulit dikumpulkan, mudah berubah menjadi gas dan uap
(volatil) sehingga dapat mencemari lingkungan. Uap merkuri sangat beracun sehingga
dalam uji coba di laboratorium pun harus dibatasi dan tidak boleh lebih dari 0,1 gram
(Vogel, buku teks Analisis Anorganik Makro dan Semimakro). Unsur ini juga dapat
diubah oleh mikroorganisme yang terdapat di air menjadi komponen metil merkuri yang
sangat beracun dan dengan adanya rantai makanan dapat terakumulasi di dalam tubuh
hewan dan manusia. Ada tiga bentuk utama merkuri, yakni uap merkuri, garam merkuri
dan merkuri organik. Pada umumnya digunakan dalam bahan campuran kosmetik adalah
garam merkuri. Merkuri memang menjadikan kulit tampak putih mulus, tetapi lama
kelamaan akan mengendap dibawah kulit dan setelah bertahun-tahun kulit akan menjadi
biru kehitaman dan bersifat karsinogenik (memicu tumbuhnya sel kanker). Proses yang
terjadi biasanya adalah flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan jika
pemakaian dihentikan maka flek itu akan timbul kembali dan semakin parah (melebar).
Hidroquinon juga merupakan bahan pemutih yang biasa digunakan pada cream
kosmetik. Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada tahun 1965 menunjukkan bahwa
spot kehitaman pada kulit. Menariknya, 12% subyek penelitian ini adalah warga kulit
hitam yang secara rutin memakai produk uji coba ini selama 3 bulan dan dipakai 2x
sehari. Hasilnya menakjubkan, sebanyak 44 orang dari 56 responden spot kehitaman pada
kulitnya dapat hilang dengan krim ini. Lebih lanjut penelitian ini menyimpulkan bahwa
ada efek samping dari pemakaian krim ini dalam waktu lama. Pemakaian krim yang
mengadung hidroquinon di atas 2% dapat menimbulkan efek samping sedikit iritasi dan
cukup parah dan rasa terbakar. Jika krim dengan hidroquinon digunakan dalam jangka
waktu lama dan kulit sering terpapar sinar matahari maka akan timbul spot kecoklatan
pada kulit atau kehitaman bahkan akan mucul bintik kekuningan yang disebut okronosis.
Kerusakan ini bisa bersifat selamanya karena tidak ada yang dapat dilakukan untuk
hidroquinon termasuk obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Bahaya pemakaian obat keras ini dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah
dan seperti terbakar, dapat menyebabkan kelainana pada ginjal (nephropathy), kanker
2 Efek tidak langsung pada kesehatan manusia akibat kontaminasi dan kerusakan produk,
kesehatan.
kosmetik yang dipakai untuk daerah mata. kontaminasi Pseudomonas aeruginosa dapat
menyebabkan pembusukkan kornea mata dan kebutaan. kosmetik untuk daerah mata
mencakup produk- produk yang mungkin kontak dengan kornea mata, misalnya krim -
on, bisa digunakan selama 18-24 bulan. Asalkan warna kosmetik ini tidak berubah atau
kosmetik berbahan dasar cair seperti blush on atau eye shadow cream, dan foundation
berbentuk cair, hanya bisa bertahan sekitar enam bulan. Terutama jika kosmetik dikemas
dalam botol plastik dan bukan tube. Alasannya, tiap kali mencelupkan jari ke dalam
kosmetik cair, maka dapat meningkatkan risiko kosmetik tercemar oleh bakteri yang
pada akhirnya memicu jerawat atau iritasi. Jika menyimpan kosmetik berbahan dasar cair
dalam suhu ruangan normal serta tidak terkena matahari langsung, maka dapat
produk kosmetik atau tidak membaca tanggal yang terdapat dalam kemasan karena
hurufnya yang terlalu kecil. Sekitar 68 % wanita mengatakan mereka hanya mengganti
produk kosmetiknya bila sudah habis, tidak peduli sudah berapa lama produk tersebut
telah dipakai. Menurut juru bicara Debenhams, Sara Stern menyatakan bahwa
kebanyakan alat kosmetik sudah tidak bisa lagi digunakan setahun setelah dibuka.
Beberapa produk kosmetik yang dianjurkan seperti maskara atau pelentik bulu
mata memiliki masa pemakaian yang dianjurkan enam bulan setelah kemasan dibuka.
Menurut Stern, produk yang kadaluarsa dapat menyebabkan mata merah, gatal dan iritasi.
Sementara itu, perona pipi (blush on) dan lipstik sebaiknya digunakan tidak lebih dari dua
tahun. Sedangkan parfum boleh digunakan selama tiga tahun karena memiliki tingkat
resiko paling rendah tercemar bakteri karena mengandung alkohol yang dapat membunuh
bakteri.
Pada kuas kosmetik menyimpan bakteri yang bisa menyebabkan herpes serta gatal
pada kulit. Namun survei menunjukkan 72 persen wanita tidak pernah mencuci kuas atau
spons make up mereka. Dianjurkan bagi yang memiliki berbagai produk kosmetik agar
tidak mudah terkena bakteri, disimpan di tempat yang sejuk dan segera tutup setelah
digunakan, dan membuang produk kosmetik yang sudah kadaluarsa, terlebih bila sudah