Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Evi Fitriyani, M.Kes
dr. Rahmat Bachtiar, MPPM
dr. Hj. Irama Fitamina M
dr. Siti Nuriyatus Zahrah, M.K.N.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg. Hipertensi
diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-95%) dan hipertensi sekunder
(5-10%). Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari
peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh
penyakit/keadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma
Conn), sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat
obat (Bakri, 2008).
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah (Gray, et
al. 2005).
2.1.3 Penatalaksanaan
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan
suatu cara pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak
terabaikan dalam penanganan pasien tersebut. Modifikasi gaya hidup memperlihatkan
dapat menurunkan tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien
dengan overweight atau obesitas. Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to
Stop Hypertension), perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi
kalium dan kalsium, rendah natrium, olahraga, dan mengurangi konsumsi alkohol.
Modifikasi gaya hidup dapat menurunkan tekanan darah, mempertinggi khasiat obat
antihipertensi, dan menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Contohnya,
konsumsi1600 mg natrium memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal.
Kombinasi dua atau lebih modifikasi gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih
baik. Berikut adalah uraian modifikasi gaya hidup dalam rangka penanganan
hipertensi (Chobanian, et al., 2003).
Diet Rendah Natrium Menurunkan Intake Garam sebesar 2-8 2-8 mmHg
mmHg tidak lebih dari 100 mmol per-hari
(2.4 gr Natrium atau 6 gr garam).
Sebagian besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau
lebih obat antihipertensi untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya.
Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan
obat tunggal dengan dosis adekuat gagal mencapai tekanan darah target. Ketika
tekanan darah lebih dari 20/10 mmHg di atas tekanan darah target, harus
dipertimbangkan pemberian terapi dengan dua kelas obat, keduanya bisa dengan
resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telah disatukan. Pemberian obat
dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian
tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat, namun harus tetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetes,
disfungsi autonom, dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua. Penggunaan
obat-obat generik harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan.
2. Faktor obat
Regimen pengobatan yang diterima pasien mempengaruhi kepatuhan
pengobatan. Pasien yang mendapat regimen lebih dari 5 jenis obat akan mengalami
penurunan tingkat kepatuhan (Chobanian, 2009).
Efek samping yang dialami pasien juga mempengaruhi kepatuhan pengobatan
(Aina, et al., 2014). Salah satunya adalah golongan obat ACEI yang menyebabkan
batuk (Banowitzh, 2004). Selain itu ketersediaan obat dalam bentuk generic juga
mempengaruhi kepatuhan pengobatan. Obat generik berkaitan dengan jumlah biaya
yang harus dikeluarkan untuk mencapai target tekanan darah (Chobanian, 2009).
Salah satu penelitian mendapatkan sebuah pengakuan pasien merasa
terganggu dengan kompleksnya regimen pengobatan. Selain itu pasien juga
mengalami kesulitan mengatur jadwal minum obat berkaitan dengan kegiatan
berpuasanya (dalam keagamaan). Semakin sedikit obat yang harus diminum akan
semakin memudahkan bagi pasien (Aina, et al., 2014).
4. Faktor lingkungan
Tingkat stress yang tinggi dalam lingkungan kehidupan sehari-hari
mempengaruhi kepatuhan pengobatan. Pasien hipertensi sebenarnya memerlukan
dukungan dari lingkungan untuk menjalani pengobatannya. Salah satu penelitian
menemukan bahwa pasien mengaku memerlukan dukungan dari sesorang yang dekat
(Aina, et al., 2014).
Pengakuan lain menjelaskan seberapa berpengaruhnya keluarga. Lingkungan
yang memberikan stressor yang tinggi dapat memberikan masalah psikologis pada
pasien. Beberapa pasien akan merasa menjadi beban terhadap keluarga atau orang
terdekatnya. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpatuhan dalam pengobatan
(Chobanian, 2009; Aina, et al., 2014).
Sebuah penelitian mendapat pengakuan dari pasien mengenai ketidakpatuhan
pengobatan akibat larangan dari pasangan hidupnya. Tanpa ijin dari suaminya,
akhirnya pasien tidak dapat mengunjungi tempat pelayanan kesehatan (Aina, et al.,
2014).
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Faktor
Obat
Faktor Faktor
Pelayanan Lingkungan
Kesehatan
Tidak Patuh
Minum Obat
Antihipertensi
Faktor Faktor
Pasien Lain
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
BAB 4
METODE PENELITIAN
Observasi
Awal
Identifikasi
Coding
Tema
Penyusunan
Proposal
Penelitian Refleksi
Peneliti dan Analisis Data
Kualitatif
Memoing
Pengumpulan Data
Informed consent
MMSA-8
In-depth Interview Membuat
Dokumentasi Kesimpulan
Audiovisual
Transkrip
Faktor Pasien
Penelitian ini menemukan bahwa faktor terkait pasien terdiri dari :
1. Minum obat hanya jika ada keluhan.
Karena merasa sehat, tidak ada keluhan, meskipun ada obat dari dokter saya tidak
mau minum. (N, H)
Partisipan mengaku tidak minum obat apabila merasa sehat dan tidak ada keluhan.
2. Malas minum obat.
Terkadang saya malas minum obat. (E)
Hambatan lain berupa rasa malas.
3. Tidak teliti.
Salah bawa obat jadi saya belum makan obat. (H)
Partisipan tidak teliti dalam membawa obat antihipertensi.
4. Efek samping obat.
Saya hentikan atau batasi minum obat karena efek samping, tidak nyaman, dan
takut ketergantungan. (H,N)
Partisipan tidak minum obat dikarenakan takut ketergantungan dan efek samping obat
yang tidak nyaman.
5. Takut ketahuan tekanan darahnya tinggi.
Saya takut kalau ketahuan penyakitnya jadi tidak kontrol. (Ju)
Partisipan tidak kembali ke pelayanan kesehatan karena takut penyakitnya diketahui.
6. Pasien tidak percaya pada pengobatan di Puskesmas (kualitas obat).
Kalau obat tidak cocok, tidak manjur manjur, dan tidak bermanfaat, saya
berhentikan. (E, Aw, H)
Partisipan lebih mempercayai kualitas obat dari pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi dan obat yang lebih mahal.
Faktor Obat
Penggunaan obat tradisional menggantikan atau bersamaan dengan obat
antihipertensi.
Saya ganti atau campur pakai labu siam, jus mentimun, nanas, atau seledri untuk
menurunkan tekanan darah. (N, E)
Faktor Lingkungan
Penelitian ini menemukan faktor lingkungan berupa keluarga, tetangga, dan
lingkungan kerja.
1. Keluarga dan tetangga menyarankan minum obat tradisional.
Omongan tetangga dan keluarga untuk minum labu siam dan herbal untuk
menurunkan tekanan darah. (E, H)
Partisipan mendapat saran dari keluarga dan tetangga untuk menggunakan obat
tradisional.
2. Lingkungan kerja yang sibuk.
Kalau saya ada kerjaan, pengobatannya jadi tertunda. (Sh)
Partisipan tidak datang ke pelayanan kesehatan apabila sedang sibuk.
BAB 6
PEMBAHASAN
7.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 4 faktor yang terjadi pasien hipertensi
yang sedang rawat jalan di Puskesmas Sempaja, yaitu faktor pasien, faktor obat,
faktor lingkungan, dan faktor pelayanan kesehatan.
Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengidentifikasi penyebab
secara sistematis, optimalisasi edukasi dan konseling, optimalisasi program prolanis,
edukasi penggunaan obat tradisional melalui upaya kesehatan tradisional
komplementer, follow-up per individu, serta mengajak kerjasama tokoh masyarakat
untuk ikut serta dalam penyelesaian permasalahan yang ada.
7.2 Saran
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif hanya menggambarkan keadaan dari
partisipan saja. Diharapkan penelitian ini menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya
agar kualitas pengobatan pasien hipertensi menjadi semakin baik.
Penelitian ini dapat menjadi sebuah hipotesis untuk penelitain kuantitatif
selanjutnya. Beberapa hal yang baru ditemukan didalam penelitian ini dapat
diperjelas dengan menggunakan statistik sehingga kedepannya dapat menjadi saran
perbaikan bagi sistem pelayanan Puskesmas maupun pembelajaran di bidang
akademik.
Perbaikan komunikasi petugas kesehatan-pasien-keluarga-masyarakat sangat
diperlukan guna meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Aina, O.O, et al. (2014). Perceptions of inhibitors and facilitators for adhering to
hypertension treatment among insured patients in rural Nigeria: a qualitative
study. BMC Health Services Research, 14: 624.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. (nd). Panduan Praktis Prolanis. Jakarta.
Bakri, S., Lawrence, G.S. (2008). Genetika Hipertensi. Dalam: Lubis, H.R., dkk., eds.
2008. Hipertensi dan Ginjal: Dalam Rangka Purna Bakti Prof. Dr. Harun
Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH. Medan: USU Press, 19-31.
Banowitz, N. L. (2004). Antihypertensive Agents. In B. G. Katzung, Basic & Clinical
Pharmacology (pp. 160-163). Singapore: McGraw Hill.
Barros, V., Escobar, C., de la Figuera, M., Llisterri, J. l., Honorato, J., Segura, J., &
Calderon, A. (2008).Tolerability of high doses of lercanidipine versus high
doses of other dihydropyridines in daily clinical practice: the TOLERANNCE
study. Cardiovascular Drug Reviews, 26: 2-9.
Basuki, B., Siagian, M., Ilyas, E. I., Amri, Z. (2004). Combined traditional medicine
and pharmacological antihypertensive drugs in a rural community of West
Java, Indonesia. Medical Journal Indonesia, 13: 246-251.
Centers for Disease Control and Prevention. (2012). Vital Signs: Awareness and
Treatment of Uncontrolled Hypertension Among Adults - United States, 2003
-2010. Morbidity and Mortality Weekly Report, 61(35), 703-709.
Chobanian, A. V. (2009). Impact of Nonadherence to Antihypertensive Therapy.
American Heart Association.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan
No.75 Tahun 2014. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2013). Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2013. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur:
Samarinda.
Erdine, S. (2010). Compliance with the Treatment of Hypertension: The Potential of
Combination Therapy. The Journal of Clinical Hypertension, 12(1), 40-46.
Filho, et al. (2012). Association between the 8-item Morisky Medication Adherence
Scale (MMAS-8) and Blood Pressure Control. Arq Bras Cardiol.
Ganong, W. F. (2006). Cardiovascular Disorders: Vascular Disease. In MCPhee, S. J.,
& Ganong, W. F., Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical
Medicine (pp. 300-326). USA: McGraw-Hill.
Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A. (2005). Kardiologi :
Lecture Notes. ed 4. Jakarta : Penerbit Erlangga, 57-69.
JNC-7. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA
289:2560-2571.
Khatib, R., Scwalm, J. D., Yusuf, S., Hayness, R. B., Mckee, M., Khan, M.,
Nieuwlaat. (2014). Patient and Healthcare Provider Barriers to Hypertension
Awareness, Treatment and Follow Up: A Systematic Review and Meta-
Analysis of Qualitative and Quantitative Studies. PLoS ONE 9 (1):e84238.
Lee, G. K. Y., Wang, H. H. X., Liu, K. Q. L., Cheung, Y., Morisky, D. E., & Wong,
M. C. S. (2013). Determinants of medication adherence to antihypertensive
Medications among a Chinese population using Morisky Medication
Adherence scale. PLoS One; 8(4): e62775.
Mendis, S., Puska, P., & Norrving, B. (2011). Global Atlas on cardiovascular disease
prevention and control. Geneva: World Health Organization.
Morisky, et al. (2008) Adherence treatment factors in hypertensive African American
women. Vascular Health Risk Management, 4(1): 157-166.
Page, Curtis, Sutter, Walker, & Hoffman. (2002). Integrated Pharmacology. (pp.395-
408). British: Mosby.
Rahajeng, E. & Tuminah, s. (2009) Prevalensi HIpertensi dan Determinannnya di
Indonesia. Diakses dari
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/700/69
9.
Ramon, R. C. (2013). Uncontrolled Hypertension and Associated Factors in
Hypertensive Patients at the Primary Healthcare Center Luis H.Moreno,
Panama: A Feasibility Study. Diakses dari
http://scholarcommons.usf.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=5851&context=etd
Saleem, F., Hassali, M., Shafie, A., Atif, M. (2012). Drug Attitude and Adherence: A
Qualitative Insight of Patients with Hypertension. Malaysia: University Sains
Malaysia. Journal Young Pharmacology, 4(2): 101-7.
Shima, R., Farizah, M. H., Majid, H. A. (2014). A qualitative study on hypertensive
care behavior in primary health care settings in Malaysia. Patient Preference
and Adherence, 8: 1597-1606.
Tabassum, N., & Ahmad, F. (2011). Role of natural herbs in the treatment of
hypertension. Pharmacognosy Reviews, 5(9), 30-40.
http://doi.org/10.4103/09737847.79097.
Timmreck, T. C. (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: EGC.
Tsiantou, V., Pantzou, P., Elpida, P., Koulierakis, G., and Kyriopoulos, J. (2010).
Factors Affecting Adherence to Antihypertensive Medication in Greece:
Results from a Qualitative Study. Patient preference and adherence, 4, 335-
343.
Wai, K. C., Elley, C. R., Nosa, V., Kennelly, J., Mabotuwaa, T., & Warren, J. (2010).
Perspectives on adherence to blood pressure-lowering medication among
Samoan Patients: qualitative interviews. Journal of Primary Health Care,
2(3), 217-224.
Wogen, J., Kreilick, C.A., Livornese, R. C., Yokoyama, K, & Frech, F. (2003). Patient
Adherence with Amlodipine, Lisinopril, or Valsartan Therapy in a Usual-Care
Setting. Journal of Managed Care Pharmacy, 9(5), 424-429.
Wood, K. M. A. (2009). Barriers to and Determinants od Medication Adherence in
Hypertension Management: Perspective of the Cohort Study of Medication
Adherence among Older Adults. Med Clin North American, 93(3): 753-769.
World Health Organization. (2003). Adherence to Long-Term Therapies: Evidence for
Action.
World Health Organization. (2013). A global brief o Hypertension. WHO press:
Switzerland, 9-19.
Yogiantoro, M. (2009). Hipertensi Esensial. In A. W. Sudoyo, B. Setiohadi, I. Alwi,
K. Simadribrata, & S. Siti, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 1079-1085).
Jakarta: Internal Publishing.
Zhang, A. L., Xue, C. C., & Fong, H. S. (2011). Herbal Medicine: Biomolecular and
Clinical Aspects 2nd Edition.
Lampiran
Lembar Persetujuan
Nama : .
Umur : .
Alamat : .
Saya telah memahami penjelasan yang diberikan, sehingga dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun, Saya Bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi
:
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan
untuk kepentingan ilmiah.
b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar atau tidak berpartisipasi
lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.
Samarinda,
.
Yang Membuat Pertanyaan
Persetujuan
KUESIONER PENELITIAN
PROFIL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS
SEMPAJA
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : L/P
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan : Tidak Bersekolah/ SD/ SMP/ SMA/ D3/ S1
Suku :
Agama :
No.Hp :
TD :
Lama Hipertensi :
Lama berobat :