Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN PENJUALAN MINUMAN

BERALKOHOL BERDASARKAN
HUKUM POSITIF
DI INDONESIA
ALUR PERUNDANG-UNDANGAN
UU No 7 Tahun 2014
Tentang
Perdagangan

Peraturan Presiden Republik Indonesia


No 74 Tahun 2013
Tentang
Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia


No 20/M-DAG/PER/4/2014
No 06/M-DAG/PER/1/2015 (Perubahan Kedua)
Tentang
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan,
Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol
DEFINISI
Perdagangan adalah
Tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi
Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan
melampui batas wilayah negara dengan tujuan
pengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untuk
memperoleh imbalan atau kompensasi

(UU no 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan pasal 1)


DEFINISI
Minuman beralkohol adalah :
Minuman yang mengandung etil alkohol atau
etanol (C2H5OH) yang di proses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat
dengan cara fermentasi dan destilasi atau
fermentasi tanpa destilasi

(PerPres no 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman


Beralkohol pasal 1 )
DEFINISI
Peredaran Minuman Beralkohol adalah
Kegiatan menyalurkan Minuman Beralkohol
yang dilakukan oleh distributor, sub distributor,
pengecer, atau penjual langsung untuk diminum
di tempat

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman
Beralkohol, Pasal 1 butir 5)
DEFINISI
Pengecer Minuman Beralkohol yang
selanjutnya disebut Pengecer adalah
perusahaan yang menjual Minuman Beralkohol
kepada konsumen akhir dalam bentuk kemasan
di tempat yang telah di tentukan

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol,
Pasal 1 butir 6)
DEFINISI
Penjual Langsung Minuman Beralkohol untuk
diminum di tempat yang selanjutnya disebut
Penjual Langsung adalah
Perusahaan yang menjual Minuman Beralkohol
kepada konsumen akhir untuk diminum langsung di
tempat yang telah ditentukan

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol,
Pasal 1 butir 7)
DEFINISI
Toko Bebas Bea (Duty Free Shop) yang
selanjutnya disingkat TBB adalah
Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun
barang asal impor dan/atau barang asal daerah
pabean untuk dijual kepada orang tertentu

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol,
Pasal 1butir 10)
.
DEFINISI
Pengusaha Toko Bebas Bea selanjutnya
disingkat PTBB adalah
Perseroan Terbatas yang khusus menjual barang
asal impor dan/atau barang asal Daerah Pabean
Indonesia Lainnya (DPIL) di TBB

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol,
Pasal 1 butir 12)
PENGGOLONGAN MINUMAN
ALKOHOL
1. Minuman Beralkohol yang berasal dari produksi
dalam negeri atau asal impor di golongkan sebagai
berikut :
a) Golongan A yang mengandung kadar etil alkohol
atau etanol kurang dari 5 %.
b) Golongan B yang mengandung kadar etil alkohol
atau etanol 5 % sampai dengan 20%.
c) Golongan C yang mengandung kadar etil alkohol
atau etanol lebih dari 20 % sampai dengan 55%.

(PerPres no 74 Tahun 2013 pasal 3 ayat 1 )


PENGGOLONGAN MINUMAN
ALKOHOL
2. Minuman Beralkohol sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 ditetapkan sebagai barang dalam
pengawasan

(PerPres no 74 Tahun 2013 pasal 3 ayat 2 )


PERIZINAN

Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha


Perdagangan wajib memiliki perizinan di bidang
perdagangan yang di berikan oleh Menteri.

( UU NO 7 Tahun 2014 Pasal 24 ayat 1 )


PERIZINAN
Minuman Beralkohol hanya dapat di perdagangkan
oleh pelaku usaha yang telah memiliki izin
memperdagangkan Minuman beralkohol sesuai
dengan penggolongan sebagaimana diatur dalam
Pasal 3 ayat (1) dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan.

(PerPres No 74 Tahun 2013 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman


Beralkohol pasal 4 ayat 4 )
PERIZINAN
1. Setiap Perusahan yang bertindak sebagai IT-MB,
Distributor, Sub Distributor, Pengecer, atau
Penjual Langsung yang memperdagangakan
Minuman Beralkohol golongan B dan golongan C
wajib memiliki SIUP-MB.

2. SIUP-MB yang dimiliki Perusahan sebagaimana


dimuksud pada ayat (1) berlaku juga untuk
memperdagangkan Minuman Beralkohol
golongan A

( IT-MB = Importir Terdaftar Minuman Beralkohol, SIUP-MB = Surat Izin


Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol )
PERIZINAN
3. Pengecer yang hanya menjual Minuman
Beralkohol golongan A wajib memiliki SKP-A

4. Penjual Langsung yang hanya menjual


Minuman Beralkohol golongan A wajib
memiliki SKPL-A

(SKP-A = Surat keterangan Pengecer Minuman Beralkohol golongan A


SKPL-A = Surat keterangan Penjual Langsung Minuman Beralkohol golongan A)

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol,
Pasal 18)
PERIZINAN
SIUP-MB untuk pengecer dan Penjual
Langsung berlaku untuk setiap satu gerai atau
outlet dan
SIUP-MB untuk TBB sebagai pengecer, berlaku
untuk setiap gerai atau outlet

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang


Pengendalian Dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan
Penjualan Minuman Beralkohol, Pasal 19 ayat 1 butir d & e)
PERIZINAN
SKP-A atau SKPL-A berlaku untuk setiap
gerai atau outlet

(SKP-A = Surat keterangan Pengecer Minuman Beralkohol golongan A


SKPL-A = Surat keterangan Penjual Langsung Minuman Beralkohol
golongan A)

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan


Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman
Beralkohol, Pasal 19 ayat 2)
LOKASI PENJUALAN
1. Penjualan Minuman Beralkohol untuk
diminum langsung di tempat hanya dapat
dijual di:
a. Hotel, Restoran, Bar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang
kepariwisataan dan
b. Tempat tertentu lainnya yang ditetapkan
oleh Bupati/Walikota dan Gubernur untuk
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
LOKASI PENJUALAN
2. Penjualan Minuman Beralkohol secara eceran
hanya dapat dijual oleh pengecer, pada:
a.Toko Bebas Bea (TBB); dan
b. Tempat tertentu lainya yang ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dan Gubernur untuk
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian


Dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman
Beralkohol, Pasal 14 ayat 1&2)
Pelarangan
1. Setiap orang perorangan dilarang mendistribusikan
dan/atau memperdagangkan Minuman Beralkohol
2. Badan Usaha dilarang mendistribusikan dan/atau
memperdagangkan Minuman Beralkohol yang tidak
dilengkapi dengan perizinan sebagaimana diatur
dalam peraturan menteri ini
(Per Menteri Perdagangan No 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan
Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman
Beralkohol, Pasal 31 )
KETENTUAN PIDANA
UU No. 7 Tahun 2014
Pasal 106
Pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha
Perdagangan tidak memiliki perizinan di bidang
perdagangan yang di berikan oleh Menteri
sebagaimana dimaksud pasal 24 ayat 1 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun atau pidana denda paling banyak
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah
KETENTUAN PIDANA
KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana )
Pasal 3
Ketentuan pidana dalam perundang-
undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang
yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak
pidana di dalam kendaraan air atau pesawat
udara Indonesia
KETENTUAN PIDANA
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
Pasal 204
1. Barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan
atau membagi-bagikan barang yang diketahuinya
membahayakan nyawa atau kesehatan orang, padahal
sifat bahaya itu tidak diberi tahu, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu
paling lama dua puluh tahun

Anda mungkin juga menyukai