Anda di halaman 1dari 23

KUNYIT

(Curcuma longa L.)

A. Pendahuluan

Sejarah kunyit berasal dari India, namun sudah menyebar keseluruh dunia
terutama di kawasan tropis. Di Indonesia pada umumnya dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik.
Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu tanaman rempah sekaligus
tanaman obat-obatan. Habitat asli tanaman ini adalah wilayah Asia, khususnya Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo–Malaysia,
Thailand, Cina, India, Vietnam, Taiwan, Filipina, Australia bahkan Afrika.
Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, dihutan (misalnya
hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah, di dataran rendah hingga dataran
tinggi dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut. Selain itu, kunyit dapat tumbuh
dengan baik ditanah yang baik tata pengairannya, curah hujannya cukup banyak (2000
mm–4000 mm), atau ditempat dengan sedikit kenaungan. Namun, untuk mendapatkan
rimpang kunyit yang besar, sebaiknya ditanam ditanah lempung berpasir.
Selain untuk rempah, kunyit juga ditanam secara monokultur, yang kemudian
akan diekspor untuk bahan obat–obatan.

B. Deskripsi Tumbuhan

Klasifikasi ilmiah

Nama Binomial : Curcuma longa (Linnaeus, 1758)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Subkelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma longa L.
 

Sinonim

- Curcuma longa Auct.


- Curcuma domestica Rumph

Kunyit sendiri memiliki berbagai macam nama dari daerah yang berbeda antara
lain adalah sebagai berikut :

Nama Daerah

Sumatra : Kakunye (Enggano), Kunyet (Adoh), Kuning (Gayo), Kunyet


(Alas), Hunik (Batak), Odil (Simalur), Undre, (Nias), Kunyit
(Lampung), Kunyit (Melayu)

Jawa : Kunyir (Sunda), Kunir (Jawa Tengah), Temo koneng (Madura)

Kalimantan : Kunit (Banjar), Henda (Ngayu), Kunyit (Olon Manyan), Cahang


(Dayak Panyambung), Dio (Panihing), Kalesiau (Kenya), Kunyit
(Tidung)

Nusa Tenggara : Kunyit (Sasak), Huni (Bima), Kaungi (Sumba Timur),


Kunyi (Sumba Barat), Kewunyi (Sawu), Koneh, (Flores),
Kuma (Solor), Kumeh (Alor), Kunik (Roti), Hunik kunir
(Timor)

Sulawesi : Uinida (Talaud), Kuni (Sangir), Alawaha (Gorontalo),


Kolalagu (Buol), Pagidon (Toli-toli), Kuni (Toraja), Kunyi
(Ujungpandang), Kunyi (Selayar), Unyi (Bugis), Kuni
(Mandar).

Maluku : Kurlai (Leti), Lulu malai (Babar), Ulin (Tanimbar), Tun (Kayi),
Unin (Ceram), Kunin (Seram Timur), Unin, (Ambon), Gurai
(Halmanera), Garaci (Ternate)
Irian : Rame (Kapaur), Kandeifa (Nufor), Nikwai (Windesi), Mingguai
(Wandamen), Yaw (Arso).

Nama Lokal

- Tumeric (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia)

C. Morfologi Tumbuhan

Secara Umum kunyit memiliki morfologi sebagai berikut :


Berupa terna parenial, tingginya 0,75 m - 1,00 m, tumbuh membentuk rumpun. Akar
serabut, berwarna coklat muda; Batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, dan
berwarna hijau kekuningan. Batang atau rimpang kunyit seperti umbi, terdapat dalam
tanah, bercabang banyak, tebal dan berdaging seperti gasing, dan bagian dalamnya
berwarna kuning jingga; Daun tunggal sempurna tersusun dalam 2 baris; pelepah atau
upih daun terdapat lidah–lidah pada batas lamina dan sheath, tipe sheath ada yang
terbuka dan ada yang tertutup; helaian daun 3-8, Panjang 20-40 cm, dan lebar 8-12,5 cm,
bentuk daunnya lanset (lanceolatus), biasanya lebar dengan ibu tulang yang tebal pula,
ujung daun dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, pertulangan daun menyirip, tulang-
tulang cabang sejajar dan rapat antara satu sama lainnya (simetris) serta menyerong ke
atas (menyirip), permukaan atas licin mengkilat, hijau muda, permukaan bawah licin
hijau muda mulus, tipis seperti kertas; bunga majemuk, perbungaan terminal dan bersisik,
memiliki tenda bunga, kelopak dan mahkota tidak dapat dibedakan dengan jelas,
daun kelopak berbentuk lanset dan berambut, kelopak bunga berbentuk silindris (tabung),
bercangap 3, tipis seperti serabut, berwana ungu, pangkal daun pelindung berwarna putih
keunguan.
Karena kami menggunakan bunga asam jawa untuk percobaan polen dan
pertumbuhan buluh serbuk sari maka morfologi dari bunga asam jawa adalah sebagai
berikut :
Bunga dari asam jawa (Tamarindus indica) mempunyai bagian-bagian bunga diantaranya
tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacullum), putik (pistillum), benang sari
(stamen), mahkota (petal), dan kelopak (sepal).
Termasuk ke dalam bunga majemuk (Anthotaxis, inflorescentia) yang terdiri atas bagian-
bagian sebagai berikut :
1. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu : ibu tangkai
bunga(pediculus, pedunculus communis atau rachis), tangkai bunga(pedicellus),
dan dasar bunga (receptacullum).
2. bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu : kelopak (sepal), benang
sari(stamen), dan daun-daun buah (carpel), penyusun putik (psitilum).
Bunga termasuk bunga lengkap karena memiliki kelopak, mahkota, benang sari dan putik
sebagai alat kelamin, dengan demikian juga disebut sebagai bunga hermaprodit karena
memiliki dua alat kelamin bunga yaitu benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik
sebagai alat kelamin betina. Bunga Tamarindus indica ini berukuran kecil. Selain itu,
bersimetri banyak (polysimetris), memiliki kelopak yang termasuk dalam polysepalus
atau antara kelopak yang satu dengan yang lainnya saling lepas.
Pada mahkotanya saling lepas atau disebut polypetalus dengan warna kekuning-kuningan
dan ada coretan merah, berjumlah 5 sampai 10 dalam tangkai sepanjang 3-5cm. Benang
sarinya duduk di atas kelopak yang dinamakan Calyciflorae. Putiknya termasuk putik
tunggal (simplex)

Diagram bunga dari Tamarindus indica


D. Anatomi Tumbuhan Kunyit

Topografi akar kunyit

Identifikasi

Ruang antar sel

Aerenkim

Berkas Pembuluh

Korteks

Epidermis
Xylem

Trakea

Floem

Sklerenkim floem

Deskripsi
Pada akar kunyit struktur primernya terdapat bagian-bagian yang dapat diamati,
yaitu pada bagian paling luar adalah epidermis. Epidermis umumnya terdapat satu lapis
atau beberapa lapis dan bersifat parenkimatik. Fungsi epidermis adalah sebagai pelindung
dari tubuh tumbuhan karena memiliki letak pada bagian paling luar. Pada bagian
epidermis ini terdapat sel-sel yang tersusun secara rapi dan rapat-rapat. Bagian epidermis
ini juga terdapat pada bagian yang paling luar dari seluruh tubuh tumbuhan yang masih
muda, termasuk dari bagian akar kunyit. Sel-sel epidermis pada kunyit berbentuk
isodiametris yang sangat teratur, dan bagian epidermis ini merupakan hasil deverensiasi
dari dermatogen. Susunan sel selanjutnya yang berada dekat dengan epidermis adalah
daerah korteks. Korteks bukanlah sebuah jaringan melainkan daerah yang memisahkan
antara epidermis dengan endodermis. Pada daerah korteks ini berisi sklerenkim. Bagian
sklerenkim ini mengalami penebalan yang merata dan mempunyai dinding yang keras.
Sklerenkim berfungsi sebagai jaringan penguat bersama-sama dengan kolenkim. Selain
berisi sklerenkim pada korteks juga terdapat kolenkim, karena jaringan ini merupakan
bagian dari korteks dan berasal dari sel-sel memanjang serupa dengan prokambium yang
terbentuk pada awal diferensiasi jaringan dasar. Mengalami penebalan yang tidak merata.
Bentuk sel kolenkim adalah isodiametris. Letak dari kolenkim ini berada di bagian bawah
dari lapisan epidermis. Jaringan kolenkim berfungsi untuk menguatkan tanaman. Selain
diisi oleh jaringan kolenkim, skelerenkim, korteks juga diisi oleh parenkim. Pada
daerah Pembatas antara korteks dengan berkas pembuluh terdapat endodermis. Pada
akar kunyit endodermis tidak terlalu jelas dan bentuk selnya tidak terlalu besar. Lapisan
endodermis bahkan hampir tidak terlihat dan sulit dibedakan dengan sel – sel parenkim.
Jaringan pembuluh primer dikelilingi oleh kumpulan sel yang dinamakan perisikel.
Perisikel biasanya terdiri atas satu lapisan atau lebih sel – sel parenkima yang berdinding
tipis. Terletak di lapisan paling luar berkas pembuluh. Perisikel memiliki ciri – ciri
meristematik. Pada tubuh akar primer perisikel secara langsung dibatasi dipermukaan
bagian dalam oleh untaian floem dan xylem. Berkas pembuluh ini berada dekat dengan
rongga sel. Rongga sel berbentuk ruang besar diantara sel –sel dan didaerah rongga sel
terdapat sel aerenkim yakni berfungsi sebagai penyimpan cadangan udara dalam akar.
Pada berkas pembuluh yaitu terdiri dari xylem dan floem. Pada xylem terdapat trakea
yang merupakan komponen utama penyusun xylem. Trakea terdiri atas tabung yang
berdinding tebal dan membentuk suatu pembuluh, sel memanjang dan berdinding keras
karena mengadung lignin. Pembuluh tapis / floem deretan sel yang dindingnya searah
dengan poros akar dan berlubang – lubang halus sehingga membentuk pembuluh.
Fungsinya untuk mengangkut zat makanan dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem
terletak di sebelah luar jaringan xylem. Dari beberapa unsur yang menyusun floem
nampak jelas terlihat sklerenkim floem. Dinding selnya menebal secara merata terletak
di daerah floem dan merupakan unsur penyusun floem disebut sklerenkim floem. Xylem
deretan sel yang dindingnya searah dengan poros akar dan menyatu. Fungsinya untuk
menyalurkan air yang mengandung mineral dari akar ke daun dan bagian lain tubuh. Pada
daerah antara perisikel dan empulur disebut dengan stele. Di daerah stele terdiri dari
xylem primer dan floem primer dan terdapat jaringan parenkim. Pada pusat akar yakni
empulur, daerah yang berada di bagian tengah akar dan biasanya diisi oleh jaringan
parenkim.
Topografi batang atau rimpang kunyit

BERKAS
PEMBULUH
YANG
MENYEBAR

KAMBIUM
AKSESORIS
BERKAS
PEMBULUH YANG
BARU DIBENTUK

EPIDERMIS
SILEM

FLOEM

SEL PARENKIM

CURCUMIN
PENGHASIL WARNA
KUNING KUNYIT

RUANG ANTAR SEL KECIL

DINDING SEL

CURCUMIN
PENGHASIL WARNA
KUNING KUNYIT
Deskripsi

Karena kunyit merupakan rhizoma, maka batang dari kunyit adalah rimpang
kunyit itu sendiri. Setelah batang kunyit di iris secara melintang diperoleh bagian dari
luar ke dalam yaitu Epidermis. Epidermis umumnya terdapat satu lapis atau beberapa
lapis dan bersifat parenkimatik. Fungsi epidermis adalah sebagai pelindung dari tubuh
tumbuhan karena memiliki letak pada bagian paling luar. Setelah epidermis adala daerah
Korteks merupakan suatu daerah yang terletak diantara epidermis dan berkas
pengangkut. Korteks tersusun atas jaringan parenkim. Pada sel-sel parenkim di dalamnya
berisi suatu pigmen yang berwarna kuning yang disebut kurkumin. Selain kurkumin
juga terdapat minyak atsiri. Semakin kedalam terdapat bentukan yang melingkar yang
memiliki orientasi sel yang berbeda dari yang lainnya yaitu Kambium aksesoris.
Kambium ini yang berperan dalam membentuk jaringan baru dari batang kunyit. Berkas
pembuluh pada batang kunyit terdiri atas silem dan floem. Dimana berkas pembuluh
floem berada di sebelah luar dan berkas pembuluh silem berada di sebelah dalam
sehingga berkas pembuluh pada batang kunyit ini bertipe kolateral tertutup tanpa
adanya kambium diantara keduanya. Pada enampang melintang batang kunyit berkas
pembuluhya seperti bentukan bunga yang melingkar di kelilingi sel-sel disekitarnya.
Berkas pembuluh menyebar hampir keseluruh bagian batang sehingga tidak bisa
dibedakan daerah stele maupun empulur. Persebaran ini dikarenakan adanya aktifitas
dari kambium aksesoris. Terlihat kambium aksesoris yang melingkar ditandai dengan
orintasi sel yang berbeda dari yang lainnya. Nampak juga adanya berkas pembuluh yang
baru terbentuk disekitar kambium. Kunyit merupakan monokotil yang tidak mempunyai
kambium maka pertumbuhannya juga dipengaruhi oleh penambahan jaringan baru. Yang
bertanggung jawab dalam membentuk jaringan baru ini adalah meristem ( di daerah
pucuk). Jadi, meskipun tidak ada kambium masih tetap bisa membesar. Karena kunyit
merupakan monokotil yang berkoteks yaitu korteksnya terdapat parenkim yang
meristematis (aktif membelah) jadi dia berfungsi sebagai kambium, maka dari itu disebut
kambium aksesoris.
Topografi dari daun kunyit

f
g

k j
Identifikasi

a. Epidermis atas
b. Berkas pengangkut
c. Mesofil
d. Epidermis bawah
e. Klorenkim
f. Parenkim
g. Stomata
h. Floem
i. Silem
j. Trakea
k. Sklerenkim

Deskripsi

Struktur penampang melintang daun kunyit dari permukaan luar sampai ke dalam
adalah Epidermis atas terdiri dari selapis sel yang tersusun rapi tidak ditemukan adanya
derivat epidermis pada permukaan ini. Mesofil merupakan suatu daerah yang terletak
diantara epidermis atas dan epidermis bawah. Mesofil ini mempunyai fungsi yang sama
dengan korteks. Mesofil tersusun atas jaringan parenkim dan terdapat berkas pengangkut
yang terdiri dari Floem dan Silem. Sel parenkim pada daun kunyit berbentuk
isodiametris, dengan dinding sel yang tipis. Terdapat pula parenkim yang berisi kloroplas
disebut Klorenkim. Jeringan parenkim pada kunyit adalah homogen atau seragam.
Karena kunyit termasuk monokotil jadi jaringan parenkimnya tidak terdeferensiasi.
Berdasarkan hal tersebut maka ditinjau dari mesofilnya simetri daunnya adalah
equifacial, yaitu daun-daun yang permukaan adaksial dan abaksial ditinjau dari
mesofilnya terutama parenkim palisade adalah sama. Berkas pengangkut pada daun
kunyit bertipe kolateral tertutup yaitu floem berada di sebelah luar dan silem di dalam.
Floem terdiri dari componen sklerenkim floem dan parenkim floem, sedangkan silem
terdiri dari componen trakea, sklerenkim silem dan parenkim silem. Pada daun kunyit
berkas pengangkutnya Floem berada di permukaan adaksial (atas) dan silem berada di
permukaan abaksial (bawah). Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel yang tersusun
rapi dan pada permukaan epidermis bawah ditemukan adanya derivat epidermis yaitu
stomata. Karena stomata pada kunyit letaknya sejajar dengan epidermis, maka tipe
stomatanya disebut fanerofor. Jadi ditinjau dari persebaran stomata maka kunyit
merupakan tipe daun yang hipostomatik yaitu stomata banyak dijumpai pada epidermis
permukaan bawah daripada epidermis permukaan atas.

Karena pertumbuhan dari bunga kunyit memerlukan waktu yang sangat lama
maka dari itu kami menggunakan bunga dari asam jawa untuk percobaan polen dan
pertumbuhan buluh serbuk sari.

POLEN

A. Klasifikasi Asam Jawa


 Kingdom     : Plantae
 Divisi           : Magnoliophyta
 Kelas          : Magnoliopsida
 Ordo          : Fabales
 Familia        : Leguminoceae
 Subfamilia : Caesalpinioideae
 Genus         : Tamarindus
 Spesies       : Tamarindus indica

Foto asli

B. Deskripsi Polen

 Tipe : Polychepopodiaceae termasuk dalam Aprevalia floribunda

 Bentuk : Bulat
 Permukaan tepi : Reticulate (kasar, tidak halus)
 Diameter : 54x61 μ
 Celah : Ada celah
 Pori : Ada pori

BULUH SERBUK SARI

Larutan gula 10%

Pemanjangan Buluh
serbuk sari

Polen

Larutan campuran
Polen

Pemanjangan Buluh serbuk sari


C. Jumlah Buluh Serbuk Sari

 Larutan gula

Jenis larutan Menit ke- Jumlah serbuk sari dalam Buluh serbuk yang
satu lapang pandang tumbuh

1 20 -

Larutan Gula 4 20 -

8 20 -

12 20 3

16 20 6

20 20 6

 Larutan campuran

Jenis larutan Menit ke- Jumlah serbuk sari dalam Buluh serbuk yang
satu lapang pandang tumbuh

1 18 3

Larutan 4 18 5
Campuran
8 18 5

12 18 8

16 18 8

20 18 8

 Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan di atas adalah sebagai berikut;
pada larutan gula dengan konsentrasi 10% kami mengamati pertumbuhan buluh
serbuk sari dalam satu lapang pandang yang berjumlah 20 buluh serbuk sari, pada
larutan gula dengan konsentrasi 10% ini diperoleh hasil bahwa buluh serbuk sari
mengalami pertumbuhan lebih lama dibandingkan dengan pertumbuhan serbuk
sari dalam larutan campuran. Pada menit ke-1 buluh serbuk sari belum ada yang
tumbuh, menit ke-4 buluh serbuk sari belum ada yang tumbuh, menit ke-8 belum
ada yang tumbuh, menit ke-12 sebanyak 3, menit ke-16 sebanyak 6 , menit ke-20
sebanyak 6. Sedangkan pada larutan campuran, buluh serbuk sari mengalami
pertumbuhan lebih cepat daripada larutan gula dengan konsentrasi 10%, pada
larutan campuran ini kami mengamati pertumbuhan buluh serbuk sari juga dalam
satu lapang pandang yang berjumlah 18 buluh serbuk sari. Pada menit ke-1
sebanyak 3, menit ke-4 sebanyak 5, menit ke-8 sebanyak 5, menit ke-12 sebanyak
8, menit ke-16 sebanyak 8, menit ke-20 sebanyak 8. Hal ini menunjukkan bahwa
di dalam larutan campuran mengandung banyak nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan buluh serbuk sari secara optimal dibandingkan pada larutan gula
yang konsentrasinya 10%. Pada larutan campuran mengandung gula, kalsium dan
boron. Gula sendiri merupakan sumber karbon sebagai energi yang membantu
proses respirasi, kalsium nitrat merupakan sumber hara mikro sebagai katalis
enzim yang membantu dalam proses penyerapan makanan dan pertumbuhan.
Sedangkan H3BO3 atau boron merupakan sumber hara mikro sebagai katalis
enzim yang membantu dalam proses sintesis asam nukleat sehingga mempercepat
pembelahan sel.

E. Manfaat Kunyit

Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang; Rimpang


berbentuk bulat panjang dan bercabang-cabang. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah
yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di
tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar
diperlukan tempat yang lebih terbuka.

Rimpang muda kulitnya kuning muda dan dan berdaging kuning, setelah tua kulit
rimpang menjadi jingga kecoklatan dan dagingnya jingga terang agak kuning.
Rimpang kunyit mengandung bahan-bahan seperti minyak adsiri, phelkandere, sabinene,
cineol, zingeberence, turmeron, champene, camphor, sesquiterpene, caprilic acid,
methoxinnamic acid, thelomethy carbinol, curcumene, dan zat pewarna yang
mengandung alkaloid curcumin. Curcumin adalah zat warna kuning yang dikandung oleh
kunyit, rata-rata 10,29%, memiliki aktifitas biologis berspektrum luas antara lain
Kurkuminoid pada kunyit berkhasiat sebagai antihepatotoksik, enthelmintik, antiedemik,
analgesic. Selain itu kurkumin juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi dan
antioksidan. Kurkumin juga berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa
kembung karena dinding empedu dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan
pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan
usus yang kuat sehingga mampu mengobati diare. Selain itu, juga bisa digunakan untuk
meredakan batuk dan antikejang.

Rimpang kunyit terutama digunakan untuk keperluan dapur (bumbu, zat warna
makanan), kosmetika maupun dalam pengobatan tradisional. Secara tradisional, air
rebusan rimpang yang dicampur dengan gambir digunakan sebagai air kumur mulut
untuk gusi bengkak.

Sementara salep dari kunyit dengan asam kawak digunakan untuk pengobatan
kaki luka. Salep yang dibuat dari campuran kunyit dengan minyak kelapa banyak
digunakan untuk menyembuhkan kaki bengkak dan untuk mengeluarkan cairan penyebab
bengkak. Ada lagi, kunyit yang diremas-remas dengan biji cengkeh dan melati digunakan
untuk obat radang hati, dan penyakit kulit. Sementara akar kunyit yang diremas-remas
dapat digunakan sebagai obat luar penyakit bengkak dan reumatik.

Kunyit juga dapat digunakan untuk perawatan rambut supaya terbebas dari
ketombe, caranya adalah sebagai berikut : ambil kunyit, dikupas dan kemudian dicuci
besih, setalah itu diambil sarinya dan digosokkan pada kulit kepala sambil dipijit-pijit.
Biarkan 3-5 jam hingga sari kunyitnya meresap, kemudian kulit kepala dan rambut di
cuci bersih sampai bersih. Lakukan beberapa kali hingga ketombe hilang. Selalin itu
kunyit juga dapat menyembuhkan diare, jerawat, perawatan kulit, rematik, borok,
hepatitis dan diabetes.

Untuk pengobatan diabetes caranya dengan menyiapkan 1 rimpang kunyit, lalu di


cuci dan diiris tipis-tipis,tambahkan ½ sendok teh garam, masukkan ke dalam panci
(sebaiknya panci stainless steel) berisi 1 liter air dan rebus hinga mendidih, saring dan
minum airnya ½ gelas sehari.

Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit menunjukkan, ekstrak


kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit yang diberikan secara oral
tidak memberikan efek teratogenik (dampak pada embrio/janin) pada tikus. Keamanan
ekstrak kunyit selama kehamilan belum terbukti, penggunaan selama kehamilan harus di
bawah pengawasan medis. Ekskresi ekstrak kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi
belum terbukti, sebaiknya penggunaan selama menyusui di bawah pengawasan medis.
untuk antikoagulan, antiedemik, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat cacing,
obat sakit perut, memperbanyak ASI, stimulan, mengobati keseleo, memar dan rematik.

          Kunyit mempunyai prospek cerah pada sektor industri karena dapat dibuat dalam
berbagai bentuk (ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika). Produk farmasi
berbahan baku kunyit juga mampu bersaing dengan berbagai obat paten (suplemen) yang
harganya relatif mahal. Industri produk bahan jadi dari ekstrak kunyit (suplemen)
sangatlah berkembang. Produk-produk dari bahan jadi kunyit diberi bahan
tambahan   seperti vitamin B1, B2, B6, B12, vitamin E, lesitin, amprotab, magnesium
stearat, nepagi, dan kolidon 90.

F. Kandungan Kimia Kunyit

Curcumin

Curcumin (1,7-bis(4′ hidroksi-3 metoksifenil)-1,6 heptadien, 3,5-dion merupakan


komponen penting dari Curcuma longa Linn. yang memberikan warna kuning yang khas
Curcumin termasuk golongan senyawa polifenol dengan struktur kimia mirip asam
ferulat yang banyak digunakan sebagai penguat rasa pada industri makanan. Serbuk
kering rhizome (turmerik) mengandung 3-5% Curcumin dan dua senyawa derivatnya
dalam jumlah yang kecil yaitu desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksikurkumin, yang
ketiganya sering disebut sebagai kurkuminoid. Curcumin tidak larut dalam air tetapi larut
dalam etanol atau dimetilsulfoksida (DMSO). Degradasi Curcumin tergantung pada pH
dan berlangsung lebih cepat pada kondisi netral-basa

Curcumin dapat mengganggu siklus sel kanker paru A549 dan menekan pertumbuhan sel.
Efek penekanan tergantung pada konsentrasi. Efek tidak hanya bergantung dari sitotoksik
nonspesifik, tetapi juga dari induksi apoptosis.
Gambar 2. Struktur kimia Curcumin

Penelitian mekanisme antikanker

Aktivitas antikanker Curcumin telah banyak diteliti menggunakan berbagai pendekatan


pada berbagai jenis kanker baik secara in vitro maupun in vivo. Curcumin dapat
dikembangkan sebagai obat antikanker yang poten. Aktivitas antikanker Curcumin
dikaitkan dengan kemampuannya sebagai penghambat COX maupun pada jalur signaling
sel, baik melalui pemacuan apoptosis maupun cell cycle arrest dengan mempengaruhi
produk gen penekan tumor maupun onkogen. Selain itu, dikaitkan juga dengan
kemampuannya sebagai antioksidan, penghambatan karsinogenesis, penghambatan
proliferasi sel, antiestrogen, dan antiangiogenesis.

G. Herbarium kunyit
Kolektor : Dita Artanti, Dianita Tri Wahyuni
Famili : Zingiberaceae
Spesies : Curcuma longa L.
Nama daerah : kunyit, kunir, kuneh, kunit, kunyi, temo koneng,kuning,
kurlai,cahang,hunik,kuni, henda, dio
Pendeterminasi : Dita Artanti, Dianita Tri Wahyuni
Lokasi : Kendangsari, Kec. Tenggilis Mejoyo, Surabaya
Catatan : Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm,
batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang
dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun.
Daunnya berbentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40
cm, lebar 8-12,5 cm. Tumbuh di daerah dataran rendah. Tanaman
ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning
tua atau jingga terang. Tanaman kunyit banyak digunakan sebagai
bahan obat tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=KUNYIT%20%28CURCUMA
%20DOMESTICA%29&&nomorurut_artikel=45
http://tanaman-kesehatan.blogspot.com/2008/05/kunyit-kurkuma-domestica.html
http: //kanaya.naist.jp/knapack_jsp/result.isp?sname=metabolite&word=curcumin.

Anda mungkin juga menyukai