Anda di halaman 1dari 5

II.

DASAR TEORI

Dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU), tembaga (Cu) termasuk ke dalam golongan
11. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang
dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga
tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi,
maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi
tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk
pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110 C dan
kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi
tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO 2) dan oksigen (O2). Tembaga (Cu) merupakan
salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara
spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak
mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita
mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah
banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu,
disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu + dijaga sangat rendah (seperti
pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu 2+ sangat kecil dan tembaga (I)
menjadi mantap. Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum) dalam
suatu Sistem Periodik Unsur (SPU) tembaga termasuk dalam golongan 11dan menempati
posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai bobot atom (BA) 63,546. Tembaga, perak
dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk
lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah
dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai
sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi
tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3 (Ranawijaya., 2000)

Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya
pada 110 C dan kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat
mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO 2) dan oksigen (O2).
Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas.
Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-
mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga
yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga
yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat, dari mereka tembaga diambil
dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis. Cu (Tembaga) merupakan salah satu unsur
logam transisi yang berwarna cokelat kemerahan dan merupakan konduktor panas dan listrik
yang sangat baik. Di alam, tembaga terdapat dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk
senyawa-senyawa, dan terdapat dalam bentuk biji tembaga seperti (CuFeS 2), cuprite (Cu2O),
chalcosite (Cu2S), dan malasite (Cu2(OH)2CO3). Dalam badan perairan laut tembaga dapat
ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3, CuOH. Tembaga (Cu) mempunyai
sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan
mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Tembaga merupakan suatu
unsur yang sangat penting dan berguna untuk metabolisme. Batas konsentrasi dari unsur ini
yang mempengaruhi pada air berkisar antara 1 5 mg/l merupakan konsentrasi tertinggi.
Dalam industri, tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta dapat
digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah pertumbuhan lumut, turunan
senyawa-senyawa karbonat banyak digunakan sebagai pigmen dan pewarna
kuningan(Budevsky., 2000).

Tembaga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari komponen listrik, koin, alat
rumah tangga, hingga komponen biomedik. Tembaga juga dapat dipadu dengan logam lain
hingga terbentuk logam paduan seperti perunggu atau monel. Tembaga berperan khususnya
dalam beberapa kegiatan seperti enzim pernapasan sebagai tirosinase dan silokron oksidasi.
Tembaga bersifat racun. Ini dapat terjadi ketika tembaga menumpuk dalam tubuh akibat
penggunaan alat masak tembaga. Unsur Cu yang berlebih dapat merusak hati dan memacu
sirosis.Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu +
mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan
berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan
bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu +) cukup banyak pada
larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta
dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika
Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu 2+
sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap . Tembga adalah logam merah muda, yang
lunak, dapat ditempa, dan liat. ia melebur pada 1038oC. karena potensial elektroda standarnya
positif (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), maka tembaga tidak larut dalam asam klorida dan
asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Tembaga (II)
sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk mebuat campuran
Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan
dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk
anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga
dikenal sebagai vitriol biru .Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O
triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C
membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan
tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H 2SO4 encer, larutannya dipanaskan
hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri,
senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H 2SO4
encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air
pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh
atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.
Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3.

3Cu(s)- + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O

Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfida (Cu2S) yang dioksidasi dengan oksigen.
Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion Cu(H 2O)42+. Jika
larutan ini ditambah amonia akan menghasilkan ion Cu(NH 3)42+ yang berwarna biru pekat.
Senyawa CuCl2, Cu2Br2, Cu2I2 sukar larut dalam air dengan Ksp masing-masing 1,9.10-7,
5.10-9, dan 1.10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat dibuat langsung dari unsurnya pada suhu
tinggi. Kedua senyawa ini cenderung nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian
membentuk CuO dan CuS .Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya
merah. Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnaya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-
senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna
gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat
kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu kuningan, perak
jerman, perak nikel untuk ketel dan lain- lain. Secara umum garam tembaga (I) tidak larut
dalam air dan tidak berwarna, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah
dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida,
CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat,
padat, maupun dalam larutan air; warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat
(II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna
ion tembaga (II) dalam larutan air), adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1 dalam 104.
Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO 4, berwarna
putih (atau sedikit kuning).Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat
sedikit terbentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan
basah dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi menjadi tembaga
(II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan
pada proses ini .Banyak senyawa bergabung dengan air memebentuk hidrat. Dengan senyawa
ini, air bergabung secara kimiawi, meskipun hampir semua hidrat mudah melepaskan air bila
dipanaskan. Menurut Achmad (2001) fakta yang membuktikan bahwa hidrat itu adalah
senyawa bukan campuran ialah:

a. Air terdapat dalam berbandingan tertentu. Misalnya hidrat tembaga sulfat


mengandung 36,07% air
b. Sifat fisis hidrat berbeda dari sulfat anhidrat. Misalnya hidrat tembaga sulfat
berbentuk kristal trikilin berwaerna biru. Sedangkan tembaga sulfat anhidrat
berbentuk kristal monoklin berwarna putih.
c. Tembaga sulfat penta hidrat, CuSO4.5H2O sering disebut birufitriol. Senyawa ini
biasanya digunakan sebagai elektrolik dalam pemurnian tembaga secara
elektrolisis; dalam poengetikan listrik [electrotyping] dalam beberapamacam
bakteri, dalam percetakan cap kain mori atau balacu dan sebagai bubur bordeaux
untuk memusnakan jamur tanamanKertas Saring.

Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
+
Cu mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan
berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan
bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu +) cukup banyak pada
larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta
dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika
Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap),
Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Keenan., 1984).

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk
mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini
juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu.
Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat
juga dikenal sebagai vitriol biru. Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru,
CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima
pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan
mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya
dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala
industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan
H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat
molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral
ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh
ikatan hidrogen (Svehla., 1985)

Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3.

3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O

Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfida (Cu2S) yang dioksidasi dengan oksigen.

Cu2S + 2O2 2CuO + SO2

2CuO + Cu2S SO2 + 4Cu

Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion Cu(H2O)42+. Jika
larutan ini ditambah amonia akan menghasilkan ion Cu(NH3)42+yang berwarna biru pekat.
Senyawa CuCl2, Cu2Br2, Cu2I2 sukar larut dalam air dengan Ksp masing-masing 1,9.10 -7, 5.10-
9
, dan 1.10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat dibuat langsung dari unsurnya pada suhu tinggi.
Kedua senyawa ini cenderung nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian membentuk CuO
dan CuS(Keenan., 1984). Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya
merah.Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnaya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-
senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna
gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat
kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu kuningan, perak
jerman, perak nikel untuk ketel dan lain-lain(Vogel., 1985).

Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna, perilakunya
mirip perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah dioksidasi menjadisenyawa tembaga (II),
yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II)
umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air; warna
ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu(H 2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya
warna ion kompleks tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna ion tembaga (II) dalam larutan air),
adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1 dalam 104. Garam-garam tembaga (II) anhidrat,
seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO 4, berwarna putih (atau sedikit kuning)(Keenan.,
1984). Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah dibiarkan
terkena udara, tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi menjadi tembaga (II) sulfat, dan
karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan pada proses
ini(Svehla., 1985).

Anda mungkin juga menyukai