Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

MAKALAH PATOGENESITAS Propionibacterium acnes

Disusun oleh :
Erika Dwi : 142210101017
Yuvita Dian Damayanti : 142210101025
Poppy Dwi N. : 142210101047
Tsulsiyah Zahro : 142210101051
Feni Puspita Dewi : 142210101053
Laurensia Jeany : 142210101057
Adinda Nadia : 142210101079
Indah Setyowati : 142210101089
Dila Audilia R. : 142210101107

BAGIAN BIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Mikrobiologi dan
Parasitologi yang berjudul Patogenesitas Propionibacterium acnes dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jember, 11 November 2015

Penulis

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II ISI.................................................................................................................................3

2.1 Propionibacterium acnes.............................................................................................3

2.2 Acne vulgaris (Jerawat)...............................................................................................4

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya acne vulgaris......................................7

2.4 Tahap pathogenesis dari bakteri Propionibacterium acnes.........................................8

2.5 Obat untuk jerawat....................................................................................................14

2.6 Cara mencegah timbulnya acne vulgaris..................................................................16

BAB III PENUTUP................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan................................................................................................................17

3.2 Saran..........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 3


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua orang tentu mendambakan kulit yang sehat dan cantik. Hanya saja,
posisinya sebagai bagian paling luar dari tubuh manusia membuat kulit sangat rentan
mengalami berbagai masalah dan gangguan kesehatan. Hal ini karena kulit tidak dapat
terhindar dari bersentuhan dengan debu, kotoran, polusi udara, berbagai zat kimia yang
terkandung dalam kosmetik, air yang tidak bersih, dan sebagainya. Semua ini berpotensi
meninmbulkan gangguan pada kulit, salah satunya adalah jerawat.

Jerawat atau yang lebih dikenal dalam bahasa medisnya sebagai acne vulgaris
adalah masalah kulit yang sangat umum. Ada yang sangat ringan dan hanya muncul
sesekali dengan jumlah jerawat hanya satu atau dua buah. Ada pula yang mengalami
jerawat dengan kadar sangat parah dalam waktu yang relatif lama. Jerawat disebabkan
karena adanya infeksi Propionibacterium acnes yang termasuk bakteri gram positif.
Jerawat atau acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Jerawat
dapat mengganggu penampilan dan kepercayaan diri seseorang. Terlebih jika jerawat
terjadi pada diri seorang remaja yang mengalami masa pubertas. Oleh karena
keberadaannya yang sangat mengganggu penampilan khususnya pada remaja, maka di
dalam makalah ini akan dibahas mengenai penyebab timbulnya jerawat akibat infeksi
Propionibacterium acnes serta cara mencegah dan mengobatinya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah sifat dan karakteristik bakteri penyebab jerawat
(Propionibacterium acnes)?

1.2.2 Bagaimana pengertian dan penjelasan mengenai acne vulgaris?


1.2.3 Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi timbulnya acne vulgaris?
1.2.4 Bagaimana reaksi pathogenesis dari bakteri Propionibacterium acnes?
1.2.5 Bagaimana cara mengobati acne vulgaris?
1.2.6 Bagimana cara mencegah timbulnya acne vulgaris?

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 5


1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui sifat dan karakteristik bakteri penyebab jerawat
(Propionibacterium acnes)

1.3.2 Mahasiswa dapat memahami pengertian dan penjelasan mengenai acne


vulgaris
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
acne vulgaris
1.3.4 Mahasiswa dapat menjelaskan tahap pathogenesis dari bakteri
Propionibacterium acnes
1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahui cara mengobati acne vulgaris
1.3.6 Mahasiswa dapat memahami cara mencegah timbulnya acne vulgaris

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 6


BAB II ISI

2.1 Propionibacterium acnes


Proionibacterium acnes adalah bakteri yang paling utama menyebabkan jerawat.

Gambar 1 Propionibacterium acnes

Klasifikasi Propionibacterium acnes

Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinobacteriadae
Order : Actinomycetales
Family : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
Spesies : Propionibacterium acnes

Propionibacterium acnes adalah berbentuk batang tak teratur dengan ujung meruncing
yang tampak pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh di udara dan tidak
menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran
antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokoid/bulat. Propionibacterium acnes
memiliki lebar 0,5 0,8 m dan memiliki panjang 3-4 m. Propionibacterium acnes
memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 7


anaerob. Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri ini
termasuk tipe bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara.

Propionibacterium acnes terdapat dalam genus bakteri Corynebacteria. Bakteri ini


sebenarnya termasuk flora normal kulit. Bakteri ini biasanya terdapat pada folikel sebasea.
Namun tidak hanya itu, Propionibacterium acnes juga dapat ditemukan pada jaringan prostat
dan juga paru-paru. Kulit merupakan habitat utama dari bakteri ini, namun dapat pula
diisolasi dari rongga mulut, saluran pernafasan bagian atas, saluran telinga eksternal,
konjungtiva, usus besar, uretra bahkan vagina. Propionibacterium acnes berfungsi pada
patogenesis jerawat dengan menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid
kulit. Asam lemak ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketiak yang berhubungan
dengan sistem imun dan mendukung terbentuknya jerawat. Dalam sebuah penelitian,
menunjukkan bahwa genome dari bakteri ini dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan
kulit dan protein, yang mungkin immunogenik (mampu mengaktifkan sistem kekebalan
tubuh).

2.2 Acne vulgaris (Jerawat)


Jerawat adalah peradangan yang disertai dengan penyumbatan saluran kelenjar minyak
kulit dan rambut (saluran pilosebasea). Apabila saluran pilosebasea tersumbat, maka minyak
kulit (sebum) tidak dapat keluar dan mengumpul di dalam saluran, saluran menjadi
membengkak sehingga terjadi komedo. Komedo merupakan permulaan terbentuknya jerawat,
baik komedo terbuka (blackhead) atau komedo tertutup (whitehead) (Tranggono, 2007).

Gambar 2 Anatomi kulit normal

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 8


Gambar 3 Anatomi kulit dengan mikrokomedo

Semua awal tumbuhnya jerawat dimulai dengan terbentuknya mikrokomedo. Acne


mulai terjadi saat adrenarke, yaitu saat kelenjar adrenal aktif menghasilkan
dehidroepiandrosteron sulfat, precursor testosteron. Penderita acne memiliki kadar androgen
serum dan kadar sebum lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, meskipun kadar
androgen serum penderita acne masih dalam batas normal. 1 Androgen akan meningkatkan
ukuran kelenjar sebasea dan merangsang produksi sebum, selain itu juga merangsang
proliferasi keratinosit pada duktus seboglandularis dan akroinfundibulum. Hiperproliferasi
epidermis folikular juga diduga akibat penurunan asam linoleat kulit dan peningkatan
aktivitas interleukin 1 alfa.1,7 Epitel folikel rambut bagian atas, yaitu infundibulum, menjadi
hiperkeratotik dan kohesi keratinosit bertambah, sehingga terjadi sumbatan pada muara
folikel rambut.1 Selanjutnya di dalam folikel rambut tersebut terjadi akumulasi keratin, sebum,
dan bakteri, dan menyebabkan dilatasi folikel rambut bagian atas, membentuk mikrokomedo. 1
Mikrokomedo yang berisi keratin, sebum, dan bakteri, akan membesar dan ruptur.
Selanjutnya, isi mikrokomedo yang keluar akan menimbulkan respons infl amasi. Akan
tetapi, terdapat bukti bahwa infl amasi dermis telah terjadi mendahului pembentukan
komedo.
Berdasarkan adanya inflamasi, jerawat dibagi menjadi 2 jenis yaitu lesi non-inflamasi
dan lesi inflamasi :
Lesi non-inflamasi
Follicular cast atau filament
Biasanya terdapat di sisi samping kanan dan kiri hidung yang dipenuhi sebum
tersumbat seperti bubur. Dengan penekanan, sumbatan tersebut dapat dikeluarkan.

Mikrokomedo

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 9


Terjadi sebelum komedo (sebum yang tersumbat) berubah menjadi
whitehead atau blackhead. Jerawat ini tidak terlihat dari permukaan kulit dan hanya
dapat dilihat dengan mikroskop.
Whitehead (Komedo tertutup)
Kelainan berupa bintil kecil dengan lubang kecil atau tanpa lubang karena sebum
yang biasanya disertai bakteri menumpuk di folikel kulit dan tidak bisa keluar.
Blackhead (Komedo terbuka)
Komedo terbuka biasanya merupakan perkembangan lebih lanjut dari komedo
tertutup, terjadi ketika folikel terbuka di permukaan kulit sehingga sebum, yang
mengandung pigmen kulit melanin, teroksidasi dan berubah menjadi coklat/hitam.
Blackhead dapat berlangsung lama karena proses pengeringan komedo di
permukaan kulit berlangsung lambat .
Lesi inflamasi
Papel (papule)

Papel terjadi ketika dinding folikel rambut mengalami kerusakan atau pecah
sehingga sel darah putih keluar dan terjadi inflamasi di lapisan dalam kulit. Papel
berbentuk benjolan-benjolan-lunak kemerahaan. Jerawat tipe ini sering disebut
orang awam sebagai jerawat batu.
Pustel (pustule)

Pustel terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih keluar ke permukaan
kulit. Pustel berbentuk benjolan merah dengan titik putih atau kuning di tengahnya
yang mengandung sel darah putih.

Nodul (nodule)

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 10


Bila folikel pecah di dasarnya maka terjadi benjolan radang yang besar yang sakit
bila disentuh. Nodus biasanya terjadi akibat rangsang peradangan oleh fragmen
rambut yang berangsung lama.
Abses
Kadang beberapa papel atau pustel mengalami pengelompokan dengan membentuk
abses yang berwarna kemerahan, nyeri dan cenderung mengeluarkan bahan berupa
campuran darah, nanah dan sebum. Pada proses penyembuhan kelainan ini
meninggalkan jaring parut yang luas.
Sinus
Jenis jerawat paling berat (acne konglobata). Sering terdapat di lekukan samping
hidung, rahang dan leher. Kelainan berupa garis linier dengan ukuran panjang bisa
mencapai 10 cm dan mengandung beberapa saluran sinus atau fistel yang
menghubungkan sinus dengan permukaan kulit. Penyembuhan jerawat ini memakan
waktu berbulan-bulan, bahkan tahun dan dapat kambuh lagi bila mengalami proses
inflamasi. Sinus harus ditangani dengan pembedahan.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya acne vulgaris


Jerawat lebih sering terjadi di kalangan remaja, karena pada usia ini terjadi peningkatan
produksi hormone androgen. Hormone ini dapat meningkatkan kadar minyak, yang dapat
menyebabkan terjadinya penyumbatan dan penimbunan yang disebut komedo. Jerawat
mungkin lebih sering timbul pada remaja yang mempunyai jeniskulit berminyak, namun ada
beberapa kasus dimana jerawat juga dapat timbul pada seseorang yang sudah berumur
puluhan tahun. Adapun faktor penyebab timbulnya jerawat adalah berdasarkan
(Widyaningrum, 2013):

Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat
Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan
psikologis. Jika disertai dengan sumbatan di muara kelenjar sebasea, aliran keluar
sebum akan terbendung.
Peningkatan populasi dan aktifitas propioniumbacteri acnes karena bakteri ini
terdapat di bawah muara kelenjar sebasea dan suka memakan lemak sebum
Reaksi radang akibat serbuan sel darah putih ke sekitar kelenjr sebasea yang sudah
mengalami bendungan dan akhirnya pecah. Isi lemak sebum tumpah ke dalam
jaringan kulit jangat atau dermis, dan dianggap benda asing sehingga memancing
serbuan sel darah putih ke tempat tersebut.
Stess fisik dan stress psikis

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 11


Kurangnya menjaga kebersihan kulit wajah, seperti kebiasaan memijat jerawat
dengan kuku jari tangan yang kotor dengan atau dengan peralatan yang tidak steril,
yang bias menimbulkan perluasan infeksi bakteri.
Adanya gangguan emosi
Memakan makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti kacang-kacangan.
Makanan yang berminyak.
Faktor kelamin, dimana pada laki-laki lebih tinggi yaitu sekitar 54,7% daripada
perempuan yaitu sekitar 45,3%
Lingkungan yang kotor dan kumuh
Faktor keturunan yang mempunyai riwayat keluarga dengan jerawat
Faktor gaya hidup yang tidak sehat

2.4 Tahap pathogenesis dari bakteri Propionibacterium acnes

Gambar 4 Mekanisme patogenesis Propionibacterium acnes

2.4.1 Portal of Entry Propionibacterium acnes

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 12


Gambar 5 adanya Propionibacterium acnes memberikan fluoresensi oranye
ketika disinari sinar Ultraviolet

Propionibacterium acnes adalah suatu bagian dari flora normal yang


terdapat pada kulit dan dapat menyebabkan infeksi oportunistik yang
menghasilkan lipase sebagai konstributor pada pembentukan jerawat (Levinson,
2004). Flora anaerobik seperti Propionibacterium acnes, tinggal di lapisan kulit
lebih dalam, dalam folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (Strohl
W.A., 2001)
Acne terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori-
pori tersumbat. Pori-pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel,
yang mengandung rambut dan kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar minyak
membantu menjaga kelembaban kulit dan mengangkat sel kulit mati. Ketika
kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak minyak, pori-pori akan banyak
menimbun kotoran (tersumbat) (Tirta, 2010). Pada saaat pori-pori tersumbat,
maka bakteri Propionibacterium acnes juga akan berkembang lebih banyak.
Akibat dari pertumbuhan bakteri yang melebihi jumlah normal sebagai bakteri
flora normal, maka akan terjadi infeksi oportunistik yang menyebabkan terjadinya
jerawat (Serena Falcocchio, 2006).
Di antara aktivitas enzimatik, P. acnes lipase (GehA, gliserol-ester hidrolase
A) telah diteliti sebagai salah satu faktor virulensi yang terlibat dalam patogenesis
jerawat. Enzim GehA bertanggung jawab untuk hidrolisis triasilgliserida sebum,
sehingga melepaskan gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol merupakan sumber
nutrisi bagi P. acnes, sedangkan asam lemak mediator inflamasi, kemotaksis, dan
iritasi pada sel-sel folikel sebasea. Selain itu, asam lemak menyebabkan
hiperkornifikasi (penebalan kulit ari) oleh adhesi keratinosit, dan meningkatkan
adhesi antara P. acnes satu dengan yang lain dan antara P. acnes dan sel folikel,

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 13


yang mendukung kolonisasi dan pembentukan biofilm P. acnes (Serena
Falcocchio, 2006).
2.4.2 Mekanisme infeksi
Bakteri ini merusak stratum corneum dan stratum germinativum dengan
cara menyekresikan bahan kimia yang menghancurkan dinding pori. Senyawa
kimia yang dihasilkan oleh bakteri ini yaitu lipase, hialuronidase, protease,
lesitinase, dan neurimidase yang memegang peranan penting pada proses
peradangan. Propionibacterium acnes mengubah asam lemak tak jenuh menjadi
asam lemak jenuh yang menyebabkan sebum menjadi padat. Jika produksi sebum
bertambah, Propionibacterium acnes juga akan bertambah banyak yang keluar
dari kelenjar sebasea, karena Propionibacterium acnes merupakan pemakan
lemak (Harahap, 2000)..

Gambar 6 Sebum yang terinfeksi bakteri P. acnes

Setelah menghancurkan dinding pori yang kemudian P.acnes membentuk


luka jerawat (acne lesion). Kondisi ini dapat menyebabkan inflamasi. Asam
lemak dan minyak kulit tersumbat dan mengeras. Jika jerawat disentuh maka
inflamasi akan meluas sehingga padatan asam lemak dan minyak kulit yang
mengeras akan membesar (Anggita Rahmi H, 2015).

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 14


Gambar 7 Sel darah putih pada saat terjadinya inflamasi

Propionibacterium acnes menstimulasi inflamasi melalui produksi


mediator-mediator proinflamasi yang berdifusi melalui dinding folikel. Penelitian
terkini menunjukkan bahwa P. acnes mengaktifkan toll-like receptor-2 pada
monosit dan neutrofil. Aktivasi toll-like receptor-2 ini kemudian akan memicu
produksi sitokin proinflamasi yang multipel, seperti IL-12, IL-8, dan TNF.
Berikut adalah tahapan terjadinya jerawat yang menimbulkan inflamasi :

Gambar 8 Tahapan terbentuknya jerawat

Tahap 0
Tahap ini berarti ada tanda-tanda kecil dari jerawat dan sebenarnya tidak perlu
dikhawatirkan, termasuk munculnya jerawat kecil-kecl. Kondisi ini bisa hilang
dalam waktu 1-2 hari, kecuali jika ada tanda bahwa jerawat tersebut
membesar.

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 15


Tahap 1
Ini adalah tahapan awal dari jerawat yang biasanya dimulai dengan adanya
komedo (whitehead). Terlihat beberapa bintik putih di wajah terutama di ujung
hidung, sudut hidung dan bawah bibir. Kondisi ini tidak menyebabkan
peradangan, tapi beberapa hari kemudian akan timbul titik hitam di daerah
tersebut. Jika seseorang menghilangkannya dengan cara tidak steril, maka akan
ada kesempatan bagi jerawat untuk berkembang lebih lanjut.
Tahap 2
Pada tahap ini akan terlihat peradangan ringan yang biasanya disertai dengan
papula. Papula adalah lesi (luka) kulit yang sedikit membesar tapi dalam
ukuran kecil dan padat. Kondisi ini juga dikenal dengan jerawat ringan, jika
bisa diberikan pengobatan yang baik maka bisa mengendalikan jerawat.
Tahap 3
Dalam tahap ini papula pada kulit sudah mulai berkembang dan terlihat
meradang. Pengobatan ini biasanya harus membutuhkan bantuan medis.
Tahap 4
Jerawat yang muncul sudah berubah menjadi pastules. Pada dasarnya pastules
ini berisi nanah, terlihat meradang dan ada semacam tip putih. Jika sudah
mencapai tahap ini, sebaiknya jerawat tidak dipencet sembarangan.
Tahap 5
Jika masalah kulit ini tidak terkendali, maka bisa memasuki tahap yang parah.
Gumpalan (nodule) akan mulai muncul pada tahap ini. Pastules yang ada lebih
berkembang di wajah yang berisi nanah, sel-sel kulit mati, sel darah putih,
bakteri dan sebum. Gumpalan yang meradang ini bisa meluas ke bagian kulit
yang lebih dalam dan menyebabkan rasa sakit. Jika sudah mencapai kulit yang
dalam, maka bisa menyebabkan parut.
Tahap 6
Pada tahap ini kulit akan terlihat memerah dan darah bisa muncul dari jerawat
ini jika timbul luka. Tahap ini mengakibatkan infeksi dan meningkatkan
potensi jerawat berikutnya.
2.4.3 Portal of Exit
Propionibacterium tidak secara langsung menyebabkan kerusakan yang
signifikan pada kulit. Sebaliknya, sebagian besar kerusakan yang disebabkan oleh
jerawat adalah karena proses inflamasi oleh sistem imun.
Sistem imun dari beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap P. acnes
dan dapat meresponnya secara kuat, yang dapat menyebabkan gejala inflamasi.
Beberapa orang dapat mudah mengenali antigen seperti peptidoglikan,
lipopolysacharides dan protein dari bakteri Propionibacterium acnes. Bahkan

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 16


DNAnya dapat dikenali sebagai antigen oleh sistem imun. Bakteri bahkan tidak
harus hidup untuk memicu respon imun yang kuat, bakteri mati juga dapat
memicu alarm dengan sistem kekebalan tubuh.
Dalam situasi yang normal, sel darah putih menelan (menfagositosis) semua
bakteri yang menginfeksi dan merangsang inflamasi. Setelah ditelan, sel darah
putih mengisolasi bakteri ke kompartemen intraselular yang disebut fagosom, dan
bersama lisosom akan membentuk fagolisosom. Lisosom akan menghancurkan
dan mencerna bakteri menjadi fragmen-fragmen kecil. Beberapa fragmen yang
tidak dapat dicerna akan dikeluarkan oleh fagosit menuju portal of exit yaitu kulit
(pori-pori)
Pada kasus yang kronis, reaksi inflamasi oleh sel system imun mengalami
kesulitan dalam menangani invasi bakteri. Sel system imun mulai mengalami
disfungsi akibat proses cerna bakteri yang dapat berlangsung lama. Akibatnya,
sel system imun akan terus mengeluarkan sitokin yang merangsang reaksi
inflamasi terus menerus. Sampai suatu saat, sel system imun tidak berhasil
menangani bakteri dan mengalami apoptosis (kematian). Akibatnya bakteri akan
terus membelah dan memberikan infeksi yang lebih parah. Jika hal ini terjadi,
maka pasien perlu obat untuk mengobatinya.

2.5 Obat untuk jerawat

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 17


(Movita, 2013)

Jerawat merupakan kelainan pada kulit akibat penyumbatan muara saluran lemak
sehingga terjadi penumpukan lemak dan disertai radang. Penggunaan obat jerawat hanya
dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul, mencegah terjadinya bekas luka
yang permanen dan untuk mencegah infeksi.

Obat jerawat terdapat dalam bentuk sediaan topikal atau obat luar berupa salep, krim,
lotion, jeli dan sabun. Obat jerawat topikal dibagi menjadi 2 yaitu dengan

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 18


komedolitik/keratolitik dan antibiotik. Hal ini tergantung dari beratnya radang/infeksi yang
diderita.
Obat jerawat jenis komedolitik/keratolitik
Obat jerawat jenis komedolitik/keratolitik bisa didapat di pasaran sebagai obat
bebas. Zat aktif yang terkandung dalam obat jerawat jenis obat bebas adalah benzoil
peroksida, asam salisilat, resorsinol.
Benzoil peroksida bekerja secara perlahan-lahan melepaskan oksigen aktif yang
memberikan efek bakteriostatik juga mempunyai efek keratolitik dan mengeringkan
sehingga dapat menunjang efek pengobatan.
Resorsinol mempunyai efek antifungi, antibakteri dan keratolitik, sedangkan Asam
salisilat mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat
membantu penyerapan obat lain dan fungisida yang lemah.
Sedangkan obat jerawat yang perlu resep dokter sebagai komedolitik/ keratolitik
adalah azelaic acid, tretinoin dan turunannya.
Obat jerawat jenis antibiotika
Antibiotika untuk obat jerawat adalah klindamisin, eritromisin, dalam sediaannya
bisa tunggal atau kombinasi dengan tretinoin atau benzoil peroksida. Kombinasi ini
bertujuan untuk mencegah resistensi.
Fitoterapi dan terapi dengan sinar ultraviolet

Gambar 9 Light Blue Therapy

Beberapa cahaya dan laser perawatan (misalnya. Light Blue Therapy dan
Photodynamic Therapy) dapat secara khusus menargetkan dan membunuh bakteri P.
acnes. Prinsip dasarnya sinar ini dapat menarik molekul tertentu yang diproduksi dalam
jumlah besar oleh P. acnes yaitu porfirin. Eksitasi porfirin melepaskan radikal bebas
dalam tubuh bakteri itu sendiri sehingga dapat membunuh diri bakteri tersebut.

Terapi minyak esensial

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 19


Banyak minyak esensial yang beracun untuk P. acnes, seperti minyak esensial dari
Timid dan Teh. Senyawa alami lainnya, seperti gel lidah buaya dan madu alami, juga
telah terbukti memiliki sifat antibakteri terhadap P. acnes.

2.6 Cara mencegah timbulnya acne vulgaris

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah timbulnya jerawat dari lliteratur MedKes
(2012) :
Jagalah selalu kebersihan kulit dengan mencucinya minimal dua atau tiga kali sehari
dengan sabun yang dianjurkan bagi kesehatan kulit. Dan pastikan kulit sudah bersih
saat hendak tidur (bersih dan jangan memakai kosmetik).

Hindari semua jenis makanan dengan gula yang berlebih, terutama coklat dan
kacang-kacangan. Sebaiknya hanya mengonsumsi makanan yang sederhana dan
seimbang yang terdiri dari banyak buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
Minumlah banyak air dan jus buah, namun tetap harus menghindari minuman yang
terlampau manis.
Penggunaan tablet vitamin A juga membantu menjaga kesehatan kulit, namun harus
sesuai dengan kebutuhan.
Untuk istirahat, usahakanlah tidur minimal delapan jam setiap malam (bukan
delapan jam setiap hari).
Hindari stres, dan rajinlah berolahraga dan terus jalankan prinsip-prinsip hidup
sehat.
Menjemur kulit di panas matahari setiap hari, selain untuk memperoleh vitamin D,
panas matahari berguna untuk kesehatan kulit asal tidak dilakukan berlebihan.

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 20


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Propionibacterium acnes terdapat dalam genus bakteri Corynebacteria. Bakteri ini
sebenarnya termasuk flora normal kulit. Propionibacterium acnes berfungsi pada patogenesis
jerawat dengan menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam
lemak ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketiak yang berhubungan dengan sistem
imun dan mendukung terbentuknya jerawat.

Jerawat lebih sering terjadi di kalangan remaja, karena pada usia ini terjadi peningkatan
produksi hormone androgen. Factor-faktor lain yang menyebabkan jerawat diantaranya yaitu
makanan yang tinggi lemak atau minyak, gaya hidup, lingkungan, dan sebagainya.
Propionibacterium acnes yang jumlahnya berlebih pada kulit akan menyebabkan
infeksi oportunistik dan menimbulkan jerawat. Enzim GehA pada bakteri bertanggung jawab
untuk hidrolisis triasilgliserida sebum, sehingga melepaskan gliserol dan asam lemak bebas.
Gliserol merupakan sumber nutrisi bagi P. acnes, sedangkan asam lemak mediator inflamasi,
kemotaksis, dan iritasi pada sel-sel folikel sebasea. Bakteri ini akan dilawan oleh sel system
imun, namun pada infeksi yang parah, bakteri ini akan menimbulkan inflamasi yang semakin
parah juga.

3.2 Saran
Jagalah kebersihan diri, lingkungan, nutrisi makanan, dan control emosi agar tidak
merangsang pembentukan sebum yang terlalu berlebih yang akhirnya dapat menimbulkan
jerawat.
3.1

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 21


DAFTAR PUSTAKA

Anggita Rahmi H, T. C. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea
indica (L.) LESS) terhadap Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat. Bandung:
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati.

Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

Levinson, W. (2004). Medical Microbiology and Imunology, 8th edition. New York: Mc
Graw-Hill book company.

Movita, T. (2013). Acne Vulgaris. Continuing Medical Education , 269-272.

Serena Falcocchio, e. a. (2006). Propionibacterium acnes GehA lipase, an enzyme involved


in acne development, can be successfully inhibited by defined natural substances.
Journal of Molecular Catalysis B: Enzymatic 40 , 132137.

Strohl W.A., R. H. (2001). Lippincotts Illustrated Reviews: Microbiology. Pennsylvania :


Lippincott Williams & Wilkins,.

Tirta, A. S. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kelopak Rosella (Hibiscus
sabdariffa Linn) terhadap Propionibacterium acne, Staphylococcus aureus, Dan
Escherichia coli Serta Uji Bioautografi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Tranggono, R. I. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka.

Widyaningrum, N. (2013, November 3). Epigallocatechin-3-Gallate (Egcg) Pada Daun Teh


Hijau Sebagai Anti Jerawat. Majalah Farmasi dan Farmakologi , pp. 95 98.

Patogenesitas Propionibacterium acnes | 22

Anda mungkin juga menyukai