SIMULASI PEMODELAN
(Metode Simulasi Monte Carlo)
Kita ingin menganalisis suatu model mendekati keadaan realistiknya. Tujuan simulasi
dengan metode Monte Carlo adalah untuk mempelajari kasus-kasus probabilistik
(berkemungkinan) dengan model tertentu yang kemudian dicobakan dalam keadaan
nyatanya. Oleh karenanya situasi nyata sedapat mungkin harus dapat ditirukan
dalam situasi simulasi. Dengan mempelajari model yang disimulasikan diharapkan
dapat menghasilkan kesimpulan atau tindakan yang diperlukan.
Contoh 1: Persediaan Ban Mobil di Toko Retail (lihat BMP hal 9.42)
Sebuah toko retail menjual berbagai merk ban mobil. Terdapat suatu merk tertentu
yang mendominasi penjualan dari waktu ke waktu (misalkan merk A). Oleh karena
persediaan ban A ini memerlukan biaya yang cukup besar, maka pemilik toko
berkeiinginan untuk mengontrol inventori ban A. Dengan kata lain berapa rata-rata
jumlah ban A perlu disediakan per harinya agar sesuai (dapat memenuhi) permintaan.
Tercatat data historis penjualan ban A selama 200 hari sebagai berikut:
permintaan x probabilitas
0 x0.05 1x0.10 2 x0.20 3 x0.30 4 x0.20 5 x0.15 2.95
Jadi, secara teoritis permintaan ban A rata-rata adalah 2.95 ban per hari.
Jadi, simulasi cukup berisiko (bias dari kenyataan) jika hanya dilakukan dalam jangka
waktu yang pendek. Akurasi simulasi dapat ditingkatkan dengan menambah durasi
yang cukup, dan selain masalah waktu, juga bisa dilakukan dengan menambah
variabel lainnya yang relevan.
Tabel 6. Distribusi probabilitas dan interval bilangan acak waktu tiba pesanan
Waktu tiba Frekuensi Probabilitas Probabilitas Interval
(hari) (pemesanan) Kumulatif bilangan acak
1 10 0.20 0.20 01 20
2 25 0.50 0.70 21 70
3 15 0.30 1.00 71 00
Jumlah 50 1.00
Pemilik toko ingin mengetahui gambaran persediaan dan biayanya dengan melakukan
simulasi bila disetting banyaknya barang dalam setiap pemesanan (order quantity, Q)
adalah 10 unit, dan pesanan dilakukan jika batas persediaan (reorder point, ROP)
tidak lebih dari 5 unit. Artinya jika stok ban tinggal 5 unit atau kurang, maka
dilakukan pemesanan. Pertanyaannya adalah:
Berapa unit rata-rata persediaan akhir setiap hari?
Berapa kali rata-rata melakukan pemesanan?
Berapa unit rata-rata kehilangan penjualan akibat tidak adanya persediaan?
Misalkan simulasi dilakukan dalam waktu 10 hari (Tabel 7), dengan proses sbb:
1. Mulai dengan kondisi tidak ada pemesanan (barang diterima = 0) karena
persediaan masih lengkap (10 unit) pada awal hari ke-1.
2. Bangkitkan bilangan acak untuk menentukan permintaan harian. Misalkan
untuk hari ke-1, bilangan acak 06, maka demand simulasi = 1 (lihat Tabel 5).
3. Jika demand lebih besar dari inventori awal, kelebihannya dihitung sebagai
lost sales dan keadaan inventori akhir = 0. Sebaliknya, iika demand sama atau
lebih kecil dari inventori awal, maka selisihnya dihitung sebagai inventori
akhir. Bandingkan inventori akhir dengan ROP, apakah perlu melakukan
pemesanan atau tidak.
4. Jika perlu pemesanan, bangkitkan bilangan acak untuk menentukan waktu tiba
barang, kemudian tambahkan ke inventori awal sesuai waktu tibanya. Dst.
Misalkan biaya pemesanan $ 10 per order; biaya menyimpan barang $ 0.03 per unit
per hari; dan biaya ketiadaan stok $ 8 per lost sales. Maka biaya inventori seluruhnya
per hari adalah
= total biaya pemesanan + total biaya penyimpanan + total biaya ketiadaan stok
= $ 10 per order x 0.3 order/hari +
$ 0.03 per unit/hari x 4.1 unit/hari +
$ 8 per unit/hari x 0.2 unit/hari
= $ 4.72.
Semakin panjang durasi simulasi, hasilnya akan semakin representatif. Tertapi analisis
ini hanyalah skenario simulasi dengan setting Q=10 unit dan ROP=5 unit. Simulasi
yang lebih lengkap dapat dilakukan untuk berbagai kombinasi nilai Q dan ROP
lainnya, sehingga dapat dipilih setting Q dan ROP dengan total biaya yang lebih
rendah.
LATIHAN
Seorang manajer toko retail dihadapkan pada pilihan untuk menentukan kebijakan
persediaan barang yaitu manakah dari barang A dan barang B yang persediaannya
harus lebih banyak. Hal ini ia lakukan agar alokasi investasi terhadap kedua barang
tersebut lebih efisien. Data historis permintaan kedua produk tersebut selama 300 hari
adalah sebagai berikut
PUSTAKA
Render, B., Stair, Jr. R. M. (2000). Quantitative Analysis for Management. 7th ed.
Prentice-Hall, Inc.: New Jersey.
DISKUSI
1. Kemukakan manfaat simulasi!
2. Sebutkan minimal dua hal keterbatan simulasi!
A. Pembahasan
Monte Carlo Simulation atau disingkat MCS adalah salah satu teknik asesmen
risiko kuantitatif yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi dalam proses
manajemen risiko mereka, terutama dalam tahapan analisis risiko dan/atau evalusi
risiko yang memiliki fenomena variabel acak (random variable). Analisis dan evaluasi
risiko dengan fenomena variabel acak tidak hanya hanya terjadi untuk peristiwa-
peristiwa risiko pasar (market risk), risiko kredit (credit risk), dan risiko operasional
(operational risk) dalam dunia perbankan, tetapi juga untuk risiko operasional di
berbagai industri lain misalnya industri minyak dan gas (oil and gas) dan
pertambangan (mining),
Monte Carlo Simulation adalah salah satu teknik asesmen risiko berciri kuantitatif
yang diakui dalam penerapan ISO 31000 Risk Management Standard. Teknik ini
secara eksplisit tercantum dalam dokumen pendukung ISO 31000 yaitu ISO31010
Risk Assessment Techniques.
Manajemen resiko belakangan ini telah mualai mendapatkan perhatian di bidang
manajemen proyek (Kwak & Stoddard, 2004). Metode yang kerap digunakan oleh
manajer proyek dalam proses analisa resiko adalah simulasi Monte Carlo. Metode ini
sudah lama digunakan dalam berbagai macam aplikasi matematika dan sains, dan juga
disebutkan dalam A Guide to the Project Management Body of Knowledge (Project
Management Institute, 2004). Meskipun demikian, dalam praktiknya simulasi Monte
Carlo ini belum umum digunakan oleh praktisi
Manajemen proyek dibandingkan metode-metode yang lain, seperti CPM dan
PERT misalnya. Kondisi yang ada pada saat ini, simulasi Monte Carlo hanya sering
digunakan dalam batas dunia akademik yang membahas aspek resiko dalam
manajemen proyek.
Kelemahan :
a. Simulasi umumnya tidak dapat digunakan untuk mengoptimalkan. Simulasi
hanya dapat menentukan alternatif desain suatu system yang lebih baik
b. Sangat diperlukan kemampuan untuk mengembangkan Model simulasi yang
sesuai dengan permasalahan nyata.
c. Ketepatan permodelan dalam smulasi sangat mempengaruhi performa sistem
d. Pada sistem yang kompleks akan membutuhkan banyak biaya untuk melakukan
observasi. Pada sistem yang kompleks akan membutuhkan banyak waktu
untuk melakukan permodelan
e. Tidak ada jaminan untuk mendapatkan solusi terbaik (optimal)
f. Hasil simulasi terkadang sulit untuk diinterpretasikan
g. Pengembangan model simulasi membutuhkan pelatihan khusus
h. Representasi sistem nyata tergantung dari validitas model.
Sumber
http://ain-menulis.blogspot.com/2012/02/keunggulan-dan-kelemahan-simulasi.html
http://sciencatcat.blogspot.com/2016/01/pengertian-dan-tujuan-simulasi.html
http://aimgreatblog.blogspot.com/2010/11/tujuan-manfaat-model-simulasi.html
http://cilduk619.blogspot.com/2013/04/simulasi-monte-carlo.html