BAB I. KRITERIA
BAB II
PERMASALAHAN
A. Data
1. Tipe Simpang
Simpang bersinyal empat lengan
ST
LT
LT RT
U
ST ST
RT LT
RT
ST
LT
Gambar A.2 Keterangan-keterangan arus lalulintas
3. Data Simpang
Uraian U T S B
t i el
a m a
r u t
a r a
n
Lebar garis 8 7 5 8
stop (m) , ,
3 2
Lebar ke kiri 4 3 0 4
langsung (m) , ,
2 8
LV 2 4 4 1
2 2 5
6 3
HV 3 2 1 1
9
MC 6 9 2 7
5 9 0
3 2 1
UM 2 4 4 4
7 8 1
Persen kiri / 1 2 1 1
ke kanan 4 6 5,
, 2
7
Waktu hilang 5 4 4 5
Gradien
Tipe
Kendara Pendekat
an
Utara Selatan Barat Timur
LT ST R LT ST R LT ST R LT ST RT
T T T
LV 3 0 0 0 1 0 0 2 14 4 25 0
HV 92 89 43 10 18 17 1 63 62 97 22 10
0 6
MC 26 26 10 22 12 54 12 48 28 40 41 18
7 4 2 5 1 1 0 1 1
UM 15 7 5 9 16 16 3 29 11 10 18 20
B. Teknis Perancangan
1. Ukuran Kota
• Data masukkan jumlah penduduk 1.5 juta
7. Gradien %
Tipe
Kendara Pendekat
an
Utara Selatan Barat Timur
LT ST R LT ST R LT ST R LT ST RT
T T T
LV 3 0 0 0 1 0 0 2 14 4 25 0
HV 92 89 43 10 18 17 1 63 62 97 22 10
0 6
MC 26 26 10 22 12 54 12 48 28 40 41 18
7 4 2 5 1 1 0 1 1
UM 15 7 5 9 16 16 3 29 11 10 18 20
a. Arus lalu lintas dalam Smp/jam bagi masing-masing jenis kendaraan
untuk kondisi lingkungan terlawan atau terlindung (yang tergantung
pada fase sinyal dan gerakan belok kanan yang diijinkan)
Emp
Tipe
Pendekat Pendekat
Kendaraan
terlindung terlawan
LV 1,0 1,0
HV 1,3 1,3
MC 0,2 0,4
Hasil perkalian dengan arus kendaraan bermotor (Qmu) dimasukkan
dalam kolom (4), (5), (7), (8), (10), dan (11).
b. Arus lalu lintas total dalam Qmu dalam kend/jam dan Smp/jam pada
masing-masing kondisi arus lalulintas (tergantung fase sinyal dan
gerakan belok kanan yang diijinkan). Hasil dimasukkan kedalam kolom
(12 dan 14).
c. Hasil Rasio kendaraan belok kiri (PLT), dan rasio belok kanan (PRT)
dimasukkan kedalam kolom 15 dan 16.
Arus LT (smp/jam)
PLT =
Total arus (smp/jam)
Arus RT (smp/jam)
PRT =
Total arus (smp/jam)
Q mu
PUM =
Q mv
U
Gambar a.1. Fase 1 Gambar a.2. Fase 2
1. Tipe Pendekat
Langkah D. KAPASITAS
1. Kapasitas
1. Persiapan
Melengkapai data-data dari formulir SIG-IV:
• Arus lalu lintas (Q, smp/jam) kolom (2)
• Kapasitas (c, smp/jam) kolom 3
• Derajat kejenuhan DS masing-masing pendekat
kolom 4
• Rasio tinjau (GR) masing-masing pendekat Kolom
15
2. Panjang Antrian
16. NQmax
Penyesuaian NQ dalam hal peluang yang diinginkan untuk
terjadinya pembebanan lebih pol (%) = 5 %, maka
digunakan gambar E – 2 = 2 MKJI 97 simpang bersinyal
untuk memperoleh NQmax = 22.
Hasil NQmax masukkan kolom 9.
3. Kendaraan terhenti
Angka henti (NS) masing-masing pendekat adalah sebagian
penjumlah. Rata-rata berhenti per smp (termasuk terhenti
berulang dalam antrian.)
NS = 0,9 x ( NQ/Qx c ) x 3600
= 0,9 x ( 10.1 / 717 x 157 ) 3600 = 0,28
Nilai NS dimasukkkan pada kolom 11.
4. Tundaan
18. Tundaan LL setiap pendekat (DT)
A. Dasar Teori
Layanan transportasi jalan pada suatu daerah
mengandalkan pada jaringan jalanya. Jaringan jalan tersebut
terdiri dari ruas dan simpang. kemampuan pelayan suatu jalan
dipengaruhi oleh kemampuan ruas dan simpangnya. Akan tetapi
kapasitas jaringan jalan tersebut sangat dipengaruhi oleh
kapasitas simpangnya.
Karena penyumbatan lalu lintas sering terjadi pada
simpang bukan pada ruas jalan. Simpang sebagai titik lemah
sistem jaringan jalan sering tidak mendapat perhatian yang
seksama dari pihak yang berkompeten. Banyak terlihat
rancangan simpang yang tidak efisien serta berbahaya yang bisa
memberikan citra buruk bagi lalu lintas.
Simpang perlu ditangani secara seksama dan kontinu
mengingat mengingat fakta berikut :
• Kapasitas jalan merupakan fungsi dari kapasitas
simpangnya
• Kebanyakan terjadinya kecelakaan pada daerah
simpang
• Simpang merupakan titik pertemuan dari ruas jalan
• Upaya untuk meningkatkan kapasitas simpang sering
mengalahkan salah satu pengguna jalan
Strategi penanganan simpang perlu diperhatikan dalam
rangka menyusun program penanganan simpang dalam
menciptakan sistem transportasi kota yang lebih baik.
Penanganan tersebut tetap harus mempehatikan keselamatan,
peningkatan kapasitas, efisiensi ruang jalan, kenyamanan serta
berwawasan lingkungan
Pemilihan Simpang
Dalam pemilihan suatu simpang perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
• Jika suatu jalan utama diharapkan akan memiliki tingkat
pelayanan yang tinggi, maka seluruh simpang yang ada
harus dirancang sehingga memiliki kapasitas yang tinggi
pula.
• Penyediaan lajur bagi pedestrian dan penyepeda perlu
dicermati karena sifat lalu lintasnya yang berbeda.
• Karakteristik lokasi perlu dicermati dalam mendukung
pemilihan jenis yang sesuai.
• Pada jalan dengan kecepatan tinggi, bundaran akan
lebih sesuai dan mungkin lebih diutamakan karena
memungkinkan arus yang menerus pada saat tak sibuk
• Bundaran juga sesuai pada jalan-jalan dengan karakter
lalu lintas yang berpindah seperti dari arus cepat ke arus
lebih lambat saat memasuki kawasan kota
• Adapun dalam laporan ini penyusun mencoba
merencanakan suatu simpang dengan menggunakan
simpang prioritas.
BAB IV. KESIMPULAN