Anda di halaman 1dari 11

BAB I.

PENDAHULUAN

Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu penelitian.


Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara
harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan
yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan tujuan. Ketika
ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: Ingin mengetahui
dan itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.

Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu
untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya.
Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti
tentang masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti
tentang sifat dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah
sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.

Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada


seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa Ketika seorang peneliti
sudah berhasil memformulasikan (baca: menemukan) masalah penelitian,
maka sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah berjalan. Begitu juga
sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian itu
selamanya tidak akan berjalan.

Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah
ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang
didalamnya menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar
belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pembatasan
masalah.

BAB II. PEMBAHASAN

A. Urgensi Menentukan Masalah Penelitian

Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan


permasalahan. Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik
beratkan pada sesuatu yang dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan
permasalahan (subjec). Pada waktu berbicara tentang Kinerja Polisi berarti
berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi berbicara tentang mengapa
terjadi kemerosotan Kinerja Polisi adalah sesuatu permasalahan yang
memerlukan pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada
hakikatnya suatu permasalahan tidak pernah berdiri sendiri dan terpisah dari
faktor-faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel yang menjadi tema
pokok penelitian, dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu penelitian.
Suatu variabel atau suatu kasus akan diangkat menjadi permasalahan penelitian
jika terjadi kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya dari variabel atau
kasus tersebut.

Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan permasalahan


penelitian sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan
dilakukan. Pada umumnya keadaan berikut ini bisa menjadi penuntun
mewujudkan permasalahan:

(1) Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam


pengetahuan kita.

(2) Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.

(3) Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian.

Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan yang


baik. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang baik
(tepat) dijadikan permasalahan penelitian sebagai berikut:

a. Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik.

b. Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang


berkepentingan dalam bidang tertentu.

c. Permasalahan yang dipilih merupakan sesuatu yang baru.

d. Mengundang rancangan yang lebih kompleks.

e. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.

f. Tidak bertentangan dengan moral.

Peneliti perlu berlatih agar terampil mengidentifikasi permasalahan. Kegiatan


berikut ini membantu peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan.

(1) Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang


permasalahan yang akan diteliti dan bersikap kritis terhadap apa yang
dibacanya;

(2) Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesional;

(3) Melakukan pengamatan pengamatan terhadap situasi atau kejadian-


kejadian di lingkungan profesinya;

(4) Memikirkan kemungkinan ditemukannya permasalahan-permasalahan dari


materi kuliah;

(5) Melakukan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan yang
diperoleh;

(6) Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian;

(7) Mengungjungi berbagai perpustakaan untuk mencari topik yang dapat


diteliti;

(8) Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang


permasalahan yang akan diteliti; dan
(9) Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan bidang permasalahan
yang akan diteliti.[1]

Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu hal


yang penting, karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah diketahui
masalahnya. Artinyaa, masalah menuntun peneliti melakukan penelitian. Oleh
karena tujuan dari pemilihan dan menentukan masalah penelitian adalah untuk :

1. Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang

2. Merumuskan perhatian dan keinginan seseorang akan hal-hal yang baru

3. Meletakkan dasar untuk memecahkan penemuan-penemuan sebelumnya


atau dasar untuk peneliti selanjutnya

4. Memenuhi keinginan sosial; dan

5. Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.[2]

Kriteria atau ciri dalam memilih dan menentukan masalah penelitian adalah[3]

1. Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan ccara tertentu yang


menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang tidak
memuat implikasi pengujian hubungan atau hubunganhubungan yang
dinyatakannya.

2. Masalah yang dipilih harus harus mempunyai nilai penelitian : (a).


mempunyai keaslian, (b). merupakan hal yang penting, (c). dapat diuji, (d).
mengungkapkan suatu hubunngan antara 2 atau lebih variabel, dan (e). jelas
dan tidakambigu dalam bentuk kalimat pertanyaan.

3. Masalah yang dipilih harus fleksibel yakni masalah tersebut dapat


dipecahkan. Artinya bahwa : (a). data dan metode untuk memecahkan masalah
harus tersedia, (b). biaya untuk memecahkan masalah relative harus dalam
batas-batas kemampuan, (c). waktu untuk memecahkan masalah harus wajar,
(d). biaya dan hasil harus seimbang, (e). administrasi dan sponsor harus kuat,
dan (f). tidak bertentangan dengan hukum dan adat.

4. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak
masalah yang dipilih sekurang-kurangnya : (a). menarik bagi si peneliti ; dan (b).
cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti.

Kemudian, yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah


kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah seta mengetahui
sumber-sumber dari masalah tersebut. Masalah penelitian dapat diperoleh
anatar lain dengan melakukan :[4]

1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia

2. Bacaan-bacaan

3. Analisa bidang pengetahuan


4. Ulangan dan perluasan penelitian

5. Cabang studi yang sedang dikembangkan

6. Pengetahuan dan catatan pribadi, praktek, dan keinginan masyarakat

7. Bidang spesialisasi pelajaran yang diikuti

8. Pengamatan terhadap alam sekeliling, dan

9. Diskusi-diskusi ilmiah

Dalam menentukan masalah penelitian maka kita tidak akan terlepas di


dalamnya dari berbagai permasalahan di dalamnya diantaranya yaitu latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan
masalah. Yang kemudian akan penulis jelaskan dibawah ini.

B. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah adalah deskripsi singkat peneliti tentang obyek


penelitian yang memuat :

1. Penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alas an yang mendorong


pemilihan masalah.

2. Telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang
berhubungan deengan masalah yang dibahas.

3. Manfaat praktis hasil pembahasan di dalam skripsi, serta

4. Perumusan masalah pokok (grand problem) yang akan dibahas secara jelas
dan eksplisit dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang dapat
membangkitkan perhatian membaca.

Inti dari latar belakang masalah adalah upaya peneliti untuk menggambarkan
ada tidaknya masalah penelitian (scientific research problem) yakni
penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi
atau kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sain).

Masalah ilmiah memiliki ciri-ciri minimal sebagai berikut:

1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga, dan waktu.

2. Masalah harus jelas yaitu semua orang yang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.

3. Masalah harus memiliki batas/ ruang lingkup tertentu.

4. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.[5]
C. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya peneliti untukk mengeksplorasi berbagai


kemungkinan pertanyaan yang dapat diajukan dan relevan berkaitan dengan
variable penelitian yang dipilih. Jumlah butir pertanyaan tidak dibatasi,
sepanjang memiliki relevansi dengan variabel penelitian tersebut.[6]

Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan
paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan
kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa
disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan
lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb).
Skripsi untuk level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah yang
lebih riil dan sifatnya applied. Mahasiswa cukup fokus ke masalah yang ada di
sekitarnya. Kalau jurusan kita di computing, kita lakukan saja observasi di
lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan mahasiswa itu punya masalah
apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan teknologi informasi dan
aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah penelitian ini, dan jangan lupa
bahwa masalah yang kita identifikasi tersebut benar-benar menjadi masalah
yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang


mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu
fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda
antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk
membedakan raut muka mahasiswa yang sedang tidak punya uang dan
mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel raut muka dan variabel
keadaan keuangan. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah itu
sebuah masalah penelitian.

Kemudian sumber masalah tersebut dari mana datangnya? Sumber masalah


penelitian bisa muncul dari tiga hal:

1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)


Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia
yang bukan penelitian. Tapi juga jangan saklek, karena masalah manusia
yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita goyang sedikit menjadi
masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu
kekurangan uang. Ini bisa kita konversi menjadi masalah penelitian
misalnya menjadi :

o Mendeteksi raut muka mahasiswa tidak punya uang dengan face


recognition system

o Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa

2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)


Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi
masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen yang sangat sibuk ternyata
kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di
universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, pendekatannyanya nanti kita
bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar
didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu
meeting yang pas untuk semua.

3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)

Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang
menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di
perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah
fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan
bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering
disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul:
Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine
Optimization (SEO). Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah
untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang
mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah
fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa
teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah
ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.

Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah
perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa
parameter dibawah ini:

1. Menarik.
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan serius.

2. Bermanfaat.
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun
peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian
juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar
(secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di
komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang
tidak membawa manfaat kepada masyarakat.

1. Hal Yang Baru.

Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan
adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita
komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb.
Bisa juga pembaharuan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan
mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang
sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Karena hal tersebut
termasuk plagiasi skripsi.

1. Dapat Diuji (Diukur).


Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna,
masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang
bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi,
maka korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara
ilmiah dengan beberapa parameter.

1. Dapat Dilaksanakan.

Hal ini juga merupakan faktor penting. Masalah yang bagus dan
berkualitas,menjadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian tidak
bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan
data, kecukupan waktu dan dana.

1. Merupakan Masalah Yang Penting.

Hal ini sedikit sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa
jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak
penting.

1. Tidak Melanggar Etika.

Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran
metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar
privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh
melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun pengolahan data.[7]

D. Pembatasan Masalah

Disamping peneliti memiliki keterbatasan dari berbagai segi (biaya, waktu,


kemampuan, dan dukungan lainnya), penelitian juga membutuhkan kedalaman
dan ketajaman analisis (sempit/ fokus dan mendalam), sehingga penelitian harus
dibatasi pada aspek-aspek pertanyaan penelitian yang memungkinkan. Misalnya
identifikasi masalah mengandung 5 pertanyaan, peneliti dapat menentukantiga
atau lebih pertanyaan yang dijadikan masalah penelitian.[8]

Kemudian, agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya


maka peneliti perlu membatasi masalah dengan memperhatikan hal yang paling
bermanfaat jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari dengan pertimbangan
yang matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan bidang
pekerjaan dan latar belakang pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.

Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup penelitian


supaya tidak terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat dipecahkan
sendiei, tersedia sumber teori atau peraturan yang mendasarinya. Hal penting
lain untuk dipertimbangkan adalah hasil penelitian berpotensi untuk
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan, data-data dapat diperoleh dari
pelaksanaan tugas, penelitian dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan
waktu dan biaya yang tersedia.[9]

E. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau dikenal
juga dengan istilah pertanyaan penelitian (research question) yang digunakan
untuk menjadi panduan dalam menyusun instrument penelitian.
Pertnyaan research problem ini disusun setelah peneliti melakukan pembatasan
masalah, sehingga pertanyaan penelitian terfokus pada masalah yang iongin
dibuktikan atau diteliti lebih lanjut.

Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:

1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada


penelitian kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa
besar, dan lain-lain yang berorientasi hasil, sedangkan pada penelitian kualitatif
biasanya menggunakan kalimat Tanya bagaimana, mengapa, dan lain-lain yang
berorientasi pada proses).

2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari
jawaban/ solusi (feasible).

3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi


pengembangan ilmu (minimal bagi peneliti).

4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan),
sehingga dapat diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).[10]

Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga
bentuk rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.

1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang


memandu peneliti untuk mengungkapkan atau memotret situasi social yang
akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.

2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu


peneliti untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu
dibandingkan dengan yang lain.

3. Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang


memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif Idibagi menjadi
tiga yaitu hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau interaktif. Hubungan
simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga
bukan meupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya,
hunbungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukann adalah hubungan
yang bersifat reciprocal atau interaktif.

Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dngan


variabel penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian sangat spesifik, dan
akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan
teori, hipotesis, instrument, dan teknik analisa data.

Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan focus penelitian


masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk
alapangan atau situasi social tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik
peneliti kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah.
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal
penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-
aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan focus penelitian
sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini disebut emergent design .[11]

Dalam penelitian kualitatif, Pertanyaan penelitian kualitatif tidak dirumuskan


atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan
penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang
kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).

Berikut ini beberapa contoh rumusan masalahdalam proposal penelitian tantang


suatu peristiwa.

1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau seting tertentu?
(rumusan masalah deskriptif)

2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)

3. Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola organisasi social tertentu?


(rumusan masalah asosiatif/ hubungan yang akan menemukan pola organisasi
dari suatu kejadian)

4. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam situasi


social yang sama atau situasi social lain? (rumusan masalah asosiatif)

5. Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain? (rumusan
masalah komparatif)[12]

BAB III. KESIMPULAN

Menentukan masalah penelitian merupakan langkah pertama yang harus


dilakukan dalam penelitian ilmiah, dan menjadi pusat perhatian dalam
penyusunan proposal penelitian. Masalah yang akan digarap dan dipecahkan
dalam penelitian pada umumnya berupa sesuatu yang ideal. Namun perlu
diperhatikan bahwa dealnya suatu masalah yang dipilih harus diikuti dengan
pendekatan yang paling tepat, memiliki peluang berhasil paling tinggi, dan
sedapat mungkin paling sederhana agar kepastian untuk dapat menyelesaikan
tugas dalam mencari jawaban atas masalah tersebut dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maksum Mukhtar. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN
Cirebon, 2007.

2. Romi Satria Wahono.http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Teknik


%20Identifikasi% 20Masalah%20dalam%20Penelitian&&nomorurut_artikel=200.
Tanggal 2008-10-07 pukul 15:4.

3. Admin, http://gurupembaharu.com/home/?p=247, diakses 29 september


2010 pukul 18.35.

4. Lincoln, Yovana S; Guba, egon; Naturalictic Inquiry, Sage Publication,


Beverly hills, Londaon, 1984.

5. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005.

6. http://125.161.190.253/materi/MODUL-1.doc, diakes pada 29 september


2010

7. Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah


Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.

[1] http://125.161.190.253/materi/MODUL-1.doc, diakes pada 29 september 2010

[2] Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon


: STAIN Cirebon, 2008, hal 28.

[3] ibid

[4] Ibid, hal. 29

[5] Maksum Mukhtar. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN
Cirebon, 2007, hal 46.

[6] Maksum Mukhtar. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN
Cirebon, 2007, hal 47.

[7] Romi Satria Wahono.http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Teknik


%20Identifikasi% 20Masalah%20dalam%20Penelitian&&nomorurut_artikel=200.
Tanggal 2008-10-07 pukul 15:4.

[8] Maksum Mukhtar. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN
Cirebon, 2007, hal 47.

[9]Admin, http://gurupembaharu.com/home/?p=247, diakses 29 september 2010


pukul 18.35.

[10] Maksum Mukhtar. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN
Cirebon, 2007, hal 47.

[11][11][11] Lincoln, Yovana S; Guba, egon; Naturalictic Inquiry, Sage


Publication, Beverly hills, Londaon, 1984, hal. 102
[12] Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005, hal.
35

Anda mungkin juga menyukai