Atonia Uteri
Atonia Uteri
Definisi
Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dalam
waktu 15 detik dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya
plasenta menjadi tidak terkendali
2. Patofisiologi
1. perdarahan pervaginam
pucat
Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang
disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :
Kehamilan gemelli
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan
memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang
sebenarnya belum terlepas dari uterus.
LANGKAH I
PENGKAJIAN
Tanggal : 16-9-2010 Pukul : 13.00 wita
A. Data Subjektif
1. Identitas / Biodata
Nama klien : Ny.A Nama suami : Tn.B
Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gn.Sari No.25 Alamat : Gn.Sari No.25
6. Riwayat Sosial :
Hubungan ibu dengan masyarakat disekitarnya baik, dan ibu mengikuti kegiatan sosial dan
arisan dilingkungannya.
7. Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah: 100/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 37,2C
8. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb : 8,5 gr%
alpasi :
Leopold I : 3jari dibawah px
Leopold II : pu-ki
Leopold III: let-kep
Leopold IV: konvergen
DJJ : (+) 142x/menit
Pada pukul 10.00 wita dilakukan VT pembukaan lengkap.
Pada pukul 10.08 wita ibu mengedan, perineum menonjol, vulva membuka, tekanan pada
anus, his ibu menjadi lebih kuat, 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik. TD :
100/70mmHg,Ndi:76x/menit, Suhu: 37C, Respirasi :24x/menit.
Pada pukul 10.15 menit bayi lahir spontan Jenis kelamin : laki-laki,BB: 3500gr, Panjang :
50cm.
Pada pukul 10.30 plasenta lahir normal dan spontan
Setelah plasenta lahir, uterus tidask berkontraksi, teraba uterus lunak dan lembek, ibu tampak
lelah, perdarahan 300cc, kesadaran compos mentis
Dilakukan cek Hb Sahli Hb 8,5gr%
LANGKAH II
INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Ibu P5 A0 20 menit PP dengan atonia uteri
Data Dasar :
Plasenta telah lahir 5 menit yang lalu.
Uterus tidak berkontraksi, teraba uterus lunak dan lembek.
KU: Lemah Kes : CM
TTV : TD:90/70mmHg, Nadi:72x/menit, RR:24x/menit, Temp: 37C.
Peradarahan 550cc
Hb : 8,5 gr%
Anak lahir hidup, BB 3500gram, PB 50cm.
A/S : 8/9, anus (+)
Masalah :
a. Lelah
Data dasar :
- Ibu mengatakan seluruh badan terasa lemas
- Ibu merasa mengantuk.
Kebutuhan :
- istirahat dan tidur
Data dasar :
- Ibu mengatakan seluruh badan terasa lemas
- Ibu merasa mengantuk.
LANGKAH III
DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Masalah potensial :
- Syok Hipovolemik
Antisipasi masalah potensial ; pantau TTV, gejala pusing berat, tanda-tanda sesak nafas, dan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian transfuse darah/plasma expander untuk terapi
lanjutan.
LANGKAH IV
KOLABORASI/TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi untuk pemasangan infuse dan pemeriksaan alabolatorium.
LANGKAH V
INTERVENSI
1. Beritahukan keadaan ibu kepada ibu dan keluarganya, agar ibu lebih kooperatif.
2. Lakukan massage uterus sampai timbul kontraksi dan keluarkan bila ada bekuan darah.
3. Lakukan pemasangan infuse RL.
4. Kosongkan kandung kemih dan pertahankan agar tetap kosong.
5. Berikan oksitosin 10 UI, dan 0,2 UI Ergometrin secara IV/IM.
6. Observasi KU dan tanda-tanda adanya Syok.
7. Berikan bayi pada ibu untuk dilakukan IMD.
8. Periksa kelengkapan plasenta, dan pastikan tidak ada kotiledonnya yang tertinggal.
9. Raba dan rasakan uterus setiap 2 menit.
10. Ambil darah untuk mengukur Hb.
11. Bila ibu mengalami syok, lakukan penangannan pasien syok.
12. Pertahankan kontraksi uterus dengan baik, masukan 20 UI Oksitosin kedalam 1 L cairan RL
(drip), dan berikan 40 tts/menit. Bila perlu lakukan pemasangan infus yang kedua.
13. Bila perdarahan terus berlangsung dan kontraksi tetap lemah, lakuka kompresi bimanual.
14. Dalam keadaan darurat, bila kompresi bimanual gagal, menghentikan perdarahan dan
perdarahan tetap banyak kompresi bimanual aorta dapat dilakukan sambil mencari sebab
perdarahan.
15. Bila perdarahan terus berlangsung dan kontraksi uterus baik, periksa vagina dan serviks
terhadap adanya robekan.
16. Kolaborasi dengan dokter bila pasien mengalami syok berat untuk pemberian plasma/transfuse
darah, untuk mendapat terapi lanjutan.
17. Lakukan pemantauan KU pasien dengan seksama selama 24-48jam.
LANGKAH VI
IMPLEMENTASI
1. Memberitahukan keadaan ibu kepada ibu dan keluarganya, agar ibu lebih
kooperatif.
2. Melakukan massage uterus sampai timbul kontraksi dan keluarkan bila ada
bekuan darah.
3. Melakukan pemasangan infuse RL 30 tetes/menit
4. Mengosongkan kandung kemih dan pertahankan agar tetap kosong.
5. Memberikan oksitosin 10 UI, dan 0,2 UI Ergometrin secara IV/IM.
6. Mengobservasi KU dan tanda-tanda adanya syok.
7. Memberikan bayi pada ibu untuk dilakukan IMD.
8. Memeriksa kelengkapan plasenta, dan pastikan tidak ada kotiledonnya yang
tertinggal.
9. Meraba dan rasakan uterus setiap 2 menit.
10. Mengambil darah untuk mengukur Hb.
11. Melakukan penanganan presyok, memasang oksigen 2 L dan dengan kepala
ekstensi.
12. Mempertahankan kontraksi uterus dengan baik, masukan 20 UI Oksitosin
kedalam 1 L cairan RL (drip), dan berikan 40 tts/menit. Bila perlu lakukan pemasangan
infus yang kedua.
13. Melakukan kompresi bimanual internal, bila perdarahan terus berlangsung dan
kontraksi tetap lemah. Jika uterus mulai berkontraksi, lalu tetap pertahankanposisi
tersebut hingga uterus berkontraksi dengan baik dan secara perlahan melepaskan tangan
kemudian melanjutkan memantau KU Ibu secara ketat.
14. Dalam keadaan darurat, bila kompresi bimanual gagal, menghentikan perdarahan dan
perdarahan tetap banyak kompresi bimanual aorta dapat dilakukan sambil mencari sebab
perdarahan.
15. Bila perdarahan terus berlangsung dan kontraksi uterus baik, periksa vagina dan serviks
terhadap adanya robekan.
16. Kolaborasi dengan dokter bila pasien mengalami syok berat untuk pemberian
plasma/transfuse darah, untuk mendapat terapi lanjutan.
17. Makukan pemantauan KU pasien dengan seksama selama 24-48jam. Selanjutnya yaitu
memeriksa apakah uterus tetap keras dan berkontraksi dengan baik. Memeriksa jumlah
kehilangan darah yaitu dengan menempatkan kain bersih di bawah bokong Ibu kemudian
luruskan tungkainya dan meminta Ibu menyilangkan kedua kaki selama 20-30 menit,
sehingga darah akan terkumpul di daerah pubis kemudian memeriksa TTV, warna kulit,
kesadaran, pemasukan cairan dan jumlah urine.
LANGKAH VII
EVALUASI
Tanggal 16-9-2010 Pukul : 10.00 wita
- Setelah dilakukan tindakan-tindakan di atas, uterus Ibu berkontraksi dengan baik, perdarahan
kurang. TD: 100/70mmHg, N: 80x/menit, R:20x/menit, T: 37C, Kes: CM, presyok teratasi,
infuse terpasang, RL 30 tetes/menit, Hb: 9,5 gr%, TFU: 1jari bawah pusat.
PENDOKUMENTASI KEBIDANAN