Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PENELITIAN kala I fase aktif deseleratif.

Data dianalisis
406 menggunakan uji Chi-Square untuk menilai
Hubungan antara Umur, Parietas dan hubungan antara variabel dan uji
Pendampingan Suami dengan Spearmans Rho
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase untuk menilai kekuatan hubungan variabel.
Aktif Deselarasi di Ruang Bersalin Hasil
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota penelitian menunjukkan terdapat hubungan
Gorontalo yang
Correlation between Age, Parity and bermakna antara usia, parietas dan
Husband Assistance with Childbirth pendampingan
Pain Intensity Kala 1st Deselarasi Active suami dengan intensitas nyeri persalinan
Phase in Room Maternity Prof. Dr kala I fase
H. Aloei Saboe Gorontalo Hospital aktif deselarasi di ruang bersalin RSUD
Jusri Adam 1) J. M. L Umboh 2) Prof. Dr.
1) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Gorontalo Kata kunci: Usia, Parietas, Pendampingan
2) Program Pascasarjana Universitas Sam Suami,
Ratulangi Manado Intensitas Nyeri.
Abstrak Abstract
Selama ini, peran pendamping persalinan During this time, the role of labor
tidak companion
terlalu dipedulikan baik oleh tenaga less ignored by both health professionals
kesehatan and
maupun keluarga. Sebuah kajian penelitian families. A research study showed that
menunjukkan bahwa para wanita yang women who
mendapat received support during labor will be less
dukungan selama persalinan akan lebih need for
sedikit pain relief, had fewer medical interventions
memerlukan pereda nyeri, mengalami lebih and
sedikit give birth to babies who are strong. This
campur tangan medis dan melahirkan bayi- study
bayi aims to determine the relationship between
yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk age,
mengetahui hubungan antara umur, parietas parietas husband and assistance with the
dan first stage
pendampingan suami dengan intensitas nyeri of labor pain intensity active phase
persalinan kala I fase aktif deselarasi. deselarasi. This
Penelitian study uses a quantitative approach to
ini menggunakan pendekatan kuantitatif analytic
metode observational method with cross sectional
observational analitik dengan pendekatan approach. The samples used were 63 women
cross who
sectional study. Jumlah sampel yang underwent the first stage of labor is the
digunakan active
adalah 63 orang ibu yang menjalani phase deseleratif. Data were analyzed using
persalinan Chisquare
test to assess the relationship between Nyeri pada proses persalinan
variables and Spearman's Rho test to assess diakibatkan karena peregangan segmen
the bawah rahim selama kontraksi servik.
strength of the relationship variable. The Kontraksi pada saat melahirkan akan
results menimbulkan perasaan nyeri yang timbul
showed there is a significant relationship akibat kontraksi servik serta dilatasi
between (pelebaran) mulut rahim dan segmen
age, parietas husband and assistance with bawah rahim.Intensitas nyeri sebanding
the first dengan kekuatan kontraksi dan tekanan
stage of labor pain intensity deselarasi yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut
active rahim dalam keadaan dilatasi penuh akibat
phase in the maternity ward of Hospital tekanan bayi terhadap stuktur panggul
Prof. Dr diikuti regangan dan perobekan jalan lahir.
H. Aloei Saboe Gorontalo. Lebih dari itu, berbagai hambatan fisik dan
Keyword: Age, Parity, Accompaniment psikologis padaibu saat persalinan akan
husband, menambah rasa nyeri yang terjadi. Kondisi
Pain Intensity nyeri yang hebat pada proses persalinan
Pendahuluan memungkinkan para ibu cenderung
Persalinan dan kelahiran memilih cara yang paling gampang dan
merupakan kejadian fisiologis serta cepat untuk menghilangkan rasa nyeri,
peristiwa alamiah yang sangat dinantikan maka berbagai upaya dilakukan untuk
oleh ibu dan keluarga selama sembilan menurunkan nyeri pada persalinan baik
bulan. Ketika proses persalinan dimulai, secara farmakologi maupun non
peran ibu adalah melahirkan bayinya, farmakologi (Farer, 2001di kutip dari
sedangkan peran petugas kesehatan adalah Purnani, 2012).
memantau persalinan untuk mendeteksi Menurut Nolan (dikutip dari
dini adanya komplikasi serta bersama Yuliastanti, 2013), salah satu teknik
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015 manajemen nyeri non farmakologis yang
407 dapat mengurangi nyeri ibu saat persalinan
keluarga memberikan bantuan dan adalah pendampingan dari suami atau
dukungan ibu bersalin (Purnani, 2012). keluarga, karena efek perasaan termasuk
Ibu yang mengalami persalinan kecemasan pada setiap ibu bersalin
pasti mengalami nyeri. Nyeri yang berkaitan dengan persepsi orang yang
dirasakan saat bersalin amat subyektif bagi mendukung. Kehadiran seorang
setiap ibu. Rasa nyeri persalinan bersifat pendamping persalinan memberikan
personal, setiap orang mempersepsikan pengaruh pada ibu bersalin karena dapat
rasa nyeri yang berbeda terhadap hasil membantu ibu saat persalinan serta dapat
stimulus yang sama tergantung pada memberikan perhatian, rasa aman,
ambang nyeri yang dimilikinya. Nyeri nyaman, semangat, menentramkan hati
pada persalinan adalah manifestasi dari ibu, mengurangi ketegangan ibu atau
adanya kontraksi (pemendekan) otot status emosional menjadi lebih baik
rahim. Sebagian besar ibu menganggap sehingga dapat mempersingkat proses
dan membayangkan nyeri persalinan persalinan.
sebagai suatu hal atau pengalaman yang Sebuah kajian penelitian
menakutkan (Andarmoyo dan Suharti, menunjukkan bahwa para wanita yang
2013). mendapat dukungan selama persalinan
akan lebih sedikit memerlukan pereda yang memiliki umur yang lebih tua. Umur
nyeri, mengalami lebih sedikit campur muda cenderung dikaitkan dengan kondisi
tangan medis dan melahirkan bayi-bayi psikologis yang masih labil yang memicu
yang kuat. Bahkan penelitian mengenai terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang
arti penting pendampingan suami pun telah dirasakan semakin lebih kuat. Umur juga
dilakukan oleh peneliti dari Jerman. Hasil dipakai sebagai salah satu faktor dalam
studi yang dilakukan oleh Noack and Atai menentukan toleransi terhadap nyeri. Pada
dengan judul Presence of the Husband in paritas ibu yang primipara intensitas
The Delivery Room kepada 650 pasangan kontraksi uterus lebih kuat dibandingkan
ibu bersalin di Jerman dan hasilnya 90% pada ibu yang multipara dan ibu multipara
ibu ditemani oleh suaminya mengatakan memiliki pengalaman persalinan
lebih nyaman dan persalinan pun sebelumnya akan lebih mudah beradaptasi
berlangsung lancar (dikutip dari Utami, dengan nyeri dibandingkan dengan ibu
2009). yang belum pernah memiliki pengalaman
Selama ini, peran pendamping dalam hal ini ibu primipara (Hutahaean,
persalinan tidak terlalu dipedulikan baik 2009).
oleh tenaga kesehatan maupun keluarga. Hasil penelitian Magfiroh
Bahkan di beberapa Rumah Sakit tidak (2012) menemukuan bahwa intensitas
memperbolehkan adanya pendamping nyeri 3,9 lebih hebat pada paritas ibu
persalinan saat proses persalinan primipara dibandingkan dengan ibu
berlangsung, jadi ibu bersalin hanya multipara dan ibu yang memiliki usia
didampingi bidan atau tenaga kesehatan resiko tinggi merasakan nyeri 4 kali lebih
saja. Pada hal hal itu sangat mempengaruhi hebat dibandingkan ibu yang tidak
kenyamanan dari ibu bersalin itu sendiri memiliki umur beresiko tinggi. Penelitian
yang pada akhirnya akan mengurangi rasa Komariah (2005 dikutip dari Magfiroh,
sakit dalam persalinan. (Defiyani, 2013). 2012) bahwa umur ibu yang kurang dari
Proses persalinan dihadapkan 20 tahun lebih merasakan nyeri hebat
pada kondisi kritis terhadap masalah dibandingkan dengan umur yang berusia
kegawatdaruratan persalinan, sehingga 25-35 tahun.
sangat diharapkan persalinan dilakukan di Data dinas kesehatan Kota
fasilitas kesehatan. Hasil Riskesdas 2013, Gorontalo menunjukan bahwa jumlah ibu
persalinan di fasilitas kesehatan adalah yang menjalani persalinan selama tahun
70,4% dan masih terdapat 29,6 %di 2013 mencapai 3.627 Ibu sedangkan untuk
rumah/lainnya. Penolong persalinan oleh bulan januari sampai dengan Desember
tenaga kesehatan yang kompeten (dokter tahun 2014 tercatat sebanyak 3.840 ibu.
spesialis, dokter umum dan bidan) Khusus untuk Rumah Sakit Prof Dr Aloei
Adam dan Umboh, Hubungan antara Saboe Kota Gorontalo berdasarkan data
Umur, Parietas yang tercatat dalam rekam medic pada
408 tahun 2011 jumlah ibu yang menjalani
mencapai 87,1%, namun masih bervariasi persalinan normalsebanyak 921 ibu, pada
antar provinsi (Anonimous, 2013) . tahun 2012 jumlah ibu yang menjalani
Faktor lain yang dapat persalinan normal sebanyak 1.147 ibu dan
mempengaruhi intensitas nyeri persalinan pada tahun 2013 jumlah ibu yang
adalah faktor umur dan paritas. Umur ibu menjalani persalinan normal tercatat
yang lebih muda memiliki sensori nyeri sebanyak 1.437 ibu (Anonimous, 2014).
yang lebih intens dibanding dengan ibu Untuk bulan Desember tahun
2014 sampai Januari 2015 tercatat yang JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
menjalani persalinan normal sebanyak 177 409
ibu (Anonimous, 2014). Dari jumlah Selama ini masih ada suami yang
tersebut 38,3% adalah ibu yang berumur < belum mau atau takut mendampingi ibu
35 tahun dan 42,1% adalah ibu yang baru dalam proses persalinan masih bahkan
pertama kali menjalani persalinan atau cenderung suami tidak ingin tahu
primipara. Angka ini menggambarkan bagaimana penderitaan istri yang sedang
jumlah ibu dengan persalinan normal berjuang dengan penuh resiko dalam
setiap tahunnya meningkat dengan ratarata menghadapi persalinan sehingga dukungan
persentase sebesar 20%. Tingginya psikologis dalam mengurangi kecemasan
jumlah persalinan normal dan usia yang atau nyeri tidak dimiliki ibu, disamping itu
tergolong beresiko menuntut bidan faktor persalinan pada ibu umur yang
senantiasa memberikan asuhan persalinan masih muda dan ibu yang primipara masih
yang berkualitas terutama dalam menjadi salah satu faktor yang sering
menangani nyeri persalinan ibu bersalin terjadi. Permasalahan ini kemudian
yang beresiko terhadap peningkatan menjadi alasan peneliti untuk melakukan
intensitas nyeri. penelitian lebih dalam tentang hubungan
Permasalahan yang sering antara antara umur, paritas dan
terjadi saat ini menurut hasil pengamatan pendampingan suami dengan intensitas
peneliti di ruang bersalin Rumah Sakit nyeri persalinan kala I fase aktif deselarasi
Prof Dr Aloei Saboe selama kala I pada di ruang bersalin RSUD Prof. Dr. H. Aloei
fase aktif deselerasi, hampir semua ibu tak Saboe Kota Gorontalo.
mampu menahan keinginan mengejan Metode
selama kontraksi dan berteriak-teriak Penelitian ini menggunakan
setiap his muncul. Nyeri rata-rata berada pendekatan kuantitatif metode
pada Nyeri Sangat Berat (skor 8-10) observational analitik dengan pendekatan
terutama pada fase aktif deselerasi cross sectional study. Penelitian akan
pembukaan 7-10 cm akibat pembukaan dilakukan di ruang bersalin rumah sakit
serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 Prof Dr H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm pada tanggal 17 Desember 2014 17
disertai dengan nyeri yang hebat, menusuk Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini
dan kaku yang secara obyektif nampak yaitu seluruh ibu yang menjalani
klien sudah tidak mampu lagi persalinan di ruang bersalin rumah sakit
berkomunikasi, berteriak histeris, tidak Prof Dr H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
dapat mengikuti perintah, menarik-narik, selama bulan Desember 2014 sampai
memukul, tidak respon terhadap tindakan, dengan Januari 2015 yang berjumlah 177
tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri yang pasien. jumlah sampel yang digunakan
dirasakan. Hasil observasi juga didapatkan adalah 63 orang ibu yang menjalani
7 orang dari 10 orang ibu bersalin tidak persalinan kala I fase aktif deseleratif.
didampingi suami saat inpartu dengan Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
alasan takut melihat proses melahirkan dan pendampingan suami, usia ibu dan parietas
3 orang suami yang mendampingi istri sedangkan variabel terikat adalah
memberikan perhatian seperti mengeluselus penurunan intensitas nyeri persalinan
wajah istri, mengelap keringat istri normal kala I fase aktif deselerasi. Data
dan memberikan kata-kata sanjungan primer yaitu data yang diperoleh langsung
dalam memotivasi ibu saat bersalin. dari sampel dan responden melalui teknik
observasi. Data sekunder yaitu data yang 410
diperoleh dari data rekam medic RSUD Umur
Prof Dr H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Intensitas Nyeri
berupa data ibu yang menjalani persalinan Total Value
normal, angka mortalitas dan morbiditas Sedang Berat
ibu yan digunakan dalam menunjang f%F%f%
penelitian ini. Untuk mengetahui 35 tahun 20 31,7 36 57,1 56 88,9
hubungan pendampingan suami, usia ibu > 35 tahun 6 9,5 1 1,6 7 11,1 0,017
dan parietas dengan intensitas nyeri Jumlah 27 41,3 37 58,7 63 100
persalinan kala I dengan menggunakan uji Menurut pendapat peneliti adanya hubungan
chi-square. antara umur dengan intensitas nyeri
Hasil dan Pembahasan persalinan kala I fase aktif deselerasi
1. Hubungan Umur Ibu dengan Intensitas dikarenakan pada umur yang relative muda
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif secara
Deselarasi psikologis memiliki factor stressor yang
Hubungan umur ibu dengan intensitas tinggi terutama dalam mentoleransi
nyeri persalinan kala I fase aktif deselarasi rangsangan nyeri
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah. yang dirasakan sehingga seringkali
Berdasarkan tabulasi silang yang meningkatkan persepsi nyeri atau sebaliknya
dilakukan antara umur dengan intensitas nyeri juga
nyeri didapatkan 56 orang ibu yang dapat menimbulkan perasaan ansietas atau
berumur 35 tahun, 20 orang (31,7%) stress
mengalami nyeri sedang dan 36 orang 2. Hubungan Parietas Dengan Intensitas
(57,1%) mengalami nyeri berat sedangkan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
7 orang ibu yang berumur >35 tahun, 6 Deselarasi
orang (9,5%) mengalami nyeri sedang dan Hubungan parietas dengan intensitas nyeri
1 orang (1,6%) mengalami nyeri berat. persalinan Kala I Fase Aktif deselerasi dapat
Hasil analisis uji Chi-Square terdapat 2 sel dilihat pada Tabel 2 di bawah
memiliki nilai harapan kurang dari 5 Tabel 2. Hubungan Parietas Dengan
sehingga alternative uji yang digunakan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
adalah uji Fisher Exact. Hasil uji Fisher Deselarasi
Exact didapatkan nilai Value 0,017 ( < di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. H. Aloei
0,05). Didapatkan bahwa nilai dari P Saboe Kota Gorontalo
hitung ternyata lebih kecil dari harga kritis Parietas
yang ditentukan, sehingga ditarik Intensitas Nyeri
kesimpulan bahwa Ho ditolak Ha diterima. Total Value
Hasil analisis tersebut menunjukkan Sedang Berat
terdapat hubungan yang bermakna antara f%F%f%
umur dengan Intensitas Nyeri Persalinan Primipara 1 1,6 24 38,1 25 39,7
Kala I Fase Aktif Deselarasi. Multipara 25 39,7 13 20,6 38 60,3 0,000
Tabel 1. Hubungan Umur Ibu Dengan Jumlah 27 41,3 37 58,1 63 100
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Berdasarkan tabulasi silang yang
Deselarasi di Ruang Bersalin RSUD Prof. dilakukan antara parietas dengan intensitas
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo nyeri didapatkan 25 orang ibu primipara, 1
Adam dan Umboh, Hubungan antara orang ibu (1,6%) mengalami intensitas
Umur, Parietas nyeri sedang dan 24 orang ibu (38,1%)
mengalami intensitas nyeri berat Tabel 3. Hubungan Pendampingan Suami
sedangkan 38 orang ibu multipara, 25 Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
orang (39,7%) mengalami intensitas nyeri Fase
sedang dan 13 orang (20,6%) mengalami Aktif Deselarasi di Ruang Bersalin RSUD
intensitas nyeri berat. Hasil analisis uji Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Chi-Square didapatkan nilai Value 0,000 Pendampingan
( < 0,05). Didapatkan bahwa nilai P Suami
hitung ternyata lebih kecil dari harga kritis Intensitas Nyeri
yang ditentukan, sehingga ditarik Total Value
kesimpulan bahwa hipotesis Ho ditolak Sedang Berat
dan Ha diterima.Hasil analisis tersebut f%F%F%
menunjukkan terdapat hubungan yang Kurang Baik 3 4,8 31 49,2 34 54
bermakna antara parietas dengan Intensitas Baik 23 36,5 6 9,5 29 46 0,000
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Jumlah 26 41,3 37 58,7 63 100
Deselarasi. Berdasarkan tabulasi silang yang
Menurut peneliti adanya hubungan dilakukan antara pendampingan dengan
antara parietas dengan intensitas nyeri intensitas nyeri didapatkan 34 orang ibu
yang dirasakan ibu pada persalinan kali I yang mendapatkan pendampingan suami
fase aktiv deseleratif karena ibu primipara kurang baik selama menjalani persalinan
memang belum pernah mempunyai kala I fase aktiv deselerasi, 3 orang ibu
pengalaman melahirkan termasuk (4,8%) mengalami intensitas nyeri sedang
pengalaman nyeri waktu persalinan yang dan 31 orang ibu (49,2%) mengalami
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015 intensitas nyeri berat sedangkan 29 orang
411 ibu yang mendapat pendampingan suami
mengakibatkan sulit untuk yang baik selama menjalani persalinan
mengantisipasinya. Selain itu proses kala I fase aktiv deselerasi, 23 orang
melahirkan yang tidak sama dengan (36,5%) mengalami intensitas nyeri sedang
multipara, karena pada primipara proses dan 6 orang (9,5%) mengalami intensitas
penipisan biasanya terjadi lebih dulu nyeri berat. Hasil analisis uji Chi-Square
daripada dilatasi serviks. Sedangkan pada didapatkan nilai Value 0,000 ( < 0,05).
multipara proses penipisan dan dilatasi Didapatkan bahwa nilai dari hasil P hitung
serviks terjadi bersamaan. Pengaruh ini ternyata lebih kecil dari harga kritis yang
disebabkan oleh adanya pengalaman ditentukan, sehingga ditarik kesimpulan
sebelumnya yang dirasakan oleh ibu bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha
multipara dimana pengalaman ini diterima dari hasil analisis tersebut
merupakan salah satu factor yang dapat menunjukkan terdapat hubungan yang
menyebabkan intensitas nyeri yang bermakna antara pendampingan suami
dirasakan individu berbeda. dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
3. Hubungan Pendampingan Suami Fase Aktif Deselarasi.
dengan Intensitas Nyeri Persalinan Menurut asumsi peneliti adanya
Kala I Fase Aktif Deselarasi hubungan yang bermakan antara
Hubungan pendampingan suami pendampingan suami dengan intensitas
dengan intensitas nyeri persalinan Kala I nyeri persalinan kala I fase aktiv deselerasi
fase aktif deselerasi dapat dilihat pada ini dikarenakan adanya pengaruh secara
Tabel 3 di bawah. psikologis dimana ibu yang mendapat
pendampingan suami yang baik akan
merasakan adanya dukungan emosional 2. Terdapat hubungan yang bermakna
suami dan hal tersebut dapat dapat antara paritas dengan intensitas nyeri
mengalihkan perhatian ibu dan persalinan kala I fase aktif deselarasi.
menurunkan tingkat stressor yang menjadi 3. Terdapat hubungan yang bermakna
stimulus nyeri saat bersalin sehingga antara pendampingan suami dengan
intensitas nyeri dapat berkurang. intensitas nyeri persalinan kala I fase
Asumsi peneliti ini sejalan dengan aktif.
pendapat Andarmoyo dan Suharti (2013) Saran
bahwa individu yang mengalami nyeri 1. Bagi petugas kesehatan
seringkali membutuhkan dukungan, Petugas kesehatan khususnya bidan
bantuan, perlindungan dari anggota dalam membantu persalinan dapat
keluarga lain atau teman terdekat. mewajibkan ibu untuk mendapatkan
Kehadiran orang terdekat akan pendampingan suami yang baik selama
Adam dan Umboh, Hubungan antara proses persalinan yaitu dengan
Umur, Parietas mengajarkan suami untuk
412 mendampingi istri misalnya menyuruh
meminimalkan kecemasan dan stress suami memotivasi dan memberi
psikologis yang pada akhirnya akan perhatian kepada ibu saat persalinan
mengurangi stimulus nyeri dan ketakutan. berlangsung, menganjurkan suami
Tersedianya sarana dan support sistim untuk selalu berada disamping istri dan
yang baik dari lingkungan dalam Membantu ibu untuk mendapatkan
mengatasi nyeri, dukungan dari keluarga posisi yang nyaman baginya serta
dan orang terdekat sangat membantu berbicara pada ibu dengan lemah
mengurangi rangsangan nyeri yang lembut.
dialami oleh seseorang dalam menghadapi 2. Bagi institusi
persalinan. Pendapat yang sama juga Diharapkan kepada rumah sakit
dikemukakan oleh Guyton (dalam khusunya bagian kebidanan untuk
Defiyani, 2013) bahwa dukungan suami dapat menyediakan tempat khusus
dalam proses persalinan akan memberi terutama ruangan konseling agar bidan
efek pada sistem limbic ibu yaitu dalam dapat melakukan konseling prapersalinan
hal emosi, emosi ibu yang tenang akan yang berfungsi untuk
menyebabkan sel-sel neuronnya memaksimalkan pendampingan
mensekresi hormon oksitosin yang persalinan di ruang bersalin sebagai
reaksinya akan menyebabkan kontraktilitas upaya peningkatan kualitas
uterus pada akhir kehamilan untuk pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu.
mengeluarkan bayi. Dukungan dalam 3. Bagi masyarakat
persalinan seperti pujian, penentraman Diharapkan kepada masyarakat
hati, tindakan untuk meningkatkan khususnya keluarga atau suami agar
kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan pada saat persalinan nanti dapat
tentang yang terjadi selama persalinan dan mempersiapkan mental dalam
kelahiran serta sikap ramah yang konstan memberikan pendapampingan kepada
dapat mengalihkan perhatian ibu ibu sehingga pada saat persalinan nanti
Kesimpulan suami siap memberikan pendampingan
1. Terdapat hubungan yang bermakna yang baik.
antara umur dengan intensitas nyeri 4. Bagi peneliti
persalinan kala I fase aktif deselerasi. Disarankan pada peneliti selanjutnya
agar dapat mengembangkan penelitian Dalam Maternitas dan Ginekologi.
dengan mengkaji lebih dalam pengaruh Salemba Medika. Jakarta. Hal. 63
faktor lain yang dapat mempengaruhi Kemenkes, R.I. 2013. Riset Kesehatan
intensitas nyeri pada ibu bersalin Dasar tahun 2013. Jakarta: Balitbang
sehingga mempermudah penanganan Kemenkes RI. Hal. 164
nyeri pada ibu bersalin. Purnani. 2012. Perbedaan Penurunan
Daftar Pustaka Nyeri Persalinan Kala I Antara Teknik
Andarmoyo, S dan Suharti, S. 2013. Relaksasi Nafas Dalam Dengan Teknik
Persalinan Tanpa Nyeri ; Konsep Dan Pijat Effleurage Yang Dilakukan Oleh
Aplikasi Manajemen Persalinan. Suami Pada Ibu Inpartu Di Bidan
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Hal. 15- Praktek Swasta. Jurnal Fakultas
55 Kesehatan Masyarakat Universitas
Defiany. 2013. Pendamping Persalinan Kediri. Hal. 1-14
Sebagai Pengurang Rasa Nyeri Saat Utami. 2009. Pengaruh Kehadiran Suami
Bersalin di RS Margono Soekardjo Terhadap Lama Persalinan di BPS ny.
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015 y Kecamatan Cilimus Kabupaten
413 Kuningan. Jurnal Kebidanan. Hal. 1-10
Purwokerto. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Yuliastanti. 2013. Pendampingan Suami
Vol. 4 No. 1 Edisi Desember 2013, Dan Skala Nyeri Pada Persalinan Kala
hlm. 190-198 1 Fase Aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Hutahaean. 2009. Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013. Hal.1-14.

Anda mungkin juga menyukai