Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Hukum Pidana

Sejarah hukum pidana tertulis yang berlaku di Indonesia dimulai


ketika Belanda membuat kitab Undang-undang Hukum Pidana sendiri
yang disebut Nedelansch Wetboek van Starft recht. Perundang-undangan
hukum pidana dibuat berdasarkan asas konkordinasi, ialah bahwa
perundangan-undangan Indonesia harus seberapa boleh sesuai dengan
hukum pidana negara Belanda.
Waktu itu bagi golongan penduduk Indonesia dibuat kita undang-
undang Hukum Pidana sendiri-sendiri yaitu: 1. Wothoe Straftracht Voor
Nederlandsch India untuk golongan Eropa kejahatan-kejahatan saja.
2. Wethoek Van Straftrech Voor Nederlandsch India untuk penduduk
golongan Indonesia dan Timur Asing berisi kejahatan-kejahatan saja.
3. Algemene Politie Srafreglementuntuk penduduk golongan Eropa berisi
pelanggaran-pelanggaran saja, dan 4. Algemene Politie
Strfregment untuk penduduk Indonesia dan Timur Asing berisi
pelanggaran-pelanggaran saja. Keempat buku ini diganti kitab undang-
undang Hukum Pidana (Wethoek van Strftrech voor Nederlanszh Indie)
yang mulai berlaku 1 Januari 1918.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 kitab undang-
undang hukum pidana tersebut masih dipakai terus, kemudian pada
tanggal 26 Februari 1946 disahkan isinya diubah disesuaikan menurut
keadaan dan suasana Indonesia, dengan ditetapkannya undang-undang
pidana tersebut, maka terdapat dua jenis kitab undang-undang hukum
pidana yaitu : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menurut undang-
undang nomor 1 tahun 1946 Republik Indonesia dan 2. Wethoek van
Strftrech voor Nederlanasch Indle Stol 1915 732.
Berlakunya dua kitab undang-undang hukum pidana dianggap suatu
keganjilan, maka untuk menghilangkan keganjilan tersebut, maka pada
tahun 1958 ditetapkanlah undang-undang nomor 73 tentang menyatakan
berlakunya undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 Republik Indonesia,
dengan adanya satu saja kitab undang-undang hukum Pidana jelas pula
bekas KUHP kita menganut unifikasi, yaitu satu KUHP untuk semua
golongan penduduk
Definisi Hukum Pidana dan Pengertian Hukum Pidana
Hukum Pidana sebagai Hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan
yang dilarang oleh Undang-Undang dan berakibat diterapkannya hukuman
bagi siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan
yang disebutkan dalam Undang-Undang Pidana. Seperti perbuatan yang
dilarang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang
Korupsi, Undang-Undang HAM dan lain sebagainya.
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan
apa yang dilarang dan memberikan hukuman bagi yang melanggarnya.
Perbuatan yang dilarang dalam hukum pidana adalah:
Pembunuhan
Pencurian
Penipuan
Perampokan
Penganiayaan
Pemerkosaan
Korupsi
Sementara Dr. Abdullah Mabruk an-Najar dalam diktat Pengantar
Ilmu Hukum-nya mengetengahkan defenisi Hukum Pidana sebagai
Kumpulan kaidah-kaidah Hukum yang menentukan perbuatan-perbuatan
pidana yang dilarang oleh Undang-Undang, hukuman-hukuman bagi yang
melakukannya, prosedur yang harus dilalui oleh terdakwa dan
pengadilannya, serta hukuman yang ditetapkan atas terdakwa.
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku
di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :
Menetukan perbuatan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan,
yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa
pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut.
Menentukan kapan dan dalam hal hal apa kepada mereka yang
telah melanggar larangan larangan itu dapat dikenakan atau
dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.
Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar
larangan tersebut.
Pengertian Pidana Menurut Sudarto sendiri ialah nestapa yang
diberikan oleh Negara kepada seseorang yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan Undang-undang (hukum pidana), sengaja
agar dirasakan sebagai nestapa.

Tujuan Hukum Pidana


Secara konkrit tujuan hukum pidana itu ada dua, yaitu :
Untuk menakut-nakuti setiap orang jangan sampai melakukan
perbuatan yang tidak baik.
Untuk mendidik orang yang telah pernah melakukan perbuatan
tidak baik menjadi baik dan dapat diterima kembali dalam
kehidupan lingkunganya
Tujuan hukum pidana ini sebenarnya mengandung makna
pencegahan terhadap gejala-gejala sosial yang kurang sehat di samping
pengobatan bagi yang sudah terlanjur tidak berbuat baik. Jadi Hukum
Pidana, ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah
laku manusia dalam meniadakan pelanggaran kepentingan umum.
Tetapi kalau di dalam kehidupan ini masih ada manusia yang
melakukan perbuatan tidak baik yang kadang-kadang merusak lingkungan
hidup manusia lain, sebenarnya sebagai akibat dari moralitas individu itu.
Dan untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya suatu perbuatan yang
tidak baik itu(sebagai pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan pidana),
maka dipelajari oleh kriminologi.
Di dalam kriminologi itulah akan diteliti mengapa sampai seseorang
melakukan suatu tindakan tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan
hidup sosial. Di samping itu juga ada ilmu lain yang membantu hukum
pidana, yaitu ilmu Psikologi. Jadi, kriminologi sebagai salah satu ilmu yang
membantu hukum pidana bertugas mempelajari sebab-sebab seseorang
melakukan perbuatan pidana, apa motivasinya, bagaimana akibatnya dan
tindakan apa yang dapat dilakukan untuk meniadakan perbuatan itu.

Anda mungkin juga menyukai