KTI Fix
KTI Fix
ABSTRAK
Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab penyakit menular yang menginfeksi paru-paru dan
menjadi masalah kesehatan global yang utama karena penyebarannya sangat mudah, dan semakin
menjadi rumit dengan adanya kasus drug resistant TB (DR-TB) yang disebabkan oleh adanya mutasi
pada M. tuberculosis. Saat ini, mutasi pada gen rrs, rpsl, gidB dan Rv1258c secara berturut-turut
yang mengkode 16S rRNA, ribosomal protein S12, 7-metylguanosin methyltransferase (m7G), dan
pompa efflux obat diduga sebagai penyebab resistensi M.tuberculosis terhadap streptomysin. Tujuan
dari kajian pustaka ini adalah mengetahui pola mutasi dari gen gen tersebut terhadap mekanisme
resistensi M. tuberculosis terhadap streptomysin dari isolate berbagai negara dengan menggunakan
metode fenotip dan genotip. Gen gidB dan Rv1258c dari hasil beberapa penelitian dapat dinyatakan
sebagai phylogenetik marker. Beberapa hasil penelitian menyatakan hasil yang berbeda beda dalam
hal level resistensi dari setiap gen-gen tersebut sehingga belum dapat dihubungkan dengan high,
intermediate atau low resistance. Hal itu disebabkan karena penyebaran dari strain M. tuberculosis
yang berbeda di setiap negara. Namun penyebaran dari M. tuberculosis dapat diidentifikasi dengan
melihat strain yang ada dengan metode molekular.
ABSTRACT
Mycobacterium tuberculosis is the cause of infectious diseases that infect the lungs and become a
major global health problem because of its spread is very easy, and more complicated by existence of
cases of drug resistant TB (DR-TB) is caused by mutations in gene rrs, rpsL, gidB and Rv1258c
encoding 16S rRNA, ribosomal protein S12, and 7-methylguanosine methyltransferase (m7G), and
pumps efflux drug, respectively, are considered as the cause of M. tuberculosis resistance to
streptomysin. The aim of this review was to determine the pattern of mutation of genes are involved
to resistance mechanism in M. tuberculosis isolates from various countries, using phenotypic and
genotypic methods. gidB and Rv1258c gene in several studies can be use as phylogenetic marker.
Several studies show the different result in level resistance in each genes so it couldnt link to high,
intermediate or low level resistance. It cause by the transmission of strain M. tuberculosis in every
country is different. But the transmission of M. tuberculosis can be identified by observing the
existing strains by molecular methods.
b. Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal pada pengobatan dengan
paduan OAT kategori 1 sebelumnya
Pasien yang diobati kembali setelah putus
Tabel 2. Kisaran dosis OAT lini pertama bagi berobat (lost to follow-up). (Kemenkes,
pasien dewasa 2014)
Tabel 4. Dosis Paduan OAT Kategori 2
Catatan:
Catatan :
DST diharuskan memahami hal hal berikut Metode fenotipik DST menggunakan beberapa
ini (Central TB Division, 2009) : konsentrasi dari setiap obat TB. Isolat
Asal dari resistensi obat dikatakan resisten terhadap obat ketika
Variasi stabilitas obat saat kondisi filtrasi, pertumbuhan pada media yang mengandung
pemanasan dan saat penyimpanan. obat melebihi pada pertumbuhan isolat yang
Perubahan aktivitas obat obat tertentu saat diencerkan 1 : 100 pada media yang bebas
dimasukan kedalam berbagai jenis media obat. Fenotipik DST memerlukan kultur
Tipe uji kepekaan yang dilakukan positif (4-6 minggu) sebelum pengujian DST
Pembacaan dan pelaporan hasil pengujian dapat dilakukan. DST fenotipik memerlukan
Kriteria resistensi waktu tambahan 2-3 minggu.
DST dilakukan pada saat keadaan (Central TB Polymerase Chain Reaction (PCR)
Division, 2009) : Polymerase chain reaction (PCR) adalah
Untuk kasus relapse atau kambuh dan teknik biology molekular yang baru dan
untuk kasus pengobatan ulang popular untuk replikasi DNA secara enzimatik
Untuk mengubah regimen obat ketika tanpa menggunakan organisme hidup.PCR
diduga terdapat resistensi obat. membutuhkan beberapa komponen dasar,
Untuk study surveilansi resistensi obat yang yaitu :
dilakukan di suatu wilayah atau negara. DNA templat atau cetakan DNA yang
mengandung daerah dari fragmen DNA
Terdapat 3 metode umum yang digunakan yang akan digandakan.
untuk menentukan drug susceptible testing Sepasang primer, yang menentukan awal
pada obat M. tuberculosis, yaitu (NTCP, dan akhirnya dari daerah yang akan
2014): digandakan.
Metode proprorsi Taq polymerase, yang berperan dalam
Menggunakan inokulasi pada media padat mengkopi daerah yang akan digandakan.
yang mengandung obat dan tidak mengandung Nukleotida, sumber basa nitrogen untuk
obat dengan jumlah suspensi sel yang sama. DNA yang baru.
Rasio terbentuknya kolonidikedua media dapat Buffer, disediakan untuk menciptakan
menentukan apakah isolat susceptible atau lingkungan kimia yang sesuai untuk DNA
resisten terhadap obat yang diuji. Metode ini polymerase. (Rahman, 2013)
merupakan metode yang paling sederhana
untuk DST. Proses PCR melibatkan beberapa tahap, yaitu :
Denaturasi
DNA didenaturasi pada suhu yang tinggi yaitu
BACTEC 460 atau system MGIT960 dari 90 97o C. Pada proses ini untai ganda
Merupakan metode dengan menggunakan DNA templat dipisahkan.
media cair untuk DST, Tabung berisi media Annealing
yang mengandung obat dan tidak mengandung Terjadi pada suhu yang lebih rendah yaitu 50-
obat diinokulasikan dengan suspensi sel 60o C. Primer akan menempel pada daerah
kemudian diinkubasi. Fluoresensi dari tabung tertentu dari target DNA, untuk membuat
yang mengandung obat dibandingkan dengan salinan yang identik dari aslinya.
Teknik Genotyping
Teknik genotyping strain M. tuberculosis pada
kajian pustaka ini berguna untuk mengetahui
dinamika transmisi M. tuberculosis pada studi
epidemiologi. (Spies, 2011)
Spoligotyping
Teknik spoligotyping ini berdasarkan
polimorfisme DNA yang terdapat pada suatu Struktur kimia streptomysin
lokus kromosom, setiap M. tuberculosis
Mekanisme kerja streptomysin
memiliki dareah direct repeat dimana diantara Streptomysin merupakan antibiotik
dua direct repat (daerah DR) tersebut terdapat aminoglikosida yang terlibat pada sintesis
suatu daerah yang disebut spacer. Namun protein tetapi mempunyai efek lain seperti
delesi dan insersi di setiap spacer dan DR menghancurkan sel membran, dan
berbeda. Spoligotyping dapat mendeteksi menghambat respirasi dan juga dapat
insersi dan delesi tersebut dengan hibridisasi mengakibatkan kesalahan pada saat mengkode
produk PCR dari DNA spacer, sehingga dapat sebuah kode genetic. Sisi aktif dari SM adalah
menampilkan masing masing spacer yang ribosom subunit 30S, spesifiknya pada protein
unik pada DNA squence. (Spoligotyping ribosom S12 dan 16S rRNA. Dimana protein
Users Manual, 2010)
Gambar 2. Gambaran skematik dari distribusi mutasi gen rrs, rpsL dan gidB
Mutasi pada rpsL dan rrs telah diketahui Barcelona menyatakan mutasi pada gen rrs
menyebabkan resistensi sebesar 50% dan 20% dan rpsL terdeteksi sebesar 37,7 % yaitu
secara berturut turut sementara gidB sebesar 24,6% untuk gen rpsL dan 13,0% untuk gen
27 %. (Zhang, 2005) Dimana menurut Nhu et rrs.
al. (2012) resistensi pada gen rpsL dapat
dihubungkan dengan high level resistance, Menurut Jagielski et al. (2014) dengan
rrs dapat dihubungkan dengan intermediate menggunakan isolat dari Polandia, dapat
level resistance, sementara gidB dengan low dilihat pada gambar 2 didapatkan hasil pada
level resistance. Namun berbeda dengan Tudo gen rrs terjadi 4 type mutasi dan terjadi pada
et al. (2010) yang menggunakan isolat dari isolat yang resisten sebesar 25 %. Sementara
pada gen rpsL terjadi single mutasi yang
8 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
terjadi pada 50 % isolat yang resisten dan selatan dimana isolat yang mengandung gidB
11,1% pada isolat yang susceptible. ditemukan sebagai streptomysin susceptible
dan yang lainnya adalah resisten streptomysin.
Pada mutasi gen rpsL terjadi mutasi pada K43R Maka masih harus dilakukan penelitian lebih
dan K88R seperti yang tercantum pada gambar lanjut untuk mengetahui apakah gidB dapat
2, kedua mutasi tersebut menyebabkan dihubungkan dengan low level resistance
perubahan asam amino yang dihasilkan. K34R terhadap streptomysin karena dari berbagai
biasanya memberikan peran yang lebih banyak penelitian, mutasi gidB menunjukan terdapat
dalam menjadi penyebab resistensi terhadap pada isolat yang susceptible dan isolat yang
streptomysin dibandingkan dengan K88R. resisten.
Sementara pada mutasi gen gidB terjadi 16 type
mutasi yang terjadi pada 37,5 % isolat yang Berbeda dengan yang lain, menurut Perdiago
resisten, 61,1 % isolat yang susceptible dan et al. (2013) yang menggunakan isolat dari
14,3 % pan susceptible. Pan susceptible adalah portugal dan menggunakan metode MIRU
isolat yang resisten terhadap empat obat lini VNTR untuk mengetahui cluster yang spesifik
pertama (INH, Rifampisin, etambutol, untuk polimorfisme gidB yaitu A80P
pyrazinamid). Sementara menurut polimorfisme gidB telah menemukan bahwa
Brammachary et al. (2014) yang menggunakan gen gidB berperan untuk intermediate level
isolat dari India, Level resistensi yang resistance bukan low level resistance.
disebabkan oleh mutasi gen rpsL berhubungan
dengan MIC (minimum inhibitory Pada penelitian Villellas et al. (2013)
concentration). Jika MIC-nya sekitar 1024 mg/l ditemukan gen lain yang terlibat pada
sampai 2018 dapat dihubungkan dengan high resistensi terhadap streptomysin yaitu insersi
level resistance, MIC pada 128 mg/l pada gen Rv1258c (tap580) yang mengkode
dihubungkan dengan intermediate level Tap, yaitu sebuah pompa efflux obat. Insersi
resistance dan MIC pada 32-64 mg/l pada gen ini hanya terdapat pada strain beijing
dihubungkan dengan low level resistance. saja. Sehingga polymorfisme gen ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi isolate M.
Hasil spoligotyping menunjukan polimorfisme tuberculosis strain Beijing seperti halnya gen
gen gidB dapat dijadikan sebagai phylogenetic gidB. Strain Beijing ini memberikan tingkat
marker terutama untuk strain LAM dan penyebaran yang lebih yang dapat
Beijing dimana mutasi gen gidB banyak memudahkan terjadinya resistensi obat karena
terdeteksi.Menurut spies et al. (2011) yang penyebaran dari strain Beijing ini.
telah menggunakan isolat dari brazil, telah
ditemukan SNP (single nukleotida
polimorfisme) pada kodon 16 (G alel) dan IV. KESIMPULAN
codon 92 (A alel) yang mengindikasikan strain
LAM, dan SNP pada kodon 16 (T alel) dan Mutasi pada gen rpsL, rrs, gidB dan gen baru
kodon 92 (C alel) mengindikasikan strain yaitu Rv1258c adalah mutasi gen yang
Beijing. Seperti jagielski et al. (2014) Speis et berperan dalam menyebabkan resistensi M.
al. (2011) juga menemukan bahwa mutasi tuberculosis terhadap streptomysin. Selain
gidB banyak terjadi pada isolat yang sebagai penyebab resistensi mutasai gen gidB
susceptible. Begitu juga menurut Wong et al. dan Rv1258c juga dapat dijadikan sebagai
(2011) yang menggunakan isolat dari korea phylogenetik marker dari strain LAM dan
Beijing. Dapat disimpulkan juga bahwa pola
9 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
mutasi yang menyebabkan resistensi dari resistance. Hal tersebut dapat terjadi karena
penelitian di beberapa Negara menunjukan penyebaran dari strain M. tuberculosis yang
hasil / presentase yang berbeda beda. berbeda di setiap negara. Namun penyebaran
Sehingga belum ada mutasi yang dapat dari M. tuberculosis dapat diidentifikasi
dihubungkan dengan level resistensi. apakah dengan melihat strain yang ada dengan metode
termasuk high, intermediate, atau low level molekular.