Buku petunjuk ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas dinas
peternakan, penyuluh, kelompok peternak dan pihak terkait dalam
mengembangkan usaha pengolahan pakan skala kecil pada tingkat
kelompok.
I. PENDAHULUAN ............................................................................ .. 1.
1. Latar Belakang ......................................................................... 1.
2. Tujuan ..................................................................................... 2.
3. Pengertian ................................................................................ 2.
4. Ruang Lingkup ......................................................................... 3.
LAMPIRAN :
1 . Hasil Pengujian Bahan Pakan Jagung .. 27.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
usaha budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah
dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung
akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang
dipelihara.
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat
dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya
pakan dapat mencapai 60 -70 % dari seluruh biaya produksi yang
diperlukan untuk usaha budidaya ternak.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi
oleh perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan
pakan tersebut masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga
bahan pakan, akan mengakibatkan tingginya harga pakan jadi.
Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia
secara terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat
memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan usaha
budidaya yang dilakukan.
]
2. Tujuan
3. Pengertian
Dalam petunjuk ini yang dimaksud dengan :
4. Ruang Lingkup
Untuk membangun PP-SK perlu diperhatikan 4 aspek penting yaitu : (1)
pengelolaan PP-SK, (2) pengelolaan bahan pakan, (3) proses
pengolahan bahan baku di PP-SK , (4) pelatihan.
1) Pengelolaan PP-SK
a. Penentuan lokasi
b. Persyaratan bangunan
c. Tata letak bangunan
d. Kebutuhan peralatan
2) Pengelolaan Bahan Baku
a. Survey ketersediaan bahan baku
b. Penghitungan kebutuhan pakan
c. Penciptaan formula pakan
3) Pengolahan Bahan Baku
4) Pelatihan
a. Pelatihan operasionalisasi alsin
b. Pelatihan formula pakan
PENIMBANGAN PENGEMASAN
PENYIMPANAN
A
Untuk alat dan mesin pengolah pakan yang digunakan untuk keperluan
sendiri, minimal diperlukan : Hammermill, Mixer, Pengering dan Timbangan.
Jenis alat dan mesin yang dipergunakan untuk pembuatan pakan ternak pada
pabrik pakan skala kecil terdiri dari : Silo, Pengering, Saringan, Hammermill,
Diskmill, Pemipil Jagung, Ayakan, Mixer, Steam Boiler, Pencetak Pelet,
Pemecah Pelet, Pendingin, Timbangan, Mesin Jahit Kemasan dan alat
pendukung lainnya.
1. Silo
Silo merupakan unit (sarana) penyimpanan bahan pakan, terutama yang
berbentuk biji-bijian (cereal grains). Untuk pabrik pakan skala kecil, silo
tidak terlalu diperlukan, sebagai pengganti dapat digunakan bangunan
gudang penyimpan bahan pakan.
Penampungan bahan pakan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Terlindung dengan kemasan.
Tidak ditempatkan pada tempat terbuka.
Dilakukan pemisahan antara satu bahan dengan bahan lainnya.
Tidak ditempatkan pada tempat yang gelap.
Kondisi udara dan cahaya yang cukup.
2. Pengering (Bed dryer)
DRYER
Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran bahan pakan menjadi bentuk
seperti tepung agar pakan jadi yang terbentuk dapat dicerna dengan baik
oleh ternak.
DISKMILL
CORN SHELLER
7. Ayakan( shifter )
Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill
sehingga ukuran bahan menjadi seragam dan akan memudahkan
pengolahan selanjutnya. Sebaiknya menggunakan ukuran mash yang
kecil sehingga bagian yang masih kasar akan digiling kembali.
8. Timbangan (Weighing)
Timbangan kasar (makro) dipergunakan untuk menimbang bahan
dengan skala kilogram.
Timbangan halus (mikro/ additive ) dengan skala miligram atau gram.
9. Pengaduk/Pencampur ( Mixer )
CRUMBLE
COOLER
14. Mesin Jahit Kemasan (sewing machine )
Dengan mesin pengemas dan mesin jahit, bahan pakan dalam kemasan
akan tertutup dan terlindung dengan baik.
Kaitan ( Gaco )
Penggunaan gaco terutama pada saat menaikkan atau menurunkan
karung bahan pakan atau mengangkut pelet yang sudah dikemas
dalam karung.
Peralatan bengkel
Terdiri dari kunci, palu, obeng,tang, gergaji dll digunakan kalau ada
masalah pada peralatan.
Makroskopis
Meliputi : warna masih tetap (tidak berubah) , pecah atau utuh (untuk
biji-bijian) , bebas bau tengik, bebas benda asing, bebas jamur, bebas
insekta, kadar air (basah/kering),
Mikroskopis
Menggunakan mikroskop , untuk mengetahui kemurnian bahan
pakan; memerlukan tenaga terlatih yang dapat mengidentifikasi dan
menghitung berapa bahan yang tercampur beserta kontaminasinya,
misalnya benda asing, jamur, dll.
Cara ini lebih akurat namun memerlukan waktu dan biaya yang cukup
tinggi . Dari analisa kimia ini biasanya meliputi :
3) Biologi
Pengujian secara biologi dilakukan dengan Metode Mikrobiologi dan
menggunakan hewan ternak dengan persyaratan tertentu untuk
mengaplikasikannya.
Dalam pengolahan pakan perlu diketahui nilai nutrisi dari bahan inkonvensional
yang umum digunakan dan substitusinya .
Berikut ini Nutrisi beberapa bahan pakan penting dari hasil uji di Balai
Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) th 2007 :
1.64
Dedak Padi 10.56 7.37 11.86 15.24 8.63 0.10
0.80
Bk. Kedele 8.79 7.06 44.37 1.90 3.39 0.35
4.79
Tp. Ikan Lokal 10.73 29.76 40.83 11.32 13.77 8.69
3.97
Tp. Ikan Import 14.78 22.53 52.76 4.40 1.46 5.93
Tepung Tulang
0.60 97.79 0.00 0.56 2.51 31.12 0.08
Tp. Kerang
0.41 97.43 - - 0.20 - -
0.54
Bungkil Kelapa 5.87 5.77 19.44 15.97 11.38 0.04
0.09
Bkl. Kacang 13.87 17.48 5.65 6.28 18.64 0.50
0.45
BK. Inti Sawit 7.55 3.88 14.69 10.34 26.51 0.20
0.81
Pollard 12.09 4.07 14.75 4.17 7.55 0.26
MBM
5.17 21.58 52.79 13.21 3.55 - -
PMM
5.23 21.85 55.06 9.81 3.46 - -
Corn Gluten
Meal 6.76 2.86 12.66 5.49 1.23 0.33 0.37
Nutrisi beberapa bahan pakan Substitusi dari hasil uji di BPMPT tahun 2007 :
Limbah
11.99 6.83 9.01 9.53 3.03 0.38 0.22
Kacang
Dedak
12-13 - 8.5 4.0 3.0 - -
Jagung
Maggot
8.31 13.10 34.29 25.24 18.02 4.11 0.56
Kering
GE
Keong Mas 8.51 51.25 28.23 2.11 8.22 3609.2
Dalam menyusun formula pakan beberapa hal yang harus diperhatikan, antara
lain :
1. Jenis pakan yang akan dibuat dan nutrisi yang terkandung (sesuai SNI/PTM)
seperti terlampir.
2. Metode formulasi yang akan digunakan.
Ada beberapa metode pembuatan /penyusunan formulasi , yaitu :
(a). Metode Linier adalah metode paling sederhana dan praktis. Prinsip
yang digunakan dengan mengetahui dan menghitung kandungan
protein bahan pakan. Sehingga nutrisi bahan pakan merupakan modal
pokok.
Berikut ini disajikan beberapa contoh formula pakan praktis untuk beberapa
jenis ternak
Formula A Formula B
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 50.0 % Jagung 50 .0 %
Dedak 27.5 % Dedak 22.0 %
Bkl. Kedele 3.0 % Bkl. Kedele 4.0 %
Bkl. Kac. Tanah 3.0 % Bkl. Kac. Tanah 3.0 %
Tepung Gaplek 8.0 % Tepung Onggok 10.0 %
Tepung Ikan 3.0 % Bkl. Kelapa 2.5 %
Tepung Udang 5.0 % Tepung Ikan 2.0 %
Premix 0.5 % Tepung Udang 6.0%
Premix 0.5%
Formula C Formula D
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 50.0 % Jagung 55.0 %
Dedak/bekatul 22.0 % Dedak halus 0.7 %
Kacang Kedel 7.0 % Ampas kelapa 1.3 %
Tepung Onggok 5.0 % Tepung ikan 1.0 %
Bungkil Kelapa 2.5 % Bungkil kelapa 0.5 %
Tepung gaplek 5.0 % Tepung daun lamtoro 1.0 %
Tepung Ikan 2.0 % - -
Tepung Udang 6.0 % - -
Premix 0.5 % - -
Formula E Formula F
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung kuning 45.0 % Jagung kuning 35.0 %
Dedak 29.0 % Dedak 31.0 %
Bkl. Kedele 5.0 % Bungkil kedele 5.0 %
Kulit buah kopi 10.0 % Kulit buah kopi 15.0 %
Tepung ikan 5.0 % Tepung ikan 6.0 %
Minyak kelapa 2.0 % Minyak kelapa 3.0 %
Kapur 2.0 % Kapur 3.0 %
Premix 2.0 % Premix 2.0 %
Formula G Formula H
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung kuning 25.0 % Jagung kuning 50.0 %
Bungkil kedele 12.0 % Dedak 20.0 %
Daun talas 3.8 % Bungkil kedele 12.0 %
Daun talas 8.0 % Lumpur sawit 8.0 %
Tepung ikan 10 % Keong Mas 2.0 %
Minyak Kelapa 3% Tepung ikan 1.5 %
Kapur 2% Minyak kelapa 2.5 %
Premix 2% Kapur 2.0 %
Premix 2.0 %
1.3 Pakan untuk periode bertelur (layer) sbb :
Formula A Formula B
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 50% Jagung 5,5%
Dedak/bekatul 20% Kedele 0,7%
Bkl. Kacang Tanah 6% Tp. Tapioka 1,3%
Bkl. Kelapa 3% Tp. Kc. Tanah 1,0%
Kacang Hijau 3% Tp. Daun singkong 0,5%
Tepung Tulang 2% Tp. Bekicot 1,0%
Kapur 2% Tp. Cacing Tanah 5%
Mineral 6%
Kulit kerang 6%
Formula C Formula D
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung kuning 25% Jagung 42,5%
Beras 25% Beras 20%
Kacang hijau 25% Dedak 10%
Bagah 25% Tepung ikan 10%
Tambahan hijauan segar
Formula E Formula F
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung kuning 35% Jagung kuning 25%
Dedak 31% Bungkil kedele 1%
Bungkil Kedele 5% Daun talas 31%
Kulit buah kopi 15% Ampas kelapa 11%
Tepung ikan 6% Tepung ikan 10%
Minyak kelapa 3% Minyak kelapa 3%
Kapur 3% Kapur 2%
Premix 2% Premix 2%
Formula G
Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung kuning 50%
Dedak 20%
Bungkil kelapa 8%
Lumpur sawit 8%
Keong mas 2%
Tepung ikan 5%
Minyak kelapa 3%
Kapur 2%
Premix 2%
2. Pakan Ayam Pedaging
Formula A Formula B
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 42.5% Jagung 27,5%
Beras 20% Beras 50%
Dedak 10% Dedak 12%
Tepung ikan 10% Tepung ikan 10%
Bungkil kedele 15% Garam 0.5%
Kulit kerang 2%
Garam 0.5%
Formula C Formula D
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 50% Jagung 50%
Sorgum 10% Sorgum 10%
Bekatul 7% Bekatul 20%
Tepung gaplek 5% Tepung gaplek 2%
Tepung Rese 8% Tepung daun pepaya 3%
Tepung ikan 3% Tepung bekicot 7%
Tepung bulu 6.5% Tepung bulu 7%
Kacang hijau 9% Minyak kelapa 1%
Tp. Daun Singkong 1.5%
Formula E
Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 5.5%
Dedak halus 0.7%
Tepung ikan 1.0%
Tepung daun lamtoro 1.0%
Bungkil kelapa 0.8%
Minyak kelapa 0.3%
Tp. Kerang/ kapur 0.05%
3. Pakan Itik
Formula A Formula B
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Dedak 35% Dedak 45%
Nasi kering 34.5% Cangkang udang 25%
Kepala udang 10% Ikan segar 20%
Ikan rucah 20% Konsentrat 9.5%
Premix 0.5% Premix 0%
Formula C
Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung giling 25%
Bekatul 35%
Kedele 10%
Ikan 9%
Daun singkaong 5%
Bekicot cincang 15%
Garam 1%
Formula A Formula B
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Dedak 55% Dedak 30,5%
Menir 13% Ikan rucah 21%
Cangkang udang 20% Cangkang udang 12%
Ikan segar 9% Nasi kering 33%
Kapur 2% Tepung Kapur 3%
Premix 0.5% Premix 0.5%
Formula C Formula D
Jenis Bahan Pakan Persentase Jenis Bahan Pakan Persentase
Dedak 25.5% Jagung 10%
Ikan rucah 12% Bekatul 15%
Konsentrat 3% Bungkil kelapa 5%
Ampas tempe 58% Beras merah 30%
Premix 0.5% Kedele giling 12%
Tepung kapur 1% Tp. Tulang 4.5%
Tp. ikan 3%
Garam 0.5%
Formula E
Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung 25%
Dedak kasar 25%
Kc. Kedele giling 15%
Bekicot cincang 15%
Tepung ikan 10%
Tepung daun singkong 5%
Garam 5%
VI. PELATIHAN
Pengelolaan pabrik pakan skala kecil harus memperhatikan nilai efisiensi dan
ekonomis dalam pemanfaatannya. Secara ekonomis dalam pemanfaatannya
akan menguntungkan kalau biaya operasionalnya tidak melebihi dari
penerimaan bersih atau hasil yang sesungguhnya.
Alat dan Mesin atau Alsin yang digunakan harus sudah teruji kinerja dan
kemampuannya sesuai spesifikasi teknisnya dalam pengolahan pakan atau
sudah mempunyai standar tertentu. Alsin tersebut harus telah dapat
dioperasionalkan sehingga dapat memberikan hasil yang baik selama masa
pakai atau umur ekonomisnya.
1. Umur ekonomis.
Umur ekonomis suatu Alsin adalah sejak dari pembelian dalam keadaan
baru 100% hingga umur pada saat Alsin tersebut tidak ekonomis lagi dan
sebaiknya diganti dengan yang baru daripada jika terus digunakan.
Dengan kata lain biaya perawatannya sudah semakin besar. Nilai akhir
suatu Alsin adalah harga nya pada akhir umur ekonomisnya. Penghitungan
nilai akhir suatu peralatan diasumsikan 10% dari harga pembelian setelah
melalui penghitungan penyusutan setiap tahun atau diperkirakan 5 tahun.
2. Umur Teknis
Selanjutnya harus diperhatikan umur secara teknis yaitu kemampuan Alsin
memberikan hasil kinerja yang baik dalam pengoperasiannya, komponen
peralatan, masa pakai efektif, tingkat kerusakan. Umur teknis adalah batas
dimana alsin tersebut masih bisa beroperasi secara normal sampai sama
sekali tidak bisa digunakan. Umur ekonomis dan Teknis harus dapat
berjalan seiring dan saling bersinergi untuk memberikan hasil yang baik.
3. Perhitungan Biaya
3.1 Biaya Tetap
Komponen biaya tetap bersifat berdiri sendiri (independen) terhadap
penggunaan alsin. Dengan kata lain biaya tetap tidak berubah
dengan adanya perubahan jam kerja, pengoperasian dll. Biaya
tersebut adalah sebagai berikut;
1). Biaya penyusutan
Penurunan dari nilai biaya modal suatu alat akibat dari
pertambahan umur alsin dalam penggunaan. Rumus yang
digunakan adalah :
AD = (IC - SR)/N
Dimana :
AD = biaya penyusutan tiap tahun, Rp/th
IC = harga beli mesin (Investment Cost)
SR = Nilai Akhir, Rp (asumsi 10% dari harga beli)
N = Perkiraan umur ekonomis, th
IC + SR
AI = X IR
2
Dimana :
AI = Bunga Modal, Rp
IC = Harga Awal, Rp
SR = Nilai Akhir, Rp (10% x harga beli)
IR = Tingkat suku bunga saat ini
2) Biaya Operator
Biaya operator tergantung pada keadaan setempat, dimana
mereka menerapkan upah operator yang berbeda. Biaya operator
per jam dapat dicari dari :
Gaji Upah Operator (Rp)/hari
Biaya Operator/jam =
Kapasitas Kerja Alsin (jam/hari)
OILCN = 0,001 x HP
dimana :
OILOCN = Kebutuhan oli, Lt/jam
HP = Besar tenaga engine (penggerak)
4. Kriteria Investasi
Ada dua kelompok Kriteria Investasi yaitu perhitungan dengan
Undiscounted dan Discounted
4.1. Undiscounted
Adalah perhitungan yang tidak memperhatikan waktu dari arus
biaya dan pemasukan. Perhitungan ini juga tidak memasukkan
perubahan nilai terhadap waktu. Terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu :
1) Break Even Point (BEP), Titik Impas
Titik Impas adalah dimana pemasukan dan pengeluaran pada
titik tersebut adalah sama
PBP = IC / AABF
AABF = B (X ) { (FC AD) + VC (X)}
dimana :
PBP = periode pengembalian,th
IC = harga pembelian, Rp
B = pemasukkan, Rp/th
FC = biaya tetap/th
AD = biaya penyusutan/th
VC = biaya tidak tetap/th
X = tingkat penggunaan,ton/th
4.2. Discounted
NPV (1)
IRR = IR(2) IR(1) x
NPV(2) -NPV(1)
dimana :
IR (1) = tingkat bunga terendah (bunga bank saat ini)
IR (2) = tingkat bunga bank tertinggi
NPV (1) = net present value dengan tingkat bunga terendah
NPV (2) = net present value dengan tingkat bunga tertinggi
dimana :
IX. PENUTUP
Pabrik pakan skala kecil ini akan dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok
peternak sesuai dengan pakan yang diperlukan.Bahan pakan dapat disediakan
secara lokal baik dari bahan pakan konvensional yang sudah dikenal selama ini
maupun bahan pakan inkonvensional yang berasal dari sisa agroindustri seperti
bungkil inti sawit, lumpur sawit, tepung singkong, onggok-onggok, keong mas,
kulit buah kopi dll.
Jawa Tengah 1
(Jagung Banyumas)
1 15.90 1.23 9.04 1.78 2.05 0.15 0.24
Jawa Tengah 2
(Jagung Putih)
2 15.73 1.32 8.29 3.10 2.58 0.04 0.27
Jawa Tengah 3
(Jagung PBG)
3 13.26 1.27 8.55 3.73 1.52 0.02 0.25
Jawa Tengah 4
(Jagung Madura)
4 14.20 1.35 10.45 4.41 2.87 0.20 0.28
Jawa Tengah 5
(Jagung Giling)
5 13.86 1.15 7.98 5.49 1.90 0.12 0.15
Jawa Tengah 6
(Jagung Giling)
6 16.58 1.03 8.08 2.16 1.75 0.08 0.14
Jawa Tengah 7
(Jagung Putih)
7 13.69 1.21 9.34 3.55 2.51 0.06 0.14
Jambi 1
8 15.92 1.37 7.98 2.31 3.52 0.17 0.22
Jambi 2
(Jagung Halus)
9 14.7 1.02 8.5 2.5 2.64 0.2 0.15
Jambi 3
(Jagung Giling)
10 17.08 1.01 8.06 1.41 1.55 0.09 0.15
Jambi 4
11 (Jagung Giling) 15.97 0.95 6.19 3.59 3.15 0.15 0.55
5 Jambi 3
9.56 17.22 7.05 6.92 23.92 0.03 0.56
6 Jambi 4
10.89 9.91 10.57 7.7 14.64 0.04 1.26
7 Batam 1
9.08 17.38 5.24 3.6 30.93 0.07 0.3
8 Batam 2 12.85 7.5 11.26 9.5 8.54 0.11 0.96
(000 Rp )
No Uraian Satuan Harga Jumlah
I Modal Tetap
( 000)
No Uraian Rumus Jumlah
( Rp)
3. Biaya total produksi pakan Biaya tetap dan biaya tidak 1.365.589
tetap