Anda di halaman 1dari 8

BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

HAND OUT INSTRUMENTASI


Tujuan instruksional khusus :
Pada akhir kuliah mahasiswa dapat :
1. Menggambarkan skema konfigurasi dari sistem pengukuran.
2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing elemen pembentukan konfigurasi
sistem pengukuran.
3. Mengidentifikasi bagian dari sistem pengukuran berdasarkan fungsinya.
4. Memberikan contoh beserta prinsip kerja dari tranduser, pengondisi sinyal
dan peraga.
Secara umum sebuah sistem pengukuran terdiri dari bagian pokok yaitu :
Tranduser / sensor / detektor
Pengkondisi sinyal
Peraga / perekam
Selanjutnya bagian bagian tersebut membentuk suatu konfigurasi yang susunannya
seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.1. Konfigurasi sistem pengukuran untuk pemantau proses dan


pengendalian proses.
2.1. Tranduser/sensor/detektor
Adalah komponen yang mendeteksi besaran fisika dan kemudian
mentransformasikan secara mekanik, listrik atau yang lain untuk mengubah sinyal
satu ke sinyal lain yang bermanfaat untuk dapat diukur. beberapa contoh tranduser
adalah seperti berikut ini
2.1.1. Strain gauge
Adalah tranduser yang pada prinsip dasarnya merubah masukan yang berupa sinyal
gerak atau langkah menjadi tahanan listrik. Besarnya tahanan atau hambatan listrik
suatu resistor besarnya :
.L
R
A

8
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

dimana :
R =besarnya tahanan
=tahanan jenis (besarnya tergantung bahan)
L = panjang kawat
A = luas penampang kawat
Contoh bentuk strain gage dapat dilihat pada gambar 2.3.
sinyal masukan penyebab perubahan panjang bisa berasal dari adanya tekanan,
gaya atau tegangan pada suatu sistem.

Gambar 2.3. Contoh bentuk strain gage.


2.1.2. LVDT (linier variabel differential transformer)
Adalah tranduser yang prinsip kerjanya merubah sinyal masukan berupa gerakan
(langkah) menjadi sinyal keluaran berupa tegangan listrik.

gambar 2.4 Linier variabel differential transformer


2.1.3. Tranduser elastis.
Adalah tranduser yang memanfaatkan sifat bahan elastis, yaitu apabila benda diberi
gaya atau tekanan maka benda akan mengalami perubahan bentuk. besarnya
perubahan bentuk berbanding lurus dengan gaya yang bekerja dan apabila
gaya/tekanan tersebut dihilangkan maka bentuk dan ukuran akan kembali seperti
semula. Sebagai contoh adalah pegas tarik dengan kekakuan tertentu (k) maka

9
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

besarnya perubahan panjang yang terjadi bila diberi beban tarik F adalah sebesar
F / k , karena harga 1/k adalah konstan=C, maka C.F

gambar 2.5. Bahan elastis.


2.2. Pengkondisi sinyal
Sinyal yang dihasilkan oleh tranduser masih lemah, untuk itu sinyal tersebut harus
diolah oleh pengkondisi sinyal agar mudah dilihat perbedaannya oleh peraga. Prinsip
kerja dari pengkondisi sinyal adalah : prinsip kinematis, optis, elektris,
penumatis/hidrolis maupun gabungan dari beberapa perbedaan sinyal yang diukur.
2.2.1. Pengkondisi sinyal mekanis
Sistem roda gigi dengan perbandingan jumlah roda gigi tertentu. jenis ini digunakan
sebagai pengkondisi sinyal, apabila masukan berupa gerakan melingkar dan
keluaran juga gerakan melingkar. Besarnya angka penguatan (gain) tergantung pada
perbandingan jumlah gigi dari roda yang saling berpasangan. dengan
mengkombinasikan pasangan roda gigi dengan batang bergigi (rack) maka
dimungkinkan gerakan dari masukan atau keluaran adalah gerakan linier.

Gambar. 2.6. Contoh Pengkondisinyal Mekanis


2.2.2. Pengondisian sinyal elektris.
Pengondisi sinyal elektris banyak macamnya dimana sangat tergantung pada jenis
sinyal yang akan diolah. Sebagai contoh pada pengukuran tahanan dengan strain
gage menggunakan rangkaian jembatan wheatstone agar perubahan tahanan yang
kecil tersebut terlihat. Besarnya faktor penguatannya tergantung pada perbandingan
tahanan pada lengan lengannya. dari rangkaian seperti pada gambar 2.7, jika antara

10
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

A dan B diberi tegangan E, serta kondisi seimbang (tidak ada arus yang mengalir
antara C dan D atau G=0) maka :

Gambar 2.7. Rangkaian jembatan wheatstone


I1.R1 = I2.R2
padahal, I2 = I3 = E/(R2+R3)
dan I1 = I4 = IX = E/(R1+RX)
maka,
E.R1/(R1+RX) = E.R2/(R2+R3)
R1(R2+R3) = R2(R1+RX)
R1 = R2.RX/R3
bila Rx adalah tahanan yang diukur, R2
dan R3 adalah tahanan yang harganya
konstan sehingga R2/R3=C, dan R1
adalah tahanan variabel maka R1=C.Rx
persamaan terakhir diatas mempunyai arti bahwa perubahan Rx yang kecil akan
menjadi besar pada R1 dengan faktor penguatan sebesar C yaitu R2/R3.
2.2.3. Pengkondisi sinyal hidrolis.
Salah satu sifat zat cair adalah tidak mampu mampat sehingga volume akan selalu
tetap, meskipun diberi gaya atau masukan berupa langkah. Apabila luasan pada sisi
masukan dibuat lebih besar dari pada luasan sisi keluaran, maka langkah keluaran
akan menjadi lebih panjang dari langkah masukan.
besarnya penguatan = langkah x / langkah y = A1 / A2

Gambar 2.8. Penguat Hidrolis


2.3. Peraga/pencatat/perekam

11
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

Adalah bagian dari alat ukur dimana harga atau nilai dari hasil pengukuran
ditunjukkan atau dicatat (direkam). peraga secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu penunjuk skala dan penunjuk berangka (digital).
2.3.1. Penunjuk berskala.
Adalah susunan garis yang beraturan dengan jarak antara dua garis yang
berdekatan dibuat tetap dan mempunyai arti tertentu. secara visual pembacaan
dilakukan dengan bantuan garis indeks atau jarum penunjuk yang bergerak relatif
terhadap skala. Posisi garis indeks atau jarum penunjuk menyatakan suatu harga
dari hasil pengukuran. Penunjuk berskala mempunyai kelemahan dalam pembacaan
yang dikenal dengan istilah paralaks yaitu apabila mata pelihat tidak tegak lurus
dengan bidang skala.

Gambar 2.9. Skala dengan garis indeks dan jarum penunjuk.


2.3.2. Peraga berangka (digital)
Pada alat ukur dengan peraga berangka (digital) kita dapat langsung mengetahui
hasil pengukuran. Terdapat dua macam peraga berangka yaitu sistem mekanis dan
elektris. Pada peraga digital sistem mekanis terdiri dari susunan beberapa silinder
yang diberi angka pada permukaannya mulai dari angka 0 sampai dengan 9.

Gambar 2.10. Peraga digital dengan sisitem mekanis.


Sedangkan pada peraga digital elektronis, menggunakan komponen elektronika
yang disebut dengan LED (light emiting diode). suatu kode angka dapat dibuat dari 7
buah LED yang disusun seperti angka 8.

12
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

gambar 2.11. peraga digital sistem elektronis.


Selain diperagakan hasil pengukuran dicatat atau direkam. Pencatat atau perekam
ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu : gerakan mekanis, gerakan
elektromekanis, indikasi elektronik.
3.2.3. Gerakan mekanis.
Adalah kombinasi dari dua gerakan mekanis yaitu yang pertama gerakan yang
diakibatkan dari perubahan output yang diukur dimana ujungnya diberi alat tulis.
sedang gerakan kedua adalah gerakan yang biasanya berdasarkan waktu secara
terus menerus berkesinambungan. Gerakan mekanis kedua ini membawa serta
kertas yang diberi skala. sebagai contoh adalah alat pencatat tekanan yang dapat
diamati dan dicatat sepanjang waktu (24 jam per hari) seperti gambar 2.12. berikut.

Gambar. 2.12. Pencatat tekanan dengan gerakan mekanis.


3.2.4. Gerakan elektromekanis.
Dasar dari gerakan ini adalah prinsip galvanometer d'arsonval. dengan adanya arus
listrik akan terjadi medan magnet yang menimbulkan torsi yang menggerakkan pena.
besar kecilnya torsi tergantung pada arus yang mengalir. akan tetapi karena poros
dilengkapi dengan pegas spiral maka gerakan pena tertahan pada sudut sebesar
yang besarnya tergantung torsi yang terjadi. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.13.

13
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

Gambar 2.13. Pen recorder dengan gerakan elektromekanis.


Kombinasi gerakan yang kedua tidak selalu berbasis waktu seperti contoh diatas
akak tetapi berupa variabel lain yang diukur bersamaan. jenis lain alat seperti ini
dikenal dengan nama pencatat X-Y (X-Y recorder). sebagai contoh pada bidang
teknik mesin adalah hasil dari pengujian tarik dari mild steel.

Gambar 2.14. Hasil uji tarik dengan pencatat X-Y


Dibawah ini dapat dilihat contoh lengkap dari konfigurasi sistem pengukuran tekanan
jenis tabung bourdon (bourdon tube) dimana bagian bagiannya adalah :
tranduser : berupa tabung bourdon dari bahan elastis yang merubah
tekan menjadi gerakan mengembang atau mengempis.
pengkondisi sinyal :sistem tuas dan transmisi roda gigi yang memperkuat gerakan
tabung bourdon menjadi gerakan roda gigi pusat yang dipasang jarum penunjuk.
peraga : jarum penunjuk dan skala.

Gambar 2.15. Konfigurasi pengukur tekanan jenis tabung bourdon.

14
BAB II KONFIGURASI SISTEM PENGUKURAN

gambar 2.16. pengukur tekanan jenis tabung bourdon.

Soal latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan tranduser?
2. Berikan beberapa contoh tranduser serta sebutkan jenis sinyal input serta
sinyal outputnya.
3. Apa yang saudara ketahui tentang pengkondisi sinyal?
4. Berdasarkan jenis sinyalnya, sebutkan macam-maacam jenis pengkondisi
sinyal yang anda ketahui.
5. Berikan contoh masing-masing jenis pada soal no.4.
6. Jelaskan kenapa banyak alat ukur menggunakan peraga digital?
7. Apa kelebihan perekam bila dibanding dengan peraga analog maupun
digital?
8. Ambil salah satu jenis alat ukur, identifikasi bagian bagiannya sesuai dengan
fungsinya kemudian gambar konfigurasi secara lengkap.

15

Anda mungkin juga menyukai