1. Dedi Riawan
2. Hendrawan
3. Regina
4. Sentiailela
5. Stevani Christy
6. Tria Mayasari
7. Vitri Juwono
JAKARTA
2017
Hal. 1
DAMPAK INVESTASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH
Setiap negara selalu menjaga agar nilai tukar mata uang domestik
negaranya dalam keadaan yang stabil terhadap nilai tukar mata uang asing.
Nilai tukar dapat diartikan sebagai harga dari suatu mata uang domestik
terhadap mata uang negara lain. Dengan keadaan nilai tukar yang stabil
diharapkan keadaan ekonomi suatu negara juga dalam keadaan yang baik.
Terdepresiasinya nilai tukar mata uang domestik menyebabkan kekacauan
pada berbagai bidang ekonomi.
Hal. 2
Berdasarkan tabel 1.1 di bawah ini dapat di lihat bahwa keadaan rupiah yang
relatif melemah sejak akhir Februari 2015 Rp12.863 per US$ terdepresi
2,38% dari nilai tukar akhir Januari 2015 yaitu Rp12.625 per US$. Pada akhir
Maret 2015 rupiah terdepresiasi dengan nilai tukar Rp13.084, namun pada
akhir April 2015 Bank Indonesia merilis nilai tukar rupiah menguat sebesar
147 poin menjadI Rp12.937 US$. Pada akhir Mei 2015 rupiah kembali anjlok
dengan nilai Rp 13.211 per US$ dan rupiah terus melemah sebesar Rp
13.332 per US$ pada akhir bulan Juni 2015. Rupiah semakin terpuruk pada
bulan Juli dengan nilai Rp 13.481 US$ dan pada akhir Agustus rupiah
menembus Rp 14.027 ditutup melemah. Pada akhir bulan September 2015
rupiah menembus rekor terburuk sejak krisis 1998. Angka yang sangat
fantastis seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan
tak lepas dari fenomena global dan evaluasi mata uang yuan. Devaluasi yuan
tersebut, menurut David Sumual selaku ekonom Bank Central Asia
mengakibatkan terjadinya perubahan struktural (tectonic shift) dalam pasar
finansial global rupiah pun terpengaruh oleh perubahan ini (bbc.com, 2015)
Tabel 1.1
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah/Dollar AS (Kurs) 2015
Hal. 3
I. Ditinjau Dari Sektor Domestik
Ditinjau dari sektor domestic, pelemahan rupiah ini juga di sebabkan oleh isu-
isu ekonomi, yaitu bagaimana pemerintah mempercepat belanja agar
infrastruktur mulai di bangun dan meyakinkan investor untuk melakukan
investasi langsung. Sayangnya, upaya melakukan investasi langsung ini
terhambat oleh sentiment pasar masih negative terhadap Indonesia.
Setelah dirilis pada 7 Oktober 2015 paket kebijakan ini di sambut positif oleh
para investor, khususnya investor asing sangat tertarik untuk menanamkan
modalnya dalam bentuk dollar AS di Indonesia. Paket kebijakan ekonomi ini
diharapkan pemerintah dapat mesntabilkan nilai tukar dengan masuknya nilai
investasi dari asing.
Pada 8 Oktober 2015 rupiah ditutup menguat signifikan sebesar 8,48% yaitu
Rp 13.809 per US$ dibandingkan akhir September 2015. Sehari berikutnya
Hal. 4
pada 8 Oktober 2015 rupiah kembali menguat Rp 13.521 per US$. Walaupun
bukan sepenuhnya disebabkan paket kebijakan ekonomi penguatan rupiah
disebabkan dari eksternal ataupun internal. Pelaku pasar memperhatikan
pengumuman neraca perdagangan. Bank Indonesia memprediksi neraca
perdagangan surplus, hal itu bisa jadi sentiment positif.
Dollar AS tidak hanya melemah terhadap Rupiah namun juga terhadap mata
uang negara-negara lain, setelah data ekonomi AS menunjukkan perlambatan
dan kemungkinan bank sentral AS menunda kenaikan suku bunga. Namun
demikian, faktor utamanya adalah data ketenagakerjaan di AS yang tidak
sesuai ekspektasi. Tak lama setelah itu hampir seluruh mata uang didunia
mengalami penguatan (apresiasi) terhadap dollarAS.Selain itu sisi domestik
sudah membaik, dampak deflasi di bulan September. Inflasi sampai akhir
tahun mungkin bisa 4,1 sampai 4,2 persen, Dengan melihat kondisi tersebut,
BI berharap, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2015 mulai membaik. Selain
karena belanja pemerintah mulai berjalan efektif, hal ini diharapkan turut
membantu pemulihan kondisi nilai tukar rupiah.Namun pada 16 Oktober
rupiah melemah 246 poin yaitu Rp 13.534 dibanding dengan 15 Oktober
2015.Pelemahan ini dilanjutkan sampai 20 Oktober 2015 sebesar Rp 13.634
per US$.Angka ini masih jauh dari asumsi dasar Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 yaitu sebesar Rp 11.900 per
US$.
Pelemahan rupiah atas dollar ini seiring dengan menguatnya dollar terhadap
sebagai besar pasar mata uang utama dunia. Selain itu pertumbuhan
ekonomi China sebagai mitra dagang Indonesia cukup memberikan angin
positif.Namun data perdagangan China tersebut tidak cukup mampu ikut
mengangkat rupiah.
Hal. 5
Inflasi mengambarkan tingkat kenaikan harga barang yang terdapat di
masyarakat.Tingkat harga mempengaruhi jumlah penawaran dan penawaran
uang.Meningkatnya harga barang-barang mendorong terjadinya inflasi. Inflasi
tersebut menyebabkan daya beli masyarakat terhadap suatu barang akan
menurun karena jumlah uang sama pada tahun lalu tidak dapat untuk
membeli barang yang sama tahun ini. Hal ini menyebabkan mata uang rupiah
terdepresiasi.
Hal. 6
I. Rumusan Masalah
Hal. 7
Sementara itu, krisis ekonomi hebat yang telah melanda Indonesia
beberapa tahun lalu, juga ikut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Krisis ekonomi 1997/1998 mengakibatkan perekonomian
Indonesia memburuk disegala sektor, terutama posisi nilai tukar yang
terdepresiasi secara tajam pada saat itu. Depresiasi yang tinggi pada saat
krisis ekonomi disebabkan oleh ketidakstabilan sosial politik di Indonesia, hal
tersebut telah menurunkan tingkat kepercayaan pada perekonomian nasional.
Selain itu kegiatan spekulan yang meningkat tajam telah mengakibatkan nilai
tukar rupiah terus terdepresiasi secara tajam.
Hal. 8
PEMBAHASAN
Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau
nilai tukar (exhange rate). Kurs merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam perekonomian terbuka, karena memiliki pengaruh yang sangat besar
bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi
lainnya. Kurs menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata
uang negara lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset
(asset price) (Krugman, 2005:40).
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal (Mankiw,
2006:242). Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Jadi, nilai
tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata uang rupiah yang di tukarkan ke
dalam mata uang negara lain. Contohnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, nilai tukar rupiah terhadap Euro dan lain-
lain. Sedangkan nilai tukar riil ialah nilai yang digunakan seseorang saat
menukar barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain,
nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat
memperdagangkan barang barang dari suatu negara dengan barang
barang dari negara lain.
Hal. 9
uang terhadap mata uang lainya, bila satu mata uang mengalami apresiasi,
maka mata uang lain pasti mengalami depresiasi. (Richard, 1997:88).
Hal. 10
Hal. 11
b. Kenaikan Harga Luar Negri Produk Impor
Sama hal nya dengan kenaikan harga produk ekspor dalam negeri,
kenaikan harga luar negeri juga bergantung pada elastisitas permintaan
produk impor. Jika permintaan akan barang impor bersifat elastis karena
kemudahan substitusi produk dengan produk negara lain atau produk dalam
negeri sendiri. Hal ini menyebabkan permintaan mata uang dalam negeri
akan meningkat, sehingga akan mengalami apresiasi. Sedangkan jika
permintaan akan produk impor bersifat inelastis, hal ini menyebabkan
permintaan akan mata uang dalam negeri menurun, sehingga akan
menyebabkan mata uang dalam negeri terdepresiasi.
Perubahan harga terjadi tidak hanya dari produk ekspor atau impor
tetapi dari seluruh harga barang pada suatu negara, hal ini menyebabkan
inflasi. Jika terjadi perubahan tingkat harga pada suatu negara, maka inflasi
akan mendorong harga barang-barang di negara tersebut menjadi lebih
mahal di bandingkan harga barang di negara lain. Hal ini menyebabkan harga
akan barang-barang dalam negeri akan melonjak naik, sedangkan harga
barang-barang luar negeri yang masuk ke pasar domestik akan lebih murah
dan menjadi pilihan menarik bagi para konsumen. Hal ini menyebabkan
tingkat penurunan permintaan mata uang domestik dan kenaikan permintaan
akan mata uang asing sehingga nilai tukar mata uang domestik akan
melemah atau terdepresiasi.
d. Arus Modal
Peningkatan arus modal dapat dapat mempengaruhi nilai tukar, karena arus
dana investasi mengakibatkan apresiasi nilai mata uang negara pengimpor
modal dan mengakibatkan depresiasi nilai mata uang negara pengekspor
modal.
Hal diatas berlaku baik dalam modal jangka pendek maupun jangka panjang,
dan didorong oleh motif investor itu sendiri. Pada arus modal jangka pendek
motif investor biasanya di pengaruhi oleh tingkat suku bunga dan spekulasi
tentang nilai tukar mata uang suatu negara. Sedangkan untuk arus modal
jangka panjang motif investor lebih dipengaruhi oleh harapan jangka panjang
mengenai peluang keuntungan disuatu negara serta nilai jangka panjang
mata uangnya.
Hal. 12
e. Perubahan - perubahan struktural
Yaitu nilai tukar mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar
tanpa ada campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut (clean floating
exchange rate), pada sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena
otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi nilai
tukar.
Hal. 13
d) Pemerintah memiliki kebebasan yang besar dalam menentukan
kebijaksanaan ekonomi di dalam negerinya.
2) Mengambang Terkendali
Pada sistem ini, suatu negara mengkaitkan sistem mata uang negaranya
dengan suatu mata uang negara lain, atau sekelompok mata uang, yang
bisanya merupakan mata uang negara mitra dagang yang utama.
Manambatkan ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut
mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Jadi pada kenyataan
yang sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi
tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain yaitu mengikuti mata
uang yang menjadi tambatannya.
Hal. 14
negara tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi suatu negara dapat
terdiri dari beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang
berbeda.
Pada sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu nilai tukar mata
uang tertentu atas nama uangnya. Kemudian menjaga nilai tukar ini dengan
menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah tidak terbatas
pada nilai tukar tersebut. Nilai tukar biasanya tetap atau diperbolehkan
berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.
Teori ini lahir dari tulisan tulisan para ekonom inggris pada abad ke-
19, antara lain ialah David Ricardo (penemu teori keuntungan komparatif) dan
Gustav Cassel, seorang ekonom asal Swedia yang aktif diawal abad ke-20,
dan aktif dalam mempopulerkan PPP dengan menjadikannya sebagai intisari
dari suatu teori ekonomi.
Dalam teori ini dijelaskan bahwa nilai rata-rata jangka panjang nilai
tukar antara dua mata uang bergantung pada daya beli relatif mereka. Jadi
suatu mata uang akan memiliki nilai daya beli yang sama bila ia dibelanjakan
dinegerinya sendiri dan saat dibelanjakan di negara lain setelah mata uang
tersebut di konversi.
Jika suatu mata uang memiliki nilai daya beli yang lebih tinggi di
negerinya sendiri, disebut undervalued sehingga ada dorongan untuk menjual
mata uang asing dan membeli mata uang domestik ini dilakukan untuk
mendapatkan daya beli yang lebih tnggi di pasar domestik. Hal ini mendorong
menguatnya nilai mata uang domestik atau mata uang domestik terapresiasi.
Tetapi jika mata uang memiliki nilai daya beli yang lebih rendah di negerinya
sendiri, ini disebut overvalued. Ini menimbulkan keinginan untuk menjual mata
uang domestik dan membeli mata uang asing, jika hal ini terjadi maka mata
uang domesti akan terdepresiasi (Richard, 1997: 209).
Hal. 15
b. Teori Pendekatan Terhadap Kurs
Dalam teori ini kurs adalah harga relatif dari dua aset yaitu harga uang
domestik dan luar negeri. Kurs memungkinkan seseorang membandingkan
harga uang domestik dan luar negeri dengan cara memperhitungkan
keduanya dalam satuan (mata uang) yang sama. Nilai sekarang dari suatu
aset tergantung pada apakah aset tersebut lebih bernilai dimasa depan atau
tidak.
Ini berarti kurs saat ini bergantung dengan kurs dimasa depan yang
diharapkan. Sebaliknya kurs dimasa depan bergantung pada apa yang
diharapkan terjadi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
terhadap aset lain. Nilai suatu aset di masa depan selanjutnya di pengaruhi
lagi beberapa faktor, diantaranya yaitu suku bunga yang ditawarkan dan
peluang perubahan selisih kurs mata uang (depresiasi atau apresiasi) yang
diminati terhadap mata uang negara lain (Krugman, 2005:41).
B. Inflasi
1. Pengetian Inflasi
Hal. 16
telah terjadi inflasi yaitu kenaikan harga, bersifat umum, dan berlangsung
terus menerus.
2. Golongan Inflasi
a. Berdasarkan Asalnya
b. Berdasarkan Keparahannya
Hal. 17
1. Inflasi tertutup (closed inflation) Jika inflasi atau kenaikan harga yang
terjadi hanya berkaitan dengan satu arah atau dua arah tertentu saja.
terus berubah dan meningkat setiap saat sehingga orang tidak dapat
menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang yang terus merosot.
4. Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu inflasi tarikan permintaan dan
desakan biaya produksi :
C. Investasi
1. Pengertian Investasi
Hal. 18
Investasi sering juga disebut sebagai penanaman modal atau
pembentukan modal dan merupakan komponen kedua yang menentukan
tingkat pengeluaran agregat. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian (Sadono, 2003:121).
4. Kemajuan teknologi.
6. Keuntungan perusahaan
Hal. 19
Penanaman Modal Asing (PMA) yang mengatur mengenai pengertian Modal
Asing.
Hal. 20
Penanaman modal asing adalah penanaman modal asing secara
langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun
1967 dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti
pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanam modal
tersebut (Widjaya, 2000:25).
Hal. 21
Hal. 22
KESIMPULAN
Inflasi berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah per dollar AS. Jadi
adanya kenaikan inflasi akan menyebabkan nilai tukar rupiah terdepresi
terhadap dollar AS. Jadi nilai rupiah yang dibutuhkan untuk mendapat satu
dollar AS akan meningkat.
Hal. 23
SUMBER
1. http://www.kompasiana.com/agustn_classic/pengaruh-inflasi-dan
investasi-terhadap-nilai-tukar-rupiah_5653d3cd137f61680b9e3f61
2. http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=389435&val=338&title=PENGARUH%20INFLASI%20DAN
%20INVESTASI%20TERHADAP%20NILAI%20TUKAR%20RUPIAH
Hal. 24