Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRA NIKAH
Peminangan Pengertian : 1. Menurut Fiqh : Meminang artinya seorang laki-laki meminta kepada seorang perempuan untuk menjadi isterinya
dengan cara-cara yang sudah berlaku di tengah-tengah masyarakat.
2. Komilasi H.I : Kegiatan upaya ke arah terjadinya hubungan perjodohan antara seorang pria dan wanita dengan
cara-cara yang baik (maruf).
3. UU. No. 1 Th. 74 : Dalam UUP, peminangan ini tidak dikenal. Alasannya mungkin karena peminangan tidak dapat
disebut sebagai peristiwa hukum.
Syarat Perempuan yang dipinang : 1. Tidak terikat oleh akad perkawinan.
2. Tidak berada dalam masa iddah tala roji1.
3. Bukan pinangan orang lain.
Bentuk Peminangan : 1. Langsung : Seorang laki-laki meminang seorang wanita secara langsung tanpa diwakilkan.
2. Tidak Langsung. Laki-laki meminang wanita dengan perantara orang yang dipercaya.
Tujuan Peminangan : 1. Mengetahui calon istri.
2. Mengikat calon istri demi keutuhan cinta.
Mahar Pengertian : Suatu pemberian dari suami kepada istri baik berupa uang maupun barang (harta benda) yang hukumnya wajib
dalam melangsungkan pernikahan.
1 Masa iddah tala raji, dalam masa ini seorang istri masih bisa rujuk dengan suami, kapanpun suami mau.
2 Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
PROSES NIKAH
Pengertian : 1. Menurut Fiqh : 1. Menurut Bahasa : Kumpul, wati atau jima
2. Menurut Syara : sesuatu akad yang mengandung beberapa rukun dan syarat.
2. Menurut UU : ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
No. 1 Th. 1974 keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Menurut KHI : suatu pernikahan yang merupakan akad yang sangat baik untuk mentaati perintah Allah dan pelaksanaanya
adalah merupakan ibadah.
Hukum Nikah : 1. Jaiz (diperbolehkan), ini asal hukum nikah.
2. Sunah, bagi orang yang berkehendak serta mampu memberi nafkah dan lain-lainnya.
3. Wajib, bagi orang mampu memberi nafkah dan takut akan tergoda pada kejahatan (zina).
4. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.
5. Haram, bagi orang yang berniat menyakiti perempuan yang mau dinikahinya.
Rukun Nikah : 1. Calon suami
2. Calon istri
Syarat syarat calon mempelai :
a. Keduanya jelas identitasnya dan dapat dibedakan dengan yang lainnya, baik menyangkut nama, jenis kelamin, keberadaan,
dan hal lain yang berkenaan dengan dirinya.
b. Keduanya sama-sama beragama islam.
c. Antara keduanya tidak terlarang melangsungkan perkawinan.
d. Kedua belah pihak telah setuju untuk kawin dan setuju pula pihak yang akan mengawininya.
e. Keduanya telah mencapai usia yang layak untuk melangsungkan perkawinan.
3. Wali nikah dari mempelai perempuan
Syarat syarat wali :
a. Telah dewasa dan berakal sehat
b. Laki laki. Tidak boleh perempuan.
c. Muslim
d. Orang merdeka
e. Tidak berada dalam pengampuan
f. Berpikiran baik
g. Adil
h. Tidak sedang melakukan ihram, untuk haji atau umrah.
Rukun Nikah : 4. Dua orang saksi
Syarat syarat saksi :
a. Saksi itu berjumlah paling kurang dua orang.
b. Kedua saksi itu adalah bergama islam.
c. Kedua saksi itu adalah orang yang merdeka.
d. Kedua saksi itu adalah laki laki.
e. Kedua saksi itu bersifat adil.
f. Kedua saksi itu dapat mendengar dan melihat.
5. Ijab dan Qabul
Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak kedua.
Syarat syarat akad nikah :
a. Akad harus dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan qabul.
b. Materi dari ijab dan qabul tidak boleh berbeda.
c. Ijab dan qabul harus diucapkan secara bersambungan tanpa terputus walaupun sesaat.
d. Ijab dan qabul mesti menggunakan lafaz yang jelas dan terus terang.
Larangan Nikah : 1. Karena pertalian nasab :
a. Dengan seorang wanita yang melahirkan atau yang menurunkannya atau keturunannya;
b. Dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu;
c. Dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya;
2. Karena pertalian kerabat semenda :
a. Dengan seorang wanita yang melahirkan istrinya atau bekas istrinya;
b. Dengan seorang wanita bekas istri orang yang menurunkannya;
c. Dengan seorang wanita keturunan istri atau bekas istrinya, kecuali putusnya hubungan perkawinan dengan bekas istrinya
itu qabla al dukhul;
d. Dengan seorang wanita bekas istri keturunannya.
3. Karena pertalian sesusuan:
a. Dengan wanita yang menyusuinya dan seterusnya menurut garis lurus ke atas;
b. Dengan seorang wanita sesusuan dan seterusnya menurut garis lurus ke bawah;
c. Dengan seorang wanita saudara sesusuan, dan kemenakan sesusuan ke bawah;
d. Dengan seorang wanita bini sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke atas;
e. Dengan anak yang disusui oleh istrinya dan keturunannya.
Hikmah Nikah : 1. Perkawinan dapat menentramkan jiwa dan menghindarkan perbuatan maksiat.
2. Perkawinan untuk melanjutkan keturunan
3. Bisa saling melengkapi dalam suasana hidup dengan anak anak.
4. Menimbulkan tanggung jawab dan menimbulkan sikap rajin dan sungguh sungguh dalam mencukupi keluarga.
5. Adanya pembagian tugas, yang satu mengurusi rumah tangga dan yang lain bekerja diluar.
6. Menumbuhkan tali kekeluargaan dan mempererat hubungan
PRA NIKAH
Talak : Melepaskan ikatan pernikahan oleh suami kepada istri.
Khulu : Melepaskan ikatan pernikahan dimana istri menggugat suami.
Ila : Sumpah si suami tidak akan mencampuri istrinya dalam masa tertentu.
Dzihar : Suami membandingkan istrinya dengan ibunya.
Lian : Menuduh istrinya berzina.
Iddah : Masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang diceraikan suaminya, gunanya supaya diketahui kandungannya berisi/tidak.