Anda di halaman 1dari 3

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
MERS dalah suatu strain baru virus Corona yang belum pernah ditemukan
menginfeksi manusia sebelumnya. Namun pada tahun 2012-2013 ditemukan 130
kasus konfirmasi MERS-CoV mulai berjangkit dari negara Arab Saudi dan menyebar
ke Erops serta dapat menyebar ke negara lainnya termasuk Indonesia. Walalaupun
belum menyebar ke Indonesia, ancaman dari penyakit MERS perlu diwaspadai
dikarenakan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia
sehingga akan banyak yang akan memasuki wilayah Timur Tengah khususnya Arab
Saudi baik sebagai jamaah haji, jamaah umrah dan TKI.
Virus ini dikatakan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian terutama
pada orang yang memiliki penyakit kronis seperti gagal jantung, penyakit paru kronis.
Gejala MERS CoV sama dengan gejala penyakit infeksi pernafasan lainnya terutama
demam,batuk dan sesak nafas. Pneumonia merupakan temuan umum pada
pemeriksaan. Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga dilaporkan. Penyakit
menjadi berat dan dapat mengakibatkan gagal napas yang membutuhkan ventilator
dan perawatan intensif. Beberapa pasien memiliki kegagalan beberapa organ terutama
ginjal atau syok septik. Virus ini akan menimbulkan penyakit yang lebih parah pada
seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, orang tua dan orang-orang dengan
penyakit kronis seperti diabetes, kanker dan paru-paru kronis.
Sebagai langkah pencegahan. Ditetapkan kriteria bagi mereka yang akan melakukan
pemeriksaan lanjutan yaitu individu dengan gejala demam >38 C, batuk sesak napas
(gejala pneumonia) dan memiliki riwayyat perjalanan dari wilayah terjangkit dalam
14 hari terakhir sebelum sakit harus dicurigai tertular MERS CoV sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Penularan virus MERS ini sama dengan dengan cara penularan jenis virus
pernapasan yang lain, yaitu secara langsung (melalui droplet saat penderita batuk atau
bersin ataupun kontak langsung dengan penderita/hewan/produk hewani yang
terinfeksi) dan tidak langsung (karena menyentuh permukaan benda yang
terkontaminasi virus ini lalu menyentuh mulut, hidung atau mata). Mengenai sumber
infeksi virus ini kepada manusia diduga berasal dari unta dromedaris.
Pengobatan untuk penyakit MERS ini masih belum ada terapi spesifik,
perawatan medis suportif dilakukan untuk meringankan gejala. Namun saat ini masih
dilakukan beberapa penelitian untuk mengembangkan pengobatan untuk MERS ini
seperti terapi menggunakan plasma konvalesen, ribavirin, protease innhibitor, beta
interferon, dan interferon alfa 2A.

``
B. SARAN
Perlunya peran pemerintah untuk memberikan kesiapsiagaan sebagai upaya
untuk memberikan arahan kesiapsiagaan dan respon menghadapi MERS-Cov yang
menjadi ancaman masyarakat dunia khususnya di Indonesia. Upaya yang dapat
dilakukan oleh Kemenkes seperti:
1. Penyampaian informasi mengenai risiko yang akan dihadapi oleh jamah
haji/umroh di tempat tujuan dan cara pencegahannya.
2. Pengamatan ketat pada jamaah haji/penumpang yang baru datang dari daerah yang
baru terjangkit melalai Healt Alert Card (HAC).
3. Pemasangan thermal acanner guna menskrining jamaah yang baru datang dari
daerah yang terjangkit.
4. Meningkatkan surveilans ISPA berat di masyarakat dan fasilitas kesehatan.
5. Sosialisasi dan Koordinasi dengan lintas sektoe seperti Kementrian Agama,
Kementrian Luar Negeri, Kementrian Perhubungan dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
`
Al-Tawfiq, Jaffar A., Memish, Ziad A., 2014. What are our pharmatherapeutic options for
MERS-CoV?. Expert Rev. Clin. Pharmacol, 7(3): 235-238.
Cunha, Ceston B., Opal, Steven M., 2014. Middle East Respiratory Syndrome (MERS) A
new zoonotic viral pneumonia. Virulence, 5(6):650-654.
Durai, P., Batool, M., Shah, M., Choi, S., 2015. Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus: transmission, virology and `therapeutic targeting to aid inoutbreak
control. Experimental & Moleculer Med, 47: 1-9.
Dyall. J., Coleman, CM., Hart, Brit J., Venkataraman, T., 2014. Repurposing of clinically
developed for treatment of middle east respiratory syndrome coronavirus infection.
Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 58(8): 4885-4893.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Berat Suspek Middle East Respiratory Syndrome Corona
Virus (MERS-CoV). Hal 1-24
Modjarrad, Kayvon., 2016. Treatment strategic for Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus. J virus Eradication, 2:`1-4.
Momattin, H., Mohammed, Khurram., Zumla, A., Memish, ZA., Al-Tawfiq, JA., 2013.,
Therapeutic Options For Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-
Cov)-Possible Lessons From A Systematic Review of SARS-CoV Therapy. Int J Infect
Diseas, 17:729-798.
Van den Brand, JMA., Smits, Saskia L., Haagmans, Bart L., 2015. Pathogenesis of Middle
Respiratory Syndrome Coronavirus. J Pathol, 235:175-184.

Anda mungkin juga menyukai