Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dura, ciri-cirinya : Daging tipis, cangkang tebal, dan tidak terdapat lingkaran serabut pada
bagian luar cangkang.
Pisifera, ciri-cirinya : daging buah tebal dan cangkang sangat tipis bahkan tidak ada.
Tenera, ciri-cirinya : daging buah cukup, bercangkang tipis, terdapat serabut di sekeliling
cangkang dan tandan buah lebih banyak tetapi ukurannya relatif lebih kecil.
Hampir sebagian besar tanaman kelapa sawit unggul untuk kepentingan komersial adalah
berjenis TENERA. Dimana jenis tersebut dihasilkan dengan menyilangkan DURA dan
PSIFERA. Sedangkan jenis sawit yang tidak unggul umumnya berjenis DURA atau PSIFERA.
Mengapa TENERA yang digunakan untuk kepentingan komersil? Karena jenis ini memiliki
produksi dan rendeman tinggi, serta pengolahannya tidak merusak mesin. Sebaliknya untuk jenis
DURA atau PSIFERA, produktivitas rendah, rendemen 16%, PKO tidak dapat dimanfaatkan
karena cangkang tidak dapat dipecahkan dan dapat merusak mesin pabrik.
TENERA yang unggul tersebut hanya dihasilkan oleh sumber benih yang telah memiliki koleksi
induk DURA dan PSIFERA terpilih. Sedangkan sawit asalan yang berjenis DURA atau
PSIFERA umumnya dikumpulkan langsung dari kebun-kebun produksi.
Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang duduk tergantung pada kesempurnaan
penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk
tandan disebut dengan tandan buah sawit.
Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan, buah yang pertama
keluar masih buah pasir, artinya blm dapat diolah dalam pabrik, karena masih mengandung
minyak yang rendah.
Dalam satu pohon terdapat bunga betina dan bunga jantan yg berbeda, sehingga penyerbukannya
adalah penyerbukan silang. Jumlah bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi
oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti pemeliharaan, pemupukan dan perlakuan
lainnya.
Umur buah tergantung jenis tanaman, umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah dapat
dipanen setelah 6 bulan terhitung setelah penyerbukan.
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tanda buah sawit ialahminyak sawit yang terdapat dalam
daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel.
Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia.
Minyak sawit dan inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan. dan berhenti
setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh. Jika dalam buah sduah tidak
terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam
lemak bebas dan gliserol. Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan
telah terdapat buah membrondol normal.
CH2RCOO CH2OH
CH2RCOO CH2OH
Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam
lemak bebas jenuh dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan
trigliserida yang mengandung asam lemak yang tidak jenuh.
Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong-
kantong minyak dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah dilapisi dengan malam yang
tebal dan berkilat.
Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman
tersebut membetuk senyawa kimia perlindung yaitu karotin. Setelah penyerbukan kelihatan buah
berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah terjadi pembentukan minyak terjadi perubahan
warna buah menjadi ungu kehijau-hijauan. Pada saat pembentukan minyak terjadi yaitu
trigliserida dengan asam lemak tidak jenuh, tanaman membentuk karotin dan phitol untuk
melindungi dari oksidasi, sedangkan klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi.
Dasar penentuan klasifikasi mutu buah yang dipakai menurut kriteria panen bagi tanaman
sebagai berikut :
Buah Mentah adalah buah yang kurang dari 2 brondol lepas per Kg berat tandannya.
Buah Masak normal adalah buah yang lebih dari 2 brondolan lepas per Kg berat
tandannya sampai kurang dari 90 % buah yang memberondol terhadap tandannya.
Buah busuk/janjang kosong adalah lebih 90% brondolan yang lepas dari tandannya.
Gagang panjang adalah panjang gagang lebih dari 3 cm dari dasar janjang.
Tandan digigit tikus adalah kerusakan tandan yang disebabkan oleh gigitan tikus.
Kategori tandan digigit tikus yaitu apabila brondolan pada tandan telah rusak akibat
gigitan tikus sebanyak 5 brondol atau lebih. Pada bekas gigitan tersebut akan terlihat
kernel yang ada didlam brondolan.
Brondolan lepas adalah brondolan yang masuk ke pabrik dan dihitung persentasenya
terhadap jumlah berat tandan setiap analisa.
Sampah/kotoran adalah kotoran yang ikut masuk bersama buah ke pabrik, antara lain :
daun sawit, pasir, batu, gagang buah (bonggol), kelopak buah (calyx) dll.
Buah abnormal (buah batu dan buah sakit) adalah buah yang kelihatan masak tetapi tidak
ada brondolan yang lepas dari tandannya dan pada ujung brondolan timbul retak-retak.
Sedangkan pada buah sakit ditandai dengan adanya jamur pada permukaan brondolan.
MORFOLOGI DAN BIOLOGI KELAPA SAWIT
Divisi : Tracheophyita
Sub Divisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermeae
Sub Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cocoideae
Famili : Palmae
Sub Famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Varietas dari kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal, yaitu
berdasarkan tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang, warna buah dan lain-lain.
1. Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah
Berdasarkan warna kulit buah, spesies Elaeis guineensis Jacq dibedakan menjadi 3 Varietas,
sebagai berikut :
Nigrescens Buahnya berwarna violet sampai hitam waktu masih muda dan menjadi merah
kuning (orange) sesudah matang.
Virescens Buahnya berwarna hijau waktu masih muda dan menjadi merah kuning (orange)
sesudah matang.
Albescens Buah muda berwarna kuning pucat (keputih-putihan), tembus cahaya karena
mengandung sedikit karotein dan tetap menjadi kekuning-kuningan sesudah matang dan
ujungnya berwarna ungu kehitaman.
Berdasarkan tebal tipisnya cangkang (tempurung) dan daging buah (mesocarp), spesies Elaeis
guineensis jacq dapat dibedakan menjadi 3 Varietas, yaitu :
Dura Buah dengan cangkang cukup tebal antara 2,0 5,0 mm dan tidak terdapat lingkaran pada
bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis dengan perbandingan daging buah terhadap buah
antara 20% - 65%. Sedangkan kernel berukuran besar tetapi kandungan minyaknya rendah.
Pisifera Buah dengan cangkang tipis (bahkan hampir tidak ada) sedangkan daging buahnya
tebal. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi. Kernel berukuran kecil dengan
kandungan minyak yang rendah. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan
dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga
betina gugur pada fase dini.
Tenera Buah yang memiliki sifat-sifat yang berasal dari Dura dan Pisifera. Cangkang tipis
dengan ketebalan antara 1,0 2,5 mm dan terdapat lingkaran sabut disekelilingnya.
Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi antara 60% - 90%. Tandan buah yang
dihasilkan Varietas Tenera lebih banyak daripada Varietas Dura dan Pisifera tetapi ukuran
tandanya relatif lebih kecil.
3.1. Daun
3.2. Batang
Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur 11-15 tahun. Setelah itu
bekas pelepah daun mulai rontok, biasanya mulai dari bagian tengah batang kemudian meluas ke
atas dan ke bawah. Batang kelapa sawit tua biasanya sudah tidak ada lagi bekas tangkai pelepah
daun tua kecuali sedikit di bawah tajuknya.
Batang mempunyai 3 fungsi utama, yaitu:
a. Sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah,
b. Sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil
fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah.
c. Kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan.
3.3. Akar
3.4. Bunga
Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan betina
terdapat satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Walaupun demikian kadang-kadang
dijumpai juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hermaprodit).
Bunga muncul dari ketiak daun dan setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen
(bunga majemuk). Beberapa bakal infloresen biasanya gugur pada fase-fase awal perkembangan,
sehingga pada individu terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresen.
3.5. Buah
Secara botani buah kelapa sawit digolongkan sebagai drupe, terdiri dari pericarp yang
terbungkus oleh exocarp (atau kulit), mesocarp (yang secara salah kaprah disebut (pericarp), dan
endocarp (cangkang) yang membungkus 1-4 inti/kernel (umumnya hanya satu). Inti memiliki
testa (kulit), endosperm yang padat dan sebuah embrio.
Minyak dalam mesocarp mulai disintesis pada periode 120 hari setelah anthesis (hsa) dan mulai
berhenti pada saat buah terlepas dari tangkainya (memberondol).
Sintesis minyak yang masih terjadi pada tandan buah yang sudah dipanen dapat diabaikan karena
jumlahnya kecil sekali. Yang lebih perlu diperhatikan adalah naiknya kandungan asam lemak
bebas (FFA = Free Fatty Acid) pada tandan buah yang sempat menginap di TPH (Tempat
Pengumpulan Hasil) atau loading ramp pabrik.
Memberondolnya buah secara normal terjadi pada 150 155 hsa (dengan selang tertentu; secara
individual berkisar antara 120 200 hsa). Semua buah akan memberondol dari tandan buah
dalam waktu 2-4 minggu atau sedikit lebih lama pada tandan buah yang besar.
Kriteria kematangan buah yang umum berlaku adalah 2 berondolan per kg tandan buah segar
(TBS/FFB = Fresh Fruit Bunch).
KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk ke dalam famili Palmae dan subkelas
Monocotyledoneae. Spesies lain dari genus Elaeis adalah E. melanococca yang dikenal sebagai
kelapa sawit Amerika Latin. Beberapa varietas unggul yang ditanam adalah : Dura, Pisifera dan
Tenera.
A. VARIETAS
Varietas yang banyak diusahakan umumnya merupakan varietas jenis Tenera (persilangan
varietas jenis Dura dan Pisifera). Varietas ini mewarisi sifat-sifat unggul seperti inti kecil,
cangkang tipis, daging buah tebal (6090 % dari buah) serta kandungan minyak yang tinggi.
Beberapa contoh varietas unggul kelapa sawit, yaitu:
B. BOTANI
1. Akar
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder,
tertier dan kuartener.
2. Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 2075 cm. Tinggi batang
bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi
dapat mencapai 100 cm per tahun.
3. Daun
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Susunan ini menyerupai
susunan daun pada tanaman kelapa. Panjang pelepah daun sekitar 7,59 m. Jumlah anak daun
pada setiap pelepah berkisar antara 250400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun
mencapai 2030 pelepah.
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah
dengan rangkaian bunga betina. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang.
5. Buah
Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman
normal akan menghasilkan 2022 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman tua
sekitar 1214 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 2535 kg.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-kelapa-sawit.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Morfologi tanaman kelapa sawit
BAB.1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk penjelasan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq)
adalah salah satu tanaman perkebunan yang ada di Indonesia merupakan
memiliki masa depan yang cukup cerah karena terdapat keunggulan di
dalamnya. Tanaman kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia namun
kedatangan kelapa sawit ke Indonesia merupakan komoditi yang penting
terhadap ekspor di Indonesia. Hasil dari minyak kelapa sawit menjadikan
komoditi ini sebagai sumber devisa bagi negara Indonesia.
Asal mula tanaman kelapa sawit, belu di ketahui,tetapi beberapa
sumber menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari dua negara
asal yaitu Amerika Selatan (Elaeis melanococca atau Elaeis oleivera ) dan di
negara Afrika (spesies Elaeis guineen sis). Spesiesyang dijelaskan ni mulai
menyebar ke seluruh dunia beriklim tropis, salah satunya Indonesia.
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman pengahasil minyak nabati
tertinggi, karena minyak yang di hasilkan memiliki keunggulan jika di
bandingkan dengan minyak hasil olahan lainnya yaitu memiliki kadar
kolesterol yang rendah bahkan non kolestrol.Apa lagi dengan tingkat
konsumsi minyak sawit makin lama semakin meningkat, dan permintaan
konsumen pun makin lama semakin banyak,sehingga dibutuhkan bahan
baku untuk mencukupi kebutuhan yang ada.
Saat ini untuk pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia
yaituperusahaan perkebunan besar swasta, perkebunan Negara dan
perkebunan rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya
dikelola dengan model kemitraan dengan perusahaan besarswasta dan
perkebunan Negara. Khusus untuk perkebunan sawit rakyat, permasalahan
umum yang dihadapi dalam budidaya tanaman kelapa sawit adalah
rendahnya produktivitas dan mutu produksinya. Penyebab rendah tingkat
produktivitas perkebunan sawit rakyat adalah karena teknologi produksi
yang digunakan masih relative sederhana dalam budidaya seperti
pembibitan sampai dengan panennya. Oleh sebab itu maka dibutuhkan
teknologi yang mendukung untuk menciptakan produksi kelapa sawit yang
tinggi.
Saat ini tanaman kelapa sawit dibudidayakan pada lahan-lahan
marginal yang relatif berada di luar jawa. Karena tanaman kelapa sawit
merupakakn tanaman relative toleran terhadap kondisi lahan yang
marginal. Sebagai salah satu tanaman penghasil minyak nabati, tanaman
kelapa sawit memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Hal
ini dikarenakan tanaman kelapa sawit memiliki banyak keunggulan
dibanding dengan tanaman penghasil minyak nabati pada tanaman-
tanaman lainnya.Oleh sebab itu maka sebagai mahasiswa pertanian
pengetahuan tentang tanaman kelapa sawit dapat mendukung peningkatan
produksi kelapa sawit sangat penting untuk dipelajari. Mengingat
pentingnya pengetahuan tentang tanaman kelapa sawit dalam mendukung
produksinya, maka diperlukan mengetahui bagian bagian morfologi pada
tanaman kelapa sawit.
1.2 Tujuan
Pada acara Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan dan
Perkebunan mengenai morfologi tanaman kelapa sawit terdapat beberapa
tujuan yang ingim dicapai antara lain :
1. Mengenal dan mengidentifikasi identifikasi tanaman kelapa sawit.
2. Memberikan pengalaman dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa mengenai
kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Adriadi, A., dkk. 2012. Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais
quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi
Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1 (2): 108-115.
Arsyad, A., dkk.2012. Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi Untuk
Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (Tbs) Pada Lahan Marginal Kumpeh.
Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 14 (1): 29-36.
Frank, N. EG., el all.2013. Breeding oil palm (Elaeis guineensis jacq.) for fusarium
wilt tolerance: an overview of research programmes and seed production
potentialitiees in Cameroon. International Journal of Agricultural Sciences 3
(5) :513-520.
Kurniati, E. 2008. Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif. Ilmu
Teknik 8 (2): 96-103.
Lane, Lee.2012. Economic growth, climate change, confusion and rent seeking: The
case of palm oil. Journal of Oil Palm & The Environment 1 (3):1-8.
Mukherjee, S., dan Mitra, A. 2009. Health Effects of Palm Oil. J Hum Ecol 26 (3): 197-
203.
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya & Pengolahan Kelapa Sawit.
Tanggerang: Agromedia Pustaka.
Syahputra, E. dkk. 2011. Weeds Assessment Di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan
Gambut. J. Tek. Perkebunan & PSDL 1 (1): 37-42.