Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Drainage (AMD/ARD) - Menurut
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Drainage (AMD/ARD) - Menurut
PENDAHULUAN
Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada
dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam lingkungannya (BPLHD
Jabar, 2005). Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama
adalah memacu kemakmuran ekonominegara. Sisi yang lainnya adalah sekaligus
perusak lingkungan yang sangat potensial yang memerlukan tenaga, pikiran, dan
biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Sebagai sumber
kemakmuran, sudah tidak diragukan lagi bahwa sektor ini menyokong pendapatan
negara selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan
terbuka (open pit mining) dapat merubah total iklim dan tanah akibat seluruh
lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Sedangkan untuk
pertambangan bawah (underground mining) kerusakan lingkungan umumnya
diakibatkan karena adanya limbah (tailing) yang dihasilkan pada proses
pemurnian bijih. Baik tambang dalam maupun tambang terbuka menghasilkan air
buangan bersifat asam yang disebut sebagai acid mine drainage/acid rock
drainage (AMD/ARD). Menurut Wilkipedia AMD merujuk kepada air yang
terdapat di kawasan pertambangan atau yang mengalir dari kawasan tersebut yang
bersifat sangat masam (pH < 3).
Air asam tambang adalah salah satu permasalahan lingkungan yang dihasilkan
oleh industri pertambangan. Air asam tambang merupakan hasil dari oksidasi
batuan yang mengandung pirit (FeS2) dan mineral sulfida dari sisa batuan yang
terpapar oleh oksigen yang berada dalam air (Elberling.et.al, 2008). Permasalahan
air asam tambang adalah salah satu dampak potensial yang dihadapi industri
pertambangan. Air asam tambang juga mengandung logam berat seperti besi (Fe),
alumunium (Al), mangan (Mn).
Potensi air asam tambang harus diketahui dan dihitung agar langkah langkah
preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harus
Page | 1
dilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan batuan penutup dan batuan
batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu
tambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi.
Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan
selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan
berakhir, karena air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas air, air permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke
sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliran
sungai serta akan mengganggu biota yang hidup didarat juga biota diperairan.
Page | 2
1. Apa itu Air Asam Tambang ?
BAB II
Page | 3
PEMBAHASAN
Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage (AMD)terjadi
sebagai akibat proses fisika dan kimia yang cukup kompleks yang melibatkan
beberapa faktor dalam kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan ini dapat
berupa tambang terbuka maupun tambang dalam (bawah tanah). Umumnya
keadaan ini terjadi karena sulfur yang terjadi dalam batuan teroksidasi secara
alamiah (pada proses pembukaan tambang). Selanjutnya dengan kondisi
kelembaban lingkungan yang cukup tinggi akan menyebabkan oksida sulfur
tersebut berubah menjadi asam.
AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul
akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul
oleh kegiatan lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan,
pembuatan tambak, dan sebagainya.
Page | 4
Pada kegiatan penambangan, beberapa mineral sulphida yang umum ditemukan
adalah:
FeS2: pyrite
Cu2S: chalcocite
CuS: cuvellite
CuFeS2: chalcopyrite
MoS2: molybdenite
NiS: millerite
PbS: galena
ZnS: sphalerite
FeAsS: arsenopyrite
(Besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidrosida dan asam.)
Page | 5
Persamaan 4 : FeS2 + 14 Fe+3 +8 H2O 15 Fe+2 + 2 SO4-2 + 16 H+
(Besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku sebagai katalis yang
menyebabkan besi ferro yang sangat besar, sulfat dan asam.)
Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila AAT keluar dari tempat terbentuknya dan
masuk ke sistem lingkungan umum (diluar tambang), maka beberapa faktor
lingkungan dapat terpengaruhi, seperti: kualitas air dan peruntukannya (sebagai
bahan baku air minum, sebagai habitat biota air, sebagai sumber air untuk
tanaman, dsb); kualitas tanah dan peruntukkanya (sebagai habitat flora dan fauna
darat), dsb.
Sumber sumber air asam tambang antara lain berasal dari kegiatan kegiatan
berikut :
Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan adalah batuan
buangan(waste rock).Jumlah batuan buangan ini akan semakin meningkat dengan
bertambahnya kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya, batuan buangan yang
banyak mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan udara terbuka
membentuk senyawa sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan
membentuk air asam tambang.
Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan air asam
tambang karena adanya kontak langsung dengan udara yang selanjutnya terjadi
pelarutan akibat adanya air.
Page | 6
4. Air dari unit pengolahan limbah tailing
Prinsip terjadinya air asam tambang adalah adanya reaksi pembentukan H+ yang
merupakan ion pembentuk asam akibat oksidasi mineral-mineral sulfida dan
bereaksi dengan air (H2O). Kemudian oksidasi dari Fe2+, hidrolisis Fe3+ dan
pengendapan logam hidroksida. Prinsip tersebut bila dilihat secara kimia,
sedangkan secara biologi terjadi air asam tambang akibat adanya bakteri-bakteri
tertentu yang sanggup untuk mempercepat proses (katalisator) dari oksida
mineral-mineral sulfida dan oksidasi-oksidasi besi.
Page | 7
Berikut reaksi pembentukan air asam tambang secara kimia dan secara biologi :
1. Secara Kimia
persamaan b. menunjukkan oksidasi dari ferrous iron (Fe2+) menjadi Ferric iron
dan
2. Secara Biologi
Kondisi keasaman dari pelapukan ion-ion hidrogen selama oksidasi dapat pula
disebabkan karena adanya aktivitas biologi oleh bakteri-bakteri. Bakteri tersebut
mampu untuk mempercepat proses oksidasi dari mineral-mineral sulfida dan
oksidasi besi serta mendapat energi hasil pelepasan energi dari proses oksidasi.
Bakteri ini termasuk dalam subgroup strick aerobes, genus trobhasillus, species
thiobasillus, ferroxidans (kadang-kadang dijumpai Ferrobacillus ferroxidans).
Page | 8
Persamaan reaksi terbentuknya air asam tambang berdasarkan aktivitas biologi
sebagai berikut : FeS2 + H2O + 7/2 O2 Fe2+ + 2 SO42- Fe2+ + O2 + 5/2
H2O
Dari reaksi kimia dan biologi di atas dapat dilihat bagaimana terbentuk asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat, dengan adanya kadar asam sulfat ini
menyebabkan air yang mengalir pada daerah yang terjadi proses kimia dan biologi
tersebut akan bersifat asam, inilah yang disebut air asam tambang. Air asam
tambang ini dapat dikenal dari warna jingga atau merah dari endapan besi
hidroksida di dasar aliran atau bau belerang, tetapi ini tidak selalu terjadi karena
ada air asam tambang yang warnanya agak jernih.
Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau lebih karakteristik kualitas air sbb.:
Page | 9
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam tambang adalah terjadinya
pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau kandungan air di daerah yang
terkena dampak tersebut akan berubah sehingga dapat mengurangi kesuburan
tanah, mengganggu kesehatan masyarakat sekitarnya, dan dapat mengakibatkan
korosi pada peralatan tambang. Derajat keasaman tanah yang telah tercemar
akibat air asam tambang ini akan semakin meningkat, sehingga tanaman tidak
dapat tumbuh karena derajat keasaman tanahnya terlalu tinggi. Apabila air asam
tersebut mencemari air tanah maupun aliran air sungai dimana masyarakat
memanfaatkan air tersebut maka dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar,
diantaranya dapat menimbulkan penyakit diare maupun penyakit lainnya yang
berhubungan dengan pencernaan.
Page | 10
air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/kapur akan melarutkan
senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang
larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa
digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan
memboroskan sabun,karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan
Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan
korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan
dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
3.Akibat partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar perairan sehingga
menggangu proses respirasi biota dasar.
5. Kebutuhan sehari-hari akan menurun dan akan berpotensi terjadi penyakit perut
dan, juga akan menimbulkan persepsi yang buruk darimasyarakat terhadap proyek
tersebut.
Page | 11
2.4.2 Dampak terhadap air tanah
Mineral sulfida sering dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari
karakteristiknya mineral sulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri
metalurgi maupun kimia, namun di alam potensial juga sebagai penghasil air asam
yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Air asam dapat terbentuk secara
alami, sebagai akibat teroksidasi dan terlarutkannya sulfida ke dalam sistem aliran
air permukaan dan air tanah menyebabkan turunnya pH air. Kegiatan
penambangan, dengan membongkar endapan sulfida, berpotensi memperbesar dan
mempercepat proses pembentukan air asam. Permasalahan mineral sulfida terjadi
apabila terpapar pada udara bebas akan teroksidasi, terlarutkan oleh air permukaan
atau air tanah membentuk air asam. Air asam akan melarutkan logam yang
terlewati sehingga menghasilkan bahan beracun berbahaya yang berpotensi
mencemari lingkungan, terutama air permukaan dan air tanah.
Page | 12
2.4.3 Dampak Lainnya
Air asam tambang juga dapat mempercepat proses pengkaratan pada peralatan
tambang, sehingga perlu penanganan agar pengaruh yang ditimbulkan dari air
asam tersebut tidak merusak peralatan tambang
Pengendalian air asam tambang secara umum dapat dilakukan dengan cara :
Page | 13
Upaya mencegah dapat dilakukan dengan cara :
Secara umum terdapat dua cara pengolahan air, yaitu secara aktif dan pasif.
Sebagai contoh,salah satu parameter penting yaitu pH. Untuk menaikkan nilai pH
ke kondisi normal, maka dilakukan beberapa upaya diantaranya adalah dengan
penambahan bahan kimia seperti kapur (lime).
Page | 14
b. Secara pasif, air asam dialirkan melalui saluran-saluran dimana
terdapat kapur (dalam bentuk batuan) sebagai media penetral air
asam yang melaluinya
Page | 15
3. Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk.
Salah satu proses pengolahan terhadap air asam tambang ini adalah proses
netralisasi asam dengan senyawa alkali, oksida besi (II) menjadi besi (III) yang
tidak larut dan proses sedimentasi untuk menghasilkan endapan yang berbentuk
Fe3+. Air asam yang terjadi ditampung pada kolam pengendapan yang berfungsi
sebagai sarana pemantauan kualitas air sekaligus tempat penetralan air asam
sebelum dilepaskan ke alam.
Page | 16
yang berupa lantai batubara dengan material yang bersifat impermeable misalnya
mineral liat.
3.1 Kesimpulan
Page | 17
3.2 Saran
Page | 18
DAFTAR PUSTAKA
http://wwwenvdept-environmental.blogspot.com/p/air-asam-tambang.html
file:///G:/tugas/pling/Catatan%20Anak%20Tambang%20%20Dampak
%20%E2%80%93Dampak%20Air%20Asam%20Tambang.html
file:///G:/tugas/pling/Dampak%20Air%20Asam%20Tambang%20Terhadap
%20Kualitas%20Air%20Tanah%20Di%20Sekitar%20Area%20an.htm
file:///G:/tugas/pling/Kampung%20Miners%20%20%20AIR%20ASAM
%20TAMBANG%20%28AAT%29.html
file:///G:/tugas/pling/Mari%20Berbagi%20%20Air%20Asam%20Tambang.html
file:///G:/tugas/pling/WINDOWS%207%20%28%20Seven%20%29%20%20AIR
%20ASAM%20TAMBANG%20%28AAT%29.html
file:///G:/tugas/pling/dunia%20tambang%20%20Dampak%20Yang
%20Ditimbulkan%20Air%20Asam%20Tambang.html
Page | 19
Page | 20