Anda di halaman 1dari 13

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm.

114-126 Volume 17, Nomor


2
ISSN 0854-3844

Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan


dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan
DWI ARYANI1* dan FEBRINA ROSINTA2**

1PT Human Resource Development Institute

2
Program Studi Ilmu Administrasi Departemen FISIP, Universitas Indonesia

Abstract. The aim of the research is to analyze how the service quality can affect customers satisfaction
in shaping costumers loyalty. The research is quantitative and uses non-probability purposive sampling
technique. The instrument of the research uses questionnaires which were analyzed with Structural Equation
Modeling. The result of the research shows that the five dimensions, i.e. physical evidence, empathy, reliability,
quickness, and guaranty positively affect the service quality. The other results show that customers satisfaction
is a preceding factor of customers loyalty. The direct effect of service quality on customers loyalty does not
sustain the research, since the researcher did not find any significant direct relation between service quality
and customers loyalty.

Keywords: physical evidence, empathy, reliability, quickness, guaranty

PENDAHULUAN diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat


kepuasan pelanggan yang tinggi, yakni selain dapat
Saat ini, iklim kompetisi dalam dunia perdagangan meningkatkan loyalitas pelanggan tapi juga dapat
semakin terasa. Di sisi lain perubahan lingkungan mencegah terjadinya perputaran pelanggan, mengurangi
yang demikian pesat semakin mendukung kompetisi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi
yang sedang terjadi saat ini. Menurut Dick dan Basu biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi
(1994), salah satu tujuan utama aktivitas pemasaran yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan,
seringkali dilihat dari pencapaian loyalitas pelanggan meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan re-
melalui strategi pemasaran (Siregar, 2004). Loyalitas putasi bisnis (Fornell, 1992).
pelanggan merupakan bagian terpenting pada peng- Keputusan perusahaan melakukan tindakan perbaikan
ulangan pembelian pada pelanggan (Caruana, 2002). pelayanan yang sistematis merupakan payung yang me-
Menurut Reichheld dan Sasser (1990), loyalitas nentukan dalam menindaklanjuti komplain konsumen
pelanggan memiliki korelasi yang positif dengan per- dari suatu kegagalan sehingga pada akhirnya mampu
forma bisnis (Beerli dkk., 2004). Menurut Castro dan mengikat loyalitasi konsumen (Elu, 2005). Kepuasan
Armario (1999), loyalitas pelang-gan tidak hanya pelanggan menjadi parameter penting sehingga bisnis
meningkatkan nilai dalam bisnis, tetapi juga dapat dapat terus berkelanjutan. Sebuah riset tahun 2004
menarik pelanggan baru (Beerli dkk., 2004). Pada yang dilakukan oleh J.D. Power, perusahaan spesialis
jangka pendek, memperbaiki loyalitas pelanggan akan pengukur kepuasan pelanggan dalam industri otomotif,
membawa profit pada penjualan. Profit merupakan membuktikan bahwa perusahaan yang berhasil me-
motif utama konsistensi bisnis, karena dengan ke- ningkatkan kepuasan pelanggan dalam jangka waktu
untungan maka roda perputaran bisnis dari variasi lima tahun (1999-2004) mengalami kenaikan nilai
produk dan jasa yang ditawarkan maupun perluasan bagi pemegang sahamnya sebesar +52%. Sebaliknya,
pasar yang dilayani (Soeling, 2007). Dalam jangka perusahaan yang mengalami penurunan nilai kepuasan
panjang, memperbaiki loyalitas umumnya akan lebih pelanggan, pemegang sahamnya juga mengalami pe-
profitabel, yakni pelanggan bersedia membayar harga nurunan nilai sebesar -28%. Riset Claes Fornell juga
lebih tinggi, penyediaan layanan yang lebih murah dan membuktikan, di masa krisis 2008, saham perusahaan
bersedia merekomendasikan ke pelanggan yang baru dengan Indeks Kepuasan Pelanggan Amerika (American
(Managing Customer, 1995). Customer Satisfaction Index/ACSI) yang baik, hanya
Kepuasan pelanggan merupakan kunci dalam men- menurun -33%, sedangkan perusahaan dengan indeks
ciptakan loyalitas pelanggan. Banyak manfaat yang yang buruk menurun -55%. Jadi, kepuasan konsumen
bukan saja berharga di masa ekonomi baik, tetapi juga
*Korespondensi: +6221 985 746 32atau +628159578448; di saat ekonomi buruk (Lestari, 2009).
dwi.aryanti@yahoo.com Menurut para akademisi, kepuasan pelanggan
**Korespondensi: febrina.rosinta09@ui.ac.id merupakan konstruk yang berdiri sendiri dan
115
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm. 114-126

Pernah Membeli Pernah membeli dalam 6 bulan terakhir

Pernah membeli dalam 4 minggu terakhir


Gambar 1. Persentase Pembelian Makanan Cepat Saji di Jakarta (Hingga Maret 2009)
Sumber: Purnadi, 2009

dipengaruhi oleh kualitas layanan (Oliver, 1980). kepuasan pelanggan.


Kualitas layanan juga dapat mempengaruhi loyalitas Pertumbuhan industri restoran cepat saji di
pelanggan secara langsung (Zeithaml dkk., 1996) Indonesia menunjukkan perkembangan yang relatif
dan mempengaruhi loyalitas pelanggan secara tidak pesat, kesimpulan ini setidaknya bisa terlihat dari data
langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Kualitas Roy Morgan Single Source, sebuah survei sindikasi
layanan mendorong pelanggan untuk komitmen ke- terhadap lebih dari 25 ribu responden berusia 14
pada produk dan layanan suatu perusahaan sehingga tahun ke atas. Hasil survei tersebut menunjukkan,
berdampak kepada peningkatan market share suatu selama kuartal I/2009 sebanyak 54% masyarakat
produk. Kualitas layanan sangat krusial dalam mem- Jakarta membeli makanan cepat saji. Angka ini
pertahankan pelanggan dalam waktu yang lama. Pe- melonjak dibandingkan dua tahun lalu yakni hanya
rusahaan yang memiliki layanan yang superior akan 48% penduduk Jakarta yang mengaku pernah membeli
dapat memaksimalkan performa keuangan perusahaan makanan cepat saji. Masih menurut sumber yang sama,
(Gilbert dkk., 2004). sebanyak 53% masyarakat Ibu Kota membeli makanan
Semakin tingginya tingkat persaingan, akan me- cepat saji dalam 6 bulan terakhir dan sebanyak 46%
nyebabkan pelanggan menghadapi lebih banyak al- membeli dalam sebulan terakhir (Purnadi, 2009).
ternatif produk, harga dan kualitas yang bervariasi, Melihat indikasi ini, menunjukkan adanya pe-
sehingga pelanggan akan selalu mencari nilai yang luang besar bagi pertumbuhan bisnis restoran cepat
dianggap paling tinggi dari beberapa produk (Kotler, saji. Iklim kompetisi dalam industri restoran cepat
2005). Kualitas yang rendah akan menimbulkan saji pun semakin terasa dengan bermunculannya ber-
ketidakpuasan pada pelanggan, tidak hanya pelanggan bagai restoran cepat saji. Meningkatnya persaingan
yang makan di restoran tersebut tapi juga berdampak telah mengarahkan bisnis restoran cepat saji men-
pada orang lain. Karena pelanggan yang kecewa akan diferensiasikan diri mereka terhadap pesaing.
bercerita paling sedikit kepada 15 orang lainnya. Dari sekian banyak restoran cepat saji di Indonesia,
Dampaknya, calon pelanggan akan menjatuhkan pi- saat ini yang mendominasi pangsa pasar yakni
lihannya kepada pesaing (Lupiyoadi dan Hamdani, Kentucky Fried Chicken (KFC). Hingga bulan Maret
2006). Upaya perbaikan sistem kualitas pelayanan, 2009, KFC mendominasi pangsa pasar sebesar 45%,
akan jauh lebih efektif bagi keberlangsungan bisnis. selanjutnya disusul oleh Restoran Sederhana dan
Menurut hasil riset Wharton Business School, upaya McDonalds masing-masing sebesar 37% dan 25%
perbaikan ini akan menjadikan konsumen makin (Purnadi, 2009). KFC juga mendapatkan indeks
loyal kepada perusahaan (Lupiyoadi dan Hamdani, kepuasan tertinggi diantara gerai waralaba berdasarkan
2006). Konsep dari kualitas layanan, kepuasan dan survei majalah SWA bekerja sama dengan Business
loyalitas saling berhubungan satu dengan yang lain. Digest yang melibatkan tak kurang dari 574 responden
Secara teoritis, dalam prosesnya dapat memberikan di wilayah Jabotabek (Hidayat, 2007). Hal itu seirama
acuan pada penelitian ini, dimana kualitas layanan dengan hasil riset Frontier Consulting Group yang
mempengaruhi loyalitas baik secara langsung maupun menunjukkan restoran cepat saji yang paling dikenal
mempengaruhi loyalitas secara tidak langsung melalui mereknya di dalam negeri adalah KFC, disusul
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 116

Gambar 2. Restoran Tempat Membeli Makanan Cepat Saji (Hingga Maret 2009)
Sumber: Purnadi, 2009.

McDonalds (Masyarakat Gemar, 2009). menjadi tempat untuk bertemu dan bersosialisasi
Agar dapat unggul dalam kualitas produk dan layanan, dengan kenalan atau teman baru, menjalin hubungan
KFC menerapkan standardisasi karena standardisasi di- bisnis, dan perilaku makan dan minum di restoran
yakini merupakan faktor penting kesuksesan restoran memberikan prestige tersendiri. Oleh karena itu, pe-
cepat saji (Lee, 1987). Dalam menjamin mutu layanan nelitian ini berfokus meneliti segmen mahasiswa. Pada
dan produk di semua gerai KFC Indonesia, PT Fast penelitian ini, memakai mahasiswa Fakultas Ilmu
Food Indonesia (selaku pemegang franchise KFC Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP
di Indonesia) memegang teguh standar yang telah UI) sebagai responden. FISIP UI merupakan salah satu
digariskan prinsipalnya. Oleh karena itu, bumbu fakultas dengan jumlah program studi dan mahasiswa
ayamnya, seperti resep asli dari Colonel Sanders, masih terbanyak di Universitas Indonesia. Memiliki 8 de-
dikirim langsung dari Amerika Serikat. Sementara partemen, 35 program studi dengan 52 program
untuk pasokan ayam, PT Fast Food Indonesia me- kekhususan, dengan jumlah mahasiswa sebanyak
ngandalkan 18 pemasok besar yang mempunyai blasting 7.912 orang (Informasi Fakultas, 2007). Sehingga
system (mesin yang mampu membekukan ayam dalam mahasiswa FISIP UI menunjukkan mahasiswa yang
jumlah besar dan dalam tempo 40 menit). Selain itu, lebih heterogen bila dibandingkan fakultas-fakultas
proses penggorengannya pun sangat ketat menerapkan lainnya. Dengan demikian, tujuan penelitian adalah
aturan standardisasi yakni memasak ayam harus untuk mengetahui hubungan antara kualitas layanan
dengan suhu 171 derajat Celcius dan tak boleh kurang terhadap loyalitas pelanggan secara langsung dan tidak
satu derajat pun (Iskandar dan Soelaeman, 2007). langsung melalui kepuasan pelanggan yang dilakukan
Untuk memantau standardisasi itu, PT Fast Food oleh restoran cepat saji KFC.
Indonesia memonitor lewat tim quality assurance
(tim standar yang ada di seluruh KFC di dunia) yang METODE PENELITIAN
dibagi menjadi 7 regional di Indonesia yang masing-
masing regional akan mengecek dari store ke store, Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanti-tatif.
mulai dari suplai ayam, bumbu, hingga barang jadi. Berdasarkan teknik pengumpulan data dan informasi,
Adapun dari sisi layanan, karyawan KFC setahun dua dalam penelitian ini menggunakan dua macam data,
kali selama 1-2 bulan akan mendapat pelatihan dengan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer di-
modul, antara lain kepuasan pelanggan (Iskandar dan peroleh melalui survei (Singarimbun dan Effendi, 1991).
Soelaeman, 2007). Alasan memilih teknik survei adalah keterbatasan waktu
Menurut Knutson (2000), terbatasnya pendapatan dan biaya, dan karakteristik responden sesuai dengan
mahasiswa (yang umumnya belum bekerja) juga men- permasalahan penelitian (Malhotra, 2004).
jadi restoran cepat saji menjadi pilihan tempat makan. Pada penelitian ini, yang menjadi target populasi
Alasan lain yakni terdapat semacam trend bahwa adalah mahasiswa sarjana reguler dan diploma FISIP
perilaku makan dan minum bukan lagi sekedar untuk UI yang telah makan di KFC minimal 3 kali pada tahun
memenuhi kebutuhan akan rasa lapar, tetapi sudah 2009. Mahasiswa sarjana reguler dan diploma dipilih
menjadi gaya hidup tersendiri (Wijaya, 2005). Restoran supaya memenuhi salah satu alasan kenapa memakai
117
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm. 114-126

Kepuasan Pada jenis penelitian kuantitatif menekankan hi-


H1 Pelanggan H3 potesis pada dua macam, yaitu hipotesis satu variabel
dan hipotesis kausal atau hipotesis dua variabel atau
Kualitas Layanan Loyalitas
H2
lebih (Cooper dan Schindler, 2006). Dugaan yang
Pelanggan
dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah:
Gambar 3. Model Analisa H1: Terdapat pengaruh kualitas layanan KFC terhadap
Sumber: Zeithaml et. al (1996); Schanaars (1991); Oliver
kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI
(1997).
Terdapat beberapa penelitian empiris yang men-
sampel mahasiswa yakni terbatasnya pendapatan. Ke- dukung bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap
seluruhan populasi tidak mungkin dapat diteliti karena kepuasan dalam perbankan (Caruana, 2002). Fullerton
keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu, dan Taylor (2002) juga membuktikan bahwa terdapat
pengambilan sampel dapat mewakili sebuah populasi hubungan yang erat antara kualitas layanan dan
(Cooper dan Schindler, 2003). Pada penelitian ini, kepuasan.
besarnya sampel disesuaikan dengan model analisis H2: Terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap
yang digunakan yaitu structural equation modelling loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI
(SEM). Berkaitan dengan hal tersebut, ukuan sampel Penelitian Zeithaml, Parasuraman dan Berry
untuk SEM yang menggunakan model estimasi (1996) telah menunjukkan bahwa kualitas layanan
maximum likelihood estimation (MLE) adalah 100-200 sebagai suatu yang berpengaruh terhadap loyalitas.
sampel (Ghozali, 2008). Merujuk pada pendapat Hair Hasil serupa ditunjukkan dalam penelitian Hong dan
dkk. (2006), ukuran sampel dalam penelitian harus Prybutok (2008). Berdasarkan peran penting tersebut,
memiliki jumlah sampel minimum lima kali jumlah maka diharapkan kualitas layanan berpengaruh secara
pertanyaan yang dianalisis. Pada kuesioner penelitian langsung terhadap loyalitas.
ini terdapat 25 pertanyaan, dengan demikian minimum H3: Terdapat pengaruh kepuasan pelanggan ter-
jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 125 responden. hadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI
Pada penelitian ini jumlah responden yang diambil Manfaat spesifik dari kepuasan yaitu adanya ke-
sebanyak 130 responden sehingga dalam penelitian ini terkaitan positif dengan loyalitas pelanggan (Caruana,
sudah dianggap mencukupi 2002). Penelitian lain menemukan bahwa kepuasan
Adapun penarikan sampel dilakukan dengan metode konsumen yang tinggi akan menyebabkan tingginya
non probability sampling, yakni mahasiswa FISIP UI loyalitas (Boulding, 1993).
yang memenuhi kriteria populasi dan memiliki peluang/
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel HASIL PEMBAHASAN
(Malhotra, 2004). Sesuai dengan karakteristik sampel
tertentu yang dibutuhkan maka teknik pengambilan Model yang dilakukan dalam penelitian ini meng-
sampel nonprobabilitas yang dipilih adalah teknik gunakan metode estimasi Maximum Likelihood (ML).
purposive. Teknik purposive terjadi ketika peneliti me- Metode ini merupakan metode estimasi yang sering
milih sampel didasarkan pada beberapa kriteria (Cooper digunakan untuk analisis data dengan menggunakan
dan Schindler, 2006). Kriteria sampel, karena peneliti metode structural equation modelling (SEM) yang
ingin melihat variabel loyalitas, maka responden harus dinilai lebih efisien dan unbiased jika asumsi normalitas
pernah melakukan pembelian ulang. Jadi, kriteria multivariat terpenuhi. Untuk selanjutnya akan diuji apa-
sampel adalah: mahasiswa sarjana reguler dan diploma kah model fit dengan data serta mengetahui hubungan
FISIP UI yang pernah makan di Kentucky Fried Chicken yang ada antar konstruk. Tapi sebelumnya akan di-susun
pada tahun 2009 minimal sebanyak tiga kali. terlebih dahulu diagram jalur dan persamaan struk-
Dalam model analisis ini, terdapat independent turalnya.
variable, dependent variable serta variabel perantara
(moderating variable). Independent variable adalah A. Uji Measurement Model
variabel yang mempengaruhi variabel terikatnya, Setelah sebuah model dibuat, data untuk pengujian
dependent variable merupakan variabel yang dapat model telah dikumpulkan dan di-input, dan sejumlah
diukur, diprediksi, atau dengan kata lain dapat di- asumsi terpenuhi, tahapan selanjutnya adalah melaku-
monitor dan diharapkan dipengaruhi oleh variabel kan pengujian model pGamada measurement model.
bebas (Cooper dan Schindler, 2006). Sedangkan Measurement model adalah bagian dari model SEM
variabel perantara adalah variabel yang secara teoritis yang terdiri dari variabel laten (konstruk) dan beberapa
mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti, variabel manifes (indikator). Tujuan pengujian adalah
tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi, untuk mengetahui seberapa tepat variabel-variabel
pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh manifes dapat menjelaskan variabel laten yang ada.
variabel bebas terhadap gejala yang sedang diteliti Hasilnya sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.
(Sarwono, 2006). Model penelitian dapat dilihat pada Pertama, menilai Goodness of Fit. Hasil perhitung-
gambar 3. an model SEM menghasilkan indeks goodness of fit
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 118

Tabel 1. Operasionalisasi Konsep Service Quality


Tingkat
Variabel Dimensi Indikator Kategori Kode Pengukuran
(Skala)
STS-SS X1
1. Kebersihan fasilitas fisik restoran
Likert, dimana nilai 1=
Service Quality Tangible 2. Kerapian penampilan karyawan
1-5 X2 sangat tidak setuju dan
(Cronin & Taylor, 3. Kemutakhiran (kemodernan) sarana
nilai 5=sangat setuju
1992, 1994) fisik yang dimiliki
X3
Empathy
1. Perhatian secara personal oleh
STS-SS X4
karyawan KFC
Likert, dimana nilai 1=
2. Mudah diakses
1-5 X5 sangat tidak setuju dan
3. Memperhatikan kebutuhan
nilai 5=sangat setuju
pelanggan dengan sungguh-
X6
sungguh.

1. KFC menyediakan jasa pelayanan


dengan baik dari awal hingga akhir STS-SS X7 Likert, dimana nilai 1=
Service Quality Reliability
2. Keakuratan penanganan atau sangat tidak setuju dan
(Cronin & Taylor,
pengadministrasian catatan/ 1-5 X8 nilai 5=sangat setuju
1992, 1994)
dokumen (misal, struk pembelian)
3. Pelayanan sesuai dengan yang X9
dijanjikan
1. Kesediaan karyawan dalam
X10
memberikan layanan yang cepat
STS-SS Likert, dimana nilai 1=
2. Kesediaan karyawan dalam
Respon- X11 sangat tidak setuju dan
membantu kesulitan pelanggan
1-5 nilai 5=sangat setuju
dengan cepat
siveness
3. Keluangan waktu karyawan untuk
X12
menanggapi permintaan konsumen
dengan cepat
1. Reputasi perusahaan yang terjamin X13
STS-SS
2. Kompetensi (kemampuan)
Likert, dimana nilai 1=
karyawan dalam bidang pelayanan X14
Assurance 1-5 sangat tidak setuju dan
restoran yang diberikan.
nilai 5=sangat setuju
3. Keramahan karyawan dalam X15
memberikan layanan

1. Berdasarkan pengalaman, pelanggan Y1


Consumer Consumer merasa senang makan di KFC.
Satisfaction(Taylor Satisfaction 2. KFC telah memenuhi harapan
pelanggan Y2
dan Baker, 1994) STS-SS Likert, dimana nilai 1=
3. Pelanggan percaya bahwa makan
sangat tidak setuju dan
di KFC biasanya merupakan
1-5 Y3 nilai 5=sangat setuju
pengalaman yang memuaskan.
4. Secara keseluruhan, pelanggan
percaya, KFC menyenangkan hati
pelanggan ketika makan di KFC. Y4

1. Pelanggan mengatakan hal positif Y5


tentang KFC
Consumer Loyalty Consumer
2. Memberikan rekomendasi kepada Y6
(Gremler & Brown, Loyalty
pihak lain untuk makan di KFC.
1996)
3. Kemungkinan besar, Pelanggan Y7
akan makan di KFC lagi. STS-SS Likert, dimana nilai 1=
4. Jarang melakukan peralihan ke Y8 sangat tidak setuju dan
restoran cepat saji lainnya. 1-5 nilai 5=sangat setuju
5. KFC merupakan pilihan pertama Y9
jika pelanggan ingin makan di
restoran cepat saji.
6. Percaya bahwa KFC merupakan Y10
restoran cepat saji terbaik

Sumber: Pengolahan Data Penelitian dari Cronin dan Taylor,1992

sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. baik. Namun, nilai chi-squares sangat sensitif terhadap
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai chi- besarnya sampel. Oleh karena itu, maka dianjurkan
squares dan probability menunjukkan hasil yang kurang untuk mengabaikannya dan melihat ukuran goodness
119
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm. 114-126

Gambar 4. Measurement Model


Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan AMOS 16.0, 2009
Tabel 2. Hasil Perhitungan Indeks Goodness of Fit fit. Menurut Solimun (2005), jika ada satu atau lebih
Hasil parameter yang telah fit maka model dinyatakan fit
Kriteria Nilai Kritis Kesimpulan (Semuel, 2007).
Model
< x tabel Kedua, pengujian validitas. Setelah model dapat
Chi-Square 417,847 Kurang Baik dianggap fit, proses selanjutnya adalah melihat indika-
(306,11)
Probability 0,000 0,05 Kurang Baik tor yang ada pada sebuah konstruk memang merupakan
CMIN/DF 1,565 2,00 Good Fit bagian atau dapat menjelaskan sebuah konstruk. Proses
0,08 (good ini dinamakan uji validitas konstruk (variabel laten)
fit) yang dilakukan lewat uji convergent validity yakni
RMSEA 0,066 Good Fit
< 0,05 (close indikator yang menyusun sebuah konstruk mempunyai
fit)
loading factor yang tinggi dengan konstruk tersebut
AGFI 0,756 0,8 Kurang Baik dan total indikator akan mempunyai nilai variance
PNFI 0,694 0,60 0,90 Good Fit extraced yang cukup tinggi. Nilai loading factor dari
semua indikator yang ada dalam model ditunjukkan
0,90 (good pada tabel 3.
fit) Berdasarkan tabel tersebut ternyata semua nilai
CFI 0,905 0,80 CFI Good Fit
loading factor indikator >0,50. Sehingga indikator-
< 0,90
indikator yang dipakai dalam penelitian ini telah
(marginal fit)
memenuhi syarat untuk menjadi indikator konstruk
0,90 (good
kualitas, kepuasan pelanggan dan loyalitas. Sedangkan,
fit)
TLI 0,894 0,80 Marginal Fit
hasil variance extracted, menunjukkan angka minimal
CFI < 0,9 0,5 yang menunjukkan adanya convergent validity yang
(marginal fit) baik. Nilai variance extracted yang tinggi menunjukkan
Sumber: Telah Diolah Kembali, Desember 2009 bahwa indikator-indikator itu telah mewakili baik
secara variabel bentukan yang dikembangkan.
of fit lainnya (Ghozali, 2008). Pengujian dengan hanya Dalam tabel 1. terlihat bahwa dimensi yang terkuat
berdasarkan chi-square saja jarang dilakukan (Santoso, dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut
2007). Kriteria Goodness of Fit lainnya menunjukkan yakni reliability, responsiveness, assurance, empathy
hasil CMIN/DF, RMSEA, PNFI dan CFI yang good dan tangibility. Hal ini senada dengan penelitian Berry
fit namun AGFI lebih rendah dibandingkan nilai yang (1991) yang menyimpulkan bahwa diantara kelima
direkomendasikan dan TLI menunjukkan marginal dimensi penentu kualitas berdasarkan nilai pentingnya
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 120

Tabel 3. Nilai Loading Factor


Loading Variance
Konstruk Indikator Kode
Factor Extracted
Kebersihan Fasilitas Fisik X1 0,668 0,491
Kerapian Karyawan X2 0,804 (dapat
Tangibility
dibulatkan
Kemutakhiran sarana fisik yang dimiliki X3 0,617 0.5)
Perhatian secara Personal X4 0,807
0,668
Empathy Kemudahan dalam menghubungi X5 0,809
Memahami Kebutuhan Pelanggan X6 0,836
Layanan yang Baik dari Awal hingga Akhir X7 0,727 0,462
(dapat
Reliability Keakuratan Administrasi X8 0,515 dibulatkan
Pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan X9 0,770 0,5)

Kecepatan Layanan X10 0,770


0,557
Responsiveness Mengatasi Kesulitan dengan cepat X11 0,745
Keluangan Waktu Karyawan X12 0,723
Assurance Reputasi Perusahaan X13 0,759 0,540
Kompetensi Karyawan X14 0,737
Loading Variance
Konstruk Indikator Kode Factor Extracted
Assurance Keramahan Karyawan X15 0,707 0,540
Senang Makan di KFC Y1 0,754
Pemenuhan Harapan Y2 0,815 0,597
Kepuasan Pelanggan
Pengalaman yang Memuaskan Y3 0,730
Secara Keseluruhan, KFC Menyenangkan Hati
Y4 0,789
Mengatakan Hal Positif Y5 0,858
Rekomendasi ke Pihak Lain Y6 0,769 0,467
Akan Makan di KFC lagi Y7 0,600 (dapat
Loyalitas dibulatkan
Jarang Melakukan Peralihan Y8 0,550 0,5)
KFC Merupakan Pilihan Pertama Y9 0,606
KFC adalah Restoran Cepat Saji Terbaik Y10 0,668

Sumber: Telah diolah kembali, Desember 2009


Tabel 4. Nilai Loading Factor Dimensi dalam
Kualitas Layanan nilai estimasi parameter sebesar 0,797 dengan nilai
Loading Variance p-value 0,00. Pengaruh tersebut signifikan karena
Konstruk Dimensi nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
Factor Extracted
disimpulkan bahwa dimensi empathy mempengaruhi
Tangibility 0,623
0,667 kualitas layanan.
Empathy 0,797
Kualitas Hubungan reliability ke kualitas layanan memberi-
Reliability 0,914
Layanan kan nilai estimasi parameter sebesar 0,914 dengan
Responsiveness 0,871
nilai p-value 0,00. Pengaruh tersebut signifikan karena
Assurance 0,848
nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
Sumber: Telah diolah kembali, Desember 2009 disimpulkan bahwa reliability mempengaruhi kualitas
menurut pelanggan, reliability secara konsisten me- layanan.
rupakan dimensi yang paling kritis, selanjutnya secara Hubungan responsiveness ke kualitas layanan mem-
berturut-turut adalah responsiveness, assurance, berikan nilai estimasi parameter sebesar 0,871 dengan
empathy dan tangible. nilai p-value 0,00. Pengaruh tersebut signifikan karena
Hubungan tangible ke kualitas pelayanan membe- nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
rikan nilai estimasi parameter sebesar 0,623 dengan disimpulkan bahwa responsiveness mempengaruhi
nilai p-value 0,00. Pengaruh tersebut signifikan karena kualitas layanan.
nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat Hubungan assurance ke kualitas layanan memberi-
disimpulkan bahwa dimensi tangible mempengaruhi kan nilai estimasi parameter sebesar 0,848 dengan
kualitas layanan. nilai p-value 0,00. Pengaruh tersebut signifikan karena
Hubungan empathy ke kualitas layanan memberikan nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
121
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm. 114-126

Tabel 5. Hubungan Konstruk Berdasarkan Covariance


Estimate S.E. C.R. P Label
Kepuasan_Pelanggan <--> Kualitas_Layanan .406 .057 7.128 *** par_19
Kepuasan_Pelanggan <--> Loyalitas .307 .058 5.283 *** par_20
Loyalitas <--> Kualitas_Layanan .402 .067 5.969 *** par_21
Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS 16.0.
Tabel 6. Korelasi antar Konstruk
Estimate

Kepuasan_Pelanggan <--> Kualitas_Layanan .729

Kepuasan_Pelanggan <--> Loyalitas .913

Loyalitas <--> Kualitas_Layanan .667


Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS 16.0, Desember 2009
Tabel 7. Squared Multiple Correlations
No. Indikator Estimate No. Indikator Estimate
1. Tangibility 0,388 16. X11 0,555
2. Empathy 0,636 17. X12 0,522
3. Reliability 0,836 18. X13 0,575
4. Responsiveness 0,759 19. X14 0,544
5. Assurance 0,719 20. X15 0,499
6. X1 0,447 21. Y1 0,569
7. X2 0,647 22. Y2 0,664
8. X3 0,381 23. Y3 0,533
9. X4 0,651 24. Y4 0,622
10. X5 0,655 25. Y5 0,736
11. X6 0,700 26. Y6 0,591
12. X7 0,529 27. Y7 0,360
13. X8 0,266 28. Y8 0,302
14. X9 0,593 29. Y9 0,368
15. X10 0,593 30. Y10 0,433
Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS 16.0, Desember 2009

disimpulkan bahwa assurance mempengaruhi kualitas nyata dalam ketiga konstruk antara: (1) konstruk kepuasan
layanan. pelanggan dengan kualitas layanan, (2) konstruk kepuasan
Ketiga, pengujian reliabilitas. Reliabilitas adalah pelanggan dengan loyalitas, (3) konstruk loyalitas dengan
ukuran internal consistency indikator dari suatu kepuasan pelanggan.
konstruk. Hasil reliabilitas yang tinggi memberikan Pada proses standardisasi, diperoleh angka korelasi
keyakinan bahwa indikator individu semua konsisten seperti pada tabel 6. Tingginya angka korelasi (>0,5)
dengan pengukurannya. Hasil perhitungan construct antara konstruk menunjukkan adanya hubungan yang
reliability untuk setiap konstruk disajikan pada tabel 5. erat dan memiliki hubungan yang positif dan searah.
Construct reliability di atas 0,70 menunjukkan re- Jadi, makin besar tingkat kualitas layanan yang di-
liabilitas yang baik, Berdasarkan hasil perhitungan berikan KFC, maka pelanggan makin puas kepada
tersebut, karena tidak ada nilai construct reliabiility KFC, demikian pula untuk dua konstruk yang lain.
yang nilainya di bawah 0,70 maka semua konstruk Hubungan yang paling kuat terdapat pada korelasi an-
dalam penelitian ini layak digunakan dalam model. tara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas.
Pada kolom P, terlihat nilai P adalah ***. Hal ini Variasi indikator dari Squared Multiple Cor-
menunjukkan angka P adalah 0,00. Hal ini menunjukkan relations. Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa koefisien
pada tingkat signifikansi 5%, terdapat hubungan yang determinasi yang paling besar diantara lima dimensi
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 122

Tabel 8. Estimasi Parameter kualitas layanan (KL) terhadap tangibility bernilai


positif dan signifikan, bahwa semakin baik kualitas
Konstruk Estimate fisik pada KFC, maka semakin besar kualitas layanan
yang diberikan KFC kepada pelanggannya.
Kepuasan Pelanggan <---Kualitas Layanan 0,729
Kedua, empathy=0,797KL. Artinya, pengaruh
Tangibility <---Kualitas Layanan 0,623 kualitas layanan (KL) terhadap empathy bernilai positif
Reliability <---Kualitas Layanan 0,914 dan signifikan, bahwa semakin baik empati KFC
kepada pelanggannya, maka semakin besar kualitas
Responsiveness <---Kualitas Layanan 0,871
layanan yang diberikan KFC kepada pelanggannya.
Loyalitas <---Kualitas Layanan 0,004 Ketiga, reliability=0,914KL. Artinya, pengaruh
Loyalitas <---Kepuasan Pelanggan 0,910 kualitas layanan (KL) terhadap reliability bernilai po-
Empathy <---Kualitas Layanan 0,797
sitif dan signifikan, bahwa semakin besar keandalan
pada KFC, maka semakin besar kualitas layanan yang
Assurance <---Kualitas Layanan 0,848
diberikan KFC kepada pelanggannya.
Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS 16.0, Keempat, responsiveness=0,869KL Artinya, penga-
Desember 2009.
ruh kualitas layanan (KL) terhadap responsiveness
Tabel 9. Standardized Direct Effect Estimates bernilai positif dan signifikan, bahwa semakin besar
Kualitas Kepuasan
Konstruk ketangkasan KFC, maka semakin besar kualitas layanan
Layanan Pelanggan
yang diberikan KFC kepada pelanggannya.
Kepuasan Kelima, assurance=0,848KL. Artinya, pengaruh
0,729
Pelanggan kualitas layanan (KL) terhadap tangibility bernilai
Loyalitas 0,004 0,910 positif dan signifikan, bahwa semakin baik keterjaminan
Assurance 0,848 pada KFC, maka semakin besar kualitas layanan yang
Responsiveness 0,871 diberikan KFC kepada pelanggannya.
Keenam, kepuasan pelanggan=0,729KL. Artinya,
Reliability 0,914 pengaruh kualitas layanan (KL) terhadap tangibility
Empathy 0,797 bernilai positif dan signifikan. Ini berarti bahwa
Tangibility 0,623 semakin baik kualitas layanan yang diberikan KFC,
maka semakin besar kepuasan pelanggan.
Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS 16.0, Ketujuh, loyalitas pelanggan=0,04KL + 0,910KP.
Desember 2009
Artinya, pengaruh kualitas layanan (KL) terhadap
loyalitas bernilai positif, bahwa semakin baik kualitas
kualitas layanan dijelaskan oleh variabilitas reliability layanan pada KFC, maka pelanggan akan semakin
sebesar 83,6%. Sedangkan koefisien determinasi yang pa- loyal tetapi tidak signifikan. Hal yang sama terjadi
ling besar diantara indikator dijelaskan oleh variabilitas pada pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
Y6 sebesar 73,6%. Secara keseluruhan, angka-angka yakni bernilai positif dan signifikan. Ini berarti bahwa
di atas tidaklah menunjukkan hubungan yang jelek semakin tinggi kepuasan pelanggan, maka semakin
antara indikator dengan konstruknya, karena dengan tinggi loyal.
mengkuadratkan angka-angka di atas masih didapat Analisis direct effect, indirect effect, dan total
angka penjelas variasi yang cukup tinggi. effect. Analisis ini digunakan untuk melihat kekuatan
pengaruh antar konstruk, baik pengaruh langsung,
B. Uji Structural Model pengaruh tidak langsung, maupun totalnya. Pengaruh
Setelah lolos dari pengujian measurement model, langsung (direct effect) merupakan koefisien dari
selanjutnya model diuji pada structural model. semua garis dengan anak panah satu ujung. Sedangkan
Walaupun mempunyai komponen yang sama, namun pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah peng-
ada perbedaan utama antara measurement model aruh yang muncul melalui sebuah variabel antara
dengan structural model. Model struktural adalah dan pengaruh total (total effect) adalah pengaruh dari
hubungan konstruk yang mempunyai hubungan berbagai hubungan. Pengaruh langsung dari model
sebab akibat. Dengan demikian, akan ada variabel penelitian ini sebagaimana disajikan pada tabel 9.
independen dan dependen. Pada model struktural, Pada penelitian ini terdapat satu variabel yang
konstruk kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi memiliki pengaruh langsung terhadap variabel ke-
variabel dependen, dan konstruk kualitas layanan puasan pelanggan dan satu variabel yang memiliki
menjadi variabel independen. Hasil Estimasi pada pengaruh langsung terhadap variabel loyalitas. Hasil
tabel 8 didapatkan nilai estimate antar konstruk dan pengukuran menunjukkan bahwa kualitas layanan
konstruk dengan dimensi. Sehingga didapat persamaan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan
struktural sebagai berikut. yaitu sebesar 0,729 dan kepuasan pelanggan memiliki
Pertama, tangibility = 0,623KL. Artinya, pengaruh pengaruh langsung terhadap loyalitas yaitu sebesar
123
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm. 114-126

Tabel 10. Standardized Total Effect Estimates temukan nilai standardized residual covariance matrix
Kualitas Kepuasan yang nilainya lebih besar dari 2,58. Oleh karena itu,
Konstruk
Layanan Pelanggan model ini dapat diterima.
Kepuasan Pelanggan 0,729
Loyalitas 0,667 0,910
C. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
Assurance 0,848 dalam penelitian ini secara ringkas ditunjukkan pada
Responsiveness 0,871 tabel 4.20. Uji signifikansi bila disangkutkan dengan
aktual penelitian ini, maka disimpulkan sebagai be-
Reliability 0,914 rikut.
Empathy 0,797 Pertama, Terdapat pengaruh antara kualitas la-
yanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada ma-
Tangibility 0,623 hasiswa FISIP UI. Hipotesis pertama (H1) berbunyi:
Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS 16.0, Terdapat pengaruh antara kualitas layanan KFC
Desember 2009 terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP
0,910. UI. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa
Pada model penelitian ini juga diukur pengaruh variabel kualitas layanan mempunyai pengaruh po-
tidak langsung antar variabel, yaitu terdapat satu sitif secara langsung terhadap variabel kepuasan
variabel yang memiliki pengaruh tidak langsung pelanggan sebesar 0,729 dengan nilai p-value 0,00.
terhadap loyalitas. Kualitas layanan memiliki pengaruh Pengaruh tersebut signifikan karena nilai p-value
tidak langsung terhadap loyalitas yaitu sebesar 0,663. lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis per-
Oleh karena adanya pengaruh langsung dan pengaruh tama terbukti secara meyakinkan. Kualitas layanan
tidak langsung antar variabel dalam model penelitian KFC memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
ini, maka perlu diukur pengaruh totalnya yang ditun- kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI yakni
jukkan pada tabel 10. 72,9%. Sedangkan sisanya (100% - 72,9% = 27,1%)
Dari tabel 10 terlihat dampak hubungan antar dijelaskan oleh variabel lain.
konstruk secara keseluruhan, satu poin ditingkatkan Berarti semakin tinggi kualitas layanan KFC maka
pada tangible akan meningkatkan kualitas layanan akan semakin tinggi pula kepuasan yang diterima
sebesar 0,623 poin. Kemudian, setiap KFC melakukan oleh pelanggan. Oleh karena pengaruhnya signifikan,
kesungguhan untuk memberi perhatian yang sungguh- maka variabel kualitas layanan menjadi variabel yang
sungguh kepada pelangan akan meningkatkan kua- penting untuk dipertimbangkan oleh pelanggan KFC
litas layanan 0,797 poin. Hal yang sama berlaku dalam menciptakan kepuasan terhadap KFC. Agar
pada dimensi yang lain dan juga berlaku sebaliknya, dapat memantau kualitas layanan yang telah diberikan,
bahwa setiap KFC menurunkan satu poin terhadap KFC melakukan survei rutin secara berkala yakni
reliability, maka kualitas pelayanan akan menurun CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas
sebesar 0,914. Hal ini sangat berguna bagi KFC untuk produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC,
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi fokus dibandingkan dengan yang diharapkan. CEM adalah
perusahaan dalam menghadapi persaingan dan juga studi untuk mengetahui bagaimana pengalaman kon-
sangat berguna untuk mengidentifikasi faktor apa saja sumen terhadap pelayanan dan fasilitas KFC, dan
yang efisien jika ditingkatkan oleh perusahaan. Sebagai terakhir adalah CHAMPSCHECK yakni studi untuk
contoh dari tabel diatas diketahui bahwa variabel yang menilai kualitas pelayanan dan fasilitas yang tersedia
mempunyai dampak paling besar untuk meningkatkan di KFC. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk dapat
loyalitas pada pelanggan KFC adalah kepuasan pe- meningkatkan kualitas jasa yang diberikan.
langgan yakni sebesar 0,910. Variabel yang paling Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian
efisien untuk meningkatkan kualitas layanan adalah Hari Sandi Atmaja dan Eko Cahyadi bahwa kualitas
reliability karena setiap perusahaan meningkatkan pelayanan akan mempengaruhi kepuasan pada pe-
reliability sebesar satu poin maka kualitas pelayanan langgan. Kualitas pelayanan adalah senjata ampuh
pada pelanggan akan meningkat sebesar 0,914. dalam keunggulan perusahaan, terutama per-usahaan
Setelah estimasi dilakukan, peneliti dapat memodifikasi jasa. Kualitas pelayanan menjadi pemicu keberhasilan
model yang dikembangkan apabila ternyata estimasi perusahaan pada segala lini. Kualitas pelayanan
tersebut memiliki tingkat prediksi tidak seperti yang merupakan kewajiban bagi perusahaan, baik perusahaan
diharapkan yaitu adanya residual yang besar. Untuk manufaktur maupun (terutama) perusahaan jasa. Dalam
keperluan itu, dilakukan pengamatan terhadap nilai rangka menjaga kualitasnya, PT Fast Food Indonesia
standardized residual covariance matrix. Apabila tidak melakukan sub-franchise ke pihak lain. Kualitas
terdapat nilai standardized residual covariance yang layanan menjadi fokus perhatian manajemen KFC
lebih besar dari 2,58 berarti terdapat masalah pada ketika menjalankan bisnisnya. Layanan yang berkualitas
model yang dibentuk. Pada penelitian ini, tidak di- dan memuaskan pelanggan perlu dilakukan terus
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 124

menerus, meskipun pengaduan yang diterima relatif ayam. Pelanggan menginginkan adanya otentisitas
rendah. Karena sekitar 95% konsumen yang tidak puas dari produk, dimana saja dan kapan saja mereka
memilih untuk tidak melakukan pengaduan, tetapi mengonsumsinya. Jika pelanggan mempersepsi se-
sebagian besar cukup menghentikan pembeliannya buah produk sebagai tiruan atau palsu, maka produk
(Kotler, 2005). tersebut akan kehilangan kredibilitas, pelanggan, dan
Kedua, terdapat pengaruh antara kualitas layanan pada akhirnya penjualan (sales).
terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP Selain itu, sejalan dengan kebutuhan masyarakat
UI. Hipotesis kedua (H2) berbunyi: Terdapat peng- Indonesia yang makin memperhatikan kualitas ke-
aruh antara kualitas layanan terhadap loyalitas pelang- sehatan dan makanan yang dikonsumsinya, Kentucky
gan pada mahasiswa FISIP UI. Hasil pengujian Fried Chicken (KFC) turut mencanangkan KFC Go
menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan mem- Organic 2010. Program ini merupakan kerja sama
punyai pengaruh secara langsung terhadap loyalitas KFC dengan PT Biotech Inti Organic selaku produsen
sebesar 0,004 dengan nilai p-value 0,971; pengaruh beras organic premium bermerk RI-1. Beras ini telah
tidak langsung sebesar 0,667; dan pengaruh total lolos uji laboratorium Sucofindo yang menyatakan
sebesar 0,654. Pengaruh yang dihasilkan tersebut bebas pesticide organochlorine.
tidak signifikan, sehingga hipotesis ditolak. Dengan Untuk menjamin mutu produk dan rasa di semua
demikian, layanan yang berkualitas tidak menjamin gerai KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia (selaku
pelanggan akan menjadi loyal, karena kualitas layanan pemegang waralaba KFC) memegang teguh standar
KFC memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap yang telah digariskan prinsipalnya. Untuk itu, bumbu
penciptaan loyalitas pada mahasiswa FISIP UI yakni ayamnya, seperti resep asli dari Colonel Sanders,
0,4% saja. Sedangkan sisanya (100% - 0,4% = 99,6%) masih dikirim langsung dari Amerika Serikat. Se-
dijelaskan oleh variabel lain. mentara untuk pasokan ayam, KFC mengandalkan
Adapun penyebab pengaruh yang sangat lemah dari 18 pemasok besar yang mempunyai blasting system
kualitas layanan dapat dianalisis karena ada faktor-faktor (mesin yang mampu membekukan ayam dalam jumlah
lain (di luar faktor kualitas layanan) yang memberikan besar dan dalam tempo 40 menit). Selain itu, proses
pengaruh yang lebih kuat dalam menciptakan loyalitas penggorengannya pun sangat ketat menerapkan aturan
dibandingkan dengan faktor kualitas layanan. Menurut standardisasi. KFC juga selalu mengeluarkan 2 hingga
Gupta, McLaughin dan Gomez (2007) bahwa terdapat 3 menu baru setiap tahun yang disesuaikan dengan
tiga kinerja dasar dalam restoran, yakni selain kualitas kondisi pasar.
layanan, faktor lainnya yakni kualitas makanan dan Faktor dominan lainnya dalam restoran adalah
harga. harga, hasil riset AC Nielsen mengungkapkan bahwa
Pada industri makanan, restoran cepat saji ter-masuk harga merupakan faktor kedua yang dipertimbangkan
dalam kategori hybrid (campuran) yakni penawaran oleh pelanggan restoran di Indonesia (Global Consumer,
terdiri dari barang dan jasa yang sama besar porsinya. 2009). KFC menyadari bahwa salah satu elemen per-
Makanan masih merupakan faktor penting dalam saingan terpenting terletak pada unsur harga. Oleh
pemilihan restoran. Hasil riset AC Nielsen menemukan karena itu, KFC menerapkan strategi harga yang terlihat
bahwa 44% responden memilih restoran berdasarkan dari adanya promo menu, contohnya Promo Goceng
jenis makanan yang ditawarkan (Global Consumer, yakni menu yang dijual dengan harga Rp5.000 atau
2009). Pada industri makanan, KFC menspesialisasikan promo KFC Attack 3-5 yakni menu lengkap dengan
pada menu ayam goreng dan memposisikan dirinya harga lebih murah ketika dibeli dari jam 3 sampai 5 sore.
sebagai Jagonya ayam. Slogan citra (tagline) itu se- Kualitas layanan tidak menjadi faktor penting dalam
olah-olah ingin mempertegas keberadaan Kentucky pencapaian loyalitas disebabkan karena karakteristik
Fried Chicken (KFC) responden yang dipakai dalam penelitian ini relatif
Pihak KFC sangat merahasiakan resep produknya. homogen yakni mahasiswa. Sehingga, kualitas layanan
Tidak semua orang dapat mendapatkan akses ke ruangan tidak banyak mempengaruhi loyalitas. Menurut Kasdan
penyimpanan resep. Dalam satu waktu, hanya ada (1996), untuk pelanggan berumur di bawah 25 tahun,
dua orang saja yang punya akses ke tempat itu. Nama harga merupakan faktor penting yang diperhatikan
dan jabatan kedua orang ini juga hanya diketahui oleh dalam memilih restoran cepat saji.
segelintir orang. Selain itu, untuk menjaga kerahasiaan Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
dari sisi pemasok, KFC menggunakan banyak pemasok yang dilakukan oleh Hong dan Prybutok (2008).
untuk mensuplai materi ramuan resep itu. Namun, Perbedaan hasil penelitian ini dikarenakan karena
masing-masing pemasok tersebut hanya mengetahui perbedaan sampel penelitian. Pada penelitian Hong dan
sebagian dari keseluruhan isi ramuan. Prybutok menggunakan sampel mahasiswa di Amerika
KFC menyadari resep memang merupakan Serikat, sedangkan penelitian ini sampelnya adalah
nyawa dari KFC yang membuat KFC mampu mahasiswa di Indonesia. Subbudaya yang di dalamnya
membedakan dirinya dari jaringan restoran lainnya terdapat sekelompok orang tertentu dalam sebuah
yang sama-sama menyajikan menu utama dari masyarakat yang sama-sama memiliki makna budaya
125
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, MeiAgus 2010, hlm. 114-126

yang sama. Salah satu subbudaya yakni subbudaya pesaing dapat melakukan itu. Tantangannya adalah
kebangsaan. Pentingnya kebangsaan sebagai rujukan menghasilkan pelanggan yang senang dan setia.
subbudaya, karena setiap bangsa mempunyai perilaku Loyalitas suatu perusahaan sangat dipengaruhi
konsumen sendiri. Konsumen Amerika Serikat dan oleh cara perusahaan tersebut memuaskan pelanggan.
Indonesia berbeda sudut pandang variasi variabel Menurut Schanaars (1996) terdapat empat macam
membeli. Pada Amerika Serikat dengan kemajuan kemungkinan yang terjadi antara kepuasan dengan
ekonomi negaranya, faktor harga tidak lagi sensitif loyalitas yakni failures, forced loyalty, defectors dan
dibicarakan. Hal ini ditandai dengan hasil penelitian successes. Pada penelitian ini, KFC berhasil membuat
Hong dan Prybutok (2008) yang menjelaskan faktor responden menjadi successes yakni pelanggan
harga tidak mempengaruhi kepuasan pelanggan, se- puas dan loyal yaitu golongan yang memiliki
dangkan Indonesia sebagai negara berkembang masih sikap favorable yang tinggi terhadap perusahaan.
mempertimbangkan harga sebagai faktor penting dalam Dengan demikian, kunci agar perusahan tetap eksis
mengkonsumsi suatu produk atau jasa. adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
Ketiga, terdapat pengaruh antara kepuasan pe- pelanggannya. Apabila pelanggan pergi (defeksi),
langgan terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa maka eksistensi perusahaan tidak diperlukan lagi.
FISIP UI. Hipotesis ketiga (H3) berbunyi: Terdapat Oleh karena itu, perusahaan perlu mendeteksi sikap
pengaruh antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggannya. Pemahaman pemasar terhadap sikap
pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Berdasarkan pelanggan, dapat membantu pemasar untuk dapat
hasil pengujian diperoleh bahwa variabel kepuasan mempengaruhi dan mengubah sikap konsumen ke arah
pelanggan mempunyai pengaruh positif secara lang- yang positif.
sung terhadap variabel loyalitas sebesar 0,910 dengan
nilai p-value 0,00. Pengaruh tersebut signifikan karena KESIMPULAN
nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
hipotesis kedua terbukti secara meyakinkan. Kepuasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi
pelanggan memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara
penciptaan loyalitas pada mahasiswa FISIP UI signifikan terhadap kualitas layanan. Dimensi terkuat
yakni 91%. Sedangkan sisanya (100% - 91% = 9%) dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut
dijelaskan oleh faktor lain. adalah reliability, responsiveness, assurance, empathy,
Hasil penelitian ini sama dengan hasi penelitian dan tangibility. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan
Hong dan Prybutok, serta penelitian Hari Sandi terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel
Atmaja (2003) dan Eko Cahyadi (2003). Pembeli kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan
akan puas setelah pembelian tergantung pada kinerja pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini terbukti dari hasil
tawaran dalam memenuhi harapan pembeli. Secara penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 72,9%
umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh
seseorang yang muncul setelah membandingkan ki- variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar
nerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja 27,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel
(hasil) yang diharapkan. Jika kinerja dibawah harapan, kualitas layanan. Dari penelitian ini diketahui pula
pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, bahwa tidak terdapat pengaruh antara kualitas layanan
pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pe- terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP
langgan amat puas atau senang (Kotler, 2005). UI. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat
Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan akan pengaruh yang kuat dan positif antara kualitas layanan
suatu layanan akan memberikan dampak tersendiri KFC terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa
kepada perilaku pembelian selanjutnya. Pelanggan FISIP UI. Hal ini ditunjukkan oleh sebesar 91%
KFC yang menikmati layanan kemungkinan besar variabel loyalitas pelanggan yang dapat dijelaskan
akan mendukung KFC, melalui berkata positif tentang oleh variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya
KFC, merekomendasikan KFC ke pihak lain, jarang sebesar 9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
melakukan perpindahan merek. Kesediaan pelanggan kualitas layanan.
loyal kepada KFC adalah suatu indikasi bahwa layanan
yang diberikan bersifat favorable (disukai), disamping DAFTAR PUSTAKA
itu pelanggan cenderung membeli merek yang mereka
sukai untuk mengurangi risiko kerugian. Atmaja, H.S. 2003. Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan
Saat ini, pelanggan lebih sulit terpuaskan karena Pelanggan Dalam Membangun Loyalitas Pelanggan (Studi
pelanggan lebih cerdas, lebih sadar harga, lebih me- Kasus Pelanggan Multimedia Akses PT Telkom). Tesis Fakultas
nuntut, kurang memaafkan dan didekati oleh banyak Ekonomi Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.
pesaing dengan tawaran yang sama atau lebih baik. Azra, Azyumardi. 2009. Dari Universitas ke Multiveritas. www.
Tantangannya menurut Kotler (2005), adalah bukan opensubscriber.com. 1 Nopember.
hanya menghasilkan pelanggan yang puas, beberapa Beerli, A., Martin, J.D., & Quintana, A. 2004. A Model of Customer
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 126

Loyalty in The Retail Banking Market. European Journal of (Benyamin Molan, Penerjemah). Jakarta: PT. Indeks.
Marketing, 38. Lee, D.R. 1987. Why Some Succeed Where Others Fail. Cornell
Boulding, W. et.al. 1993. A Dynamic Process Model Of Service Hotel and Restaurant Administration Quarterly, 28.
Quality: From Expectations To Behavioral Intentions. Journal Lestari, E. 2009. Menyimak Kepuasan Pelanggan di Mancanegara.
of Marketing Research, 30. www.swa.co.id. 5 Oktober.
Cahyadi, Eko. 2003. Kualitas Pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas Lupiyoadi, R & Hamdani, A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa.
Pelanggan Pada Industri perbankan Islam Dengan Menggunakan Jakarta: Salemba Empat.
Metode CARTER (Kasus Bank Mualamat Indonesia Cabang Malhotra, N.K. 2004. Marketing Research: An Applied Orientation.
Rawamangun). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik New Jersey: Pearson Education.
Universitas Indonesia, tidak diterbitkan. Masyarakat Gemar Makan Daging Ayam. 2009. web.bisnis.com. 5
Caruana, A. 2002. Service Loyalty The Effects of Service Quality and Oktober.
The Mediating Role of Customer Satisfaction. European Journal Oliver, R.L. 1980. A Cognitive Model of The Antecedents and
of Marketing, 36. Consequences of Satisfaction Decisions. Journal of Marketing
Cooper, D.R., & Schindler, P.S. 2006. Business Research Methods Research, 17.
(9th ed.). New York: McGraw-Hill/Irwin. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., & Berry, L.L. 1985. A Conceptual
Elu, Balthasar. 2005. Manajemen Penanganan Komplain Konsumen Model of Service Quality And Its Implications for Future
di Industri Jasa. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Research. The Journal of Marketing, 49.
Bisnis&Birokrasi, Vol. 13, No. 3 (September). Purnadi, R. 2009. Cepat Saji Eksis di Ibukota. www.swa.co.id. 5
Fornell, C. 1992. A National Customer Satisfaction Barometer: The Oktober.
Swedish Experience. Journal of Marketing, 56. Santoso, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling: Konsep
Fullerton, G., & Taylor, S. 2002. Mediating, Interactive, and Non- dan Aplikasi dengan AMOS Membuat dan Menganalisis Model
Linear Effects in Service Quality and Satisfaction with Services SEM Menggunakan Program AMOS. Jakarta: PT. Elex Media
Research. Canadian Journal of Administrative Sciences, 19. Komputindo.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
SPSS (4th ed.). Semarang: Badan Penerbit-Undip. Yogyakarta: Andi Offset.
Gilbert, G.R. et.al. 2004. Measuring Customer Satisfaction in The Singarimbun, M., & Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai.
Fast Food Industry: A cross-national Approach. The Journal of Jakarta: LP3ES.
Services Marketing, 18. Siregar, S.P. 2004. Analisis Kepuasan Para Anggota Terhadap
Hair, et. al. 2006. Multivariate Data Analysis (6th ed.). Upper Saddle Program Loyalitas Astraworld. Tesis Fakultas Ekonomi
River, New Jersey: Prantice Hall, Inc. 2006. Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.
Hidayat, T. 2009. Parade Merek Rekomendasi Konsumen. www.swa. Soeling, Pantius D. 2007, Pertumbuhan Bisnis dan Tanggung jawab
co.id. 2 Desember. sosial perusahaan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi,
Iskandar, E.D., & Soelaeman. H. T. 2009. Mereka yang Sukses Bisnis & Birokrasi, Vol. 15, No 1(Januari)
Menggelar Gerai Terbanyak. www.swa.co.id. 5 Oktober. Wijaya, Serli. 2005. Studi Eksploratif Perilaku Mahasiswa UK.
Knutson, B.J. 2000. College Students And Fast-Food How Students Petra Dalam Memilih Fast Food Restaurant dan Non Fast Food
Perceive Restaurants Brands. Cornell Hotel and Restaurant Restaurant di Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan, 2.
Administration Quarterly, 41. Zeithaml, V.A., Berry, L.L., & Parasuraman, A. 1996. The Behavioral
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (11th ed.) Consequences of Service Quality. Journal of Marketing, 60.

Anda mungkin juga menyukai