PENDAHULUAN
dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering 1. Apendiks disebut
juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di
masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah
sekum. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi apendiks
kesehatan.2
menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam
imun tubuh. Ini dikarenakan jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks
kecil sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada saluran cerna lain.2
1
I.2 RUMUSAN MASALAH
apendisitis?
I.3 TUJUAN
apendisitis.
I.4 MANFAAT
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering1. Apendisitis akut menjadi salah
satu pertimbangan pada pasien yang mengeluh nyeri perut atau pasien yang
penyebab persisten, progressive abdominal pain pada remaja. Belakangan ini gejalanya
kadang-kadang dibingungkan karena akut abdomen dapat menyerang semua usia. Tidak
ada jalan untuk mencegah perkembangan dari apendisitis. Satu-satunya cara untuk
ataupun gangrene3.
2. EPIDEMIOLOGI
bermakna. Hal ini diduga disebabkan oleh oleh meningkatnya penggunaan makanan
Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari
satu tahun jarang dilaporkan. Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun,
setelah itu menurun. Insiden pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali
3
3. INSIDEN
kemungkinan karena adanya penggunaan antibiotic secara luas. Saat ini apendiktomi
merupakan salah satu pilihan pembedahan. Apenndisitis jarang terjadi pada bayi,
menjadi semakin sering pada masa anak-anak, dan insiden tertinggi terjadi pada umur
Ketika pertama kali penyakit ini ditemukan pada abad ke-16, apendisitis disebut
dianggap berasal dari sekum. Sekarang jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud
purulen iliac tumor pada inflamasi apendiks, sudah tidak berlaku sejak tahun 1886
setelah Fitz mengemukakan bahwa apendisitis jelas terjadi pada awal kasus yang
Ahli bedah pertama yang mendiagnosa apendisitis akut yang sebelumnya telah
rupture dan dilakukan apendiktomy, setelah itu pasiennya sembuh dan peneilitian ini
dilaporkan adalah Senn, pada tahun 1889. Groves, dokter di daerah rural Kanada telah
dipublikasikan sampai tahun 1961. Tahun 1889, McBurney menjelaskan temuan klinis
pada apendisitis akut yang sebelumnya telah rupture, termasuk gambaran abdominal
4
tenderness yang sekarang diberi nama sesuai dengan namanya. Irisan lapangan operasi
4. ANATOMI
3-15 cm) dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar
di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, appendix berbentuk kerucut, lebar pada
pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab
rendahnya insiden apendisitis pada usia itu. Pada 65% kasus, apendiks terletak
sekum, dibelakang kolon asendens, atau ditepi lateral kolon asendens. Gejala klinis
n.torakalis X. oleh karena itu, nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar
umbilicus.
Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena thrombosis pada infeksi, apendiks akan
mengalami gangrene.
5
Appendix pelvicum, terletak menyilang a. iliaca externa dan masuk ke dalam
pelvis
Appendix retroileal
5. ETIOLOGI
mengakibatkan obstruksi
a. Limfoid hipertrofi
b. Barium
c. Cacing di intestinal
d. Kanker sekum
6
b. Sekresi mukosa apendiks yang persistent, distensi yang bertahap dengan
inflamasi pada apendiks, pertumbuhan bakteri yang berlebihan, dan pada kondisi
yang diikuti oleh progresivitas, iskemia, gangrene, dan perforasi yang diikuti
6. PATOFISIOLOGI
Apendisitis disebabkan oleh obstruksi yang diikuti oleh infeksi. Kira-kira 60%
kasus berhubungan dengan hyperplasia submukosa yaitu pada folikel limfoid, 35%
menunjukkan hubungan dengan adanya fekalit, 4% kaitannya dengan benda asing dan
1% kaitannya dengan stiktur atau tumor dinding apendiks ataupun sekum. Hiperplasi
limfatik penting pada obstruksi dengan frekuensi terbanyak terjadi pada anak-anak,
sedangkan limfoid folikel adalah respon apendiks terhadap adanya infeksi. Obstruksi
karena fecalit lebih sering terjadi pada orang tua. Adanya fekalit didukung oleh
kebiasaan, seperti pada orang barat urban yang cenderung mengkonsumsi makanan
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding
intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang
mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi
7
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus
dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut sebagai apendisitis
supuratif akut1.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang
diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila
dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi1.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan
akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate
Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang,
dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang
masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi
7. GEJALA
umbilical, dan akhirnya setelah 1-12 jam nyeri terlokalisir di region kuadrant
kanan bawah.
b. Urutan nyeri bisa saja berbeda dari deskripsi diatas, terutama pada anak
muda atau pada seseorang yang memiliki lokasi anatomi apendiks yang
berbeda.
8
2. Anoreksia adalah gejala kedua yang menonjol dan biasanya selalu ada untuk
beberapa derajat kasus. Muntah terjadi kira-kira pada tiga perempat pasien.
oleh nyeri kemudian muntah (jika terjadi) adalah gejala klasik. Muntah sebelum
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muskuler
(Blumberg sign)
Dikutip dari buku ajar ilmu bedah wim de Jong hal. 641
8. PEMERIKSAAN FISIK
9
Pemeriksaan fisik yang ditemukan tergantung dari tahapan penyakit dan lokasi
dari apendiks.
1. Suhu dan nadi sedikit lebih tinggi pada awal penyakit. Suhu yang lebih tinggi
2. Nyeri pada palpasi titik McBurney ( dua pertiga jarak dari umbilicus ke spina
iliaca anterior) ditemukan bila lokasi apendiks terletak di anterior. Jika lokasi
a. Rovsings sign yaitu nyeri pada kuadran kanan bawah pada palpasi kuadran
kiri bawah.
b. Psoas sign yaitu nyeri rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi
panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila apendiks yang meradang
c. Obturator sign adalah nyeri pada gerakan endotorsi dan fleksi sendi panggul
rovsing sign
10
PSOAS sign
9. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
predominan neutrofil. Jumlah normal sel darah putih tidak dapat menyingkirkan
adanya apendisitis5.
1. Foto polos abdomen menunjukkan lokal ileus kuadran kanan bawah atau fecalith
radiopak.
2. USG abdomen
3. Barium enema mungkin dapat membantu pada kasus sulit ketika akurasi
diagnosis tetap sukar untuk ditegakkan. Barium enema akan mengisi defek pada
sekum, hal ini adalah indicator yang sangat bisa dipercaya pada banyak
penelitian apendisitis.
11
Kelainan ovulasi folikel ovarium yang pecah mungki memberikan nyeri perut
kanan bawah pada pertengahan siklus menstruasi. Pada anamnesis, nyeri yang
sama pernah timbul lebih dahulu. Tidak ada tanda radang, dan nyeri biasa hilang
akut. Suhu biasanya lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian
bawah perut lebih difus. Infeksi panggul pada wanita biasanya disertai keputihan
dengan keluhan yang tidak menentu. Jika ada rupture tuba atau abortus
kehamilan diluar rahim dengan perdarahan, akan timbul nyeri yang mendadak
Kista ovarium terpuntir timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi
dan teraba masa dalam rongga pelvis pada pemmeriksaan perut, colok vaginal
Urolitiasis batu ureter atau batu ginjal kanan. Riwayat kolik dari pinggang ke
sering ditemukan. Foto polos perut atau urografi intravena dapat memastikan
12. PENATALAKSANAAN
12
1. Apendiktomi adalah terapi utama
komplikasi apendisitis
Apendiktomi
laparoskopi. Bila apendiktomi terbuka, incise McBurney paling banyak dipilih oleh
ahli bedah.
dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah perut kanan bawah.
40.1.a) dan otot-otot dinding perut dibelah secara tumpul menurut arah
(gambar 40.1.b).
13
3. Peritoneum disayat sehingga cukup lebar untuk eksplorasi (gambar 40.2.a)
5. Mesoapendiks dibebaskan dann dipotong dari apendiks secara biasa, dari puncak
14
7. Disiapkan tabac sac mengelilingi basis apendiks dengan sutra, basis apendiks
10. Jahitan tabac sac disimpulkan dan puntung dikuburkan dalam simpul tersebut.
15
13. Sebelum ditutup, peritoneum dijepit dengan minimal 4 klem dan didekatkan
13. KOMPLIKASI
1. Perforasi
dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut
menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut,
2. Peritonitis
bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran
infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada
kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam
16
lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin
kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus menghilang (Price dan Wilson, 2006).
3. Massa Periapendikuler
pendindingan oleh omentum. Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4
apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum
lekositosis, dan pergeseran ke kiri. Massa apendix dengan proses meradang telah
mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi,
tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan
14. PROGNOSIS
Kematian dapat terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu Tanda awal nyeri mulai di
Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung: Nyeri kanan bawah pada tekanan
kiri (rovsing sign), Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg sign), Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti bernafas dalam,
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mansjoer, A., Suprohaita., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., Bedah Digestif,
dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media
[2] Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., Usus Halus, Apendiks, Kolon, Dan
Anorektum, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,hlm.639-645.
[3] Sabiston. Textbook of surgery, the biological basis of modern surgical practice
[4] Lawrence W.Way., editor., Current surgical diagnosis & treatment international
[5] Jarrell, B. E and Carabasi R.A., the national medical series for independent study 2 nd
edition Surgery., national medical series., Baltimore, Hong Kong, London, Sydney.
[6] Grace P.A & Borley N.R., At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. 2005. Jakarta;
[7]Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-
6. Jakarta: EGC.
[8] Koesoemawati, H. dkk. Editor. 2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta:
EGC.
[9] Indratni, Sri. 2004. Abdomen Et Situs Viscerum Abdominis. Surakarta: Sebelas
19
[10] Wibowo,S, dkk. Editor. 1987. Pedoman Teknik Operasi OPTEK hal.75-88.
[11] Putz, R & Pabst, R. 2000. Atlas Anatomi Manusia SOBOTTA jilid 2 edisi 21.
Jakarta: EGC.
20