PEMBAHASAN
Peritonitis adalah suatu respon inflamasi atau supuratif dari peritoneum yang
disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri. Peradangan peritoneum merupakan
komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ
saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.
lapangan perut, nyeri dirasakan terus menerus dan semakit berat. Keluhan diawali
dengan nyeri pada epigastrium hingga akhirnya menyebar ke seluruh perut, disertai
dengan demam, mual, dan muntah. Nyeri semakin terasa ketika pasien bergerak,
Inspeksi : distensi (+), darm countour (-), darm steifung (-), jejas (-)
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik tersebut, pasien ini telah mengalami
peradangan di peritoneum akibat dari pemakaian obat untuk penghilang nyeri sendi,
obat ini dikonsumsi pasien terus menerus, sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu
penyebab perforasi gaster pada pasien ini adalah perforasi non trauma yaitu penggunaan
32
Pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan laboratorium diantaranya
pemeriksaan darah rutin, kimia darah, elektrolit dan GDS. Nilai hemoglobin dan
leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. Hitung trombosit dan faktor
pasien ini, karena perforasi dapat dilihat pada pemeriksaan foto polos abdomen 3 posisi.
Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum, pecahnya usus buntu atau karena
sebab lain.
peritoneum. Secara non-invasif dapat dilakukan dengan drainase abses dan endoskopi
perkutan, namun yang lebih umum dilakukan ialah laparotomi eksplorasi rongga
peritoneum.
menyelesaikan masalah peritonitis. Selain itu, harus dilakukan pula tata laksana
terhadap penyakit yang mendasarinya, pemberian antibiotik dan terapi suportif untuk
Prinsip umum terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang
(apendiks, dan sebagainya) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin mengalirkan
33
Resusitasi hebat dengan larutan saline isotonik adalah penting. Pengembalian
dan mekanisme pertahanan. Keluaran urine tekanan vena sentral, dan tekanan darah
Antibiotik berspektrum luas diberikan secara empirik, dan kemudian diubah jenisnya
setelah hasil kultur keluar. Pilihan antibiotika didasarkan pada organisme mana yang
drainase bedah. Harus tersedia dosis yang cukup pada saat pembedahan, karena
Pembuangan fokus septik atau penyebab radang lain dilakukan dengan operasi
laparotomi. Operasi ini untuk mengontrol sumber primer kontaminasi bakteri. Insisi
yang dipilih adalah insisi vertikal digaris tengah yang menghasilkan jalan masuk ke
seluruh abdomen dan mudah dibuka serta ditutup. Jika peritonitis terlokalisasi, insisi
ditujukan diatas tempat inflamasi. Teknik operasi yang digunakan untuk mengendalikan
kontaminasi tergantung pada lokasi dan sifat patologis dari saluran gastrointestinal.
Pada umumnya, kontaminasi peritoneum yang terus menerus dapat dicegah dengan
menggunakan larutan kristaloid (saline). Agar tidak terjadi penyebaran infeksi ketempat
yang tidak terkontaminasi maka dapat diberikan antibiotika (misal sefalosporin) atau
antiseptik (misal povidon iodine) pada cairan irigasi. Bila peritonitisnya terlokalisasi,
sebaiknya tidak dilakukan lavase peritoneum, karena tindakan ini akan dapat
34
Drainase (pengaliran) pada peritonitis umum tidak dianjurkan, karena pipa drain
itu dengan segera akan terisolasi atau terpisah dari cavum peritoneum, dan dapat
menjadi tempat masuk bagi kontaminan eksogen. Drainase berguna pada keadaan
dimana terjadi kontaminasi yang terus-menerus (misal fistula) dan diindikasikan untuk
komplikasinya juga tidak sedikit. Secara bedah dapat terjadi trauma di peritoneum,
fistula enterokutan, kematian di meja operasi, atau peritonitis berulang jika pembersihan
laparotomi eksplorasi membutuhkan narkose dan perawatan intensif yang lebih lama.
35