BAB - II Porositas
BAB - II Porositas
PENGUKURAN POROSITAS
15
Jika ukuran butirnya semakin besar maka porositasnya semakin
besar pula
Komposisi mineral pembentuk batuan
Jika komposisi mineralnya Rounded maka porositasnya
semakin besar
Pemilahan
Jika pemilahan butirannya well sorted maka porositasnya
semakin kecil
Sementasi
Semakin batuan tersebut tersemenkan kuat, maka porositasnya
semakin kecil
Kompaksi dan pemampatan
Jika batuan reservoir semakin terkompaksi dan memampat,
maka porositasnya semakin kecil
Berdasarkan struktur pori, porositas dibagi menjadi Porositas antar
butiran (intergranular dan intragranular porosity) dan Porositas rekahan
(fracture porosity).
Menurut proses geologinya, porositas diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu Porositas Primer dan Porositas Sekunder.
a. Porositas Primer merupakan porositas yang terjadi bersamaan
atau segera setelah proses pengendapan batuan. Jenis batuan
sedimen yang mempunyai porositas primer adalah batuan
konglomerat, batu pasir dan karbonat.
16
Vp
||= 100
V g +V p
Vp
||= 100 atau
Vb
b. Porositas Efektif
Porositas efektif adalah perbandingan antara volume pori-pori
yang berhubungan terhadap volume total batuan (bulk volume)
yang dinyatakan dalam persen, jika dirumuskan :
g
Dimana : = densitas butiran, gr/cc
b
= densitas total, gr/cc
f
= densitas formasi, gr/cc
f
= densitas formasi, gr/cc
eff
= porositas efektif, %
17
C o n n e c te d o r
E ff e c t i v e
P o ro s ity
To t a l
P o ro s ity
Is o la te d o r
N o n - E ff e c t iv e
P o ro s ity
1. Ekspansi Gas
2. Metode Saturation
18
Berat air dalam ruang pori-pori =
Volume pori yang efektif Volume air dalam ruang pori - pori
W1 W2
B.J kerosin
Volume butiran (Vg) =
W3 W1
B.J kerosin
Volume pori (Vp) =
Volume pori
x 100%
eff Volume total batuan
Porositas efektif ( ) =
W3 W1
B.J kerosin x 100%
W3 W2
B.J kerosin
=
19
Dalam usaha mencari batasan atau kisaran harga porositas batuan,
Slitcher&Graton serta Fraser mencoba menghitung porositas batuan
pada berbagai bidang bulatan dengan susunan batuan yang seragam. Unit
cell batuan yang distudi terdiri atas 2 pack dalam bentuk kubus dan jajaran
genjang (rhombohedral). Porositas dengan bentuk kubus ternyata
mempunyai porositas sebesar 47,6%, sedangkan porositas pada bidang
jajaran genjang (rhombohedral) yang tidak teratur mempunyai harga
porositas sebesar 25,96%.
o
9 0
o
9 0
o
9 0
a . C u b ic (p o ro s ity = 4 7 ,6 % )
o
o 9 0
9 0
o
9 0
b . R h o m b o h e d ra l (p o ro s ity = 2 5 ,9 6 % )
Unit cell kubus mempunyai 2 sisi yang sama yaitu 2r, dimana r
adalah jari-jari lingkaran, sehingga:
Volume total (bulk) = (2r)3 = 8r3
4r 3
3
Volume butiran =
Vb Vg
x 100%
Vb
Porositas =
4
8r 3 r 3
3 x100%
3
8r
=
1 x100%
2(3)
=
20
= 47,6%
05 Jelek sekali
%
5 10% Jelek
10 15% Sedang
15 20% Baik
> 20% Sangat bagus
Di dalam formasi batuan reservoir minyak dan gas bumi tersusun atas
berbagai macam mineral (material) dengan ukuran butir yang sangat
bervariasi, oleh karenanya harga porositas dari suatu lapisan ke lapisan
yang lain akan selalu bervariasi. Faktor utama yang menyebabkan harga
porositas bervariasi adalah :
21
Umumnya jika batuan tersebut diendapkan oleh arus kuat maka besar
butir akan sama besar. Sedangkan susunan adalah pengaturan butir saat
batuan diendapkan.
3. Derajat Sementasi dan Kompaksi
Kompaksi batuan akan menyebabkan makin mengecilnya pori
batuan akibat adanya penekanan susunan batuan menjadi rapat.
Sedangkan sementasi pada batuan akan menutup pori-pori batuan
tersebut.
Adapun gambaran dari berbagai faktor tersebut di atas dapat
dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nanz dengan alat
sieve analysis sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut :
22
1. Core (Inti Batuan)
2. Kerosin
23
Gambar 2.8Core (inti batuan)
24
4. Ambil Core yang telah dijenuhi kerosin kemudian timbang dalam
kerosin, misal beratnya = W2 gram.
5. Ambil Core tersebut (yang masih jenuh dengan kerosin), kemudian
timbang di udara, misal beratnya = W3 gram.
6. Perhitungan :
Volume Bulk =
W 3W 2
BJ Kersoin
Volume Butir =
W 1W 2
BJ Kersoin
Volume Pori =
W 3W 1
BJ Kersoin
Volume pori
x 100%
eff Volume total batuan
Porositas efektif ( ) =
W3 W1
B.J kerosin x 100%
W3 W2
B.J kerosin
=
25
5. Jika langkah 4 terpenuhi, masukkan Hg dalam flask ke
dalam silinder sampai habis, selanjutnya tutup fill valve
dan terakhir matikan vakum.
6. Putar handwheel searah jarum jam sampai pressure gauge
menunjukkan suatu harga tertentu.
7. Putar lagi handwheel berlawanan dengan arah jarum jam
sampai jarum jam pada pressure gauge menunjukkan
angka nol pertama kali.
8. Buka valve dan penutup piknometer, lihat kedudukan
mercury, jika kedudukan mercury ada pada silinder maka
ulangi lagi langkah 2 sampai 8.
Jika kedudukan mercury ada pada ruang
piknometer, turunkan permukaan mercury sampai pada
batas bawah piknometer (jika ada yang menempel pada
dinding harus dibersihkan) dengan memutar handwheel
berlawanan dengan arah jarum jam.
26
8. Buka penutup piknometer dan masukkan Core sample.
Kemudian tutup lagi piknometer (valve piknometer tetap
buka).
9. Putar handwheel sampai mercury untuk pertama kali
muncul pada valve piknometer. Catat volume scale dan
dial handwheel (miring kanan), misalnya 38,2 cc.
10. Hitung volume piknometer yang terisi Core sample : (50
38,2) cc = b cc.
11. Hitung volume bulk dari Core sample : ( a b ) cc = d
cc.
12. Lanjutkan percobaan untuk menentukan volume pori
(Vp), yaitu dengan menutup valve piknometer.
Kemudian atur pore space scale pada angka nol. Untuk
langkah 12 ini, pada saat meletakkan pore space scale
pada angka nol, kedudukan dial handwheel tidak harus
pada angka nol. Akan tetapi perlu dicatat besarnya angka
yang ditunjukkan dial handwheel (miring kiri) setelah
pengukuran Vb. Harga tersebut harus diperhitungkan
saat mengukur Vp.
13. Putar handwheel searah jarum jam sampai ke kanan pada
pressure gauge menunjukkan angka 750 psia.
14. Catat perubahan volume pada pore space scale dan dial
handwheel (miring kiri) sebagai volume pori (Vp).
15. Hitung besarnya porositas.
27
2. Berat Core jenuh di kerosin (W3) = 44,89 gr
3. Berat Core jenuh di udara (W2) = 22,2 gr
4. Densitas kerosin = 0,8 gr/cc
5. Volume bulk (Vb)
W3 W2 44,89 gr 22,2 gr
B.J kerosin 0,8 gr / cc
=
= 28,3625 cc
6. Volume grain (Vg)
W1 W2 40,7 gr 22,2 gr
B.J kerosin 0,8 gr / cc
=
= 22,5 cc
7. Volume pori (Vp)
W3 W1 44,89 gr 40,7 gr
B.J kerosin 0,8 gr / cc
=
= 5,8625 cc
0 Vp
100
= Vb
5,8625
x 100%
28,3625
=
=20,67%
28
Volume Bulk Batuan = (volume piknometer +Core)
(volume piknometer kosong)
= ( 24,39 cc 34,57 cc )
= |24,39 cc|
= 24,3 cc
3. Penentuan Volume Pori
Skala awal = 5,79cc
Skala akhir = 0,25 cc
Volume pori = ( skala awal skala akhir )
= 5,79 cc 0,25 cc
= 5,54 cc
Vp
eff x 100%
Vb
48,59cc
x 100%
24,39cc
22,89
2.6 Pembahasan
Porositas yang dimiliki suatu formasi batuan reservoir dapat
dijadikan sebagai petunjuk seberapa besarnya rongga pada formasi batuan
tersebut.Di dalam percobaan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
cara menimbang dan dengan cara mercury injection pump.
Pada pengukuran porositas dengan cara menimbang diperoleh data
berat core kering diudara sebesar 40,7 gr, berat core jenuh diudara sebesar
44,89 gr, berat core jenuh di kerosin sebesar 22,2 gr dan densitas kerosin
sebesar 0,8 gr/cc. Dari data-data tersebut, diperoleh sesuai dalam
perhitungan besarnya volume total batuan sebesar 28,3625 cc, volume
butiran sebesar 22,5 cc dan volume pori sebesar 5,8625 cc. Dari data
volume tersebut dapat ditentukan harga porositas sebesar 20,67% untuk
metode menimbang dapat digolongkan dalam porositas yang bagus.
29
Pada penentuan harga porositas dengan cara mercury injection
pump dimulai dengan penentuan skala piknometer yaitu skala awal sebesar
51,8 cc dan skala akhir 3,21 cc sehingga diperoleh harga volume
piknometer kosong sebesar 48,59 cc. Dilanjutkan dengan penentuan harga
volume piknometer berisi core dengan skala awal 58,96 cc dan skala akhir
34,57 cc diperoleh harga volume piknometer berisi core 24,39 cc. Dan
diperoleh volume bulk batuanhasil dari pengurangan volume
piknometer+core dengan volume piknometer kosong sebesar |-24,2|| cc.
Demikian pula dengan penentuan volume pori batuan dengan skala awal
5,79 cc dan skala akhir 0,25 cc dan diperoleh volume pori sebesar 5,54 cc.
Selanjutnya diperoleh harga porositas efektif melalui mercury
injection pump dengan perbandingan volume pori terhadap volume total
batuan sebesar 22,89 % yang dikategorikan dalam porositas baik.
2.7 Kesimpulan
1. Dalampercobaanporositasiniada 2 metode, yaitu:
- Cara menimbang
- Cara mercury injection pump
2. Dalammenentukanporositas dengan cara menimbangada 8
tahapperhitungan yang hasilnyaberbeda - beda.
3. Porositas yang dimilikisuatuformasibatuan reservoir
bisadigunakansebagaipetunjukseberapabesarronggabatuan
4. Besar kecilnya porositas suatu batuan menentukan kapasitas
penyimpan fluida reservoir.
5. Aplikasi porositas didunia perminyakan untuk mengetahui cadangan
hidrokarbon dalam suatu reservoir
30