Abstract
Mapping Coastal Environmental Zones Using Remote Sensing and GIS for Fisheries Management (Case Study the Aru
Archipelago, Maluku). Remote sensing offers an effective approach to compliment the limitation of field sampling, in
particular the monitoring of the environmental of small islands in remote sites. The capabilities of satellite remote
sensing techniques combined with field data collection have been assessed for mapping coastal environmental zones of
Aru Archipelago. By means of remote sensing and Geographic Information System (GIS), habitat zones (coral reef,
seagrass, and mangrove) mapping from remote sensing were overlaid with digitized boundary of fisheries regulation
and social aspect. This approach gives good view of spatial management in the area, especially for fisheries
management.
3. SK Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen Keberadaan ikan dan udang dalam tahap
DKP No. KEP.34/2002) tentang pedoman pertumbuhan awal (larva atau juvenil) merupakan
umum penataan ruang pesisir dan pulau-pulau indikator bahwa habitat perairan pantai yang
kecil. dangkal berperan sebagai nursery ground berbagai
4. Hak ulayat yang teridentifikasi selama jenis biota laut (Robertson dan Duke 1990; Blaber
penelitian. et al. 1992, Coles dan Long). Kondisi ini
Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, wilayah berimplikasi bahwa hampir semua tepian Laut
perairan dapat dibagi menjadi zona perlindungan Arafura dapat dikategorikan sebagai daerah kritis
dan kawasan pemanfaatan nilai ekonomi ruang dan (critical zone).
lingkungan laut. Sesuai dengan namanya, zona
perlindungan mencakup kawasan-kawasan yang Ekosistem terumbu karang di daerah studi
fungsinya memberikan perlindungan, baik untuk tergolong daerah kritis, tidak hanya karena peran
lingkungan maupun manusia atau masyarakat. ekologisnya dalam menyangga keanekaragaman
Dalam konteks studi ini, zona perlindungan hayati laut yang tinggi tetapi juga karena
mencakup: kondisinya yang sangat peka atau sensitif terhadap
1) kawasan konservasi (kawasan pelestarian kegiatan manusia. Kegiatan penambangan karang
alam, kawasan suaka alam, dan kawasan (struktur fisik habitat) dan penangkapan ikan
perlindungan ekosistem pesisir dan pulau- merupakan penyebab kerusakan fisik terumbu
pulau kecil). karang. Hal ini umum terjadi di kawasan terumbu
2) Perairan selebar 2 mil dari garis pantai pada karang, baik di Indonesia maupun di tempat
saat surut terendah. lainnya. Berdasarkan adat istiadat lokal, ada zona-
3) Perairan dengan kedalaman kurang dari 10 zona perairan yang pengelolaannya harus
meter (pada saat surut terendah) yang melibatkan adat lokal. Misalnya di Kepulauan Kei
berbatasan langsung dengan garis pantai. Kecil, zona-zona demikian sangat erat dengan
4) Perairan selebar 500 meter pada sisi kiri dan keberadaan raja; batas ke arah laut yang mereka
kanan instalasi kabel dan pipa bawah laut. akui adalah batas terumbu karang (sampai tubir).
5) Kawasan keselamatan sarana bantu navigasi Secara umum, zona demikian berada dalam zona
dan pelayaran (SBNP) tradisional. Zona pengelolaan tradisional di tepian
Laut Arafura di Papua agak berbeda; batas ke arah
Berdasarkan peraturan tentang jalur-jalur laut adalah perairan dengan kedalaman setinggi
penangkapan ikan dan perlunya zona perlindungan, tubuh manusia.
perairan tepian Laut Banda dan Laut Arafura
terdiri dari zona pemanfaatan yang mencakup jalur Gambar 3 memperlihatkan informasi spasial
penangkapan ikan terbatas (jalur-jalur habitat pesisir yang digabungkan dengan informasi
penangkapan ikan I, II, dan III) dan zona sosial ekonomi. Kawasan Aru memiliki lahan dan
perlindungan seperti yang disebutkan di atas ekosistem pesisir yang didominasi oleh mangrove,
(Gambar 2). lamun dan terumbu karang. Di kawasan ini
terdapat berbagai jenis biota laut, beberapa di
Di banyak tempat dalam wilayah studi, kedua zona antaranya memiliki nilai ekonomi penting, seperti
tersebut tumpang tindih jika dilihat dari perspektif siput mutiara. Selain itu terdapat pula buaya, penyu
masing-masing tujuannya. Namun mengingat dan mamalia laut lainnya. Beberapa kawasan perlu
pentingnya kelestarian lingkungan dan sumberdaya dijadikan kawasan konservasi/cagar alam,
perikanan sebagai persyaratan adanya kegiatan pengembangan budidaya laut dan pusat riset
perikanan yang berkelanjutan, sudah sewajarnya ilmiah, misalnya untuk konservasi penyu di Pulau
jika pemanfaatan wilayah untuk zona perlindungan Trangan. Jenis ikan yang umum dibudidayakan
lebih diprioritaskan dibandingkan dengan zona antara lain adalah kerapu lumpur dan kerapu
pemanfaatan nilai ekonomi (misalnya, jalur macan. Salah satu basis kegiatan penangkapan ikan
penangkapan ikan). Zona perlindungan di wilayah di kawasan Laut Arafura adalah Benjina. Kota ini
studi tersebut sebagian besar akan berada di pantai merupakan fishing base armada penangkapan ikan
dan perairan sebelahnya. Secara alamiah, pantai yang dilengkapi dengan pelabuhan dan pabrik
dan perairan pantai di dekatnya umumnya relatif pengolahan hasil tangkapan milik PT Daya Guna
dangkal dan memiliki fungsi ekologis penting bagi Samudera (DGS) dari Grup Djayanti.
berbagai sumberdaya perikanan.
DAFTAR PUSTAKA