Analisa Break Event adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan
antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Masalah
Break Event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut
mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume
produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan
penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup
sebagian kecil biaya tetap.
Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya
variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan.
Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila
Contribution Marginnya lebih besar dari Biaya Tetap, yang berarti total
penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya.
Break Event Point menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan
tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.
Break Event Point ditinjau dari konsep Contribution Margin menyatakan bahwa
volume penjualan dimana Contribution Margin tepat sama besarnya dengan
total Biaya Tetapnya.
Contoh Aplikasi :
Perusahaan Indojaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki :
- Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
- Biaya variabel per unit Rp.40,-
- Harga jual per unit Rp. 100,-
- Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat
dihitung keuntungan operasi adalah:
(6.000 x Rp100) (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))
Rp600.000 (Rp300.000 + Rp240.000)
Rp.60.000 atau
hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit
1. Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP
- Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per unit tetap konstan(P).
- Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan karena BEPnya akan turun.
Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti
untuk tercapainya BEP cukup diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.
Analisis sensitivitas
merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan
parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi
dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari
perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh:
- Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan
Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya
perubahan-perubahan berikut:
1.Adanya cost over run, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi,
biaya bahan-baku, produksi, dsb.
2.Penurunan produktivitas
3.Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan
tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak
dilaksanakan.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan
payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi.
BENEFIT COST RATIO
Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi. Pada
dasarnya perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada
benefit (manfaat) dan perngorbanan (biaya/ cost) suatu invetasi, bisa berupa
usaha, atau proyek. Pada umumnya jenis invetasi yang sering digunakan adalah
proyek-proyek pemerintah dimana benefitnya jenis benefit langsung,
manfaatnya akan terasa langsung pada masyarakat banyak.
Sebagai contoh dari proyek pemerintah adalah proyek pembangunan jalan tol
Pasupati. Nilai benefit atau manfaat yang bisa didapatkan dari proyek tersebut
misalnya efisiensi waktu tempuh antara Jakarta-Bandung, kenyamanan
berkendara karena jalan yang dipakai dibuat senyaman mungkin dan
peningkatan produktivitas lahan tersebut. Namun tidak hanya mendatangkan
manfaat saja, investasi juga mendatangkan pengorbanan yang digolongkan
kedalam cost. Jadi suatu invetasi atau proyek tidak bisa terlepas dari benerfit
dan cost.
Benefit cost ratio analysis secara matematis merupakan perbandingan nilai
ekuivalen semua benefit terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan
ekuivalensi bisa menggunakan salah satu dari beberapa analisis. Contohnya :
Analisis Risiko
Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian,
karakterisasi, komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan
risiko tersebut. Tahapan kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi
hazard, proyeksi risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko. Penilaian risiko
dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif.
1. Identifikasi Hazard
Dalam aktivitas identifikasi, maka informasi yang akan didapatkan adalah tipe
hazard dan magnitude hazard.
2. Proyeksi Risiko
Proyeksi atau estimasi risiko dilakukan untuk me-rating risiko berdasarkan
kecenderungan bahwa risiko tersebut akan menjadi kenyataan dan segala
konsekuensi dari masalah yang berhubungan dengan risiko tersebut. Proyeksi
risiko merupakan komponen utama dalam tahap penilaian risiko.
Tahap ini meliputi: penetapan skala yg merefleksikan persepsi kecenderungan
suatu risiko (skala dapat bersifat kualitatif ataupun kuantitatif), menggambarkan
konsekuensi dari risiko, menetapkan dampak dari risiko, dan ketepatan secara
menyeluruh dari proyeksi risiko.
3. Penilaian Risiko
Risiko diberi bobot berdasarkan persepsi dampak dan prioritas. Dampak
merupakan fungsi dari 3 faktor yaitu:
Kecenderungan akan terjadinya kejadian.
Lingkup risiko, merupakan kombinasi tingkat keparahan dan jangkauan
distribusi risiko.
Waktu dan lamanya dampak dirasakan.
4. Teknik Penilaian Risiko
Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.
Karakteristik penilaian kualitatif meliputi tipe efek kesehatan, estimasi
frekuensi pemajanan (harian, mingguan, bulanan), lokasi hazard dalam
hubungannya dengan tempat kerja. Sedangkan karakteristik penilaian kuantitatif
meliputi data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat, angka
kesakitan/kematian, modeling analisis konsekuensi dari pemajanan terhadap
hazard dan modeling frekuensi pemajanan.
4.1. Penilaian Kuantitatif Risiko
Kuantifikasi terhadap suatu risiko akan sangat tergantung pada kondisi nature
hazard, kemudahan utk diukur (measurable) dan adanya suatu standar yg
dipakai. Untuk mengkuantifikasi risiko, ketiga komponen risiko (frekuensi,
probabilitas dan hasil jadi atau outcome) harus bisa diekspresikan secara
matematika (modeling). Modeling merupakan teknik untuk melihat pola
kejadian.
Frekuensi dapat diekspresikan dengan menggunakan data riwayat pemajanan
atau incident record. Probabilitas dapat dibuat skala dengan rentang nilai ( 0 < P
< 1 ). Hasil jadi (outcome) atau konsekuensi dari hasil pemajanan terhadap
suatu hazard dapat diukur sebagai berikut: jumlah kasus kematian atau cedera,
kasus sakit serius dan biaya kerusakan (lost cost). Kelemahan penilaian risiko
kuantitatif, antara lain sifatnya sangat natur sehingga tidak memperhatikan
persepsi dan perlakuan terhadap hazard.
Hal lain yang dapat dilakukan secara kuantifikasi, misalnya untuk modeling
kebakaran (fire and explosion). Penilaian kuantitatif risiko ini pada umumnya
sangat aplikatif untuk chemical atau process engineers. Contoh penilaian
kuantitatif, misalnya penentuan LD50 dan LC50. Keduanya adalah modeling
utk penilaian lethal dose dan lethal concentration dengan pengukuran durasi
pemajanan, konsentrasi atau dosis hazard dan hasil jadi (kematian).
4.2. Penilaian Kualitatif Risiko
Metode penilaian risiko secara kualitatif terkesan subjektif dan memberi
peluang multiinterpretasi dan debat. Persepsi risiko bisa bervariasi untuk setiap
orang. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan
4.2.1. Fines Risk Score
Fines risk score adalah model untuk melakukan penilaian risiko dengan
formula sbb: Risiko adalah hasil pengalian faktor-faktor yang terdiri dari:
konsekuensi x faktor exposure x faktor probabilitas (R = C x E x P).
Ketiga faktor tersebut diklasifikasikan dalam beberapa kelas dan diberi rating.
Hasil perhitungan risiko (risk score) dapat dipergunakan untuk memperkirakan
kejadian, mengalokasikan resources dan mengontrol hazard. Maka apabila
sudah dapat men-score risiko, dapat dilakukan kalkulasi biaya untuk intervensi.