Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ISI

A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris


Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang berhubungan
dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir yang khusus menerima berbagai
jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris)
dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang
dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat.
Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya
akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam makalah ini hanya akan membahas
mengenai reseptor sensori yang menerima rangsangan dari luar tubuh.
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem sensoris. Dalam
bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca indera/exteroceptive sensory
system) yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh, yaitu penglihatan, perabaan,
pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi dan
fisiologi dari kelima sistem indra yang ada di tubuh manusia.

B. Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia


Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra merupakan reseptor yang dapat
menerima rangsangan atau impuls dari luar tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor. Ada lima
macam indera yang ada pada manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap,
indra peraba dan perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan
fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem saraf pusat.
1. INDRA PENGLIHATAN (MATA)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya
primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada photoreceptor di
dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa
pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara
struktural bola mata layaknya kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya)
yang sistem persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat
terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus
saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi
penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus
yang berbeda setiap detik.

a. Struktur Anatomi Mata


Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit
tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum,
maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi mata.
Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan
fisura orbital superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian
mata terdiri dari.
1). Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya,
kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola
mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
2). Kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak pada bagian depan
mata berhubungan dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan
memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane ,
buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim.
3). Lapisan Koroid
lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang berpigmen mengandung
banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada
koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid
membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
4). Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung dengan permukaan
lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya
cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat
berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan pupil dan serta-
serta radikal yang menyebabkan kelebaran pupil.
5). Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan dan tidak
berwarna. Kapsul lensa merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan
diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh ligamentum yang disebut
zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu
bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang
disebut aqueous humor , cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian
belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa
pada tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan pada korne dan lensa .
lensa tersusun dari 65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium. Lensa
berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme akomudasi
yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang
beragam.
6). Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada bagian belakang.
Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian
mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen
dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng terdapat lapisan saraf dalam. Pada
lapisan sel saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel
akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut dan sel rod atau sel batang. Sel
kerucut berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen tersebut akan
terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh
karena itu pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi yang kurang terang atau matahari
sedangkan pada pigmen sel kerucut berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam
pengliatan disiang hari .
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin yang merupakan senyawa
protein dan vitamin A apabila terpapar sianr, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A
pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan kelap yang disebut adaptasi gelap
sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka
terhadap merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna. Kerusakan
pada salah satu sel kerucut akan meyebabkan buta warna.
7). Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke
otak.

Gb. 1 Anatomi Mata

b. Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf sehingga dapat
diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat
dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau
cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne,
okueus humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya
dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang masuk akan
diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos
yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar
sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang
disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan
mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat
atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina merupakan bagian mata
veterbrata yang peka terhadap cahaya dan mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk
dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2). Pada retina terdapat lapisan saraf
atau neuron yaitu neuron fotoreseptor, neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron merupakan
reseptor yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones)
sel batang mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya
redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa iodoksin
yang peka terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum berwana
dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah dalam bayangan pertama
kemudian akan diubah kembali jadi bayangan kedua disel bifolar dan diselanjutnya menjadi
bayangan ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan primer untuk
dihasilkan visual penglihatan.

2. INDRA PENDENGAR (TELINGA)


Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar
kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli.
Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut
adalah penjelasan tentang struktur anatomi telinga.

a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)


Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk
huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang
(temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,
kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar
seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak
setengah padat berwarna kecoklatcoklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen
berfungsi menangkap dan mencegah infeksi.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang
dapat mengganggu elastisitas membran tympani
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari berbagai arah kedalam liang
telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma
langsung dari luar.
b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)
Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang pendengaran) dan
eustachius.

1). Membran Timpani


Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk menyerupai
gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang fibrasi
pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara meuju tulang-tulang pendengaran
(osikula).
Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
(a). Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan antrum
dengan aditus adantrum
(b). Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
(c). Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan dengan tuba
eustachius
Pembagian secara fisiologi:
(a). Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani, tuba auditiva
(b). Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan selula)

2). Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga
telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:
(a). Malleus (martil)
(b). Incus (landasan)
(c). Stapes (sanggurdi)
yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga telinga dalam. Yang letaknya melekat
pada bagian dalam membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak teratur yang agak
luas, terletak dibagian bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh
mukosa, merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan
dengan beberapa rongga kecil yang disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah
antrum, di dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang
panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3). Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok
menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa
dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah dengan
udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan
udara dapat dihindari.
Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk
dalam liang telinga dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran berfungsi
dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang
menggetarkan membran timpani.
c. Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang menyerupai saluran-saluran, yaitu
vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput)).
1). Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi sebagai pintu
penghubung antar bagian-bagian telinga.
2). Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu saluran superior, posterior dan
lateral.ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu ujung
saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran semi serkuler berfungsi untuk
membantu otak dalam mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan tubuh kita.
3). Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian
tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela oval (vanestra vestibuli)
yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra
kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara.
Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan tersebut bergetar jika ada bunyi,
getaran tersebut merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus auditori) oleh ujung-ujung
saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan sebagai suara.

3. INDRA PENGECAP ( LIDAH)


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa
Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada
lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang
pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-
tonjolan lidah yang disebut papilla.

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan
pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan
rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu
zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah
terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses
pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia
tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke
otak.

a. Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak


Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu
nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3
posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada
lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari 1/3

posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan
melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk
ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan
leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah
cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi
persepsi pengecapan yang dirasa.
b. Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang
rahang bawah dan processus styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu
otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga
jenis papila yaitu:

1). papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;


2). papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah;
3). papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata
pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri
dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa.
Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor
tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau
piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang,
pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis,
masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
1). Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2). Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3). Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
4). Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai
indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.

c. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah
yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah
tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku, menandakan masuk angin panjang,
adanya akivitas panas pada jantung Retak, adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung.

4. INDRA PERABA (KULIT)

a. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi
mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak
pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara
embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1). Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-
beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan
epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
(a). Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
(b). Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki
dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
(c). Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah
dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan
melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan
tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan
stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
Stratum Basale (Stratum Germinativum), terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung
jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari
untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis
sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis
vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan
alergen (sel Langerhans).
2). Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya
dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
(a). Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
(b). Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam
dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan
shearing forces dan respon inflamasi.

3). Subkutis
Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan
jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan
keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi
Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk
tubuh dan mechanical shock absorber.
Gb. 5 Struktur Anatomi Kulit
b. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah
melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier
dari invasi mikroorganisme patogen.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi
dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui
keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol
dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi
vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas
panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di
kulit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang,
saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung.

5. INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG)


Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component
principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari
komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya
memiliki tujuh reseptor. Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat
pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima
stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia yang
dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair
(lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka
hal tersebut menunjukkan bahw amakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak
(konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan
membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:


a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian tengkorak yang permiable
(cribriform plate) dan masuk ke olfactory bulbs (saraf cranial yang pertama). Pada olfactory
bulbs, terjadi sinapsis dengan neuron yang menyampaikan pesan secara menyebar ke olfactory
paleocortex di lobus temporal bagian medial melalui lateral olfactory tract. Dari olfactory
paleocortex, ada jejak saraf yang menuju medial dorsal nucleus di thalamus dan kemudian
menuju olfactory neocortex dibagian depan frontal lobes, tepatnya pada permukaan inferior.
Neuron-neuron olfactory paleocortex yang lain akan menuju ke sistem lymbic. Bila proyeksi
neuron ke thalamic-neocortical bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap aroma,
maka proyeksi neuron ke sistem lymbic bertugas sebagai perantara respon emosional terhadap
aroma.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , di ketahui dalam sistem
sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana mekanisme
kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem sensoris
meliputi:
1. Sistem indra penglihatan (mata)
2. Sistem indra pendengar (telinga)
3. Sistem indra pembau (hidung)
4. Sistem indra pengecap (lidah)
5. Sistem indra peraba (kulit)

Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat
keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga
telinga dalam.
Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal
untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa komponen utama, sebagai
berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea, iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum
suspensorium, makula lutea, neuron bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel batang,
sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor.
Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa
sakit.
Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah
banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada
papilla lidah terdapat indra pengecap.
Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh
hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan
pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa Anatomi
Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting bagi
kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjaankan aktifitas kita.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam
proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi
wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai