Anda di halaman 1dari 8

67

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hipoglikemia pada Pasien


Diabetes Melitus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Febri Rahman1, Alwi Shahab2, Djoko Marwoto3

1. Program Studi Pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya


2. Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
3. Departemen Biologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Jl. dr. Moh. Ali Komplek RSMH, KM 3.5, Palembang, 30126, Indonesia

E-mail: brierahman45@gmail.com

Abstrak

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut diabetes melitus dan faktor penghambat utama dalam mencapai
sasaran kendali glukosa darah. Pada pasien diabetes melitus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia bila
terdapat penurunan kesadaran. Hipoglikemia dapat berakibat fatal jika terlambat dalam mengenali faktor-faktor, gejala
klinis, dan menanganinya. Gejala klinis dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes melitus saat episode
hipoglikemia. Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian
adalah pasien diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam dan Poliklinik
Rawat Jalan Penyakit Dalam Bagian Endokrin RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Oktober sampai
Desember 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Data diambil dengan cara wawancara
dan melihat status pasien. Faktor-faktor yang dicatat adalah usia, riwayat hipoglikemia berulang, derajat hipoglikemia,
jenis terapi insulin, jenis terapi OHO, dan gangguan ginjal. Uji statistik dilakukan dengan uji Pearson Correlation. Pada
penelitian ini didapatkan rata-rata standar deviasi usia pasien diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia adalah
53,806 11,2981. Pada tes Pearson, usia (r=0,338 dan r=0,375) memiliki korelasi rendah dengan episode hipoglikemia
berulang dan derajat hipoglikemia. Penyakit ginjal (CKD) (r=0,365) memiliki korelasi rendah dengan derajat
hipoglikemia. Peningkatan usia dapat meningkatkan episode hipoglikemia berulang. Peningkatan usia dan penyakit
ginjal (CKD) dapat memperparah episode hipoglikemia.

Kata Kunci: diabetes melitus, hipoglikemia, episode hipoglikemia berulang, derajat hipoglikemia.

Abstract

Factors that influence hypoglycemia on diabetes mellitus patients in RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Hypoglycemia is an acute complications on diabetic patients and the main limiting factor in achieving target of blood glucose
control. In diabetic patients always think about the possibility of hypoglycemia when there is a loss of consciousness.
Hypoglycemia can be fatal if it is late in recognizing the factors, clinical symptoms, and treatment. Clinical symptoms can affect
the quality of life of diabetic patients. This study was an observational descriptive cross-sectional design. The study population
was diabetic patients with hypoglycemia history in Inpatient Internal Medicine and Outpatient Clinic of Endocrine Disease in
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang from October to December 2015. Sampling technique is consecutive sampling. Data
was collected by interviewing and viewing patients status. Researched factors were age, recurrent hypoglycemia events,
hypoglycemia severity, insulin therapy, oral antidiabetic agents, and kidney disease (CKD). Statistical was analyzed with Pearson
test. In this research, it is got that the mean SD of age diabetic patients with hypoglycemia events was 53,806 11,2981 . From
Pearson test, it is got that age (r=0,338 and r=0,375) have a low correlation with recurrent hypoglycemia events and kidney
disease (CKD) (r=0,365) has a low correlation with hypoglycemia severity. The increase of age can increase recurrent
hypoglycemia events. The increase of age and kidney disease (CKD) can exacerbate hypoglycemia severity.

Keywords: diabetes mellitus, hypoglycemia, recurrent hypoglycemia events, hypoglycemia severity.


68

1. Pendahuluan itu perlu dipertimbangkan keadaan seperti


kebingungan, kesadaran yang menurun, dan
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kejang dalam setiap episode hipoglikemia.8
kelompok penyakit metabolik dengan Hipoglikemia merupakan salah satu
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena komplikasi pada pasien DM yang terjadi
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau secara akut, tidak seperti retinopati, nepropati,
kedua-duanya.1 Di Indonesia, jumlah penderita dan neuropati yang terjadi secara kronis.9
DM yang diprediksikan WHO terus meningkat Walaupun demikian hipoglikemia dapat
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar mengancam nyawa, hal ini disebabkan karena
21,3 juta pada tahun 2030.2 Pada tahun 2006, glukosa merupakan sumber energi wajib bagi
jumlah penderita DM di Indonesia mencapai otak yang hanya diperoleh secara berlanjut
14 juta orang. Dari jumlah itu, pengobatan DM dari peredaran darah karena jaringan otak tidak
secara teratur dilakukan sekitar 30% penderita dapat menghasilkan atau menyimpan glukosa.
dan penderita yang sadar mengidap DM Pada keadaan hipoglikemia, kebutuhan energi
sekitar 50%. Menurut beberapa penelitian untuk otak tidak terpenuhi, bila tidak diobati
epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia akan terjadi kerusakan otak permanen yang
berkisar 1,5 sampai 2,3 persen.3 Sementara itu, berujung pada kematian. Diperkirakan 2%-4%
30% - 40% penderita DM tipe 1 yang diterapi kematian pada penderita DM tipe 1 dikaitkan
dengan insulin pernah mengalami episode pada keadaan hipoglikemia.10
hipoglikemia sebanyak 1-3 kali setiap tahun, Pada siang hari episode hipoglikemia
sedangkan penderita DM tipe 2 sepertiganya. 4 dikenali dengan gejala-gejala autonomik
Angka kejadian hipoglikemia berat mengalami seperti palpitasi, tremor, gelisah, berkeringat,
peningkatan dari 20 kejadian per 100 lapar, dan parastesi. Gejala-gejala
penderita/tahun menjadi 60 kejadian per 100 neuroglikopenik meliputi kelemahan,
penderita/tahun dengan pengobatan inkoordinasi, tingkah laku berubah, sulit
5
konvesional. konsentrasi dan somnolen. Pada malam hari,
Pengelolaan DM dimulai dengan hipoglikemia saat tidur bisa tidak bergejala
pengaturan pola makan, latihan fisik, dan atau menyebabkan keringat malam, mimpi
edukasi terkait DM. Intervensi farmakologis yang tidak menyenangkan dan sakit kepala
dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan pada pagi hari. Jika hipoglikemia tidak
atau suntikan insulin dilakukan apabila kadar dicegah dengan respon hormon pengatur
glukosa darah belum mencapai sasaran.5 kontra atau dengan pemasukan karbohidrat,
Insulin memegang peranan penting dalam maka akan timbul kejang, koma dan akhirnya
tatalaksana DM untuk kontrol gula darah jika kematian.4 Oleh sebab itu, hipoglikemia
kegagalan sel pankreas dalam mensekresikan berhubungan dengan kualitas kesehatan yang
insulin sudah sangat parah.6 rendah karena mempunyai morbiditas dan
Pasien DM rentan terhadap mortalitas yang signifikan.
hipoglikemia, kebanyakan disebabkan dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin
intervensi farmakologi. Ketakutan akan Palembang merupakan salah satu rumah sakit
hipoglikemia merupakan suatu tantangan rujukan di Kota Palembang untuk perawatan
dalam mengontrol gula darah.7 Hipoglikemia pasien diabetes melitus baik secara rawat inap
merupakan keadaan gula darah <70 mg/dl maupun rawat jalan. Oleh karena itu,
dengan gejala-gejala yang timbul dan gejala- penelitian ini penting dilakukan untuk
gejala tersebut hilang setelah gula darah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ditingkatkan. Hipoglikemia bisa menimbulkan kejadian hipoglikemia di RSUP Dr.
masalah morbiditas yang serius. Keadaan fatal Mohammad Hoesin Palembang.
bisa terjadi jika episode hipoglikemia yang
terjadi berat dan berkepanjangan, oleh sebab
69

Tujuan penelitian adalah untuk populasi terjangkau yang memenuhi kriteria


mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusinya adalah
kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes seluruh pasien diabetes melitus dengan riwayat
melitus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin hipoglikemia di Intalasi Rawat Inap Penyakit
Palembang. Dalam dan Poliklinik Rawat Jalan Penyakit
Manfaat penelitian ini ialah: a) hasil Dalam Bagian Endokrin RSUP Dr.Mohammad
penelitian dapat dijadikan data dasar untuk Hoesin Palembang. Kriteria eksklusinya
mengetahui tentang pengetahuan pasien adalah pasien yang tidak memiliki data
diabetes melitus terhadap gejala-gejala lengkap yang termasuk kedalam variable
hipoglikemia, frekuensi kejadian hipoglikemia penelitian. Besar sampel yang akan digunakan
dan derajat hipoglikemia, b) hasil penelitian minimal 36 sampel.
dapat dijadikan data dasar bagi pihak rumah Data yang diperoleh dari hasil kuesioner
sakit/dokter/tenaga medis sebagai acuan akan diolah dan dianalisis secara manual
keberhasilan pengobatan terhadap bahayanya maupun menggunakan SPSS 22.0 for
hipoglikemia bagi pasien diabetes melitus, c) Windows 7. Pada penelitian ini, peneliti
hasil penelitian dapat dijadikan rujukan untuk mengumpulkan data berupa: distribusi
penelitian-penelitian berikutnya, d) sebagai frekuensi usia pasien, jenis kelamin, riwayat
proses pembelajaran dan menambah hipoglikemia berulang, derajat hipoglikemia,
pengalaman dalam melakukan penelitian. terapi insulin, dosis insulin, obat hipoglikemia
oral, penyakit ginjal, dan keterlambatan
2. Metode Penelitian asupan glukosa.
Penelitian ini merupakan penelitian 3. Hasil
observasional deskriptif dengan menggunakan
desain cross sectional untuk mengetahui Pada penelitian mengenai prevalensi kejadian
faktor-faktor yang memengaruhi kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes melitus di
hipoglikemia pada pasien diabetes melitus di Intalasi Rawat Inap Penyakit Dalam dan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Poliklinik Rawat Jalan Penyakit Dalam Bagian
Populasi target pada penelitian ini adalah Endokrin RSUP Dr. Mohammad Hoesin
seluruh pasien diabetes melitus di RSUP Dr. Palembang pada periode Oktober 2015
Mohammad Hoesin Palembang. Populasi Desember 2015, peneliti mendapatkan jumlah
terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh sampel sebanyak 41 kasus. Sampel yang
pasien diabetes melitus dengan riwayat didapatkan telah diseleksi melalui kriteria
hipoglikemia di Intalasi Rawat Inap Penyakit inklusi dan eksklusi.
Dalam dan Poliklinik Rawat Jalan Penyakit Pasien diabetes melitus dengan riwayat
Dalam Bagian Endokrin RSUP Dr. hipoglikemia adalah 34,61%. Rata-rata usia
Mohammad Hoesin Palembang pada periode dari 36 pasien adalah 53,806 11,2981 dengan
Oktober 2015 Desember 2015 yang dilihat usia tertinggi 85 tahun dan yang paling rendah
dari data hasil kuesioner. Sampel dan besar 32 tahun dapat dilihat di Tabel 1.
sampel pada penelitian ini adalah semua
Tabel 1. Deskripsi usia pasien diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia

Jumlah Tertinggi Terendah Rentang Rata - rata Nilai tengah SD


Usia 36 85 32 53 53,806 53,000 11,2981

Pada penelitian ini, data yang di ambil pemilihan injeksi insulin, pemilihan obat
adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipoglikemia oral, dan penyakit ginjal.
hipoglikemia berulang, derajat hipoglikemia, Deskripsi karakteristik usia dan jenis kelamin
70

pasien diabetes melitus dengan riwayat (%)


hipoglikemia dapat dilihat di Tabel 2. Riwayat
Deskripsi karakteristik penggunaan Hipoglikemia
Berulang
terapi pada pasien diabetes melitus dengan
Sekali
riwayat hipoglikemia dapat dilihat di Tabel 3. 9 25,0
Rata-rata kejadian hipoglikemia 2 kali
16 44,4
berulang adalah 2 kali. Deskripsi karakteristik 3 kali
8 22,2
klinis episode hipoglikemia berulang dan 4 kali
3 8,3
derajat hipoglikemia pada pasien diabetes Derajat
melitus dengan riwayat hipoglikemia dapat Hipoglikemia
dilihat di Tabel 4. Hasil analisis dapat dilihat di Ringan 1 2,8
Tabel 5. Sedang 10 27,8
Berat 25 69,4
Tabel 2. Distribusi karakteristik usia dan jenis
kelamin pasien diabetes melitus dengan riwayat Penyakit Ginjal
hipoglikemia (CKD)
Ada CKD 9 25
Karakteristik Frekuensi Persentase
Tidak Ada CKD 27 75
(%)
Usia (tahun)
32 38 4 11,1
39 45 3 8,3
46 52 10 27,8
53 59 8 22,2
60 66 8 22,2
67 73 2 5,6
81 87 1 2,8
Jenis Kelamin
Pria 15 41,7
Wanita 22 58,3

Tabel 3. Distribusi karakteristik penggunaan terapi


pada pasien diabetes melitus dengan riwayat
hipoglikemia

Karakteristik Frekuensi Persentase


(%)
Penggunaan Terapi
Insulin 33 91,7
Obat Hipoglikemia Oral 3 8,3
(OHO)

Tabel 4. Destribusi karakteristik klinis episode


hipoglikemia berulang dan derajat hipoglikemia
pasien diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia

Karakteristik Klinis Frekuensi Persentase


71

Tabel 4. Korelasi antara faktor faktor yang mempengaruhi kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes melitus
(Pearson correlation signifikan pada 0,05)

Korelasi Riwayat Hipoglikemia Berulang Derajat Hipoglikemia


Usia 0,338 0,375
Penyakit Ginjal (CKD) 0,365

4. Pembahasan bulan. Pasien yang lebih tua (70 tahun)


dilaporkan lebih banyak mengalami episode
Hipoglikemia merupakan salah satu hipogikemia dibandingkan pasien yang lebih
komplikasi akut diabetes melitus dan faktor muda (<60 tahun) dengan hasil 12,8%
penghambat utama dalam mencapai sasaran berbanding 9%. Untuk jenis kelamin, pada
kendali glukosa darah. Bila terdapat penurunan penelitian ini didapatkan pasien diabetes
kesadaran pada pasien diabetes melitus, harus melitus dengan riwayat hipoglikemia dengan
selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya jenis kelamin pria sebanyak 15 orang pasien
hipoglikemia. Keterlambatan dalam mengenali (41,7%) sedangkan jenis kelamin wanita
faktor-faktor, gejala klinis, dan menangani sebanyak 21 orang pasien (58,3%). Wrobel et
hipoglikemia dapat berakibat fatal. Gejala al dalam penelitiannya mendapatkan berjenis
klinis yang dialami saat kejadian hipoglikemia kelamin pria sebanyak 38,9% dan jenis
juga dapat mempengaruhi kualitas hidup kelamin wanita sebanyak 61,1%.11 Dari kedua
pasien diabetes melitus. penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien
Pada penelitian ini didapatkan rerata usia diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia
pasien diabetes melitus dengan riwayat lebih banyak berkelamin wanita.
hipoglikemia adalah 53,806 11,2981. Hal ini Dari hasil penelitian ini, dari 36 pasien
berbeda cukup signifikan dalam penelitian diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia,
yang dilakukan oleh Wrobel et al. tahun 2014 semua pasien pernah mengalami kejadian
di Polandia. Wrobel et al. mendapatkan bahwa hipoglikemia berulang dengan rerata kejadian
rerata usia pasien dalam penelitiannya pada 2 kali. Menurut Cryer kejadian hipoglikemia
pasien diabetes melitus dengan kejadian pada pasien diabetes melitus merupakan
hipoglikemia adalah 46 15 tahun.11 Pada kejadian umum.4 Data berbasis populasi
penelitian Abdelhafiz et al. mendapatkan menunjukan bahwasanya 30-40% pasien
bahwa gejala hipoglikemia cenderung kurang diabetes melitus tipe 1 yang diterapi dengan
spesifik dengan bertambahnya usia.12 Dalam insulin mengalami episode hipoglikemia
sebuah survei mengenai persepsi gejala dengan rerata 1-3 episode setiap tahun
hipoglikemia pada orang diabetes melitus sedangkan pada pasien diabetes melitus tipe 2
dengan rerata umur 82,3 3,9 tahun yang mengalami episode hipoglikemia sepertiga
menghadiri klinik rawat jalan, mayoritas dari angka tersebut. Pada penelitian ini,
pasien melaporkan gejala nonspesifik ketika kejadian hipoglikemia berat pernah dialami
kadar glukosa darah turun. Meskipun episode oleh 25 (69,4%) orang pasien, sedangkan
hipoglikemia sulit diperkirakan secara akurat kejadian hipoglikemia sedang pernah dialami
pada pasien yang lebih tua, tetapi kejadian oleh 10 (27,8%) orang pasien. Pada penelitian
episode hipoglikemia lebih tinggi pada pasien Wrobel et al (2014) mendapatkan kejadian
yang lebih tua dibandingkan pada pasien yang hipoglikemia berat sebanyak 11,8% subjek
lebih muda. Dalam sebuah studi observasi dalam 3 bulan awal penelitian dan sebanyak
prospektif pada 3810 pasien, 11% pasien 5,6% subjek dalam 3 bulan akhir penelitian,
melaporkan pernah mengalami episode sedangkan pada 3 bulan sebelum penelitian
hipoglikemia berbagai tingkatan setidaknya 1 sebanyak 17,2% subjek mengalami kejadian
kali episode hipoglikemia dalam periode 12
72

hipoglikemia berat. Selanjutnya Wrobel et al kejadian hipoglikemia yang relatif rendah.


(2014) mendapatkan kejadian hipoglikemia Meskipun kejadian hipoglikemia berdasarkan
sedang (1-2/3 episode perbulan) sebanyak dosis insulin tidak berubah-rubah menurut
24,6% subjek 3 bulan sebelum penelitian, 18% jenis insulin, tetapi pasien yang diterapi
subjek di 3 bulan awal penelitian, dan 23,9% dengan NPH (Neutral Protamine Hagedorn)
subjek di 3 bulan akhir penelitian. insulin berpeluang lebih besar mengalami
Menurut Shafiee et al. sekitar 90% episode hipoglikemia dibandingkan pasien
pasien diabetes melitus yang diterapi dengan yang diterapi dengan jenis insulin lainnya 15.
insulin pernah mengalami episode Menurut Alsahli & Gerich penyakit
hipoglikemia, sedangkan insiden hipoglikemia ginjal kronis (CKD) merupakan faktor resiko
yang dilaporkan bervariasi disetiap independen untuk hipoglikemia pada pasien
penelitian.13 Pasien diabetes melitus yang diabetes melitus.7 Pada penelitian Moen et a.,
diterapi dengan sulfonylurea, glinide, dan menemukan bahwa insiden hipoglikemia
insulin direkomendasikan untuk memonitor meningkat pada pasien diabetes melitus (tipe 1
glukosa plasma karena berisiko mengalami atau 2) atau CKD, begitu juga pada penelitian
episode hipoglikemia berat.4 Menurut Muhlhauser et al. menemukan pasien diabetes
Abdelhafiz et al (2015) dalam US retrospektif melitus tipe 1 dengan gangguan ginjal
populasi berdasarkan penelitian pada 19.932 memiliki lima kali lipat lebih tinggi kejadian
pasien dengan usia 65 tahun, pada 100 orang hipoglikemia berat dibandingkan pasien
pasien mengalami episode hipoglikemia berat diabetes melitus tipe 1 dengan kreatinin serum
dengan rata-rata 1,23 episode pertahun pada yang normal.7 Sama halnya dalam penelitian
pasien yang diterapi dengan sulfonylurea dan Moen et al. menemukan kejadian hipoglikemia
2,76 episode pertahun pada pasien yang sebanyak 10,7% pada pasien diabetes melitus
diterapi dengan insuin. Pada penelitian ini dengan CKD, sedangkan 5,3% pada pasien
didapatkan dari 36 pasien diabetes melitus diabetes melitus tanpa CKD.14 Pada penelitian
dengan riwayat hipoglikemia 33 (91,7%) ini ditemukan sebanyak 25% pasien diabetes
orang pasien diterapi insulin dan 3 (8,3%) melitus dengan riwayat hipoglikemia yang
orang pasien diterapi dengan obat menderita CKD juga.
hipoglikemia oral. Pada penelitian Wrobel et
al. sebelum dilakukan penelitian sebanyak 5. Simpulan
38,6% subjek yang diterapi dengan short
acting insulin mengalami hipoglikemia dan Pada penelitian ini, diperoleh 36 pasien
dalam 6 bulan penelitian sebanyak 36,7% diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia
subjek yang diterapi dengan short acting di Rawat Inap Penyakit Dalam dan Poliklinik
insulin mengalami hipoglikemia, sedangkan Rawat Jalan Penyakit Dalam Bagian Endokrin
pasien yang diterapi dengan mixed insulin RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
(short and long acting insulin), sebelum periode Oktober 2015 Desember 2015.
dilakukan penelitian sebanyak 38,7% subjek Dilihat dari karakteristik pasien diabetes
mengalami hipoglikemia dan selama 6 bulan melitus dengan riwayat hipoglikemia, rata-rata
penelitian sebanyak 41,9% subjek mengalami usia pasien adalah 53,806 dengan mayoritas
hipoglikemia.11 pasien diabetes melitus dengan riwayat
Pada penelitian Rubin et al (2011), hipoglikemia berusia 46-52 tahun (27,8%) dan
berdasarkan penelitian retrospektif pada 1990 berjenis kelamin wanita yang paling banyak
pasien didapatkan kejadian hipoglikemia (58,3%).
meningkat pada pasien diabetes melitus yang Pasien diabetes melitus dengan riwayat
mendapatkan dosis insulin >0,8 unit/kg hipoglikemia lebih banyak menggunakan
dibandingkan <0.2 unit/kg dan dosis 0,6-0,8 injeksi insulin (91,7%) dibandingkan obat
unit/kg merupakan batas atas kemungkinan hipoglikemia oral (8,3%).
73

Sedangkan dari karakteristik klinik, 5. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata


secara garis besar pasien diabetes melitus M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku
dengan riwayat hipoglikemia mengalami Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
episode hipoglikemia berulang rata-rata 2 kali VI. Jakarta: Interna Publishing.
dengan derajat hipoglikemia berat yang paling 6. Kurniawan I. 2010. Diabetes Melitus Tipe
banyak. Riwayat hipoglikemia berulang sekali 2 pada Usia Lanjut. Majalah Kedokteran
(25,0%), 2 kali (44,4%), 3 kali (22,2%) dan 4 Indonesia. Volume 60. Hal 576 584.
kali (8,3%). Derajat hipoglikemia yang pernah 7. Alsahli M dan Gerich JE. 2015.
dialami oleh pasien diabetes melitus adalah Hypoglycemia in Patients with Diabetes
derajat hipoglikemia ringan (2,8%), derajat and Renal Disease. Journal of Clinical
hipoglikemia sedang (27,8%), dan derajat Medicine. Hal 948 96.
hipoglikemia berat (69,4%). Adanya penyakit 8. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL,
ginjal (CKD) yang dialami pada pasien Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL,
diabetes melitus dengan riwayat hipoglikemia Loscalzo J. 2008. Harrisons Principles of
sebanyak 25%. Internal Medicine. 17th ed. New York: Mc
Setelah dianalisis dengan menggunakan Graw Hill.
pearson correlation, terdapat korelasi positif 9. Cryer PE, Davis SN, Shamoon H. 2003.
antara usia dengan episode hipoglikemia Hypoglycemia in Diabetes. Diabetes
berulang dan derajat hipoglikemia dan Care. Volume 26. Hal 1902 1912.
penyakit ginjal (CKD) dengan derajat 10. Lacherade JC, Jacqueminet S, Preiser JC.
hipoglikemia. Dengan demikian, faktor-faktor 2009. An Overview of Hypoglycemia in
seperti peningkatan usia dapat meningkatkan the Critically Ill. Journal of Diabetes
episode hipoglikemia berulang dan Science and Technology. Volume 3. Issue
peningkatan usia dan penyakit ginjal (CKD) 6. Hal 1242 1249.
dapat memperparah episode hipoglikemia. 11. Wrobel MP, Wystrychowski G, Psurek A,
Kajanek AS, Strojek K. 2014. Association
Between Hypoglycemia and the Type of
Daftar Acuan Insulin in Diabetic Patients Treated With
Multiple Injections: An Observational
1. Kharroubi AT dan Darwish HM. 2015. Study. Polskie Archiwum Medycyny
Diabetes Mellitus: The Epidemic of the Wewnetrznej. Hal 173 179.
Century. World Journal of Diabetes. 12. Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes
Volume 6. Issue 6. Hal 850 867. Melitus yang Dirawat di RSUD Labuang
2. Handayani. 2012. Modifikasi Gaya Hidup Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
dan Intervensi Farmakologis Dini Untuk Diagnosis. Volume 4. Hal 769 774.
Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus 13. Shafiee G, Tehrani MM, Pajouhi M,
Tipe 2. Media Gizi Masyarakat Indonesia. Larijani B. 2012. The Importance of
Volume 1. Hal 65 70. Hypoglycemia in Diabetic Patients.
3. Juniarti C dan Semana A. 2014. Journal of Diabetes and Metabolic
Hubungan Pengetahuan Dengan Disorders.
Abdelhafiz AH, Manas LR, Morley JE, 14. Moen MF, Zhan M, Hsu VD, Walker LD,
Sinclair AJ. 2015. Hypoglycemia in Older Einhorn LM, Seliger SL, Fink JC. 2009.
People A Less Well Recognized Risk Frequency of Hypoglycemia and Its
Factor for Frailty. Aging and Disease. Significanca in Chronic Kidney Disease.
Volume 6. Hal 156 167. Clin. J. AM. Soc. Nephrol.
4. Cryer PE. 2015. Minimizing 15. Rubin DJ, Rybin D, Doros G, McDonnell
Hypoglycemia in Diabetes. Diabetes ME. 2011. Weight-Based, Insulin Dose-
Care. Volume 38. Hal 1583 1591. Related Hypoglycemia in Hospitalized
74

Patients With Diabetes. Diabetes Care.


Volume 34. Hal 1723 1728.

Anda mungkin juga menyukai