Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

EC BENGKEL MEKANIK

NAMA : ANDRE PRADANA PUTRA


NO. BP : 1001042007
KELAS : 1A EC Reguler
INSTRUKTUR : 1.ANTON ST.MT
2.HERIZON ST.MT

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA


POLITEKNIK NEGERI PADANG
2011/2012
KATA PENGANTAR

Ahamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT.yang dengan


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja bengkel ini
dengan baik. Adapun judul dari laporan penulis ini adalah Laporan Kerja
Bengkel Dasar Teknologi Mekanik Semester I.
Laporan ini merupakan hasil tertulis dari hasil praktek bengkel mekanik
yang penulis ikuti selama semester ganjil dalam mata kuliah bengkel mekanik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan pengarahannya selama penulis
praktek di bengkel, serta kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan
dan motivasinya hingga selesai laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan baik berupa kritikan
maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang, Januari 2011

Andre Pradana Putra

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB. I PENDAHULUAN............................................................................
I.1 Latar Belakang.......................................................................................
I.2 Tujuan.....................................................................................................

I.3 Organisasi Bengkel.

I.4 Kesadaran Dan Keselamatan Kerja.........

BAB. II PENGENALAN PERALATAN BENGKEL..................................


BAB.III. JOB ....................................................................................

III.1. Profil U
3.1.1Tujuan.......
3.1.2 Alat Dan Bahan
3.1.3 Langkah Kerja..
III.2. Heat Sink.
3.2.1 Tujuan
3.2.2 Alat Dan Bahan..
3.2.3 Langkah Kerja.
III.3. Melepas komponen.
3.3.1 Tujuan
3.3.2 Alat Dan Bahan
3.3.3 Langkah Kerja
BAB.IV. PENUTUP..
IV.1. Kesimpulan..
IV.2 Saran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa politeknik universitas
andalas, begitu juga dengan membuat laporan bengkel pada akhir
semester pada saat ini.
Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat membandingkan
antara teori dan praktek, dan untuk menerapkan disiplin ini serta melatih
kesabaran dan ketekunan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Praktek yang dilakukan antara lain adalah latihan menggunakan
jangka sorong, latihan menitik dan menggores, latihan membuat profil U
dan heat sink.
Tujuan dari praktek ini adalah membiasakan dan mempermudah
mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas bengkel pada semester
berikutnya, karena praktek bengkel pada semester ini merupakan dasar-
dasar penggunaan alat-alat pada bengkel mekanik.
Dan dengan adanya laporan pada akhir semester ini dosen dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dan pemahamannya
dalam mengerjakan job-job yang diberikan pada mata kuliah bengkel
mekanik.

1.2 Tujuan
Pada waktu pelaksanaan praktek bengkel diharapkan mahasiswa
dapat melakukan pekerjaan yang sulit ataupun yang mudah.
Adapun tujuan dari praktek dasar teknologi mekanik ini adalah :
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan mengenal macam-
macam alat yang ada dan cara kerjanya sesuai fungsinya masing-
masing.
2. Mahasiswa diharapkan bisa terampil dalam pekerjaannya seperti
dalam menitik dan menggores, pemakaian berbagai alat bengkel,
dan lain sebagainya.

iv
3. Mahasiswa diharapkan bisa disiplin dalam mengerjakan
pekerjaannya, baik itu disiplin alat, waktu, ataupun disiplin dalam
pelaksanaan peraturan bengkel.
4. Mahasiswa diharapkan mengerti dan mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan keselamatan kerja dan alat.
5. Mahasiswa diharapkan mengetahui organisasi bengkel dan
peranan bengkel.

1.3 Organisasi Bengkel


Adapun urutan penanggung jawab keselamatan kerja atau
keselamatan bengkel adalah sebagai berikut :
a. Instruktur
Adapun tanggung jawab instruktur bekerja dengan baik, bertugas
dan berkewajiban untuk :
Menyelidiki sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan
Memberikan instruktur yang baik dan benar
Melaporkan segera bila terjadi kecelakaan,kerusakan pada mesin
maupun kerusakan pada alat
b. Storeman
Adapun tugas sebagai storeman adalah harus bertanggung jawab
penuh terhadap alat-alat dan mesin-mesin yang ada di dalam bengkel.
Storeman berkewajiban untuk :
Mencatat keluaran masuk barang
Mencatat kerusakan alat-alat
Memberikan alat yang tepat untuk digunakan kepada pekerja atau
praktikum
Memelihara alat-alat kerja
c. Pekerja atau praktikan
Setiap pekerja atau praktikan haruslah waspada pada waktu
bekerja karena tiada seorangpun yang akan celaka atau mesin-mesin dan
alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab.

v
oleh karena itu pekerja atau praktikan harus mengikuti peraturan-
peraturan sbb :
Bertindak dengan tepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan dan
memberikan laporan kepada instruktur
Segera melaporkan jika terjadi kecelakaan saat melakukan
pekerjaan
Menerangkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan
Mentaati peraturan dan instruksi
Mentaati instruksi untuk bekerja dengan baik dan benar
1.4 Kesadaran dan Keselamatan Kerja
Keselamatan disini sama halnya keselamatan mengendarai
kendaraan. Perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang
terdapat di bengkel direncanakan untuk memotong, membentuk,
mengukur dan sebagainya sesuai dengan bidang pekerjaan yang
dikehendaki. Adapun dalam waktu melakukan praktek bengkel yakni baju
praktek dan perlengkapan penunjang lainnya untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan akibat kerja.
Mengenai pakaian praktek khususnya saat menggunakan mesin
bor yang perlu diperhatikan adalah :
Yang pertama adalah baju,baju haruslah dikancingkan sampai
kebawah, agar lempeng besi atau bran yang dibor tidak masuk
kebaju
Untuk baju lengan panjang sebaiknya lengan baju dikancingkan
sebab akan mengganggu pada saat pengeboran
Memakai sarung tangan pada waktu pengeboran sangatlah
berbahaya, tapi pakailah pada waktu mesin bor berhenti untuk
membuka mata bor
Pada waktu pengeboran diharuskan memakai kacamata sebab
pada waktu melakukan pengeboran banyak bran atau serbuk-
serbuk besi yang berterbangan yang apabila terkena mata
menyebabkan kerugian yang fatal

vi
Seapatu sebaiknya digunakan sepatu kulit atau sepatu yang keras
pada bagian ujungnya. Hal ini bertujuan untuk melindungi kaki dari
timpaan benda yang jatuh
Bagi perempuan jilbab sebaiknya dimasukkan ke dalam baju agar
tidak mengganggu sewaktu bekerja
Penjepit benda kerja harus kuat dan posisi harus benar-
benarrata/horizontal.
Kurangi tekanan pada saat pengeboran akan tembus/berakhir
dangunakan pendingin, angkat kembali untuk memotong
geramnya.
Perhatikan pada saat mengetap, proses gerakan tangan untuk
mata tapdiusahakan harus ada putaran balik setiap satu gerakan
putar
1.5 Keselamatan alat dan mesin
Pada saat melakukan pekerjaan bengkel pengguna alat harus
mengetahui kondisi alat-alat mesin yang digunakan misalnya pemberian
pelumas putaran mesin bor,memberi pelumas pada ragum,membersihkan
setelah menggunakan alat dan mesin supaya menjaga mesin tetap awed
dan tidak mudah rusak.
1.6 Keselamatan Benda Kerja
Apapun pekerjaan yang kita lakukan kita juga harus
memperhatikan keselamatan lingkungan sekitar sebab lingkungan juaga
mempengaruhi keselamatan kita,contohnya pada saat pengeboran,benda
kerja harus dicekam dengan ragum atau alat sejenisnya supaya hasil
pengukuran yang kita inginkan sesuai dengan hasil pengeboran.Untuk
menghasilkan kerja yang baik kita harus menjaga benda kerja.
Kalau kita tidak menggunakan aturan keselamatan mungkin terjadi
kecelakaan yang tidak kita inginkan begitu juga dengan pekerjaan bengkel
segala perlengkapan keselamatan sebaiknya digunakan semua jenis
keselamatan kerja diatas sama halnya mengendarai kendaraan..

vii
Pada waktu melakukan pengeboran benda kerja yang berukuran
kecil harus dicekam dengan ragum atau alat sejenisnya agar tidak
bergeser atau lari dari kedudukannya sewaktu melakukan pengeboran.
1.7 Keselamatan Pada Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi dalam kita bekerja dan harus
mempunyai rasa timbale balik terhadap lingkungan. Didalam proses
pengeboran kita harus mengoleksi dan mengetahui lingkungan juga
mempengaruhi keselamatan kita dan harus bias memberi perasaan atau
keselamatan pada lingkungan.
Segala perlengkapan instalasi,peralatan dan alat-alat potong yang
terdapat dibengkel sudah direncanakan untuk memotong, membentuk,
mengukur dll.Sesuai dengan bidang kerja yang dikehendaki. Walaupun
benda kerja itu mati dan tidak bias berfikir, akan tetapi dapat berfungsi bila
dikendalikan.
Maka sebagai pedoman keselamatan kita harus difikirkan bahwa
penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil
kesimpulan sbb :
Benda-benda putar yang menjepit tangan dan merusak pakaian
Aliran listrik yang merusak dan membakar
Asam yang merusak
Panas api yang membakar
Kecelakaan yang tidak disanggka
Ujung sisi yang tajam dan memotong

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai


Pekerjaan bengkel
a) Mesin dan alat kerja
Sebelum bekerja pada suatu mesin, sebuah alat kerja kita harus
mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja, sehingga
program kerja akan bekerja dengan lancar seperti :
Lingkungan dan suasana kerja
Mesin dan alat mana yang harus diketahui

viii
Pengaman kerja
Kebersihan mesin dan alat
b) Perlengkapan diri sendiri
Rambut yang panjang diberi pelindung
Gunakan sepatu yang sesuai
Gunakan sarung tangan jika diperlukan
Jangan memakai dasi
Menggunakan pakaian yang sesuai dan rapi
Jangan menyimpan benda tajam disaku
Gunakan kacamata khusus
Jangan memakai perhiasan di tangan
c) Kebersihan
Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin
Meja tempat bekerja harus bersih sebelum dan sesudah
bekerja
Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja
d) Keselamatan Kerja di Bangku Kerja
Adapun kecelakaan yang terejadi dibangku kerja kebanyakan
disebabkan oleh pengguna alat-alat yang salah atau tidak hati-hati.
Adapun kecelakaan ini disebabkan oleh ujung alat potong atau
benda kerja yang tajam, pencegahannya adalah sebagai berikut :
Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai
Jangan menyimpan alat yang tajam dikantong pakaian kerja
Gunakan alat-alat yang sesuai dengan kondisi yang baik
Pergunakan alat dengan baik dan benar
Bekerja dengan hati-hati
Pergunakan alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita
Alasi alat-alat presisi dengan lap halus
Ambillah alat dengan hati-hati
Lindungi alat-alat yang tajam dengan gabus atau alat-alat lainnya

ix
Pisahkan alat-alat ukur pressisi dengan alat-alat potong
Simpanlah alat-alat terpisah satu
BAB II

PENGENALAN PERALATAN BENGKEL

Di dalam bengkel terdapat alat-alat yang memiliki bentuk dan fungsi


yang berbeda-beda. Mulai dari alat ukur, penitik, penggores, alat pelipat
dan pemotong plat, serta mesin bor. Oleh karena itu kita harus
mengetahui fungsi atau kegunaan dari masing-masing alat dan mesin
tersebut.

2.1 Mistar
Mistar merupakan alat ukur yang paling sederhana dan praktis
digunakan untuk mengukur benda yang tidak membutuhkan keakuratan
yang tinggi dalam pengukurannya, karena alat ini hanya memiliki ketelitian
0,1 cm.

2.2 Jangka sorong


Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat mengukur hingga
ketelitian 0,02 mm sehingga dapat mengukur suatu benda lebih akurat
dibandingkan dengan menggunakan mistar.
Jangka sorong memiliki dua buah skala, yaitu skala utama dan
skala nosius. Dimana skala utama tersebut memiliki skala-skala standar
yang sama dengan skala standar mistar. Sedangkan skala nosius dapat
dibuat dengan ukuran tertentu, sehingga dapat dibagi ke dalam bebrapa
bagian dimana tiap-tiap bagiannya memberikan panjang dan proposional
terhadap skala utama.
Selain berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda jangka
sorong juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah lobang
dan juga mengukur diameter lobang tersebut dengan benar dan akurat.

Jangka sorong terdiri atas:

x
a. Rahang tetap (fixed jaw)
Disepanjang bingkai rahang tetap terdapat pembagian skala
yang sangat teliti dan dibuat dengan diagriver.
b. Rahang bergerak
Rahang bergerak dan skala nosius dapat digerakkan sepanjang
bingkai, dan pada rahang bergerak terdapat skrup pengencang
untuk menjaga ketetapan ukuran.

Skala utama dibagi atas 10 mm dan diberi nomor sedangkan skala


nosius 49 mm panjangnya dan dibagi kedalaman 50 bagian yang sama.
Adapun panjang dari setiap bagian adalah 0,98 mm panjangnya. Ini
berarti skala nosius lebih pendek 0.02 mm dari skala utamanya.

Adapu cara mengukur suatu benda menggunakan jangka sorong


adalah sebagai berikut:
a. Mengukur bagian luar dari rahang pengukuran ditambah tebal
dari rahang-rahang itu sendiri. Jadi ukuran pembacaan adalah
ditambah 10 mm.
b. Lobang yang telah diukur lebih dari 10 mm diukur dengan
rahang silang.
c. Untuk mengukur kedalaman gunakanalah batang kedalaman,
dalam posisi tegak lurus, jangan sekali-kali dalam keadaan
miring.

2.1.3 Siku-siku dan radius


Siku-siku berguna untuk menentukan apakah bidang suatu benda
telah datar atau untuk mengetahui apakah bidang tersebut telah

xi
membentuk bidang siku (90 derajat). Sedangkan radius berfungsi sebagai
penentu apakah radius yang kita baut telah memiliki radius yang tepat.

1.1.4 Penggores
Alat ini digunakan untuk menandakan ukuran-ukuran pada benda kerja
yang terbuat dari bahan yang keras. Penggores ada beberapa macam
yaitu:
Penggores tangan sedukan
Penggores dengan satu ujung bengkok
Penggores dengan satu ujung dirubah dengan cara pemakaian:
a. Membentuk sudut 25 derajat
b. Tekan penggores pada gambar dan gambar sekaligus
c. Kecondongan penggores yaitu kearah maju

xii
2.1.5 Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lobang pada
benda kerja. Penitik terbuat dari besi yang ujungnya runcing membuat
sudut 30-90 derajat.
Adapun cara menitik adalah:
Pegang penitik dengan tangan kiri, tempatkan pada yang dibuat
Penitik harus tegak lurus terhadap bahan
Penitik dipukul satu kali dengan pemukul ringan serta periksa
posisinya, jika tepat baru dipukul dengan kuat agar didapat titik
yang jelas dengan syarat jangan terlalu keras.

2.1.6 Jangkar besi


Jangka basi terbuat dari sepasang kaki baja yang diatur oleh
sebuah mordan yang disatukan dengan sebuah ujung. Jangka besi
dipergunakan untuk:
Untuk menggores lingkaran-lingkaran dan garis pada besi atau
benda kerja
Untuk memindahkan suatu ukuran dari penggaris atau untuk
memindahkan jarak
Untuk mengukur suatu jarak antara titik dan membandingkan
dengan skala penggaris batasan ukuran

Adapun cara menggores lingkaran adalah dengan memiringkan


jangka pada arah putaran. Sedangkan cara pemindahan ukuran yaitu

xiii
dengan mengatur kaki jangka pada ukuran yang dikehendaki, tempatkan
satu pada garis skala dan yang lain pada jarak yang dikehendaki.
Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan jangka adalah
mendapatkan garis-garis yang tepat, ujung jangka haruslah tajam seperti
tajamnya penggores.

1.1.7 Pemotong plat


Alat ini berguna untuk memotong plat dan biasanya digunakan
untuk memotong plat-plat yang besar. Pemotong ini cuma dapat
memotong plat dengan keadaan potongan lurus dan tidak bisa memotong
plat dalam melingkar atau dalam keadaan berliku.

xiv
2.1.8 Gergaji
Gergaji merupakan alat pemotong yang praktis dan dapat
digunakan untuk memotong benda yang rumitr atau memotong secara
melingkar. Gergaji memiliki beberapa tipe yang disesuaikan dengan
keperluannya.

Bagian-bagian dari gergaji adalah sebagai berikut:


a. Bingkai, terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku
b. Tangkai
c. Pasak, berguna untuk menahan mata gergaji sehingga mata
gergaji tersebut tidak mengenai tubuh
d. Mor kupu-kupu, berfungsi sebagai pemegang mata gergaji
e. Mata gergaji, berfungsi untuk memotong benda kerja

2.1.9 Kikir
Kikir digunakan untuk pengikiran suatu benda sehingga mudah
untuk mengerjakan dan memperhalus benda kerja. Adapun bentuk kikir itu
terdiri dari berbagai macam bentuk dan tipe seperti berbentuk bulat, pipih,
setengah bulat, persegi, segitiga dan berbentuk lainnya yang
kegunaannya disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Misalnya
kita ingin mengikir bentuk radius, maka sebaiknya kita menggunakan kikir

xv
bulat. Sedangkan jika ingin mengikir kedudukan rata maka kita harus
menggunakan kikir pipih.
Macam-macam ukuran kikir yaitu:
Kikir enam
Kikir delapan
Kikir sepuluh, dll.

2.1.10 Ragum dan alas ragum


Ragum berguna untuk menjepit benda kerja sehingga dapat
memudahkan dalam mengerjakan tugas. Setelah benda kerja dijepit
dengan ragum maka kita dapat memulai pekerjaan , baik itu mengikir atau
memotong benda kerja.
Sebelum menjepit bendakerja dengan ragum terlebih dahulu ragum
dialas dengan alas ragum, sehingga benda kerja tidak tergores oleh
ragum.

xvi
2.1.11 Mesin bor
Mesin bor digunakan untuk membuat lobang pada benda kerja dan
mesin bor mempunyai bentuk yang bermacam-macam, ada yang
dipegang ada juga bor duduk dan kita hanya memegang benda kerja saja,
bor ini disesuaikan dengan keperluan kita. Namun pada saat melakukan
pengeboran harus diperhatikan dengan seksama.

xvii
2.1.12 Alat pelipat
Alat ini diguanakan untuk membengkokkan atau melipat plat-plat,
biasanya alat pelipat ini digunakan untuk membuat heat sink dan box.
Tetapi bisa juga untuk keperluan lainnya.

2.1.13 Sikat Pembersih


Sikat ini digunakan untuk membersihkan ragum dari serbukserbuk
besi yang ada pada ragum karena pengikiran, ataupun untuk
membersihkan karat-karat pada benda lainnya.

xviii
2.1.14 Obeng,Tang dan Amplas
Obeng digunakan untuk memasang baut pada benda kerja
khususnya heat sink, tang digunakan untuk memgang benda kerja,
sedangkan amplas digunakan untuk membersihkan dan menghaluskan
permukaan benda kerja

BAB III

JOB

III.1 PROFIL U
Pada job profil U kita akan melakukan bermacam-macam
pekerjaan dan menggunakan berbagai macam alat atau perkakas.
Pekerjaan itu berupa pengikiran, penggergajian, pengeboran, pembuatan
ulir (dalam pengetapan) dan pembuatan radius luar dan radius dalam
dengan menggunakan kikir.

xix
ada job profil U diharapkan mahasiswa dapat menggunakan
perkakas atau peralatan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya sehingga
hasil yang diperoleh sesuai ukurannya dengan gambar yang disajikan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan profil U perlu diperhatikan
keselamatan kerja selain keberhasilan dan kesempurnaan job.

3.1.1 Tujuan
1.Mengetahui cara menggunakan penitik dan penggores dengan baik
dan benar.
2.Mengetahui cara menggunakan kikir dan peralatan lainnya dengan
baik dan
Benar.
3.Mengetahui dan melaksanakan memindahkan gambar.kebenda
sesungguhnya
dengan ukuran yang sesuai dan benar.
4.Mengetahui menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
5.Melaksanakan disiplin dalam bekerja, baik terhadap peralatan, waktu
Dan disiplin pada peraturan benggkel.

3.1.2 Alat Dan Bahan


alat yang digunakan untuk membuat profil U sebagai berikut:
a. Kikir
b. Mistar
c. Ragum
d. Penyiku
e. Penggores
f. Penitik
g. Gergaji
h. Bor
i. Amplas, dll

Sedangkan bahan yang digunakan adalah besi ST 37 dengan


ukuran 65 x 43 x 67 mm.

xx
3.1.3 Langkah Kerja
a. persiapkan bahan dan alat yang diperlukan, letakkan pada
posisi yg benar
b. Lembaran besi plat yang diberikan diperiksa terlebih dahulu
sebelum digunakan hal-hal diperiksa sbb:
- Ukuran plat harus sesuai dengan yang ditentukan oleh job
sheet.
- Kesikuan dari plat tertsebut.
c. Ukuran profil dengan ukuran panjang 65 mm lebar 62 mm dan
tinggi 30 mm. apabila ukurannya belum pas, potonglah dengan
gergaji tetapi lebihkan beberapa mili untuk pengukuran
d. Kikir permukaan atas, periksalah kerataan dan ukuran benda
kerja
e. Kikir permukaan bawah periksa kerataan dan ukuran benda
kerja dan periksalah kesesuaian antara bidang atas dan bidang
bawah
f. Setelah profil U mencapai panjang 65 mm, lebar 62 mm dan
tinggi 30 mm. Kikirlah radius luar dan radius dalam sesuai
ukuran pada gambar.
g. Pada sisi bawah buat tanda ukuran sesuai dengan ukuran
gambar, kemudian mulailah penggergajian dan penyelesaian
dengan pengikiran
h. Untuk sisi atas buatlah tanda goresan untuk pengeboran,
gunakan jangka pegas untuk membuat lingkaran pengeboran.
Gunakan penitik pada pusat lingkaran.
i. Lalu persiapkan mata bor, gunakan ragum tangan untuk
menjepit profil U dan lakukan pengeboran sesuai gambar.
j. Hubungkan kedua lobang ditengah menggunakan gergaji dan
kikir
k. Profil U telah sia

xxi
5 5

43
38
34
30

65
67

I II III
JUMLAH NAMA BAGIAN NO. BAG BAHAN UKURAN KETERANGAN

62 SKALA DGBR ANDRE PRADANA P


PERALATAN BENGKEL DPRS
xxii
NO. BP : 1001042007
POLITEKNIK UNAND KELAS : I A EC REGULER
90 90

30
R
7

90 90
65
63
55

8
45

R
30

R6
R
7
R 4 M 5
65

62
52

48
47

M 5 R
8
I II III R 5
30

M 3
JUMLAH NAMA BAGIAN NO. BAG BAHAN UKURAN KETERANGAN
15
11

10
5

2 M 5
10
15
SKALA DGBR ANDRE PRADANA P
20
PERALATAN BENGKEL
25 DPRS
33 xxiii
NO. BP : 1001042007
POLITEKNIK UNAND
50
KELAS : I A EC REGULER
52
III.2 HEAT SINK

Artikel ini adalah tentang komponen yang digunakan untuk


mendinginkan perangkat yang menghasilkan suhu tinggi.
Sebuah heat sink adalah istilah untuk suatu komponen atau perakitan
yang mentransfer panas yang dihasilkan dalam bahan padat ke media
fluida, seperti udara atau cairan. Contoh heat sink adalah penukar panas
yang digunakan dalam sistem pengkondisian udara dan pendinginan dan
radiator (juga merupakan penukar panas) di dalam mobil. Heat sink juga
membantu untuk mendinginkan perangkat elektronik dan optoelektronik,
seperti laser yang lebih tinggi-daya dan memancarkan dioda cahaya
(LED)

xxiv
. Pendingin atau digunakan untuk mendinginkan atau mengalirkan
panas komponen-komponen atau alat-alat elektronika seperti: IC,
transistor, prosesor dll.
Untuk membuat sebuah heat sink kita harus mengetahui terlebih
dahulu fungsi dan kegunaannya, tempat kedudukan dan besar heat sink
yang dibutuhkan suatu komponen elektronika. Sehingga kita dapat
mendisain heat sink sesuai dengan kebutuhan kita.
Selain harus menentukan kedudukan baut kita juga harus
merancang jarak dari baut kebaut dan ukuran baut sehingga baut dapat
mengikat dengan sempurna, baik antara heat sink dengan bodi/box
maupun antara heat sink dengan komponen-komponen yang digunakan.

Dalam proses pembuatan heat sink, hanya dilakukan tiga


pekerjaan initi yaitu:
a. Memotong
Diwaktu memotong plat, sebaiknya dilakukan sendiri-sendiri.
Pada waktu pemotongan plat ini sering terjadi kecelakaan
kerja.untuk memotong plat yang pendek, yang tidak bias
dipegang dengan tangan maka gunakanlah plat lain sebagai
alat bantu untuk memgang plat tersebut. Dengan menggunakan
alat Bantu tersebut maka kemungkinan tangan atau jari terjepit
atau terpotong oleh alat potong dan alat jepit dapat dihindari.
b. Mengebor
Dalam mengebor benda kerja gunakanlah kaca mata yang
berguna untuk melindungi mata dari percikan besi bekas
pengeboran. Dan gunakan ragum untuk memegang benda
kerja, karena ada kemungkinan dua hal yang akan terjadi yaitu
panasnya benda kerja akibat gesekkan terlalu lama dengan
mata bor dan tangan tidak kuat untuk menahan panas tersebut.
Dan supaya benda kerja dapat dipegang dengan erat oleh
ragum.
c. Membengkokkan

xxv
Sama halnya dengan menggunakan mesimn pemotong, yaitu
seringnya terjadi kecelakaan dengan menggunakan alat ini, jadi
harus berhati hati dalam menggunakan alat ini. Pada saat
melipat benda kerja sebaiknya dilakukan oleh satu orang.

3.2.1 Tujuan
a. Mengetahui cara menggunakan penitik dan penggores dengan
baik dan benar.
b. Mengetahui cara menggunakan mesin potong dan lipat plat
dengan baik benar.
c. Mengetahui melaksanakan memindahkan gambar ke benda
sesungguhnya
d. Dengan ukuran yang sesuai dan benar.
e. Mengetahui menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
f. Melaksanakan disiplin dalam bekerja, baik terhadap peralatan,
waktu dan disiplin pada peraturan bengkel.

3.2.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan berupa:
a. Penggaris
b. Penggores
c. Mesin potong
d. Mesin lipat
e. Mesin bor
f. Obeng
g. Tang
h. Ragum
i. Kikir instrument
Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat heat sink
yaitu plat aluminium yang berukuran 200 x 421,6 mm, dengan ketebalan
1,8 mm.

xxvi
3.2.3 Langkah Kerja
a . persiapkan bahan dan alat yang diperlukan, letakkan pada posisi
yg benar
b. Lembaran besi plat yang diberikan diperiksa terlebih dahulu
sebelum
digunakan hal-hal diperiksa sbb:
- Ukuran plat harus sesuai dengan yang ditentukan oleh job
sheet.
- Kesikuan dari plat tertsebut.
Jika hal tersebut diatas terdapat kurang ukurannya diperoleh
ditukarkan
Kembali dan bila lebih maka saudara kikir dengan sesuai yang
dikehendaki
c. Bagilah plat tersebut menjadi bagian plat kecil
1 buah plat berukuran 80 x 130 mm
2 buah plat berukuran 80 x 27 mm
2 buah plat berukuran 80 x 80 mm
4 buah plat berukuran 80 x 80 mm
d.Ukuran plat 1 dengan ukuran 130 x 80 mm, apabila belebih
lakukan pengikiran
e. Garis plat dengan ukuran tertentu untuk mendapatkan ukuran
alas 120 mm dengan tinggi 15 mm, sehingga hasilnya sesuai yang
diinginkan (sesuai gambar)
f. Ukuran plat 2 dengan ukuran sesuai dengan gambar kemudian
lipat sesuai garis yang kita buat
g. Ukuran plat 3 sesuai dengan ukuran pada gambar kemudian
goreskan 4 buah sesuai dengan ukuran
h. Plat 3 ini dilipat sesuai dengan garis yang telah dibuat
i. Ukuran plat 4 sesuai dengan gambar kemudian lipatlah sesuai
garis
j. Setelah selesai lanjutkan dengan pengeboran yaitu
menggunakan mata bor 3 sebanyak 4 lobang.

xxvii
k. Setelah selesai rangkai seperti gambar
l. Ratakan sisi heat sink yang belum rata dengan heat sink
m. Heat sink telah siap.

82.5

12 12
A

12.5
12.5

B 2X 4X
C D 2X

A B C

xxviii

D
III.3 MELEPAS KOMPONEN
3.3.1 Tujuan

I II III Praktek melepas komponen bertujuan agar mahasiswa mempunyai


JUMLAH NAMA BAGIAN NO. BAG KETERANGAN
berbagai keterampilan. Selain itu jugaBAHAN
bertujuan untukUKURAN
melatih kesabaran
dan ketelitian dalam bekerja. Kemudian yang lebih penting lagi ialah
latihan dasar untuk membiasakan pekerjaan bengkel.
SKALA DGBR ANDRE PRADANA P
PERALATAN BENGKEL DPRS
3.3.2 Alat Dan Bahan
NO. BP
Alat-alat yang di butuhkan untuk melepas komponen : 1001042007
sebagai berikut:
POLITEKNIK UNAND KELAS : I A EC REGULER
Solder

xxix
Penyedot timah

3.3.3 Langkah kerja


Pertama-tama panaskan solder,setelah solder panas leleh kan
timah yang lengket pada komponen yang akan di lepas,lalu setelah
meleleh sedot timah tersebut dengan menggunakan penyedot timah
sampai tidak ada timah yang melengket pada kaki komponen tersebut.
Selanjutnya,setelah melekukan penyedotan timah lalu lepaskan
komponen yang berada pada papan PCB tersebut.

BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktek bengkel yang kurang lebih selama
empat bulan dengan mendapat dua buah job. Dalam praktek bengkel ini
banyak hal-hal baru yang penulis dapatkan.
Merupakan kewajiban juga bagi kami sebagai mahasiswa politeknik
yang akan menjadi tenaga kerja nantinya. Yang telah kami dapat dalam
mata kuliah bengkel mekanik ini adalah:

xxx
a. Teknik menggambar yang benar
b. Menghasilkan benda kerja yang presisi
c. Disiplin dalam bekerja, baik disiplin waktu maupun disiplin
dalam penggunaan alat
d. Keterampilan dalam bekerja, terbagi atas:
Menitik dan menggores
Dapat menggunakan dan meneliti pengunaan jangka sorong
Mampu mengikir dengan baik dan benar
Dapat menggunakan alat pelipat dan pemotong plat dengan
baik dan benar
Mampu menggunakan mesin bor dengan baik dan benar
Dapat menghasilkan benda kerja yang presisi
e. Dapat menggunakan peralatan teknik dengan baik
f. Dapat berkosentrasi pada suatu pekerjaan
g. Dapat mengetahui akan keselamatan kerja
h. Mengetahui teknik bekerja dalam bidang:
Mengikir
Mengebor
Memotong
Menggergaji
Menitik

Praktek bengkel ini sangat membantu kami, karaena banyak


memberikan pengalaman, khususnya dalam menggunakan alat-alat
bengkel. Selain itu kami juga terlatih dalam hal kesabaran dan
keakurasian yang pas (tepat).

IV.2 SARAN
Berdasarkan praktek bengkel yang telah dilaksanakan maka
disarankan dalam penggunaan serta cara kerja dari alat yang digunakan.
Antara lain:

xxxi
Pengukuran dan penandaan
Dalam pengukuran harus diperhatikan dengan seksama
sehingga hasil dari pengukuran menjadi presisi. Dan dalam
penandaan kita harus memperhatikan keadaan dari penggores
tersebut, jika tidak runcing maka hasilnya tidak akan teliti
Pengikiran
Pada saat pengikiran usahakan menekan kikir tidak terlalu
keras dan jangan teruru-buru karena akan merusak benda kerja
yang sedang dikerjakan (melibihi batas ukur). Maka dari itu kita
dituntut untuk sabar dalam bekerja.
Penggergajian
Sebelum menggunakan gergaji, periksalah pemasangan mata gergaji,
apakah telah terpasang dengan baik atau tidak. Jika belu pasanglah
kembali dan eratkan dengan menggunakan tang. Karena hal ini akan
mempengaruhi dari benda kerja.

xxxii

Anda mungkin juga menyukai