Makalah Lapangan Terbang
Makalah Lapangan Terbang
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Perencanaan / bagian Lapangan Terbang ini dengan baik, walaupun mungkin dalam
Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana sebagai
penunjang nilai dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang, dan sebagai bahan
pembelajaran demi kelangsungan proses belajar mengajar di kelas. Sehingga kritik dan saran
dari Dosen Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut membantu penulis,
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
D. METODE PENULISAN
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB. II PEMBAHASAN
B. PENAMAAN
C. TEKNIS
D. PEMELIHARAAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bandar udara (disingkat: Bandara) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah fasilitas
tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling
sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.
udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan
minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput
yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang.
Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani
penumpang.
Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam
sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar
udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang
landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang
melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter,
misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya
cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-
28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan
panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang
terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang
atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ,
bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge.
Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang
bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
taksi.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam maklah ini adalah tentang salah satu
komponen Lapangan Terbang yaitu Landas Pacu / Runway (R/W), sebagai berikut:
1. PENGERTIAN
2. PENAMAAN
3. TEKNIS
4. PEMELIHARAAN
Adapun yang menjadi tujuan dari pada penulisan maklah ini adalah :
1. Sebagai salah satu penilaian dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang.
2. Menguatkan pemahaman tentang salah satu komponen lapangan terbang yaitu Landas
Pacu / Runway
3. Untuk mengkaji secara meendalam mengenai landas pacu.
D. METODE PENULISAN
maklah ini penulis telah mengunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu
1. Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum
kemudian dari hal-hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan yang khusus.
2. Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus
kemudian dari hal-hal yang bersifat khusus ini ditarik kesimpulan yang umum.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini dibagi dalam tiga bab yang saling keterkaitan erat satu sama lain karena
bab yang lebih dahulu merupakan dasar untuk pembahsan dalam bab selanjutnya. Yang
yaitu:
A. Latar belakang penulisan;
B. Permasalahan;
C. Tujuan dan manfaat penulisan;
D. Metode penulisan;
E. Sistematika penulisan;
Bab II Pembahasan
Terdiri atas:
A. Kesimpulan
B. Saran.
Pada akhir penulisan makalah ini, penulis menyertakan daftar pustaka yang menjadi
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas
landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut
runway.
B. PENAMAAN
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat,
contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas
pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu
09/27.
Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi
dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right (kiri, tengah, kanan)
C. TEKNIS
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi
angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan
"zebra cross" pada ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke
tengah landasan yang menunjukkan saat saat pesawat harus touch down (roda roda
menyentuh landasan saat mendarat) serta take off (melandas). Pada landasan-landasan
tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan untuk touch down atau take off digunakan
lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off
dengan kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme
afterburner sehingga menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat.
Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah
aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil
olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan
panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian bawah lapisan
aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan
jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya
tetap kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang
mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat
membahayakan.
Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-
tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan
Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan
bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal
sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput,
dan untuk mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston
(lapisan plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di
daerah pedalaman Irian Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada
masa Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan
udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang
digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan bandara
internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota
Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.
(arrester cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan
D. PEMELIHARAAN
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan
benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia
penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di
landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke
dalam mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas
landas atau mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara
Charles de Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan
jatuh yang menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat. Selebihnya
karena cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial
bahkan perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan,
komunikasi bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir
burung dan sensor cuaca serta sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan
Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan
peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak
karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat
Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari
Konfigurasi landas pacu ini merupakan jenis paling sederhana, sebagian besar
lapangan terbang di Indonesia adalah landasan tunggal. Kapasitas landasan pacu tunggal
dalam kondisi Visual Flight Rule (VFR) antara 45-100 gerakan tiap jam, sedangkan dalam
kondisi IFR (Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50 gerakan
tergantung kepada komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu Navigasi.
jumlah landas pacu semakin besar kapasitas bandar udara yang bersangkutan. Kapasitas
landasn sejajar terutama tergantung kepada jumlah landasan dan pemisahan/penjarakan antara
1. Berdekatan (close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk lapangan terbang
Konfigurasi landas pacu ini merupakan dua landas pacu parallel yang saling
berdekatan dengan landas hubung keluar masing-masing. satu landas pacu untuk kedatangan
yaitu yang terjauh dari bangunan terminal dan yang terdekat dengan bangunan terminal untuk
pemberangkatan.
satu dari yang lainnya. Hal ini didasarkan atas kebutuhan untuk mengatasi arah angin yang
bertiup lebih dari satu arah dan berdampak pada angin samping (cross winds) yang kuat jika
menghandalkan satu.
Konfigurasi landas pacu memberi manfaat hampir sama dengan jenis intersecting
runways (jika angin bertiup kuat dari satu arah) hanya saja jika tiupan angin tidak terlalu
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas
landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut
runway.
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat,
contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas
pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu
09/27.
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan
benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia
Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari
B. SARAN
Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Heru. 1986. Meranacang, Merencana Lapanagn Terbang.Bandung: PT. Alumni
www.google.com
www.wikipedia.com