Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rotary dryer adalah salah satu jenis mesin pengering yang secara
khusus digunakan untuk mengeringkan aneka bahan padatan biasanya
berbentuk tepung atau granul/butiran. Bahan padatan dimasukkan dari
ujung inlet melalui screw conveyor dan dikeringkan sepanjang tabung/drum
yang berputar. Adanya kemiringan tabung dan sirip-sirip di dalam
tabung/drum menyebabkan bahan akan keluar menuju ujung screw
conveyor outlet. Rotary dryer paling cocok untuk mengeringkan
material yang tidak mudah pecah dan tahan terhadap panas serta
membutuhkan waktu untuk pengeringan yang cepat
Rotary dryer memiliki keunggulan diantaranya dapat mengeringkan
baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan, proses pencampuran
yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses pengeringan bahan yang
seragam/merata, dan menghasilkan efisiensi panas tinggi. Rotary dryer
sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses pengeringannya
jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar
minyak dan gas, maka teknologi Rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner
batubara, gas sintesis dan sebagainya. Jagung merupakan tanaman yang
banyak terdapat di Indonesia.
Produksi jagung nasional mencapai 16 juta ton per tahun dimana
kebanyakan masyarakat telah menjadikannya sebagai bahan pangan dan
olahan oleh karena itu untuk menjaga stabilitasnya selama pengiriman maka
dilakukanlah proses pengeringan dengan pemanasan konveski agar memiliki
umur simpan yang lebih lama yaitu dengan Rotary dryer.

Pada alat Rotary Dryer termodifikasi, selain bermanfaat untuk

bahan-bahan yang konduktivitas panasnya rendah, juga untuk

1
mencampur bahan dengan merata selama siklus pengeringan. Rotary

dryer termodifikasi yang pada ruang pembakarannya dilapisi batu

tahan api sebagai penyimpan panas dan pembuatan blower yang

terintegrasi dengan valve yang dapat diatur sehingga akan efektif

dalam menghisap udara pemanas secara counter current dan selain itu

dilengkapi dengan animometer untuk mengukur laju alir udara.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah pada penulisan laporan ini antara lain
1. Bagaimana prinsip kerja Rotary dryer?
2. Bagaimana cara pengoperasian Rotary dryer?
1.3 Batasan masalah
Pada penulisan laporan praktek ini membahas tentang prinsip kerja dan
pengoprasian rotary dryer.
1.4 Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dalam penulisan laporan kerja praktek ini yaitu
antara lain:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja Rotary dryer.
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan Rotary dryer.

1.5 Sistematika laporan


Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari beberapa bab
yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan Rotary dryer.

BAB III METODE PENELITIAN


Pada bab ini membahas mengenai waktu dan tempat penelitian dan analisa
data.

BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang Rotary Dryer.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Rotary dryer


Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran
udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini
lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900oF (Earle, 1969).

Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas
maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan
bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan
untuk berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner
batubara, gas sintesis dan sebagainya (Anonim, 2009).

Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang


berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan
berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan
berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal
dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan
dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).

Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar
di atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu
horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung,
cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya
bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3
sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan
karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari
salah satu ujungnya.Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung

4
gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel
luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung
longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.

Gambar 2.1. Rotary Dryer

2.1.1 Keuntungan dan kekurangan pengguna Rotary dryer


Keuntungan dan kekurangan rotary dryer yaitu:
a.Keuntungan dari rotary dryer yaitu:
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu
padatan

2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi

3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses


pengeringan bahan yang seragam/merata

4. Efisiensi panas tinggi

5. Operasi sinambung

6. Instalasi yang mudah

7. Menggunakan daya listrik yang sediki

5
b. Kekurangan dari pengguna Rotary dryer yaiu:

1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu


padatan.

2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi

3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses


pengeringan bahan yang seragam/merata.

4. Efisiensi panas tinggi

5. Operasi sinambung

2.2 Bagian-bagian Rotary Dryer


a.Burner
Burner merupakan suatu bagian dari Rotary Dryer yang dapat
menghasilkan udara panas ( H.A.G = Hot Air Generator ).

Gambar 2.2. barner

b.Exhaust fan

6
Exhaust fan merupakan salah satu jenis kipas angin yg difungsikan
untuk sirkulasi udara. Udara yang masih tercampur dengan ore akan terus
dihisap/disedot oleh Exhaust Fan. Udara ini akan terus dihisap kedalam
filter, didalam filter ini akan mengalami proses penyaringan yakni : Udara
yang panas akan terpisah dengan ore kering. Ore yag telah kering akan
terjatuh kemudian akan dialirkan ke ore mixing, sedangkan udara yang
sudah disaring (bersih dari debu) akan dibuang melalui cerobong.

Gambar 2.3 exhaust fan

c. Belt Conveyor

Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang


digunakan untuk mengangkut unti atau curah dengan kapasitas besar. Alat
tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat.
Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai
jenis bahan. Misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang
tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akandiangkut. Untuk
mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari
logam yang tahan terhadap panas.

Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa unti atau curah
dengan kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka
media yang digunakan berupa ban.

7
Gambar 2.4. Belt Conveor

2.3 Prinsip dasar dan mekanisme Rotary dryer


Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas
harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur
bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di
mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan
air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya
dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses
pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan
yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan
makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara
pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin
banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka
makin cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer.
Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada
kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar
bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi

8
terhambat. Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri
dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat
kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan
blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah
tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-
sifat bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air
yang dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam
bahan pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan
peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-
lapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap.

2.4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rotary dryer


A Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di
bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian
menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan
yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu.
Hal ini terjadi karena:

9
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium
pemanasan sehingga air mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak
dimana panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan
kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan
yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan
tersebut.
B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitar nya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan
bahan pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin
cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang
dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk
menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi
suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan
dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya
masih basah.
C. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air
dari permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh
di permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang
tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air
tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah
terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air.
Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik,
proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan
semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.

10
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin
kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap
air dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan.
Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar
pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
E. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin
kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat
mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai
keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu
tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir
atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan waktu
Adapun waktu dan tempat penelitian kerja praktek yang berjudul
Pemasangan Kabel Instalasi Listrik yang bertempat di PT ANTAM
(prosero) tbk. UBP Nikel Sulawesi Tenggara, dan kami ditempatkan di
Electrikal maintenance instrument planning sebagai lokasi kerja lapangan
yang dimulai sejak tanggal 14 april 2016 s/d 15 mei 2016.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Buku
2. Pulpen
3. Laptop
4. HP Kamera

1.3. Pengumpulan Data


Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam mencari dan
memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun laporan ini adalah:
1. Metode Penulisan Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang
merupakan gambaran kenyataan yang terjadi pada wilayah tempat
praktek dengan cara:
a. Observasi
Yaitu dengan metode penulis menyelami dan terlibat langsunng dengan
kegiatan dilingkungan kerja tersebut.Metode ini dilakukan dengan
alasan dapat memahami langsung permasalahn yang nampak
dilapangan sehingga memudahkan dalam penulisan laporan.
b. Wawancara
Yaitu dengan metode bertanya.Wawancara dilakukan terhadap
pimpinan dan karyawan yang ada dilingkungan kerja dimana penulis
melakukan Kerja Praktek (KP). Metode ini dilakukan dengan alasan

12
karena tidak semua apa yang dilakukan dalam Kerja Praktek (KP) dapat
dikuasai oleh penulis. Maka sebagai tambahan informasi didalam
melakukan Kerja Praktek (KP) tersebut penulis perlu bertanya dan
mendapatkan penjelasan dari pihak-pihak yang mengetahui
permasalahan tersebut. Penulis dapat mengajukan pertanyaan secara
terperinci serta meminta penjelasan mengenai apa saja yang
berhubungan dengan bahan untuk menyusun laporan ini.
c. Studi Kepustakaan
Yaitu metode yang digunakan dengan cara mencari dan membaca
literatur yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Metode ini
dilakukan dengan alasan untuk memperjelas metode pertama dan
kedua.
d. Metode Penulisan Pengamatan Pustaka
Pengamatan pustaka dimaksutkan sebagai landasan dari laporan kerja
praktek dengan jalan membaca buku-buku, brosur, tulisan ilmiah dan
referensi yang berkaitan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Prisip kerja Rotary dryer

13
Ore masuk kedalam Rotary Dryer akan mengalami proses
pengeringan, akibatnya adanya udara panas dari burner yang disedot
dihisap oleh exhaust fan. Ore yang telah kering selanjutnya dialirkan ke ori
mixing melalui belt conveyor.
Kecepatn perputaran Rotary Dryer diatur oleh SIC (Speed Indicator
Controller) dengan kecepatan rat-rata 0,5 2,5 rpm.
Tempreratur udara pada Rotary Dryer outlet akan dideteksi oleh sebuah alat
sensor yang disebut T/C (Thermocouple).
Hasil yang telah dideteksi oleh thermocouple ini akan diinformasikan
kesebuah indicator yaitu TICA (Temperature Indicating Controller Alarm).
SV (Set Variable) yang berfungsi sebagai input untuk controller sedangkan
output controller lain yaitu WICQ (Weight Indicator Controller Quantity)
yang akan mengatur bahan bakar yakni disesuaikan dengan temperature
yang telah diset. Yang selanjutnya diindikasi oleh alat detector untuk
diinformasikan kepada indicator.

4.2 Kinerja Karakteristik Rotary Dryer


Kinerja karakteristik Rotary daryer yaitu:
1. Mekanisasi tinggi, kemampuan produksi yang kuat dan terus
beroperasi.
2. Sangat baik dan sederhana struktur, proses operasi yang stabil di
bawah resistance drum, pengoperasian lebih mudah.
3. Sedikit kerusakan, biaya perawatan yang rendah dan konsumsi daya.
4. berbagai aplikasi yang luas dan efek pengeringan yang baik.

14
Gamabar 4.2 Karakteristik Rotary Dryer

4.3 Sistem Pengoprasian Rotary Dryer

Material ore yang kecil akan dibawa oleh belt conveyor. Belt conveyor
disini berfungsi sebagai alat transport dari peralatan yang satu ke perlatan
yang lain. Selanjutnya dari belt conveyor tersebut material ore dimasukkan
kedalam Rotary Dryer yang melalui proses pengeringan dari kadar air
yang tinggi dan biasanya mencapai 20 % - 22 % (dalam bentuk ore
kering).

Rotary Dryer ini mempunyai diameter 5,2 m dengan panjang 48 m


dan kecepatan putar antara 1000 rpm yang dapat dikontrol/dikendalikan
dari ruang control. Alat ini memanaskan ore dengan suhu 400 0 C 8000 C.

15
udara panas ini diperoleh dari pembangkit udara panas (H.A.G) yang
terhembus masuk kedalam Rotary Dryer. Dalam hal ini Rotary Dryer
menggunakan bahan bakar batubara dan minyak yang dapat dipergunakan
secara bergantian atau dapat digunakan secara bersama-sama.
Ore yang telah dikeringkan pada Rotary Dryer lalu diangkut dengan
belt conveyor yang kemudian masuk kedalam saringan yaitu Ripple Flow
Screen. Pada alat ini ore kembali dipisahkan kemudian ore yang berukuran
lebih kecil dari 5 cm akan dilewatkan sedangkan ore yang berukuran besar
dari 5 cm ke impeller Breaker.

Material yang besar akan di by pass (tidak melewati proses Rotary


Dryer) dan selanjutnya dimasukan kedalam Impeller Breaker untuk
dipecah menjadi material yang kecil. Pada alat tersebut terdapat motor
yang berguna menggerakkan baling-baling yang dapat memecahkan ore.

Setelah melalui proses tersebut material dimasukkan kedalam bin-bin


(Hopper) yang telah tersedia dengan bantuan belt conveyor shuttle. Pada
bin-bin tersebut terdapat timbangan yang berfungsi untuk mengukur
kapasitas volume ( 120 ton) didalam bin. Bin 1 dan bin 2 akan
menampung bin ore. Sedangkan udara panas yang sisa akan dibuang
melalui cerobong.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Rotary Dryer adalah suatu alat yan berfungsi sebagai pengering bahan
material dalam bentuk ore.B. Peralatan yang langsung berhubungan
dengan Rotary Dryer adalah : Ore Receiving, Ore Drying, Ore Sizing
dan Ore Mixing.

2. Dalam pengoperasian Rotary Dryer system menggunakan bahan bakar


oli dan batu bara.

3. Bagian Bagian utama dari Rotary Dryer system yakni : S.O.M (Shake
Out Machine) berfungsi sebagai tempat pengayakan, burner berfungsi
sebagai penghasil udara panas, Rotary Dryer berfungsi sebagai tempat
pengeringan dan Exhaust Fan berfungsi sebagai penghisap udara panas
yang berasla dari burner.

5.2 SARAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan rotary


dryer.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara proses kerja rotary dryer.
3. Dapat menjadi referensi bagi pembaca dalam mehami cara
pengoprasian Rotary dryer dan sistem kerjanya.

17

Anda mungkin juga menyukai