PENDAHULUAN
1
mencampur bahan dengan merata selama siklus pengeringan. Rotary
dalam menghisap udara pemanas secara counter current dan selain itu
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan Rotary dryer.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang Rotary Dryer.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas
maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan
bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan
untuk berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner
batubara, gas sintesis dan sebagainya (Anonim, 2009).
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar
di atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu
horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung,
cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya
bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3
sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan
karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari
salah satu ujungnya.Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung
4
gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel
luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung
longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.
5. Operasi sinambung
5
b. Kekurangan dari pengguna Rotary dryer yaiu:
5. Operasi sinambung
b.Exhaust fan
6
Exhaust fan merupakan salah satu jenis kipas angin yg difungsikan
untuk sirkulasi udara. Udara yang masih tercampur dengan ore akan terus
dihisap/disedot oleh Exhaust Fan. Udara ini akan terus dihisap kedalam
filter, didalam filter ini akan mengalami proses penyaringan yakni : Udara
yang panas akan terpisah dengan ore kering. Ore yag telah kering akan
terjatuh kemudian akan dialirkan ke ore mixing, sedangkan udara yang
sudah disaring (bersih dari debu) akan dibuang melalui cerobong.
c. Belt Conveyor
Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa unti atau curah
dengan kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka
media yang digunakan berupa ban.
7
Gambar 2.4. Belt Conveor
8
terhambat. Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri
dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat
kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan
blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah
tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-
sifat bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air
yang dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam
bahan pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan
peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-
lapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap.
9
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium
pemanasan sehingga air mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak
dimana panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan
kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan
yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan
tersebut.
B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitar nya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan
bahan pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin
cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang
dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk
menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi
suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan
dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya
masih basah.
C. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air
dari permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh
di permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang
tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air
tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah
terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air.
Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik,
proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan
semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
10
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin
kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap
air dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan.
Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar
pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
E. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin
kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat
mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai
keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu
tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir
atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan waktu
Adapun waktu dan tempat penelitian kerja praktek yang berjudul
Pemasangan Kabel Instalasi Listrik yang bertempat di PT ANTAM
(prosero) tbk. UBP Nikel Sulawesi Tenggara, dan kami ditempatkan di
Electrikal maintenance instrument planning sebagai lokasi kerja lapangan
yang dimulai sejak tanggal 14 april 2016 s/d 15 mei 2016.
12
karena tidak semua apa yang dilakukan dalam Kerja Praktek (KP) dapat
dikuasai oleh penulis. Maka sebagai tambahan informasi didalam
melakukan Kerja Praktek (KP) tersebut penulis perlu bertanya dan
mendapatkan penjelasan dari pihak-pihak yang mengetahui
permasalahan tersebut. Penulis dapat mengajukan pertanyaan secara
terperinci serta meminta penjelasan mengenai apa saja yang
berhubungan dengan bahan untuk menyusun laporan ini.
c. Studi Kepustakaan
Yaitu metode yang digunakan dengan cara mencari dan membaca
literatur yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Metode ini
dilakukan dengan alasan untuk memperjelas metode pertama dan
kedua.
d. Metode Penulisan Pengamatan Pustaka
Pengamatan pustaka dimaksutkan sebagai landasan dari laporan kerja
praktek dengan jalan membaca buku-buku, brosur, tulisan ilmiah dan
referensi yang berkaitan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini
BAB IV
PEMBAHASAN
13
Ore masuk kedalam Rotary Dryer akan mengalami proses
pengeringan, akibatnya adanya udara panas dari burner yang disedot
dihisap oleh exhaust fan. Ore yang telah kering selanjutnya dialirkan ke ori
mixing melalui belt conveyor.
Kecepatn perputaran Rotary Dryer diatur oleh SIC (Speed Indicator
Controller) dengan kecepatan rat-rata 0,5 2,5 rpm.
Tempreratur udara pada Rotary Dryer outlet akan dideteksi oleh sebuah alat
sensor yang disebut T/C (Thermocouple).
Hasil yang telah dideteksi oleh thermocouple ini akan diinformasikan
kesebuah indicator yaitu TICA (Temperature Indicating Controller Alarm).
SV (Set Variable) yang berfungsi sebagai input untuk controller sedangkan
output controller lain yaitu WICQ (Weight Indicator Controller Quantity)
yang akan mengatur bahan bakar yakni disesuaikan dengan temperature
yang telah diset. Yang selanjutnya diindikasi oleh alat detector untuk
diinformasikan kepada indicator.
14
Gamabar 4.2 Karakteristik Rotary Dryer
Material ore yang kecil akan dibawa oleh belt conveyor. Belt conveyor
disini berfungsi sebagai alat transport dari peralatan yang satu ke perlatan
yang lain. Selanjutnya dari belt conveyor tersebut material ore dimasukkan
kedalam Rotary Dryer yang melalui proses pengeringan dari kadar air
yang tinggi dan biasanya mencapai 20 % - 22 % (dalam bentuk ore
kering).
15
udara panas ini diperoleh dari pembangkit udara panas (H.A.G) yang
terhembus masuk kedalam Rotary Dryer. Dalam hal ini Rotary Dryer
menggunakan bahan bakar batubara dan minyak yang dapat dipergunakan
secara bergantian atau dapat digunakan secara bersama-sama.
Ore yang telah dikeringkan pada Rotary Dryer lalu diangkut dengan
belt conveyor yang kemudian masuk kedalam saringan yaitu Ripple Flow
Screen. Pada alat ini ore kembali dipisahkan kemudian ore yang berukuran
lebih kecil dari 5 cm akan dilewatkan sedangkan ore yang berukuran besar
dari 5 cm ke impeller Breaker.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Rotary Dryer adalah suatu alat yan berfungsi sebagai pengering bahan
material dalam bentuk ore.B. Peralatan yang langsung berhubungan
dengan Rotary Dryer adalah : Ore Receiving, Ore Drying, Ore Sizing
dan Ore Mixing.
3. Bagian Bagian utama dari Rotary Dryer system yakni : S.O.M (Shake
Out Machine) berfungsi sebagai tempat pengayakan, burner berfungsi
sebagai penghasil udara panas, Rotary Dryer berfungsi sebagai tempat
pengeringan dan Exhaust Fan berfungsi sebagai penghisap udara panas
yang berasla dari burner.
5.2 SARAN
17