E-mail: Sobron_lbs@yahoo.com
Abstrak
Proses pemotongan logam tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan mata pahat potong. Sifat-sifat mata
pahat potong memberi spesifikasi tersendiri terhadap parameter pemotongan. Adapun pertimbangan utama
yang dilakukan dalam pemilihan mata pahat potong bergantung pada jenis benda kerja yang digunakan dan
proses pemotongan yang dilaksanakan. Berkembangnya material teknik terutama dalam menghasilkan sifat-
sifat yang memiliki ketahanan tinggi terhadap kekerasan dan juga temperatur hal tersebut memicu
perkembangan jenis bahan mata pahat potong yang mampu melakukan pemotongan logam tersebut dengan
hasil pemotongan permukaan benda kerja yang relative baik. Salah satu jenis mata pahat yang memiliki
kekerasan dan ketahanan terhadap temperatur tinggi adalah keramik. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan
untuk mengetahui kemampuan potong mata pahat keramik melakukan pemotongan baja paduan yang keras
seperti AISI 4340. Percobaan dilakukan dengan menggunakan mesin bubut CNC. Dua jenis mata pahat
digunakan dalam penelitian ini yaitu mata pahat karbida dan keramik. Mata pahat potong melakukan
pemotongan logam Baja AISI 4340. Hasil pemotongan pada benda kerja dilakukan pengukuran kekasaran
permukaan dengan menggunakan alat ukur surface test. Dari hasil percobaan diketahui bahwa peningkatan
kecepatan pemotongan memberi pengaruh terhadap kehalusan permukaan benda kerja logam. Proses
pemotongan logam menggunakan mata pahat keramik menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang lebih
kecil dibandingkan mata pahat karbid.
Kata kunci : Mata pahat keramik, mata pahat karbida, surface test, pemesinan kering
Abstract
Metal cutting process can not be separated with the use of cutting tools. The properties of cutting tools provide
a separate specification of the cutting parameters. The main consideration in the selection of cutting tools made
depending on the type used and the workpiece cutting process carried out. The development of materials
engineering, especially in producing properties that have a high hardness and high temperatures, thus cutting
tools are also experiencing growth that is capable of cutting metal with the result of cutting the workpiece
surface is relatively good. among several cutting tools available, cutting tools which have the hardness and
resistance to high temperatures is ceramic. This study aimed to determine the ability conducted piece ceramic
cutting tools to cut steel alloy hard as AISI 4340. The experiments were performed using a CNC lathe. Two
types of cutting tools used in this study are ceramic carbide cutting tools and cutting tools. The results of cutting
the workpiece surface roughness measurements using the surface test gauge. From the experimental results it is
known that an increase in cutting speed gives effect to the metal workpiece surface finish. Metal cutting process
using ceramic cutting tools produce surface roughness values smaller than the carbide cutting tools.
Keywords: Ceramic cutting tools, carbide cutting tools, surface test, dry machining
Pendahuluan
1
yang diinginkan dilakukan dengan menggunakan proses pemesinan. Pada proses pemesinan
(pemotongan logam) hal yang utama perlu untuk diperhatikan adalah mata pahat, yakni
kemampuan mata pahat melakukan pemotongan logam dan kaitannya dengan kualitas
permukaan yang dihasilkan sehingga akhirnya mata pahat mengalami kerusakan. Pada
mulanya untuk memotong baja digunakan bahan mata pahat jenis kecepatan tinggi (high
speed steel, HSS) tetapi kecepatan potong yang dihasilkan pada waktu itu hanya bisa
mencapai sekitar 10 m/min [1]. Sehingga menyebabkan waktu pemotongan menjadi lebih
panjang. Kemudian dengan berkembangnya teknologi pemotongan logam, maka didapati
mata pahat yang memiliki kekuatan/kekerasan yang lebih baik. Sehingga ketahanan/umur
pahat menjadi lebih panjang.
Proses pemesinan kecepatan tinggi dan pemesinan untuk benda kerja yang keras
hingga kini dilakukan dengan menggunakan cairan pendingin (coolant) atau dikenal dengan
metode pemesinan basah (wet machining). Metode yang dilakukan adalah dengan
mengalirkan cairan pendingin pada bidang kontak mata pahat dan benda kerja dengan tujuan
untuk menurunkan suhu pemotongan dan melumasi bagian-bagian pemesinan sehingga
diharapkan dapat menghasilkan suatu permukaan yang utuh (surface integrity) yang baik.
Adapun manfaat lain yang diperoleh yaitu peningkatan umur pahat karena laju keausan yang
terjadi dapat dikurangi. Selanjutnya permukaan benda kerja memperoleh manfaat dari
keberadaan cairan pemotongan sebagai media pelumas untuk menghaluskan permukaan
benda kerja. Namun, sisa cairan pendingin tersebut merupakan salah satu masalah utama
yang menjadi perhatian terhadap pencemaran lingkungan.
Apabila konsep pemesinan kecepatan tinggi, keras dan kering dapat dipadukan maka
tujuan industry manufaktur untuk menghasilan produktifitas yang tinggi yang memiliki
wawasan lingkungan dapat diperoleh. Namun demikian pemesinan kecepatan tinggi, keras
dan kering berpotensi terhadap peningkatan keausan pahat yang menyebabkan umur pahat
menjadi pendek. Untuk melakukan pemotongan logam keras dan pemesinan kering maka
diperlukan suatu jenis mata pahat yang keras dan tangguh. Secara berurutan perkembangan
material pahat antara lain: Baja karbon, HSS, Karbida, Keramik, CBN dan Intan.
Berdasarkan hal tersebut bila ditinjau dari beberapa jenis mata pahat yang telah ada, maka
mata pahat keramik memiliki potensi yang besar untuk digunakan dalam memotong baja
karbon tinggi. Hal ini disebabkan mata pahat keramik memiliki ketahanan terhadap
temperatur dan kekerasan yang tinggi, kuat dan tidak mudah bereaksi secara kimia dengan
unsur-unsur lainnya.
Disamping itu penggunaan cairan pendingin menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan, maka proses pembubutan tersebut dilakukan tanpa menggunakan cairan
pendingin. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
kemampuan pahat keramik dalam melakukan pemotongan baja karbon AISI 4340.
Pada proses pemesinan kwalitas permukaan benda kerja di tentukan berdasarkan
kekasaran permukaan benda kerja yang dihasilkan setelah proses pembubutan di lakukan.
Nilai kekasaran permukaan yang rendah menunjukan bahwa permukaan benda kerja tersebut
adalah baik/halus.
2
dengan:
M = r BHN .0323 , yaitu nilai yang ditentukan oleh faktor sudut mata pahat dan
0.714
3
Gambar 1 Benda Kerja Baja AISI 4340
Unsur C Si Mn P S Cr Ni Mo Al Cu
Kimia
Persentase 0,343 0,240 0,612 0,013 0,025 1,52 1,42 0,15 0,02 0,18
(%)
Mata Pahat
Dalam penelitian ini dua jenis bahan mata pahat digunakan yaitu mata pahat
karbida dan keramik. Mata pahat karbida umumnya digunakan untuk melakukan
pemotongan logam-logam keras yang tidak mampu dipotong oleh pahat HSS,
sedangkan pahat keramik memiliki sifat yang tahan terhadap suhu tinggi dan memiliki
kekerasan yang tinggi sehingga mampu melakukan pemotongan logam keras tanpa
menggunakan cairan pendingin. Type mata pahat karbida yang digunakan
berdasarkan standart ISO yaitu TNMG 160408 dan TNGA 160408 untuk jenis mata
pahat keramik.
4
(a) Pahat Karbida TNMG 160408 (b) Pahat Keramik TNGA 160408
5
Gambar 3 Mesin bubut CNC
Surface test
Pengukuran kekasaran permukaan benda kerja dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kekasaran permukaan surface test Mitutoyo sebagaimana
ditunjukkan pada gambar.
6
1. Proses pemesinan logam (pembubutan).
Tahapan yang dilakukan dalam proses ini antara lain :
1) Persiapan, meliputi persiapan benda kerja, mata pahat, tool holder setting mesin
perkakas.
2) Selanjutnya menentukan parameter pemotongan, parameter pemotongan ditentukan
berdasarkan jenis mata pahat, benda kerja dan peralatan mesin yang digunakan.
Parameter pemotongan tersebut antara lain :
- Kecepatan pemotongan : 70 m/min
- Kedalaman potong : 0.5 mm
- Hantaran pemotongan : 0.15 mm/r.
3) Benda kerja baja AISI 4340 round bar yang telah dipotong di letakkan pada
pencekam mesin bubut CNC. Mata pahat keramik sisipan (insert) yang digunakan
dilekatkan pada pemegang mata pahat (tool holder). Kemudian tool holder
dipasangkan pada sadle mesin bubut.
4) Kemudian dilakukan proses pemotongan benda kerja logam. Pemesinan ini
dijalankan tanpa menggunakan cairan pendingin (coolant).
5) Mesin bubut dihentikan untuk melakukan pengukuran kekasaran permukaan benda
kerja menggunakan alat ukur kekasaran permukaan (surface test)
6) Pencatatan hasil pengukuran kekasaran permukaan benda kerja
7)Hentikan pemesinan jika mata pahat telah mengalami ke ausan.
8)Tabulasi dan analisa data hasil eksperiment
7
Secara umum metode penelitian yang dilakukan disampaikan dalam gambar 5.
Mulai
Perencanaan Penelitian
Studi Pustaka
Desain Eksperimen
Persiapan Percobaan
Proses Eksperiment
Pengumpulan Data
Analisa Data
Selesai
8
Gambar 6 Grafik Nilai Kekasaran Permukaan Logam Menggunakan Pahat Bubut
Keramik.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pada kecepatan pemotongan 70,01-70.02
m/min nilai kekasaran cenderung menurun, namun ketika pada kecepatan pemotongan
70.03-70.05 m/min nilai kekasaran permukaan mengalami kenaikan, trend grafik yang
dihasilkan menunjukkan kepada peningkatan putaran kecepatan pemotongan terjadi
penurunan kekasaran permukaan benda kerja, pada saat kenaikan kekasaran hal ini
terjadi disebabkan kondisi sudut mata pahat yang mulai mengalami keausan sehingga
harus dilakukan penggantian mata pahat, dan ketika mata pahat dilakukan
penggantian dengan yang baru, maka nilai kekasaran permukaan mengalami
penurunan.
9
Dari hasil nilai kekasaran permukaan sebagaimana yang disampaikan pada gambar
diatas diketahui bahwa nilai kekasaran permukaan yang terendah sebesar 2.18 m
pada kecepatan pemotongan73,66 m/min, sedangkan nilai kekasaran permukaan yang
tertinggi diperoleh pada kecepatan pemotongan 72,66 dengan nilai kekasaran
permukaan sebesar 3,41 m. Nilai kekasaran permukaan logam menggunakan pahat
bubut pada kecepatan pemakanan 80 mm/min disampaikan pada Gambar 8.
10
oleh karena ketika mata pahat melakukan penyayatan pada permukaan benda kerja
akan menimbulkan kontur permukaan yang tidak rata, namun ketika putaran
kecepatan pemotongan ditingkatkan, maka goresan mata pahat akan meratakan kontur
tersebut dan dengan menghilangkan serpihan yang terjadi sehingga serpihan tersebut
tidak sempat menggores permukaan benda kerja yang dihasilkan,disamping itu
tentunya juga dipengaruhi oleh ketajaman dan kekuatan mata pahat.Dari gambar
diatas dapat diketahui bahwasanya peningkatan kecepatan pemotongan pada mata
pahat keramik menghasilkan nilai kekasaran permukaan benda kerja yang lebih halus
dibandingkan menggunakan mata pahat karbida.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
11
[10] Nagpal, G.R. Machine Tool Engineering. Khana Publisher 2-3, Nath Market. Nai
Sarak Delhi 1106.1995.
[11] Rao, P.N. Manufacturing Technology Metal Cutting & Machine Tools. Tata
McGraw Hill. Publishing Company Limited 7 West Patel Nagar, New Delhi
110008.2005.
[12] Rochim, Taufiq. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. HEDS-JICA Bandung
Indonesia.1993.
[13] Stephen, D.A., Agapiou, J.S. Metal Cutting Theory and Practice. Marcel
Dekker.Inc.270 Madison Avenue New York 10016.1997.
[14] Scheffer, G., Kratz, H. Heyus, P.S., Klocke, F. Development of A Tool Wear
Monitoring System for Hard Turning. International Journal of Machine Tools &
Manufacturing 43. PP.973 985.2003.
[15] Vleugels, J and Van Der Biest.O. Chemical Wear Mechanisms of Innovative Ceramic
Cutting Tools in The Machining of Steel. Wear 225-229. Elesevier Science.P.O.BOX
945 New York, NY 10159-0945 USA.1999.
12