Salah satu indikator kesehatan yang dipakai untuk menilai
status kesehatan masyarakat suatu negera adalah Angka Kematian Ibu (AKI) yang diukur dengan jumlah kematian ibu yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan dalam kurun 42 hari paska persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada periode tertentu yang bukan disebabkan karena kecelakaan atau cedera. Negara maju memiliki estimasi AKI yang jauh lebih bagus disbanding dengan Negara berkembang. Data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat sekitar 287 ribu ibu hamil yang meninggal setiap tahunnya dan lebih dari 95% dari angka tersebut terdapat di beberapa negera berkembang seperti Indonesia, Filipina dan Vietnam. Indonesia secara berturut mengalami penurunan AKI yang sangat signifikan sejak 1991 hingga tahun 2007 yaitu dari angka 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun masih jauh dengan targetan Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Peningkatan yang sangat signifikan ternyata kembali lagi terjadi pada tahun 2012. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu Indonesia masih berada pada 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini dinilai masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan beberapa Negara yang ada dalam kawasan ASEAN. Angka Kematian Ibu di Provinsi Aceh pada tahun 2014 sebanyak 149,2 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian yang terjadi pada saat nifas memiliki persentase paling besar yaitu sebesar 48% diikuti oleh kematian ibu bersalin sebesar 33% dan ibu dalam keadaan hamil sebesar 19% (Profil Kesehatan Prov Aceh, 2014). Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan AKI seperti peluncuran program Gerakan Sayang Ibu yang merupakan salah satu kegiatan dalam rangka Safe Motherhood Initiative pada tahun 1996 dengan menempatkan bidan di tingkat desa yang bertujuan untuk meminimalisir permasalahan yang berhubungan dengan akses pelayanan kesehatan (health service accessibility). Program ini memiliki kontribusi positif untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 86,68% pada tahun 2014. Berdasarkan data yang di rilis oleh Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI 2015, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Aceh masih berada dibawah angka rata-rata nasional yaitu sebesar 84,65% atau berada pada posisi 24 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia adalah akibat perdarahan dan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK). Penyebab kematian ibu akibat perdarahan semakin turun dari tahun ke tahun yaitu dari 35,1% pada tahun 2010 menjadi 30,3% pada tahun 2013. Berbeda dengan HDK yang cenderung naik yaitu dari 21,5% pada tahun 2010 menjadi 27,1% pada tahun 2013. Tingginya angka kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan tentu menjadi perhatian serius bagi semua kalangan masyarakat. Kasus perdarahan yang terjadi tanpa adanya penangan yang cepat akan mengakibatkan terjadinya kematian ibu. Salah satu faktor yang memperlambat tindakan pertolongan bagi kasus perdarahan pada kehamilan adalah tidak adanya ketersediaan darah yang mempunyai kualitas bagus dan dapat di akses secara cepat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah partisipasi masyarakat dalam melakukan donor darah rutin. Kondisi di atas mendorong Pemerintah Indonesia melalui kemeneterian kesehatan mengeluarkan Permenkes No. 92 Tahun 2015 tentang teknis pelaksanaan program kerja sama anatara Puskesmas, Unit Tranfusi Darah, dan Rumah Sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu. Permenkes ini bertujuan untuk melakukan tindakan persiapan sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan pada seorang ibu. Tindakan tersebut melibatkan pihak Puskesmas, UTD dan RS rujukan bagi puskesmas tersebut. Peran aktif ketiga instansi tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan akan tingginya AKI di Indonesia. Puskesmas diharapkan aktif dalam melakukan sosialisasi akan pentingnya donor darah dan perekrutan pendonor terutama pendonor siaga ibu hamil dan melahirkan, UTD bertanggung jawab terhadap pengolahan darah yang meiliki keualitas yang bagus sehingga menghindari komplikasi lain yang bisa terjadi oleh sebab tranfusi darah, dan Rumah Sakit berperan dalam melakukan tranfusi darah bagi pasien yang membutuhkan tindakan tersebut. Target jumlah puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinas Kesehatan dengan UTD dan Rumah Sakit sampai tahun 2019 berjumlah 5600 puskesmas. Keterlibatan masyarakat dalam upaya menyiapkan kebutuhan darah terutama bagi kelompok ibu hamil dengan resiko tinggi perdarahan menjadi ujung tombak dalam menurunkan angka kematian ibu. Perlu adanya kesadaran dari seluruh masyarakat untuk ikut partisipasi aktif menjadi pendonor darah rutin dalam rangka membantu mereka yang membutuhkan. Selain memiliki manfaat positif bagi diri pendonor, kegiatan ini juga memiliki nilai yang sangat agung dalam pandangan agama yaitu menyelematkan nyawa satu manusia sama dengan menyelematkan nyawa seluruh manusia. Sebagai upaya bersama untuk mewujudkan masyarakat sehat dan upaya menurunkan Angka Kematian Ibu di Provinsi Aceh, sosialisasi mengenai pentingnya donor darah harus mendapatkan perhatian yang lebih oleh semua pemangku kepentingan, sehingga akan lahirnya masyarakat yang peduli akan isu kesehatan dan terlibat aktif dalam menjawab permasalahan kesehatan yang terjadi di dalam masyarakat. Slogan berbagi berarti peduli harus terus digencarkan agar masyarakat memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi. Sehingga kematian ibu akibat perdarahan yang tidak tertangani secara langsung bisa dihindarkan.
*Penulis adalah Peserta Program Internship Dokter Indonesia
periode 2016-2017 di wahana kota Sabang dan Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Identitas Penulis
Nama : dr. Muhammad Syahriza, MIPH., MHM
Tempat/tanggal lahir : Samalanga, 25 Desember 1987 Alamat : Jl. Langgar No 42, Desa Ateuk Munjeng, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh Pekerjaan : Peserta Program Internship Dokter Indonesia 2016-2017 di Kota Sabang Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsyiah Status : Menikah Email : syahriza60@gmail.com