Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
sebagai berikut:
1
2) Bagaimana karakteristik sediaan sabun cair yang baik bagi bayi?
5) Perbandingan keunggulan apa saja dari produk sabun cair bayi yang sudah ada
dipasaran?
Adapun tujuan penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam institut sains dan teknologi nasional
jakarta.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
Kulit merupakan bagian yang menutupi permukaan tubuh manusia. Selain
membuat penampilan cantik, kulit juga memiliki fungsi mengatur suhu tubuh,
melindungi diri dari pengaruh luar, dan indera peraba. Pada orang dewasa berat kulit
mencapai lebih kurang 16% dari total berat badan. Tebal kulit berkisar antara 0,5
milimeter yang ada pada kelopak mata, dan 4 milimeter pada kulit tumit kaki.(1)
3
dapat terjadi berbagai macam penyakit kulit. Stratum korneum
tersusun dari sel mati berkreatin berbentuk datar dan tersusun berlapis-
lapis , serta diduga merupakan sawar kulit pokok terhadap kehilangan
air. Bila kandungan air pada stratum korneum berkurang, maka kulit
akan menjadi kering dan bersisik, dan apabila terjadi dehidrasi sampai
kira-kira di atas 10% akan menimbulkan celah dan akan membuka
jalan bagi substansi iritan dan mikroorganisme masuk melalui kulit.
b. Lapisan jernih (stratum lusidum), disebut juga lapisan barrier
Stratum lusidum bertindak sebagai sawar yang jelas dapat
diperlihatkan hanya telapak tangan dan kaki.
4
dapat mencapai 72 persen dari keseluruhan berat kulit manusia bebas
lemak.
Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh
bayi dan anak remaja. Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di
bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih tinggi. Lapisan asid ada
dalambeberapa minggu pertama dan pada bayi lebih mudah terkena gangguan
dari pada anak remaja.
5
Gambar Struktur Kulit
Kulit bayi 30% lebih tipis dari kulit orang dewasa sehingga cairan
lebih mudah menguap . Secara structural lapisan atas kulit bayi baru lahir
(infant stratum korneum) lebih tipis dari orang dewasa. Lapisan atas kulit bayi
ini memiliki lapisan dinding (corneocytes) yang seharusnya menjaga
kelembapan alami kulit. Namun corneocytes begitu kecil dan renggang
sehingga secara fungsional kulit bayi memiliki kapasitas menahan air yang
sangat rendah disbanding kulit dewasa sehingga menyebabkan kekeringan
kulit.
7
yang melindungi dari sinar matahari sehingga kemudian berarti resiko lebih
besar terhadap terbakarnya kulit.
Definsi sabun adalah campuran dari garam alkali seperti natrium atau kalium
hidroksida dengan asam lemak bebas pada minyak lemak. Sabun yang dihasilkan
disebut juga sabun alkali karena bersifat basa . pada pemakaian sehari-hari, sabun yang
demikian berbentuk sabun padat (soap bar).
Sabun cair adalah sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat dari bahan
dasar sabun atau detergen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan tanpa
menimbulkan iritasi pada kulit
Pada sabun cair, garam alkali mempunyai beberapa kekurangan seperti pH nya
yang cukup tinggi, kemampuan untuk memberishkan kotoran pada kulit kurang baik,
dan rentan terhadap air sadah. Oleh sebab itu , dikembangkan teknologi baru untuk
pembuatan sabun cair dengan menggunakan campuran bahan detergen sintetik,
pelembab dan beberapa bahan tambahan.
Penggunaan sabun cair akhir-akhir ini berkembang cukup pesat . selain untuk
mandi, juga digunakan untuk mencuci tangan dengan menambahkan beberapa
antibakteri.
Faktor yang menentukan kualitas sabun cair adalah :
1. kualitas esteteika, seperti rasa kulit, bau, kekentalan.
2. kemampuan untuk membersihkan
3. kemudahan pembilasan
4. potensi iritasi terhadap kulit
5.komposisi pengawet
8
Dalam hal ini, sabun cair digunakan untuk mandi atau mencuci bagian
tubuh yang kotor dengan cara menghilangkan debu, kelebihan minyak pada
bagian tubuh tersebut.
Pada kulit yang sehat , lemak dapat berasal dari lapisan stratum
korneum (bagian dari epidermis) seperti kolestrol, seramid, dan yang
disekresikan oleh kelenjar sebaseus seperti squalene , trigliserida, dan asam
lemak. Lemak ini membentuk lapisan sebum pada kulit.
9
1). Mudah digunakan
2). Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3). Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.
4). Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (5).
10
4. Acne Soap Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri
pada jerawat. Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering
Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan produk anti-acne lain
maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda
memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
5. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser biasanya dijual di gerai-gerai
kecantikan. Harganya jauh lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di
dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih. Cosmetic soap
biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti
pada whitening facial soap dan firming facial soap.
6. Superfatted Soap memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak
sehingga membuat terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok
digunakan untuk kulit kering karena dalamnya terdapat kandungan
gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit
dan iritasi dan jerawat.
7. Oatmeal Soap dan hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti
iritasi. Dibandingkan sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam
menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan sensitif.
8. Natural Soap sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap
seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan
essential oil. Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan
membahayakan kulit sangat kecil.
12
2. Surfaktan kationik, adalah surfaktan yang dapat menghasilkan ion aktif
permukaan yang bermuatan positif dalam larutan air. Surfaktan
kationik menghasilkan busa yang lebih sedikit dan kurang baik jika
digunakan sebagai detergen dibandingkan dengan surfaktan anionic.
3. Surfaktan nonionic tidak dapat membentuk busa dengan baik ,
sehingga hanya digunakan untuk menstabilkan busa mempertahankan
viskositas produk atau sebagai pelarut bahan pewangi. Contohnya
derivate propilenglikol.
4. Surfaktan amfoterik , adalah surfaktan yang dapat menghasilkan ion
aktif permukaan yang bermuatan positif dan negative dalam larutan air.
Surfaktan amfoterik dapat membentuk busa yang lebih stabil,
memberikan rasa lembut di kulit, dan dapat bercampur dengan
sufaktan jenis lain. Contohnya adalah derivate betain dan natrium
cocoamphodiacetat.
Cocoamidopropil betain adalah derivate asam lemak amida
dengan struktur betain.Pemeriannya berupa larutan kuning terang,
encer, dan tidak berbau.Cocoamidopropil betain termasuk golongan
surfaktan amfoterik yang banyak digunakan untuk sabun, sampo, dan
kosmetika pembersih lainnya. Biasanya digunakan pada konsentrasi 5
sampai 10% untuk menghasilkan efek yang melembutkan .sifat lainnya
adalah pada range pH yang luas.
Natrium cocoamphodiacetat adalah derivate dari asam lemak
imidazolin .fungsinya yang banyak dipakai dalam sampo dan sabun
adalah sebagai pembersih dan pelembut.
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan digunakan untuk menghasilkan produk yang nyaman
dipakai, higienis dan memiliki penampakan yang baik .beberapa
tambahan :
1. Emolien
Ditambahkan pada sabun cair untuk mengatasi efek kering pada
kulit yang ditimbulkan oleh surfaktan .juga berfungsi untuk
melembutkan dan menjaga kesehatan kulit. Zat yang biasa dipakai
13
antara lain isopropyl miristat, desil oleat, gliserin, derivate lanolin,
derivate selulosa , natrium cocoamphodiacetat (4)
2. Pewangi
Pewangi dalam sabun cair juga penting .konsentrasinya dari 1%
sampai 5% , bergantung pada batasan harga (4)
3. Pengontrol Viskositas /Pengental
Penambahan pengental diperlukan untuk mendapatkan viskositas
yang diinginkan .dalam formulasi suatu produk banyak factor yang
menentukan viskositas , seperti pemilihan surfaktan dan pemilihan
pewangi. Pengental yang digunakan dapat berupa surfaktan atau
polimer. Pada pemakaian pengental surfaktan , diperlukan
konsentrasi yang lebih besar daripada pengental polimer untuk
menghasilkan viskositas yang sama. Umumnya , produk kosmetika
banyak menggunakan polimer alam, dan senyawa hidrokoloid lain.
(4)
4. Pengawet
Pengawet ditambahkan ke dalam suatu produk untuk mencegah
pencemaran oleh bakteri, jamur, dan mikroba sehingga
memperpanjang waktu paruh produk dan melindungi pemakai dari
kemungkinan terjadinya infeksi.Pengawet yang ideal, yang aman
dan efektif untuk semua produk kosmetik, belum ditemukan.
Artinya setiap produk baru memerlukan penelitian lebih dulu untuk
dapat memilih pengawet yang sesuai .tapi secara kualitatif,
pengawet, harus memenuhi salah satu persyaratan berikut : (4)
a. Tidak toksik, mengiritasi atau menimbulkan efek sensitifitas
pada konsentrasi yang digunakan pada kulit.
b. Stabil pada pemanasan dan penyimpanan yang lama.
c. Tidak bereaksi dengan bahan lain dalam formula dan kemasan
yang dapat menyebabkan penurunan aktifitas antimikroba.
14
2.4 SABUN CAIR BAYI
Sabun bayi adalah sediaan kosmetika bayi yang berguna untuk menjaga
kehalusan dan kelembutan serta kesegaran kulit bayi. Pada umumnya mempunyai pH
sekitar 5-7, dibuat dengan cara cetak dan emulsi . Sabun bayi mengandung banyak
lemak. Merupakan sabun lunak hingga tidak akan mengiritasi kulit bayi , tapi mungkin
dapat menyebabkan dermatitis pada kulit.
Sabun bayi biasanya dibuat dan reaksi antara asam lemak tinggi yang terdapat
dalam minyak-minyak lemak seperti oleum olivarum cocos, dengan suatu alkali seperti
NaOH, KOH, dsb. Kedalam sabun bayi dapat juga ditambahkan suatu antiseptika
seperti heksaklorofen, triklorokarborbanilid, dsb.
16
Rumus molekul : CH3(CH2)12OSO3 Na
Berat Molekul : 290 310 g/mol
Ciri Fisik : bubuk putih
Kelarutan : 150 gr/l
pH : 9 10
Densitas : 1.05 gr/ cm3
Sifat sifat : merupakan surfaktan anionic,
ramah lingkungan, merupakan bahan pembuat busa, surfaktan
dengan produksi terbesar karena biaya yang relatif rendah
(http://www.chwmicalland21.com).
3. Gliserin(11)
- Warna : Putih
- Rasa : Rasa tawar seperti lendir
- Bau : Hampir tidak berbau
- Bentuk : Butir, bentuk bulat (bulat telur)
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan
dengan
etanol 95 %,praktis tidak larut dalam
kloroform dalam eter dan dalam minyak
lemak dan dalam minyak menguap.
- Titik lebur : 18oC
- Titik didih : 290oC
- Massa molekular : 92,09382g/mol
- Bobot jenis : 1,261 g/ml
17
- pH larutan :7
- Stabilitas : Stabil terhadap udara : Higroskopik
dengan
adanya udara dari luar (mudah teroksidasi),
stabil terhadap panas : Mudah
terdekomposisi dengan adanya pemanasan,
mengkristal dalam suhu rendah, Kristal
tidak akan mencair sampai dengan suhu
20oC akan timbul ledakan jika dicampur
dengan bahan teroksidasi.
- Inkompatibilitas : Seperti kromiumtrioksid, kalium horat,
atau kalium permanganate, berubah warna
menjadi hitam dengan adanya cahaya atau
setelah kontak dengan ZnO dan bisulfat,
gliserin ditambah kontaminan yang
mengandung logam akan berubah warna
dengan penambahan fenol salisilat dan
tannin, asam borat membentuk kompleks
gliseroborik acid (lebih kuat dari pada asam
borat)
6. Disodium Cocoamphodiacetace
- Nama Lain : DisodiumN-2- (N- (2-carboxymethoxyethyl)
N-carboxymethylamino) ethylcocamide
Senyawaimidazolium, 1-(2- (carboxymethoxy) etil) -1-
(karboksimetil) alkil-4,5-dihidro-2-norcoco, hidroksida,
19
garambatin,garamdisodium
Cocoamphocarboxyglycinate
- Bentuk : Cairan kental
- Warna : Berwarna kuning pucat
- Kelarutan : Larut dalam air
- Rumus Kimia :
7. Propandiol
- Nama Lain : 1,2 - propanediol; 1,2 - dihydroxy propana; Propylene
glycol; -propanediol
- Rumus Kimia : CH2OHCHOHCH3 (C3H8O2)
- Bentuk : Cairan
- Warna : Cairan jernih
- Bau : hampir tidak berbau
- Kelarutan : Larut dalam air, etanol dan pelarut organic
- Titik Didih : 188,2 0 C
8. Polietilen Glikol(10)
- Nama lain : PEG
- Bentuk : Cair jernih
- Warna : Tidak berwarna atau agak kekuningan
- Bau : Berbau manis
- Kegunaan : Digunakan sebagai basis salep, plasiticizer,
lubrikankapsul dan tablet, basis supositoria dan pelarut
.
9. Lavandula Hybrida (13)
20
- MetodeumumEkstraksi : Steamsuling
- BagianBiasanyaDigunakan : Daun danBunga/Buds
- Warna : Cairan jernih berwarna kuning
- KekuatanAromaawal :Sedang
- AromatikKeterangan : Segar, manis, bunga,
lebihherbadarilavender.
- Kegunaan : Abses, asma, lecet, bisul, luka bakar,
luka, sistitis, kulit kering, kulit kusam, eksim, kelelahan, gigitan
serangga, kulit yang teriritasi, kutu, nyeri otot, kudis, shock, luka,
keseleo, strain, vertigo,luka.
22
dekstrapolasikan terhadap sumbu tersebut ) pada titik tertentu yang disebut
yield value. Zat tidak akan mengalir sampai tekanan geser yang diberikan .
Aliran Pseudoplastis
Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom arab dan derivatnya
menunjukkan aliran ini. Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis
diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, yang merupakan
kebalikan dari system plastis, yang tersusun dari partikel-partikel yang
terflokulasi dalam suspense.Kurva konsistensi untuk zat pseudoplastis
mulai dari titik nol (atau mendekatinya pada tekanan geser yang rendah).
Tidak terdapat yield value seperti kurva aliran plastis .
Aliran Dilatan
Suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdispersi yang tinggi
menunjukkan suatu kenaikan tahanan terhadap aliran dengan
bertambahnya kecepatan geser. System demikian mengalami pertambahan
volume jika digeser , dan disebut dilatan. Kalau pseudoplastis sebagai
system yang menipiskan geseran, maka dilatan adalah system yang
menebalkan geseran.
2. Stabilitas
Stabilitas diartikan bahwa sediaan ketika disimpan dalam kondisi
penyimpanan tertentu di dalam kemasan penyimpan dan
pengangkutannya tidak menunjukkan perubahan sama sekali atau
berubah dalam batas-batas tidak menunjukkan perubahan sama sekali
atau berubah dalam batas-batas yang diperbolehkan .stabilitas
dipengaruhi oleh duafaktor, yaitu labilitas bahan penyusun sediaan
dan factor luar seperti suhu, kelembaban dan cahaya yang dapat
menginduksi atau mempercepat jalannya reaksi. Pada sediaan padat,
reaksi yang menyebabkan ketidaktabilan berjalan lambat, tapi dalam
sediaan cair atau system yang mengandung air sangat peka akan
penguraian sehingga perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui
stabilitas sediaan tersebut (6)
Pengujian stabilitas kosmetik tidak melibatkan bahan aktif yang
mempunyai efek farmakologi , tapi lebih diutamakan pada
penampilan dan karakteristik produk tersebut. Persyaratan stabilitas
yang harus dipenuhi oleh kosmetik emulsi pada umumnya meliputi
penampilan fisik (pemisahan dan perubahan warna ), bau, viskositas,
dan perubahan kimia (pH, hidrolisis) (6).
23
Prosedur pengujian stabilitas dibuat sedemikian rupa untuk
mendapatkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam
waktu singkat.Dalam hal ini, sampel disimpan dalam suatu kondisi
yang diciptakan untuk mempercepat perubahan yang terjadi dalam
keadaan normal. Beberapa kondisi yang digunakan adalah suhu yang
dinaikkan , kelembaban yang dinaikkan , percobaan dengan siklus
dan freeze thaw (6).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Formulasi
F1 F2 F3 F4 F5
Nama Bahan Karakteristik
(%) (%) (%) (%) (%)
Water Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
Cocarnidopropyl Betain Larut dalam air,
konsentrasi 5-
5 4,46 5 5
10% sebagai
Surfaktan
Sodium Laurate Sulfat Surfaktan
anionic ,
0,4 0,4
pembentuk busa
, larut dalam air
Polysorbate 20 Basis Sabun 3 4 1,5
Disodium Surfaktan
cocoamphodiacetate amfoterik,
pembentuk busa
yang stabil , 0,04 13,0
konsentrasi yang
digunakan 5%-
10%
Sodium Solven
1,5
Lauroamphocatate
Sodium Lactat 2
24
Gliserin Humektan 25
Dinatrium EDTA Larut dalam 11
bagian air, batas
penggunaan
0,1
sebagai
chelating agent
0,005-0,1%
PEG 150 Distearate Basis Sabun,
larut dalam air,
batas 3 3 2
penggunaan
0,5%-3%
Chamomilla recuitita Dapat
flower ekstrak menghaluskan
kulit dan
menenangkan
0,04 1,0
terutama untuk
kulit yang lebih
sensitive dan
mudah merah
Sodium benzoate 0,4
Alcohol Pelarut 10
Phenoxyethanol Pelarut 10
Citric Acid 50% Pengatur pH,
konsentrasi
0,65 0,1 0,65 0,65 0,65
dalam industri
kosmetik 15%
Fragrance Pengaroma 3,5 q.s
26
b. Formula 2
1. Timbang dan ukur semua bahan.
2. Pada suhu 60 oC campur bahanA (Coco-Betain, PEG 30 GC, PEG 120
MTG ) dengan aquadest ad larut dan homogeny .
3. Tambahkan Glucamat , dengan pengadukan ad homogeny.
4. Tambahkan Glydan dan fragrance dengan pengadukan ad homogeny
5. Tambahkan buffer atau larutan dapar sitrat ad pH 5. Cukupkan dengan
aquadest ad 100%.
6. Lakukan evaluasi.
c. Formula 3
3. Timbang semua bahan.
4. Pada suhu 60 0 C, campurkan bahan A ( cocoamidopropil betain, polisorbat 20,
disodium cocoamphodiacetat) dengan aquadest secukupnya, aduk ad larut dan
homogeny.
5. Campurkan bahan B ( PEG-150 distearat + alkohol ad homogen)
6. Campurkan bahan C (sodium laktat + sodium benzoate dengan aquadest
secukupnya ad larut dan homogen)
7. Campurkan bahan D (chamomile extract + phenoxythanol) ad larut dan
homogen
8. Campurkan bahan A dan bahan B ad homogen.
9. Tambahkan bahan D, kemdian bahan C sebagai pengawet, parfum campur ad
homogen.
10. Tambahkan larutan asam sitrat ad pH 5, cukupkan dengan aquadest ad 100%.
11. Lakukan evaluasi.
d. Formula 4
0
1. Pada suhu 70 C ,campurkan bagian A ( Disodium cocoamphodiacetat,
cocoamidopropil hydroxysultaine, propandiol, laureth-3)dalam air ad larut dan
homogeny.
2. Tambahkan PEG-7 Glyceril & PEG- 120 Methyl Glucose dengan pengadukan
ad larut dan homogeny.
3. Turunkan suhu menjadi 40 o C .
27
4. Tambahkan Lavandula Hybrida, Polysorbat 20, Chamomile ekstrak dengan
pengadukan ad larut dan homogeny.
5. Tambahkan Biover Enzym & Substrat sedikit demi sedikit dengan pengadukan
ad larut dan homogeny.
6. Tambahkan larutan asam sitrat sampai pH berkiar antara 6,0 6,5
7. Lakukan evaluasi
28
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Formula sabun cair bayi ini dibuat berdasarkan formulasi sediaan yang sudah ada,
diambil beberapa bahan yang paling baik untuk membuat sediaan cair bayi yang
ekonomis, tidak menimbulkan iritasi pada kulit bayi yang sensitif dan tidak terlalu
banyak mengandung bahan-bahan kimia. Pada proses pembuatan sabun , campuran fase
minyak dan fase air dibuat terpisah kemudian dicampurkan dengan pengadukan pada
suhu 60-70C.
Asam sitrat yang digunakan dalam formulasi kelompok sebagai bahan pembuat
busa juga memiliki fungsi lain sebagai pengatur pH dan berfungsi juga sebagai agen
pengkelat yaitu pengikat ion-ion logam pemicu oksidasi sehingga mampu mencegah
terjadinya oksidasi pada minyak (Hidrokarbon Castor Oil / Minyak Jarak) pada saat
pemanasan. Kemudian sodium lauril sulfat dan cocoamidopropyl betain merupakan
kombinasi surfaktan yang ditujukan agar menghasilkan busa yang stabil .Sodium Lauril
Sulfat (SLS) merupakan surfaktan utama dan memiliki sifat pembentuk busa yang baik.
SLS biasa dikombinasi dengan surfaktan lain supaya lebih kompatibel dengan kulit dan
busanya lebih stabil (Barel et al, 2009) .
Cocoamidopropyl betain digolongkan ke dalam surfaktan amfoterik.
Cocoamidopropyl Betain adalah surfaktansekunder dengan sifat pembusa, pembasah,
dan pengemulsi yang baik, khususnya dengan keberadaan surfaktan anionik (Barel et
al, 2009). Selanjutnya adalah gliserin yang merupakan humektan sehingga berfungsi
untuk melembabkan kulit. Ditambahkan PEG -150 DS untuk membuat sediaan sabun
yang semakin stabil dan tidak memberikan efek iritasi pada mata serta aman dalam
produk kosmetik bayi. Kemudian ditambahkan Dinatrium EDTA sebagai
29
pengkhelat.Bahan terakhir yang ditambahkan adalah fragrance sebagai pengaroma,
pengawet metil paraben yang sudah dilarutkan ke dalam minyak, campurkan ad
homogen kemudian ditambahkan larutan buffer ad pH 5.Kemudian dilakukan evaluasi
sediaan yang dijelaskan dibawah ini.
2. Uji Stabilitas
Untuk memastikan bahwa produk dapat dipasarkan. Mulai dari
penyimpanan dan pengangkutannya tidak menunjukkan perubahan sama sekali
atau berubah dalam batas-batas yang diperbolehkan .stabilitas dipengaruhi
oleh dua factor yaitu :
a. Labilitas bahan penyusun sediaan
30
b. Factor luar seperti suhu, kelembaban, dan cahaya
Langkah yang pertama ada atau tidaknya perubahan yang ditandai oleh :
1. Perubahan kimia
Perubahan warna, warna memudar, perubahan bau, noda, kristalisasi
2. Perubahan Fisika
Pemisahan, pengendapan, pengumpulan, blooming, sweating, gelling,
perubahan bentuk produk / bentuk tidak rata, penguapan, pembekuan,
softening.
31
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kriteria Sabun Cair Yang Baik (secara umum) :
1). Mudah digunakan
2). Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3). Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.
4). Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (5).
Sabun cair bayi dalam formulasi ini mengandung Sodium Lauril Sulfat
sebagai surfaktan utama , cocoamidopropil betain sebagai surfaktan sekunder. Sodium
Lauril Sulfat merupakan surfaktan anionic yang sangat baik dalam membentuk busa
dan berfungsi dalam produk sabun. Cocoamidopropil betain merupakan surfaktan
yang dapat bercampur dengan surfaktan jenis lain , dan berfungsi untuk membentuk
busa yang lebih stabil, sehingga dalam formulasi ini sabun cair yang diperoleh dapat
menghasilkan busa yang stabil, gliserin sebagai emolien atau dapat memberikan efek
melembutkan, PEG 150 Distearat sebagai basis sabun dan sangat baik untuk sediaan
sabun cair bayi karena tidak menimbulkan iritasi pada mata, methyl paraben sebagai
pengawet,minyak jarak sebagai pelarut lemak, asam sitrat sebagai pengatur pH ,
disodium EDTA sebagai pengkhelat , fragrance , dan aqua destilata sebagai pelarut.
32
DAFTAR PUSTAKA
8. Schrader, Karlheinz and Andreas Domsch. 2005. Cosmetology Theory and Practice
Vol II. Verlag Fur Chemische Industrie: Augsburg.
34