Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada kertas rekam EKG yang ini telah tercantum bahwa kondisi rekaman tersebut
terdiagnosa kelainan Atrial Fibrilasi.

Diagnosa Atrial Fibrilasi menunjukan ketika nodus SA tidak memicu adanya


depolarisasi pada atrial. Maka gantinya, depolarsiasi terjadi bada banyak titik kecuali
atrial, dan berjalan secara tak terkoordinasi, pada tegangan rendah, dengan frekuensi
tinggi dan gelompang P yang tidak dapat dipahami (Klabunde, 2012)

Pada hasil analisis ini ditemukan bahwa gelombang P yang tidak stabil
menunjukan adanya depolarisasi pada banyak titik. Aktifitas depolarisasi pada banyak
titik ini menimbulkan kontraksi pada atrium secara cepat namun menjadi tidak efektif.
Sehingga dampak yang ditimbulkan proses depolarisasi kompleks QRS ikut tidak
teratur, terbukti pada analisis ini rekaman EKG ini memiliki irama yang juga irregular
yang berarti jarak antara puncak gelombang R satu dan lainnya saling berbeda.

Kondisi jantung dengan Atrial Fibrilasi juga memiliki hubungan pada frekuensi
denyut jantung per menit. Pada kondisi ini kami menggunakan penghitungan dengan
metode III. Dikarenakan kondisi jantung Atrial Fibrilasi termasuk memiliki irama
yang irregular . Metode ini dapat dilakukan dengan cara puncak Q pada 6 detik
pertama di kalikan 10 maka ditemukan Frekuensi.

F = kompleks QRS 6 detik x 10

Pada kertas EKG terdapat 18 kali gelombang mencapai puncak Q dalam 6 detik dan
ditemukan hasil 180 kali detak jantung per menit. Bila dibandingkan dengan angka
normal. Seharusnya manusia dengan kondisi jantung normal memiliki frekuensi detak
jantung sekitar 60 hingga 100 kali detak jantung per menit. Pada kasus ini dapat
disimpulkan bahwa kondisi depolarisasi atrium yang tidak teratur berdampak pada
frekuensi jantung.

Aksis pada atria fibrilasi juga ditemukan abnormal karena setelah dilihat pola
gelombang Lead I dan Lead aVF hasilnya. Aksis pada kondisi ini mengalami deviasi
kiri yakni pada Lead I gelombang EKG menunjukkan tanda positif (+) sedangkan
pada Lead aVF menunjukkan tanda (-). Sedangkan pada jantung dalam keadaan
normal harusnya Lead I dan Lead aVF sama-sama menunjukan tanda positif (+) .

Kondisi ini banyak ditemukan pada penderita stroke, gagal jantung, infark. Pada
kasus lain komplikasi ini dapat ditemukan karena keadaan hipertiroidisme,
pembesaran atrium dextrum , hipertrofi ventrikulus dexter.
DAFTAR PUSTAKA

Klabunde, R. E. (2012). Cardiovascular physiology concepts. Philadelphia, PA:


Lippincott Williams & Wilkins/Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai