Anda di halaman 1dari 11

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang tampak pada pelayanan

kesehatan primer dan kondisi tersebut mengakibatkan penyakit myocardial infraction, stroke,
renal failure, dan kematian, jika tidak dideteksi dan diterapi dengan cepat. Petunjuk untuk
mengendalikan kondisi hipertensi sangat penting, oleh karena itu suatu uji sistematis berupa
penelitian dengan subyek penelitian diambil secara acak (randomized) perlu dilakukan untuk
mengatasi kondisi tersebut. Hal ini bertujuan agar pengobatan dari hipertensi menjadi lebih
efisien dan efektif dalam mengendalikan kondisi tersebut. Proses pengendalian hipertensi harus
memiliki standart penurunan tekanan darah (batas penurunan, batas titik tekanan darah untuk
tujuan terapi serta obat yang berperan dalam proses pengobatan), karena terapi hipertensi dapat
mencetus kondisi hipotensi yang mengakibatkan pasien jatuh dalam kondisi yang buruk.
Perbedaan antara JNC 7 dan JNC 8
Topik JNC 7 JNC 8
Metodologi Literatur review yang tidak Critical questions dan review criteria
sistematis dari para ahli (expert didefiniskan oleh para ahli dari berbagai
committee) termasuk batasan instansi penelitian (expert panel) dan
dari desain penelitiannya. digabungkan oleh team metodologi.
Tinjauan sistematis awal dilakukan oleh
ahli metodologi terbatas pada RCT
evidance
Peninjauan kembali dari RCT evidance
dan rekomendasi dari setiap panel akan
disesuaikan dengan protokol standart yang
berlaku.
Definisi Menetapkan hipertensi ke dalam Tidak menetapkan prehipertensi dan
kriteria pre-hipertensi dan hipertensi namun lebih menetapkan
hipertensi thresholds pemberian terapi farmakologi
Tujuan terapi Menetapkan tujuan terapi secara Menetapkan tujuan terapi yang sama
terpisah yaitu untuk terapi untuk semua populasi kecuali jika terdapat
hipertensi tanpa komplikasi dan bukti yang kuat untuk menerapkan terapi
hipertensi disertai dengan yang berbeda pada subpopulasi tertentu
penyakit komorbid
Rekomendasi Rekomendasi yang diberikan Rekomendasi yang diberikan berdasarkan
Gaya Hidup berdasarkan literature review pada rekomendasi yang telah didukung
dan pendapat ahli sejumlah bukti penelitian dari Lifestyle
Work Group
Terapi Merekomendasikan 5 kelas obat Rekomendasi berupa pilihan obat yang
farmakologi yang dapat dipertimbangkan terdiri dari 4 kelas obat antihipertensi
dalam terapi awal tetapi terapi spesifik (ACEI atau ARB, CCB atau
yang paling direkomendasikan diuretik), dan dosis obat berdasarkan
untuk hipertensi tanpa penelitian RCT.
komplikasi adalah thiazide-obat Rekomendasi obat untuk kondisi ras
type diuretik dibandingkan kelas tertentu, CKD dan DM berdasarkan bukti
obat yang lain. penelitian RCT
Beberapa terapi hipertensi yang Panel terapi obat yang dibuat dalam tabel
spesifik di indikasikan khusus merupakan hasil dari clinical trial pada
pada hipertensi dengan penderita hipertensi dan sudah terbuti
komplikasi seperti DM, CKD, memiliki efikasi dan efektivitasnya
gagal jantung, myocardial
infraction, stroke, dan resiko
tinggi CVD(termasuk tabel
komprehensif yang terdiri dari
nama obat dan ukuran dosis obat
yang biasa digunakan)
Ruang lingkup Menunjukan kepada berbagai Ulasan bukti RCT ditujukan untuk
topic yang masalah yaitu metode menjawab beberapa pertanyaan yang
dibahas pengukuran tekanan darah, menjadi perioritas utama panel
komponen evaluasi pasien,
hipertensi sekunder, kepatuhan
terhadap regimen, resistent
hipertensi, dan hipertensi pada
populasi khusus, berdasarkan
literature review dan pendapat
ahli.

Proses ulasan Di ulas oleh National High Diulas oleh para ahli yang terdiri
sampai Blood Pressure Education profesional, masyarakat, dan lembaga
terpublikasi Program Coordinating federal dan tidak memiliki sponsor.
Committee, sebuah koalisi dari
39 orang profesional,
masyarakat, dan organisasi
sukarela dan 7 lembaga federal

Menagemen Hipertensi JNC 8


1. Rekomendasi 1
Pada usia 60 tahun, inisiasi terapi farmakologi untuk menurunkan tekanan darah (TD) pada
systolic blood pressure (SBP) 150 mmHg, atau diastolic blood pressure (DBP) 90 mmHg
dan diturunkan sampai SBP 150 mmHg dan DBP 90 mmHg. (Rekomendasi Kuat-Grade
A)
2. Corollary Recommendation
Pada populasi umum usia 60 tahun, jika terapi farmakologi ternyata menurunkan tekanan
darah SBP lebih rendah dari target (SBP 140 mmHg) dan terapi dapat ditoleransi tanpa ada
efek samping yang menganggu maka terapi tidak perlu penyusuaian ( Pendapat Ahli-Grade
E)
3. Rekomendasi 2
Pada populasi umum dengan usia < 60 tahun, inisiasi terapi farmakologi untuk menurunkan
TD pada DBP 90 mmHg dan diturunkan sampai tekanan DBP 90 mmHg. (untuk usia 30-
59 tahun, Rekomendasi Kuat- Grade A; untuk usia 18-29 tahun, pendapat ahli-Grade E)

4. Rekomendasi 3
Pada populasi umum dengan usia < 60 tahun, inisiasi terapi farmakologi untuk menurukan
TD pada SBP 140 mmHg dan diturunkan sampai tekanan SBP < 140 mmHg. (Pendapat
Ahli-Grade E)
5. Rekomendasi 4
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD), inisiasi terapi
farmakologi untuk menurunkan TD pada SBP 140 mmHg atau DBP 90 mmHg dan target
menurunkan sampai SBP < 140 mmHg dan DBP < 90 mmHg.(Pendapat Ahli-Grade E)
6. Rekomendasi 5
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan diabetes, inisiasi terapi farmakologi untuk
menurunkan TD pada SBP 140 mmHg atau DBP 90 mmHg dan target menurunkan
sampai SBP < 140 mmHg dan DBP < 90 mmHg.(Pendapat Ahli-Grade E)
7. Rekomendasi 6
Pada populasi bukan kulit hitam, termasuk dengan penyakit diabetes, inisiasi terapi
farmakologi harus mencakup, diuretik tipe thiazide, calcium channel blocker (CCB),
angiostensin-converting enzym inhibitor (ACEI) atau angiostensin receptor blocker (ARB).
(Rekomendasi : Sedang-Grade B)
8. Rekomendasi 7
Pada populasi kulit hitam, termasuk orang-orang dengan diabetes, initiasi terapi farmakologi
antihipertensi harus mencakup diuretik tipe thiazide, calcium channel blocker (CCB) (Untuk
orang kulit hitam rekomendasi sedang-grade B; untuk orang kulit hitam dengan diabetes
rekomendasi lemah grade C)
9. Rekomendasi 8
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan CKD, inisiasi terapi farmakologi antihipertensi
harus mencakup obat ACEI atau ARB untuk meningkatkan fungsi ginjal (Rekomendasi
Sedang-Grade B)
10. Rekomendasi 9
Tujuan objektif dari terapi hipertensi adalah untuk mencapai dan mempertahankan tekanan
darah sesuai target terapi. Jika tekanan darah tidak dapat mencapai target terapi yang
diinginkan dalam waktu 1 bulan terapi tekanan darah, dapat dilakukan peningkatan dosis
obat atau menambah golongan obat kedua dari salah satu golongan obat pada rekomendasi 6
(diuretik tipe thiazide, CCB, ACEI atau ARB). Dokter harus terus menilai perkembangan TD
dan menyesuaikan regimen obat antihipertensi sampai TD yang diinginkan dapat dicapai.
Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan pengunaan 2 jenis golongan obat
antihipertensi, dapat dilakukan penambahan dan titrasi obat ke 3 dari daftar yang telah
tersedia. Jangan pernah mengunakan obat ACEI dan ARB secara bersamaan pada 1 orang
pasien. Jika target tekanan darah tetap tidak dapat dicapai mengunakan terapi obat pada
rekomendasi 6 karena ada kontraindikasi obat atau membutuhkan lebih dari 3 jenis obat,
maka obat dari golongan antihipertensi lainnya dapat digunakan. Rujukan ke spesialis perlu
dilakukan jika pasien tidak dapat mencapai target tekanan darah mengunakan strategi yang di
atas atau perlu dilakukan managemen komplikasi pada pasien.

Dosis Obat Hipertensi JNC 8

Inisial Dosis Target Jumlah


Obat Antihipertensi
Dosis Harian, mg RCT, mg Obat / Hari
ACE inhibitors
1. Captopril 50 150-200 2
2. Enalapril 5 20 1-2
3. Lisinopril 10 40 1
Angiostensi receptor blockers (ARB)
1. Eprosartan 400 600-800 1-2
2. Candesartan 4 12-32 1
3. Losartan 50 100 1-2
4. Valsartan 40-80 160-320 1
5. Irbesartan 75 300 1
-Blockers
1. Atenolol 25-50 100 1
2. Metoprolol 50 100-200 1-2
Calcium Channel Blockers
1. Amlodipine 2,5 10 1
2. Diltiazem extended 120-180 360 1
release
3. Nitredipine 10 20 1-2
Thiazide-type diuretics
1. Bendroflumethiazide 5 10 1
2. Chlorthalidone 12,5 12,5-25 1
3. Hydrochlorothiazide 12,5-25 25-100 1-2
4. Indapamide 1,25 1,25-2,5 1
Algorithma Penatalaksanaan Hipertensi JNC 8

Dewasa 18 tahun + Hipertensi

Pengaturan Lifestyle
(terus berlangsung sepanjang terapi)

Mengatur tekanan darah sesuai target dan memulai terapi obat sesuai dengan
usia, diabtes, CKD
Populasi Umum Populasi CKD & DM
tanpa CKD & DM

Semua umur + Semua umur +


Umur 60 tahun Umur < 60 tahun DM tanpa CKD
CKD dengan/tanpa DM

Target TD Target TD Target TD Target TD


SBP < 150 mmHg SBP < 140 mmHg SBP < 140 mmHg SBP < 140 mmHg
DBP < 90 mmHg DBP < 90 mmHg DBP < 90 mmHg DBP < 90 mmHg

Non Kulit Hitam Kulit Hitam Semua Kasus

Inisiasi thiazide-type diuretic atau Inisiasi thiazide-type diuretic ACEI atau ARB,
ACEI atau ARB atau CCB, sendiri atau CCB, sendiri atau sendiri atau kombinasi dengan
atau kombinasi kombinasi obat golongan lain

Pilih strategi terapi titrasi obat


Dosis maksimum obat pertama sebelum tambahkan obat kedua atau
Tambahakan obat kedua sebelum mengunakan obat pertama pada dosis maksimum atau
Mulai dengan 2 kelas obat terpisah atau mengunakan kombinasi dosis tetap

Apakah tujuan TD tercapai ? Ya

Tidak
Memperkuat terapi dan mengatur agar pola lifestyle tetap sesuai
Untuk strategi A dan B tambahakan dan titrasi thiazide-type diuretic atau ACEI atau ARB atau
CCB (gunakan terapi kelas obat yang tidak digunakan sebelumnya dan hidari kombinasi antara
ACEI dan ARB).
Untuk strategi C, dosis dititrasi dan inisiasi medikasi sampai maksimum

Tidak
Apakah tujuan TD tercapai ? Ya

Tidak
Memperkuat terapi dan mengatur agar pola lifestyle tetap sesuai
Tambahkan obat dan titrasi thiazide-type diuretic atau ACEI atau ARB atau CCB (gunakan
terapi kelas obat yang tidak digunakan sebelumnya dan hidari kombinasi antara ACEI dan
ARB).

Apakah tujuan TD tercapai ? Ya

Tidak
Memperkuat terapi dan mengatur agar pola lifestyle tetap sesuai
Tambahkan obat golongan lain ( -blocker, aldosterone antagonist atau yang lainnya) dan rujuk
pasien ke dokter spesialist atau ahli di bidang hipertensi

Lanjutkan terapi
Tidak Apakah tujuan TD tercapai ? Ya
dan monitoring
Hipertensi emergensi, situasi di mana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan
obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresif.
Kerusakan yang dapat terjadi antara lain :
1. Neurologik: Encephalopati Hipertensi, stroke hemoragik (intraserebral atau subdural)
atau iskemik, papil edema.
2. Kardiovaskuler: Unstable angina, infark miokardium akut, gagal jantung dengan edema
peru, diseksi aorta.
3. Renal: Proteinuria, hamaturia, gagal ginjal akut, krisis ginjal scleroderma.
4. Mikroangiopati: anemia hemolitik.
5. Preeklampsia dam eklampsia.

Riwayat penyakit ditujukan pada system neurologist dan kardiovaskular, medikasi dan
penggunaan obat. Keluhan neurologi mungkin dramatik, tetapi sering kali berupa gejala yang
tidak spesifik seperti nyeri kepala, malaise, dan persepsI yang samar-samar tentang kemampuan
mental, dan merupakan satu-satunya tanda dekompensasi SSP akut. Riwayat penyakit SSP atau
serebrovaskular sebelumnya harus dicari, karena komplikasi terapetik lebih sering terjadi pada
pasien dengan riwayat penyakit tersebut.
Hipertensi Urgency, situasi di mana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
(ada yang menyebut tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau tekanan darah diastolik > 125
mmHg) tanpa adanya gejala berat atau kerusakan target organ progresif dan tekanan darah perlu
diturunkan dalam beberapa jam sampai hari
Prinsip-prinsip penegakan diagnosis Hipertensi emergency dan Hipertensi Urgency tidak
berbeda dengan penyakit lainnya:
1. Amamnesis.
Riwayat hipertensi dan terapinya, kepatuhan minum obat, tekanan darah rata-rata,
riwayat pemakaian obat-obat simpatomimetik dan steroid, kelainan hormonal, riwayat
penyakit kronik lain, gejala-gejala serebral, jantung dan gangguan penglihatan.

2. Pemeriksaan Fisik.
a. Pengukuran tekanan darah pada kedua lengan, perabaan denyut nadi perifer (raba
nadi radialis kedua lengan dan kemungkinan adanya selisih dengan nadi femoral,
radial-femoral pulse leg)
b. Mata: Lihat adanya papil edema, pendarahan dan eksudat, penyempitan yang
hebat arteriol.
c. Jantung: Palpasi adanya pergeseran apeks, dengarkan adanya bunyi jantung S3
dan S4 serta adanya murmur.
d. Paru: Perhatikan adanya ronki basal yang mengindikasikan CHF.
e. Status neurologik: Pendekatan pada status mental dan perhatikan adanya defisit
neurologik fokal. Periksa tingkat kesadarannya dan refleks fisiologis dan
patologis.

3. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan penyakit dasarnya, penyakit
penyerta, dan kerusakan target organ. Yang sering dilakukan antara lain ; pemeriksaan
elektrolit, Blood Urea Nitrogen, glukosa darah, kreatinin, urinalisa, dan hitung jenis
komponen darah. Pemeriksaan lainnya antara lain foto rontgen toraks, EKG dan CT Scan.
Tujuan pengobatan Hipertensi emergency adalah memperkecil kerusakan organ target
akibat tingginya tekanan darah dan menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan. Berdasarkan
prinsip ini maka obat antihipertensi pilihan adalah yang bekerja cepat, efek penurunan tekanan
darah dapat dikontrol dan dengan sedikit efek samping. Tujuan pengobatan menurunkan tekanan
arteri rata-rata (MABP) sebanyak 25 % atau mencapai tekanan darah diastolik 100 110 mmHg
dalam waktu beberapa menit sampai satu atau dua jam. Kemudian tekanan darah diturunkan
menjadi 160/100 mmHg dalam 2 sampai 6 jam. Tekanan darah diukur setiap 15 sampai 30 menit.
Penurunan tekanan darah yang terlalu cepat dapat menyebabkan iskemia renal, cerebral dan
miokardium. Pada stroke penurunan tekanan darah hanya boleh 20 % dan khusus pada stroke
iskemik penurunan tekanan darah secara bertahap bila tekanan darah > 220/130 mmHg.

Tujuan pengobatan Hipertensi Urgency adalah penurunan tekanan darah sama seperti
Hipertensi emergency, hanya dalam waktu 24 sampai 48 jam. Setelah target tercapai harus diikuti
program terapi Hipertensi jangka panjang. Antihipertensi yang adalah per
Papdi 2015
DAFTAR PUSTAKA

1. Kasper, D., and friends (2005). Harrisons principles of internal medicine. USA: Mc
Graw Hill
2. McPhee, S., Papadakis, M. (2009). Current medical diagnosis & treament 48th Edition.
USA: Mc Graw Hill
3. Sudoyo, A., and friends (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi V. Jakarta: Internal
Publishing
4. Aram V. Chobanian, et al 2003. JNC 7. Hypertension. 2003;42:12061252

Anda mungkin juga menyukai