Eramuslim Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan
dicabut oleh Allah subhaanahu wa taala, maka manusia rela mencari pengobatan dengan
biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang
yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah subhaanahu wa taala telah
anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau (Rasulullah) adalah teladan, inilah
teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam agar
Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.
Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun
sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara
sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain,
sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar
pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu
luang. (HR. Bukhari no. 6412).
Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah
ketika dikatakan kepadanya, Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu
minum dengan air yang menyegarkan?
Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya Panduan Diet ala Rasulullah,
kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota
indah di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang
sakit.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang
dicontohkan Rasulullah shallallahualaihi wa sallam. Beliau terbukti memiliki tubuh yang
sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun
dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang
mengalami sakit.
Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika
diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu
proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk
pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqoi)
dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib alilaji).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia
senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam melalui makanan dengan senyawa kimia organik.
Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa
dipercaya, sebagai berikut:
Sesungguhnya Rasulullah saw minum air zamzam sambil berdiri. (Diriwayatkan oleh
Ahmad bin Mani, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Syabi, yang
bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
Sesungguhnya Rasulullah saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum.
Beliau bersabda : Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Said, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin
Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Said, dari Abi `Ashim, yang bersumber
dari Anas bin Malik r.a.)
Minuman yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis yang
dingin.(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Mamar, dari Zuhairi, dari
`Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada
sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma.
Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal,
tetapi Rasulullah shallallahualaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu,
Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali,
diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit,
menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan
minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim
dingin.
Keluarga Nabi saw tidak pernah makan roti syair sampai kenyang dua hari berturut-turut
hingga Rasulullah saw wafat. (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan
diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin
Jafar, dari Syubah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang
bersumber dari `Aisyah r.a.)
Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang
tsiqat.Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum
yang halus, hingga wafatnya.(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman,
dariAbdullah bin `Amr Abu Mamar-,dari `Abdul Warits, dari Said bin Abi `Arubah, dari
Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)
Sesungguhnya Rasulullah bersabda: Saus yang paling enak adalah cuka.
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : Saus yang paling enak adalah cuka.(Diriwayatkan
oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima
dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang
bersumber dari `Aisyah r.a.)
5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa
riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al
makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan
badunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan,
intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang
sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau
beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat
dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.
7. Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak
rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan
kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa
mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah
(susu).
Nabi saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).(Diriwayatkan oleh Ismail bin
Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Said, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin
Jafar r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis)
Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan kurma (yang baru
masak)(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khazai al Bashri, dari Muawiyah bin
Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah
r.a.)
10. Pola makan Rasulullah shallallahualaihi wa sallam ternyata sangat cocok dengan irama
biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian
rhytme (irama biologis).
Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama
biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian
rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar
penerapan Food Combining (FC).
Selain itu, ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk
dimakan secara bersama-sama. Makanan-makanan tersebut antara lain:
Seperti apakah sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam saat makan dan minum?
Berikut ini adalah 24 etika makan dan minum sesuai Rasulullah Shalallahu Alaihi wa
Sallam:
a. Firman Allah Taala, Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
hanya kepada Allah kamu menyembah. (QS. Al-Baqarah: 172)
b. Firman Allah Taala, (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang maruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk. (QS. Al-Araf: 157)
Sumber: http://www.syahida.com/2016/03/31/4570/24-adab-makan-dan-minum-sesuai-
sunnah-rasul-agar-berkah-sehat-dan-tidak-makan-minum-bersama-setan/#ixzz4bFajcC35
Follow us: @syahidacom on Twitter | syahidacom on Facebook
2. Membaca Basmalah Saat Makan dan Memulai dengan yang Terdekat
a. Dari Umar bin Abu Salamah r.a, ia berkata, Saat masih kecil di pangkuan Rasulullah,
tanganku bergerak ke sana- ke mari di piring, kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, Wahai anak, ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kanan dan
makanlah yang terdekat denganmu. Setelah itu berubahlah cara makanku seperti itu. 1
b. Dari Ibnu Masud r.a berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Siapa yang lupa untuk menyebut nama Allah ketika memulai makan, maka hendaklah ia
mengucapkan saat ingat, Bimillahi fi awwalihi wa akhirhi (Dengan nama Allah di awal dan
di akhir makanan). Maka ia seperti menghadapi makanan baru lagi dan mencegah apa yang
tadi sudah didapat setan. 2
Jika salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan menggunakan tangan kanan,
dan jika ia minum, maka minumlah dengan menggunakan tangan kanan, karena
sesungguhnya setan itu makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri. 3
Dari Anas r.a berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bernafas tiga kali ketika
hendak minum dan bersabda,
Sesungguhnya yang demikian itu lebih segar, lebih steril dan lebih memuaskan. 4
a. Dari Abu Said Al-Khudri r.a, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam melarang minum sambil
berdiri. 6
b. Dari Abu Hurairah r.a, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam melihat seorang lelaki minum
sambil berdiri, kemudian bersabda, Muntahkanlah Ia berkata, Kenapa? Beliau bersabda,
Apakah kamu suka minum bersama seekor kucing? Ia menjawab, Tidak. Beliau
bersabda, Sesungguhnya ikut minum bersama kamu sesuatu yang lebih buruk dari seekor
kucing, yaitu setan. 7
7. Tidak Makan dan Minum dari Tempat yang Terbuat dari Emas dan Perak
Dari Hudzaifah r.a, ia berkata, Aku mendengar Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Janganlah kamu memakai sutra dan kain diibaj sutra yang lebih halus; dan janganlah
minum dengan menggunakan bejana yang terbuat dari emas atau perak. Janganlah makan
dengan menggunakan piring dari emas atau perak, karena perabot itu untuk mereka (orang-
orang kafir) di dunia, dan untuk kita di akhirat. 8
a. Dari Kaab bin Malik r.a, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam makan
dengan menggunakan tiga jari, dan beliau menjilati tangannya sebelum membersihkannya. 9
b. Dari Anas r.a, jika Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam makan beliau menjilati ketiga
jarinya. Anas berkata, Rasulullah bersabda, Jika suapan kalian terjatuh, maka hendaklah
diambil dan dibersihkan dari penyakit (kotoran), kemudian dimakan serta tidak
meninggalkannya untuk setan. Beliau memerintahkan untuk menghabiskan sisa makanan.
Beliau bersabda, Sesungguhnya kalian tidak tahu dari sisi makanan mana yang
mengandung berkah. 10
c. Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam melarang
(umatnya) menelan dua kurma sekaligus sebelum meminta izin kepada teman-temannya. 11
d. Dari Ibnu Umar r.a, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Hendaklah setiap orang
di antara kalian makan dengan menggunakan tangan kanannya, minum dengan menggunakan
tangan kanan, mengambil dengan menggunakan tangan kanan, dan memberi dengan
menggunakan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dengan menggunakan tangan
kiri, minum dengan menggunakan tangan kiri, memberi dengan menggunakan tangan kiri dan
mengambil dengan menggunakan tangan kiri. 12
Dari Miqdam bin Madikarib r.a, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi
wa Sallam bersabda, Tidaklah anak Adam memenuhi bejana lebih buruk dari memenuhi
perutnya. Cukuplah bagi bani Adam makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya,
kalau tidak boleh tidak (harus memenuhi perutnya) hendaklah 1/3 (perutnya) untuk
makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 lagi untuk nafasnya. 13
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah
mencaci makanan sama sekali, jika beliau tidak menyukainya maka beliau memakannya, jika
beliau tidak suka beliau meninggalkannya. 14
Orang kafir makan dengan tujuh usus, sedangkan orang mukmin makan dengan satu usus.
15
a. Dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, (Jatah) makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang
cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang. 16
b. Dari Abdullah bin Amr r.a, seorang lelaki bertanya kepada Nabi Shalallahu Alaihi wa
Sallam tentang perbuatan yang paling baik dalam Islam. Beliau bersabda,
Memberi makanan, dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang
yang tidak engkau kenal. 17
c. Dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a, ia berkata, Jika Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
menerima makanan beliau memakan sebagian dan mengirimkan sisanya kepadaku. 18
13. Memuji Hidangan
Dari Jabir bin Abdullah r.a, Nabi SAW bertanya kepada tuan rumah tentang lauk-pauk yang
dihidangkan. Mereka berkata, Kita tidak memiliki makanan kecuali khal (cuka, sejenis
asinan). Kemudian beliau minta agar dibawakan khal, dan memakannya seraya bersabda,
Sebaik-baik lauk-pauk adalah khal dan sebaik-baik lauk pauk adalah khal. 19
Dari Abu Said Al-Khudri r.a, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam melarang
minum dari lubang tempat air, dan melarang meniup minuman. 20
Dari Abu Qatadah r.a berkata, Rasulullah berkhutbah kepada kami dan di akhir khutbahnya
beliau bersabda, Sesungguhnya orang yang memberi minum suatu kaum maka dialah yang
minum terakhir kali. 21
Sumber: http://www.syahida.com/2016/03/31/4570/24-adab-makan-dan-minum-sesuai-
sunnah-rasul-agar-berkah-sehat-dan-tidak-makan-minum-bersama-setan/#ixzz4bFat6Nsk
Follow us: @syahidacom on Twitter | syahidacom on Facebook
Dari Wahsyi bin Harb, dari bapaknya, dari kakeknya, Para sahabat Rasulullah berkata, Ya
Rasulullah, kami makan namun tidak merasa kenyang. Beliau bersabda, Mungkin kalian
berpencar-pencar (ketika makan). Mereka berkata, Benar. Beliau bersabda, Berkumpullah
ketika makan, dan sebutlah nama Allah atasnya, maka Dia akan memberikan makan kalian.
22
b. Dari Abu Syuraih Al-Kabi r.a, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menghormati
tamunya, masa pelayanannya sehari semalam, masa bertamunya tiga hari dan setelah itu
adalah sedekah, tidak halal baginya (tamu) untuk menetap di tempatnya sampai membuat
tuan rumah terganggu. 23
a. Dari Abu Juhaifah r.a, ia berkaa, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Sesungguhnya aku makan tidak dengan bersandar. 24
b. Dari Anas r.a berkata, Aku melihat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam duduk
dengan menegakkan kedua betis dan paha (muqi) ketika makan kurma. 25
c. Dari Abdullan bin Bisr r.a, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam diberi
hadiah daging kambing, saat memakan daging tersebut, beliau duduk bersimpuh. Seorang
Badui berkata, Duduk (pertemuan) apa ini? Beliau bersabda, Sesungguhnya Allah
menjadikanku hamba yang mulia, tidak menjadikanku sebagai orang yang diktator dan
pembangkang. 26
Dari Anas r.a, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam diberi kurma, kemudian Rasulullah
membaginya sambil berjalan tergesa-gesa, kemudian memakannya dengan cepat. Dalam
riwayat Zuhair, Makan dengan terburu-buru. 27
20. Kencangkan (Tutup) Minuman dan Menyebut Nama Allah Saat Tidur
Dari Jabir r.a, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Tutuplah pintumu,
sebutlah nama Allah, matikan lampu dan sebutlah nama Allah, kencangkan (tutup)
minumanmu dan sebutlah nama Allah, tutuplah bejanamu dan sebutlah nama Allah, meski
kamu menutupinya dengan sesuatu (yang bukan tutupnya). 28
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Jika pembantu salah
seorang di antara kalian datang membawa makanan, jika kalian tidak memintanya duduk
bersama maka hendaklah mengambilkan untuknya satu makanan atau dua makanan, sesuap
atau dua suap. Karena dialah yang menangani panasnya makanan dan pengolahannya. 29
Jika makan malam telah dihidangkan sedang shalat (Isya) sudah didirikan maka
dahulukanlah makan malam. 30
Dari Ibnu Abbas r.a, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam berkata, Jika salah seorang di
antara kalian mengonsumsi makanan di sebuah nampan, maka jangan memulainya dari
bagian tengah, tapi dari bagian pinggir, karena keberkahan terdapat di bagian tengah. 31
Dari Muadz bin Anas r.a, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berkata, Siapa yang usai
makan, kemudian berdoa, Alhamdulilahil Ladzii Athamani Hadzath Thasama wa
Razaqanihi Min Ghairi Haulim Minnii Walaa Quwwah (Segala puji bagi Allah yang telah
memberiku makanan ini, dan memberi rezekiku ini tanpa kesusahan dan kekuatan dariku),
maka akan dimaafkan segala dosa yang telah lalu darinya. 32 [Syahida.com/ANW]
Catatan Kaki:
1
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5376) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (2022)
2
Hadits shahih, dikeluarkan oleh Ibnu Hibban No. (5213) dan dikeluarkan juga oleh Ibnu
As-Sunni No. (461), lihat As-Silsilah Ash-Shahihah No. (198).
3
Dikeluarkan oleh Muslim No.(2020)
4
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5361)dan Muslim No. (2028) lafazh ini
baginya.
5
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (2352)dan Muslim No. (2029) lafazh ini
baginya.
6
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2025).
7
Hadits shahih, dikeluarkan oleh Ahmad No. (7990) dan dikeluarkan juga oleh Ad-Darimi
No. (2052), lihat As-Silsilah Ash-Shahihah No. (175).
8
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5426) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (2067).
9
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2032).
10
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2034).
11
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (2455)dan Muslim No. (2045) lafazh ini
baginya.
12
Hadits shahih, dikeluarkan oleh Ibnu Majah No. (3266) , Shahih Sunan Ibni Majah No.
(2643), lihat As-Silsilah Ash-Shahihah No. (1236).
13
Hadits sahih, dilkeluarkan oleh At-Tirmidzi No. (2380) dan lafazh ini baginya, Shahih
Sunan At-Tirmidzi No. (1939), dan dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah No. (3349), Shahih
Sunan Ibni Majah No. (2704).
14
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5409) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (2064)
15
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5393), dan Muslim No. (2060) lafazh
ini baginya
16
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2059).
17
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (6236) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (39)
18
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2053).
19
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2052).
20
Hadits Sahih, dikeluarkan oleh Abu Dawud No. (3722) lafazh ini baginya, Shahih Sunan
Abi Dawud No. (3165), dan dikeluarkan juga oleh At-Tirmidzi No. (1887), Shahih Sunan At-
Tirmidzi No. (1538).
21
Dikeluarkan oleh Muslim No. (681).
22
Hadits Hasan, dikeluarkan oleh Abu Dawud No. (3764) lafazh ini baginya, Shahih Sunan
Abi Dawud No. (3199), dan dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah No. (3286), Shahih Sunan Ibni
Majah No. (2657).
23
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (6135) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (48)
24
Dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5398).
25
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2044)
26
Hadits Sahih, dikeluarkan oleh Abu Dawud No. (3773) lafazh ini baginya, Shahih Sunan
Abi Dawud No. (3207), dan dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah No. (3262) lafazh ini baginya,
Shahih Ibni Majah No. (2640).
27
Dikeluarkan oleh Muslim No. (2044).
28
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (3280) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (2012)
29
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5460) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (1663)
30
Muttafaq Alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari No. (5463) lafazh ini baginya, dan Muslim
No. (557)
31
Hadits sahih, dikeluarkan oleh Abu Dawud No. (3772) lafazh ini baginya, Shahih Sunan
Abi Dawud No. (3206), dan dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah No. (3277), Shahih Ibni Majah
No. (2650).
32
Hadits hasan, dikeluarkan oleh Abu Dawud No. (4023) lafazh ini baginya, Shahih Sunan
Abi Dawud No. (3394) dan dikeluarkan oleh Ibnu Majah No. (3285), Shahih Sunan Ibni
Majah No. (2656).
Sumber: http://www.syahida.com/2016/03/31/4570/24-adab-makan-dan-minum-sesuai-
sunnah-rasul-agar-berkah-sehat-dan-tidak-makan-minum-bersama-setan/#ixzz4bFb5E2fN
Follow us: @syahidacom on Twitter | syahidacom on Facebook