Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN WAHAM

I. Kasus (masalah utama)


Waham

II. Proses terjadinya masalah


1. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus-menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Etiologi
A. Faktor predisposisi yang mengakibatkan timbulnya waham adalah:
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSp yang menimbulkan:
Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan
limbik.
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus dan kanak-kanak.
2. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti
penolakan dan kekerasan.
3. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti
kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta
kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
B. Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik
umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/ emosional, perlakuan
kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi,
permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.

3. Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho.. atau Saya punya
tambang emas
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Saya sakit kanker, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemu-
kan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh

4. Manifestasi Klinis
a. Masalah fungsi kognitif
1. Ingatan
Kesulitan mengakses dan menggunakan ingatan yang telah disimpan
Kerusakan ingatan jangka pendek/jangka panjang
2. Perhatian
Ketidakmampuan untuk mempertahankan perhatian
Konsentrasi buruk
Mudah terganggu
3. Pengambilan keputusan
Tidak dapat mengambil keputusan
Kerusakan penilaian
Pikiran tidak logis
Tidak mampu merencanakan
Ketidakmampuan melakukan tugas
4. Bentuk dan isi bicara
- asosiasi bebas: tangensial atau tak logis, inkoheren, sirkumtansial
Tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham (Standar
Asuhan Keperawatan Jiwa RSJP Bogor di kutip oleh RSJP Banjarmasin,
2001) yaitu:
a. Waham dengan perawatan minimal
1) Berbicara dan berperilaku sesuai dengan realita.
2) Bersosialisasi dengan orang lain.
3) Mau makan dan minum.
4) Ekspresi wajah tenang.
b. Waham dengan perawatan parsial
1) Iritable.
2) Cenderung menghindari orang lain.
3) Mendominasi pembicaraan.
4) Bicara kasar.
c. Waham dengan perawatan total
1) Melukai diri dan orang lain
2) Menolak makan / minum obat karena takut diracuni.
3) Gerakan tidak terkontrol.
4) Ekspresi tegang.
5) Iritable.
6) Mandominasi pembicaraan.
7) Bicara kasar.
8) Menghindar dari orang lain.
9) Mengungkapkan keyakinannya yang salah berulang kali.
10) Perilaku bizar.

III. A. Pohon masalah

Perilaku Resiko mencederai orang


Kekerasan lain

Gangguan proses pikir : Kerusakan interaksi


Waham verbal

Gangguan konsep diri : Harga Diri


Rendah

Gangguan interaksi sosial :


Menarik Diri

B. Data yang perlu dikaji Koping individu inefektif


1. Data subyektif:
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran
serta keadaan dirinya) berulangkali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
2. Data obyektif:
Klien tampak takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung, curiga,
bermusuhan.

IV. Diagnosa keperawatan


Perubahan isi pikir: waham

V. Rencana tindakan keperawatan


SP 1
1. Membantu orientasi realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

Daftar Pustaka
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Fitria, Nita. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta :Salemba
Medika.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Reflika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai