Desa Tanjungkerta merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kroya,
Kabupaten Indramayu. Desa yang merupakan pemekaran dari Desa Sukaslamet pada tahun 1982 ini memiliki jumlah penduduk sekitar 6.000 jiwa yang mayoritas mata pencahariannya adalah petani. Wilayah Desa Tanjungkerta terdiri dari tanah darat, pemukiman, dan didominasi oleh persawahan. Hal ini dapat dilihat dari jarak antar pemukiman yang relatif jauh karena dipisahkan oleh area persawahan. Kondisi pemukiman di Desa Tanjungkerta terbilang layak huni dengan rumah yang sudah dibangun menggunakan batu bata dan sarana MCK (Mandi Cuci Kakus) mayoritas berada di dalam rumah. Desa Tanjungkerta terdiri dari 4 RW (dusun) dan 13 RT. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, pemerintahan Desa Tanjungkerta dibantu oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Majelis Ulama, dan Dewan Kesejahteraan Mesjid (DKM). Akses jalan yang ada di Desa Tanjungkerta terdiri dari satu jalan utama yang membentang di sepanjang desa dan beberapa jalan kecil (gang). Hal ini cukup mempengaruhi kondisi perekonomian penduduk di Desa Tanjungkerta, terutama di bidang perdagangan. Hal ini dikarenakan panjangnya jalan utama yang membentang ditambah dengan pemukiman yang dipisahkan oleh area persawahan sehingga kegiatan perdagangan tidak terpusat di satu area. Mata pencaharian utama penduduk di Desa Tanjungkerta mayoritasnya adalah sebagai petani dengan hasil tani terbanyak berasal dari padi, palawija, dan mangga. Dalam kegiatan pertanian, terdapat beberapa kendala yang sering dihadapai masyarakat, seperti sering terjadinya serangan hama, kurangnya sarana pengolahan sawah, tidak adanya pasokan air saat musim kemarau, harga pupuk dan obat-obatan yang semakin mahal, serta nilai jual produksi hasil pertanian yang tidak stabil. Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat desa Tanjungkerta sebenarnya tidak terlalu spesifik, namun budaya gotong royong pada desa Tanjungkerta ini masih sangat tinggi. Keikutsertaan masyarakat dalam setiap acara seperti hajatan, pembangunan rumah, ataupun acara tahlilan masih sangat tinggi. Namun kendalanya adalah kegiatan tersebut terbatas oleh pembagian ruang wilayah RT. Dengan kondisi pemukiman yang memanjang dan terseber di sepanjang jalan raya utama, maka jarak antara RT. 1 dengan RT. 3 saja sudah cukup jauh. Hal inilah yang membuat terkadang kegiatan yang dilakukan setiap RT tidak merata, berbeda satu sama lain, dan semakin tertutup untuk setiap RT-nya. Demikian pula keharmonisan antar RT pun kadang ternoda akibat sering terjadinya kesalahpahaman, setiap kegiatan perlombaan yang diadakan desa tidak mampu melibatkan masyarakat keseluruhan RT karena sering melahirkan bentrok antar RT. Jika menganalisa dengan lebih seksama lagi, maka desa tanjungkerta memiliki strength pada sector pertanian, dan opportunity pada nilai budaya gotong royong yang dianut masyarakat. Sedangkan focus permasalah yang ingin diselesaikan oleh penulis adalah di weakness pada sector pengetahuan, dan threat pada kondisi social masyarakat yang terbatas akibat bentuk geografis wilayah yang memanjang dan terpisah oleh pesawahan. Organisasi masyarakat yang menurut saya yang akan cukup memberikan peran yang besar dalam penyeslesaian masalah tersebut yaitu karang taruna. Apabila digabungkan dengan pemahaman saya dalam ilmu psikologi maka saya berharap saya akan mampu mengambil andil dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, walau mungkin hanya sedikit sekali. Jika saya menjadi ketua karang taruna di desa Tanjungkerta maka saya akan menggerakan masyarakat bukan hanya dari tingkatan usia dewasa, namun juga remaja dan juga anak-anaknya, melalui kegiatan bersama, dengan memanfaatkan nilai gotong royong yang masih melekeat pada masyarakat. Dalam kehidupan bersolsial, bermasyarakat, memang wajar apabila terjadi lemahnya penyaluran informasi apalagi dengan keadaan wilayah yang tersebar jauh. Maka dai itu perlu adanya suatu elemen yang mampu masuk kedalam setiap perbedaan tersbut yang mana mampu menjadi mediator yang mampu menengahi setiap kesalahpahaman yang mungkin terjadi. Maka dari itu solusi yang sedikit akan membantu meringankan konflik tersebut saya akan melakukan mediasi atau rapat kordinasi dengan setiap tokoh masyarakat dan elemen pemerintahan. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan pemahaman dan menemukan solusi terbaik yang mana perlu adanya kesadaran untuk masyarakat agar bersatu dalam satu, dan memberikan mereka kesadaran dan pengetahuan betapa indahnya kerja sama. Dalam pelaksanaannya mungkin akan sangat berat apabila ketua karang taruna ini hanya bergerak sendirian, namun target sasaran pertama yang akan diberikan pengetahuan adalah generasi muda yang masih memiliki ego yang rendah.
Kel8 - Pemberdayaan Masyarakat Melalui Karang Taruna Dalam Upaya Menumbuhkan Kesadaran Untuk Mengelola Sampah Menjadi Rupiah Di Desa Sakatiga Kab Ogan Ilir