PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang
cepat dan signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia,
makanan, kosmetika dan alat kesehatan. Dengan menggunakan
teknologi modern, industri-industri tersebut kini mampu memproduksi
dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan
range yang sangat luas.
Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dalam
perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu
yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan
jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu menjangkau seluruh
strata masyarakat.
Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud
cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup
masyarakat termasuk pola kondsumsinya. Semetara itu pengetahuan
masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan
menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak
iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk
mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional
dan gaya hidup konsumen tersebut pada kesehatan dan keselamatan
konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau
terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan
berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.
1
2
2http://sebuahsejuk.wordpress.com/2011/09/09/obat-adalah/diakses pada
tanggal 30 November 2016
3
B. Pokok Permasalahan
3http://seksikefarmasiansumenep.blogspot.com/2013/02/kebiajakan-obat-
nasional.html diakses pada tanggal 1 Desember 2016.
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai syarat untuk
melengkapi persyaratan studi dalam rangka meraih gelar Sarjana
Hukum Universitas Trisakti. Disamping itu tujuan dari penelitian skripsi
ini, antara lain:
1. Memberi sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang mungkin
memiliki manfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada khususnya
tentang tugas dan wewenang BPOM dalam pelaksanaan
pengawasan terhadap peredaran vaksin.
2. Untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bagaimana
bentuk tanggung jawab BPOM terhadap beredarnya vaksin palsu.
D. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan ialah Penelitian hukum empiris
normatif merupakan sebuah metode penelitian hukum yang
berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata dan untuk
meneliti bagaimana hukum bekerja di masyarakat. Dikarenakan
hukum penelitian ini erat hubungannya dengan masyarakat maka
tidak jarang penelitian hukum empiris disebut juga sebagai
penelitian hukum sosiologis. Gejala gejala yang timbul dalam
masyarakat tersebut diteliti dengan maksud agar terungkap
kebenarannya atau sumber permasalahan yang dihadapi. 4 Dapat
dikatakan juga penelitian hukum empiris sebagai penelitian yang
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah
deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dilakukan dimana
pengetahuan atau teori tentang objek penelitia yang sudah ada dan
berupaya untuk memberikan uraian dan gambaran tentang peranan
Negara dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
4. Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah skripsi ini pengumpulan data
dilakukan melalui metode observasi lapangan, wawancara, studi
kepustakaan (studi dokumen), dimana penulis mengambil dari
beberapa buku, peraturan perundang undangan yang terkait,
melakukan kunjungan ke beberapa perpustakaan, serta
mengakses data melalui media internet.
5. Analisis Data
Data dari hasil penelitian ini dianalisa secara kualitatif untuk
memperoleh jawaban yang dapat menjadi suatu kesimpulan.
Metode secara kualitatif merupakan tata cara penelitian yang
menekankan pada kualitas atau isi dari data tersebut dengan tujuan
untuk menemukan jawaban terhadap permasalahn yang di angkat
dalam karya ilmiah ini yaitu Peranan BPOM Dalam Melakukan
Pengawasan Pemasukan Obat Dan Makanan Ke Dalam Wilayah
Indonesia (Studi Kasus : Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta
Timur, Terhadap Penggunaan Vaksin Palsu)
a. Vaksin
Vaksin adalah antingen berupa mikroorganisme yang sudah
mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya,
yang telah diolah, berupa toksin mirkoorganisme yang telah diolah
menjadi toksoid, protein rekombian yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu.7
b. Badan Pengawas Obat dan Makanan
BPOM mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8Badan Pengawas
Obat dan Makanan merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), yaitu sesuai Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 merupakan lembaga pemerintah
pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintah tertentu
dari Presiden serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
c. Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (disingkat
Kemenkes RI) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia
yang membidangi urusan kesehatan. Kementerian Kesehatan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 9
F. Sistematika Penulisan
BAB IPENDAHULUAN
9https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kesehatan_Republik_Indonesiadiakse
s pada tanggal 1 Desember 2016.
8
BAB V PENUTUP