Anda di halaman 1dari 2

Nama: Aliyah

NPM: 1606891274

Jurusan: Ilmu Kesejahteraan Sosial

Review Ideologi Politik: Fasisme

Menurut Carlton C. Rodee Ideologi merupakan kumpulan gagasan yang secara logis
berkaitan dan mengidentifikasi prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi
institusi politik dan perilaku. Lalu menurut Koentjoroningrat Ideologi merupakan cita-cita
kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan gagasan yang berhubungan
dengan nilai ataupun prinsip yang bertujuan mewujudkan cita-cita masyarakat. Ideologi bersifat
komprehensif, pervasif, ekstensif, intensif. Ideologi memiliki beberapa fungsi, yaitu memberikan
dasar legitimasi pada pemerintah, menjadi dasar untuk menentang kekuasaan status quo,
mempersatukan rakyat, menjadi pedoman untuk memilih kebijakan dan perilaku politik dan
sebagai prinsip perjuangan yang menjadi alat komunikasi simbolis antara pemimpin dan massa,
sebagaimana diungkapkan oleh Carlton C. Rodee.

Ideologi politik terbagi dalam berbagai paham, seperti anarkisme, liberalisme klasik,
sosialisme, komunisme, neo liberalisme, konservatisme, dan fasisme. Dalam tulisan ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai ideologi fasisme. Idelogi fasisme merupakan ideologi yang
muncul dari dampak negatif industrialisasi, modernisasi, dan demokratisasi. Fasisme muncul
dalam masyarakat yang telah maju (developed country) dan makmur serta telah mengalami
proses industrialisasi dan modernisasi yang pesat serta relatif berhasil mengembangkan teknologi
tinggi namun mengalami kegagalan demokratisasi. Dampak yang ditimbulkan antara lain adalah
berbagai macam kesenjangan, penderitaan berkepanjangan, rasa ketakutan akan tidak adanya
harapan masa depan yang lebih baik.
Fasisme merupakan percampuran berbagai gagasan yang mencakup ras, agama, ekonomi,
sosial, dan moralitas akar-akar filosofis. Dalam fasisme terdapat berbagai doktrin atau ajaran-
ajaran. Terdapat gagasan mengenai superioritas ras, gagasan gobineau mengenai hierarki ras,
dimana ras tertinggi adalah kulit putih, kemudian kulit kuning, dan terakhir kulit hitam. Doktrin
lainnya seperti anti-semitisme, yaitu mitos ras yang melahirkan sikap-sikap kebencian terhadap
ras lain, khususnya Yahudi. Lalu totalitarianisme, karena fasisme tidak hanya meliputi suatu
sistem organisasi politik atau pemerintahan, melainkan juga keseluruhan kehendak (will),
pemikiran (thought), dan perasaan (feelings) suatu bangsa.
Fasisme menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi, lalu memandang bangsa lain
rendah dan hanya mengedepankan bangsanya sendiri. Hal diatas menyebabkan fasisme menjadi
sebuah paham yang fanatik terhadap nasionalisme dan bersifat otoriter. Untuk mencapai
tujuannya, maka fasisme menggunakan kekuatan, kekerasan atau metode propaganda, bahkan
melakukan genosida. Hal tersebut dilakukan agar individu dan masyarakat bertindak serta
berpikir secara seragam dalam mengikuti keinginan atau aturan yang dibuat oleh para penguasa.
Dapat disimpulkan bahwa dalam ideologi fasisme, negara bukanlah milik rakyat melainkan milik
segelintir orang yang menjadi penguasa, sehingga masyarakat cenderung tidak berkembang dan
tertekan.

Sumber
http://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/126/mod_resource/content/0/OCW%202013%20-%20PIP
%2011%20Ideologi%20Politik.pdf (Diakses pada tanggal 26 November 2016)

https://www.academia.edu/9620516/IDEOLOGI_FASISME_DAN_NEGARA_YANG_MENGA
NUTNYA (Diakses pada tanggal 27 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai