Anda di halaman 1dari 2

Genus Aphanomyces merupakan organisme yang tergolong ke dalam

cendawan yang hidup di dalam air. Aphanomyces invadansmerupakan cendawan


yang dapat menginfeksi banyak spesies ikan dan menimbulkan kondisi epizootic
ulcerative sindrom atau red spot disease (kiryu et al. 2003).
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Chromista
Filum : Oomycota
Kelas : Oomycetes
Sub kelas : Incertae sedis
Ordo : Saprolegniales
Famili : Leptolegniaceae
Genus : Aphanomyces
Spesies : Aphanomyces invadans
Aphanomyces invadans merupakan cendawan yang sangat patogen.
Cendawan ini dapat menginfeksi berbagai jenis ikan air tawar di seluruh dunia,
namun jenis ikan yang dikatahui paling rentan terhadap cendawan ini adalah ikan
jenis Brevoortia tyrannus. Beberapa jenis ikan, diantaranya Cyprinus caplo,
oreochromis niloticus, dan Chanos chanosresisten terhadap serangan cendawan ini.
Infeksi oleh 10 zoospora (stadium infective dari A. Invadans) cukup untuk
membunuh seekor ikan, bahkan satu zoospora saja mampu menimbulkan lesia
ulceratif yang dapat berujung pada kematian. Lesio ulceratif yang terbentuk akan
mengakibatkan nekrosis jaringan. Cendawan ini berkembang dengan sangat cepat,
setiap 10 hari cendawan ini mampu berlipat ganda. Cendawan ini juga sangat
invasif, hifa cendawan ini mampu menembus ke dalam berbagai macam jaringan
termasuk hati, ginjal, dan korda spinalis (Kiryu et al. 2003).
Aphanomyces invadans memiliki struktur mycelium tanpa septa. Oomycete ini
memiliki dua bentuk zoospore. Zoospore primer mengandung sel yang berkembang
didalam sporangium. Zoospora primer akan dilepaskan ke ujung dari sporangium
dan berkembang menjadi zoopora sekunder berupa sel berflagelata dan dapat
berenang bebas di dalam air. Zoospora sekunder ini dapat tetap motil pada kondisi
lingkungan yang mendukung. Zoospore yang motil tersebut akan menempel pada
kulit ikan dan akan terjadi germinasi pada kondisi yang mendukung. Hifa akan
menginvasi ke jaringan kulit, jaringan otot, dan mencapai organ
internal. Aphanomyces invadans tumbuh secara optimal pada suhu 20-30 oC.
Cendawan ini tidak mampu bertahan hidup pada kondisi salinitas air 2ppt (part per
thousand). Cendawan ini juga rentan terhadap bahan desinfektan kimia umum
(Johnson et al. 2004).
Gejala klinis yang muncul pada infeksi cendawan ini adalah adanya
kemerahan (red spot disease) pada kulit ikan yang menandakan adanya reaksi
peradangan akibat invasi dari hifa. Pada kondisi lanjut, pada bagian yang terinfeksi
akan terbentuk ulcer hingga jaringan nekrotik yang disertai dengan bentukan
peradangan granulomatos. Ikan yang terinfeksi akan kehilangan nafsu makan, dan
terlihat menjadi lebih kusam. Ikan yang terinfeksi akan terlihat lemas dan terapung di
permukaan air (Johnson et al. 2004).

Diagnosa
Diagnosa yang dapat dilakukan untuk memastikan infeksi dari A.
Invadans pada ikan yang menunjukkan gejala klinis antara lain dengan pemeriksaan
histopathologi, isolasi oomycete, atau menggunakan polymerase chain reaction
amplifikasi. Diagnosa diawali dengan melihat gejala klinis berupa spot-spot merah
maupun lesio ulceratif pada tubuh ikan. Kemudian jaringan yang mengalami ulcer
diambil menggunakan scalpel hingga jaringan otot ikut terambil. Jaringan yang
diambil diiris setipis mungkin dan ditempelkan pada objek glass dan ditutup dengan
cover glass. Pemeriksaan menggunakan mikroskop dilakukan untuk mengamati
adanya struktur hifa dai A.invadans. Untuk memudahkan pemeriksaan secara
mikroskopik dapat dibantu dengan pewarnaan haematoxylin eosin (HE). Dengan
menggunakan pewarnaan tersebut dapat memudahkan dalam melihat radang
granuloma yang terbentuk serta hifa yang invasif (Willoughby & Roberts 1994).
Untuk isolasi agen dapat dilakukan dengan membiakkan sampel yang
mengandung cendawan dalam glucose/peptone (GP) agar yang mengandung
penicillin G dan streptomycin. Isolat diinkubasi pada suhu 25 oC dan diamati setiap
hari. Sampel berasal dari bagian yang mengalami ulcer (Willoughby & Roberts
1994).

Pengendalian dan Pencegahan


Tidak ada pengobatan yang efektif untuk ikan yang terinfeksi A. Invadans,
sehingga pencegahan sebaiknya dilakukan untuk mengurangi kemungkinan infeksi
cendawan ini. Pada kolam yang diduga terinfeksi cendawan ini maka sebaiknya
aliran air dihentikan dan diberikan garam dengan konsentrasi 2ppt untuk
menginaktivasi zoospore yang ada di dalam air kolam tersebut (Kiryu et al. 2003).

Anda mungkin juga menyukai