Anda di halaman 1dari 2

TEORI DAN METODOLOGI

DALAM SOSIOLOGI

Teori menurut perumusan Kornblum dan Jonathan Turner, yang ditekankan adalah
menjelaskan sebab tejadinya suatu gejala yang diamati. Dalam sebuah teori terdapat penjelasan
ilmiah yang intinya ialah pencarian faktor penyebab sesuatu serta menjelaskan sebab-sebab
terjadinya sesuatu.
Para ilmuan membedakan antara faktor yang dijelaskan dan faktor penyebab. Dalam
analisis data kuantitatif konsep variabel tergantung (dependent variable) merupakan faktor yang
harus dijelaskan dan konsep variabel bebas (independent variable) adalah faktor penyebab dan
keduanya merupakan konsep yang berbeda. Emile Durkheim pula membedakan dua macam
penjelasan, yaitu; penjelasan fungsional yang terdiri atas pencarian fungsi suatu fakta sosial dan
penjelasan kausal yang mencari sebab-sebab terjadinya suatu fakta sosial.
Menurut H.D. Pangemanan tidak ada teori yang melihat dalam 4 dimensi, karena ketika
teori bertabrakan dengan teori yang berbeda maka dimensinya akan berbeda (intinya setiap teori
tidak bisa digabungkan). Sebuah teori merupakan hasil dari penelitian dimana penelitian
kuantitatif berhubungan dengan angka untuk membuktikan teori sedangkan penelitian kualitatif
menghasilkan sebuah makna atau definisi dan bisa juga dikatakan bahwa metode penelitian
kualitatif adalah untuk menemukan sebuah teori.
Salah satu bagian terpenting dalam sebuah aktifitas ilmiah, akademik, pembelajaran
maupun penelitian tidak lepas dari metodologi. Menurut Polit. D dan Hungler. B, metodologi
adalah hal-hal yang berkaitan dengan cara memperoleh data, penyusunan dan analisisnya.
Sedangkan Peter Senn menyatakan metode merupakan prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu, dan metodologi adalah analisis untuk memahami aturan atau prosedur dalam metode
tersebut.
Teori dan Metodologi selalu berhubungan dengan paradigma, dalam hal ini paradigma
merupakan sebuah sudut pandang, perspektif atau bisa juga dikatakan pendekatan yang mendasar
dari suatu disiplin ilmu. Paradigma dalam konteks ilmu pengetahuan dapat membantu
merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan yang mesti dijawab,
bagaimana seharusnya menjawab serta aturan apa yang harus diikuti.
George Ritzer melalui bukunya Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda
mengatakan bahwa dalam sosiologi terdapat 3 paradigma penting yang mendasari teori sosiologi
serta memiliki konsekuensi berbeda, 3 Paradigma tersebut yaitu;

1. Paradigma Definisi Sosial

2. Paradigma Fakta Sosial

3. Paradigma Perilaku Sosial

1. Paradigma Definisi Sosial merupakan teori sosiologi mikro yang menitik beratkan pada
tindakan nyata dan penuh arti dari individu/manusia terhadap orang lain. Paradigma ini
merupakan karya dari Max Webber. Paradigma Definisi Sosial menggunakan metode
kualitatif yang dilakukan dengan cara observasi. Teori dalam paradigma ini yaitu; Teori
Interaksionisme Simbolik, Teori Aksi, Teori Fenomenologi dan Teori Etnomenologi.

2. Paradigma Fakta Sosial merupakan teori sosiologi makro yang memiliki pokok
perhatian terhadap struktur sosial dan pranata sosial (kelompok, sistem sosial, posisi,
peranan, komunitas, nilai-nilai, keluarga, pemerintah dan lain-lain) yang nyata dan
terpisah dari individu/manusia namun dapat mempengaruhi atau mengendalikan individu
itu sendiri. Paradigma ini dikemukakan oleh Emile Durkhaim. Metode penelitian yang
digunakan dalam paradigma fakta sosial yaitu metode kuantitatif yang dilakukan dengan
cara interview, questionneir, historis dan komparatif. Teori dalam paradigma ini yaitu;
Teori Fungsionalisme Struktural, Teori Konflik dan Teori Sistem.

3. Paradigma Perilaku Sosial merupakan teori sosiologi meso dimana teori ini
menggambarkan manusia sebagai makhluk sosial yang bertindak atas kepentingannya. B.
F Skinner sebagai pencetus paradigma ini terlihat berupaya mendamaikan antara teori
mikro dan teori makro namun pada hakekatnya hal tersebut tidak bisa menyatu. Seperti
yang dikemukakan sebelumnya bahwa dua dimensi yang berbeda sulit atau bahkan tidak
bisa disatukan dalam sebuah teori. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen
namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan metode yang digunakan oleh
paradigma yang lain seperti observasi, questionneir dan interview (bisa dikatakan bahwa
metode yang digunakan untuk penelitian bisa metode kualitatif atau kuantitatif). Teori
yang termasuk dalam paradigma ini adalah; Teori Behavioral, Teori Exchange dan Teori
Pilihan Rasional.

Tulisan ini merupakan catatan pendek saya dari materi kuliah umum yang berikan oleh
Ketua STISIP Merdeka Manado Dr. Drs. H. D. Pangemanan, SH, M.Si, dalam tulisan ini pula
saya mengutip beberapa tulisan dari Buku Ajar Pengantar Sosiologi (Drs. E.B. Ngenget, M.Si &
Drs. A.D. Ewald Frederik).
Sebagai akhir dari tulisan ini, H.D. Pangemanan pada awal materi kuliah umum
menyatakan bahwa Cara pandang yang berbeda merupakan sebuah kemajuan, dan sebelum
menutup materi kuliah umum saya menyempatkan untuk menyampaikan sebuah pertanyaan
terkait pernyataan tersebut, yaitu; Benarkah sebuah kemajuan adalah akibat dari sudut pandang
yang berbeda? Jawaban beliau adalah bahwa sudut pandang jika diperdebatkan maka
menerima kehancuran/kemunduran, tapi jika saling mengaminkan maka akan menuju
perkembangan/kemajuan.

Penulis: Rudy Noorwansyah


(Ketua Senat Mahasiswa STISIP Merdeka Manado)
NPM : 14.01.1620

TABEL PENGELOMPOKAN TEORI SOSIOLOGI

Paradigma Definisi Sosial Fakta Sosial Perilaku Sosial

Teori Sosiologi Teori Sosiologi Mikro Teori Sosiologi Makro Teori Sosiologi Meso

Individu / Struktur
Pusat Struktur Sosial & Pranata
Individu Sosial & Pranata
Perhatian Sosial/ Masyarakat
Sosial

Ahli Pencetus
Max Webber Emile Durkheim B. F. Skinner
Teori

Eksperimen
(tidak menutup
Kuantitatif kemungkinan
Metode Kualitatif
(Interview, Questionnaire, menggunakan metode
Penelitian (Observasi)
Historis dan Komparatif) dalam penelitian
Kualitatif dan
Kuantitatif)
Teori Yang Interaksionisme Simbolik
Fungsionalisme Struktural Behavioral
Termasuk Aksi
Konflik Exchange
Dalam Phenomenology
Sistem Sosial Pilihan Rasional
Paradigma Etnometodology

Anda mungkin juga menyukai