Anda di halaman 1dari 23
x PERATURAN PEMERINTAI REPUBLIK INDONESIA NOMOR S7 TAHUN 2016 ‘TENTANG PERUBAHAN *TAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014 ‘TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN BKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menigsbang : 2. bahwa gambut merupalan ekosistem rentan dan telah ‘mengalami Kerusakan yang disebabkan Kebakaran hutan ddan lahan tahun 2015, sehingga harus dilakukan upey’ ‘upaya yang intensif dalam perlindungan dan pengelolaar, », bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang, Perlindungan “dan Pengelolaan Bkosistem Gambut_periu Sisempurnakan sesuai dengan perkembangan dan Jebutuhan ulzam di masyarakat; cc. bahwa berdasarkan pertimbangan scbagaimana dimaksud dalam buruf a dan huruf b, perla menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut; Mengingst ; 1, Pasal § ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tabun 1945; Undang-Undang Nomor $2 Tahun 2009 tentang. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Nomer 5059), 3, Peraturan Menetapkan . 9 2 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tabun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambit (Vembaran Negara Republik Indonesia Tahtin 2014 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nontor 8580) MEMUTUSKAN: FERATURAN PEMERINTA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM CAMBUT, Pasal [eberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 ‘Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (Lembaran. Negara Republik Indonesia Tahsan 2014 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8580), diubah sebagal berikut 1 Ketentuan angka 2 Pasal i diubsh, sehingga berbunyi sebagai berikut Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimalesud dengan: 1. Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut ‘adalah upaya sistematie dan terpada yang dilalcukan ‘untuk melestaran fungst Ekosistem Cambut dan mencegah teyjadinya kerusakan Bkosistem Gambut yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, Pengendalian, pemelinaraan, pengewasan, dan penegakan hulu, 2. Gambut adalah material organike yang. terbentuk secara lami dari sisa-tiea umbuban yang ‘erdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (ima pulub) centimeter atau lebih dan teraicurmulasi pata Fava. 8. Ekosistem . 9 73 3, Bkosistom Gambut adalah tatanan unsur Gambut Yang merupakan satu kesafuan utuh menyelurah Yang saling mempengarahi dalam membentale Keseimbangan, stablitas, dan produktivitasnya. 4. Kesatuan Hidrologis Gambut adalah Ekosistem Gambut yang leteknya di antara 2 (dua) sungah, di fantara tunge: dan laut dan/atau peda rawra, 5. Menteri adalah menteri_ yang menyelenggarakan ‘urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingcungan hidup. Ketentuan ayat (9) Pasal 9 diubab, sehingga berbunyi sebagai beret: Pasal 9 (1) Penetapan fungsi Bkosistem Gambut sebagaimana dimaleud dalam Pasal 4 huruf b dilalcaan oleh Mentertsetelah berkoordinasi dengan ‘8 menteri yang menyelenggarakan —urusan pemerintahan di bidang kehutanan dan menteri Jang menyelenggaralean wntean pemerintahan di Bidang sumber ‘daya air dan penataan Twang, slam hel Ekosistem Gembut yang akan ‘itetapkan berada di kawasan hutan; dant , menteri yang menyelenggarakan —urusan Pemerintahen di bidang suber daya sir dan Penatean ruang, dalam hal Ekosiotem Gambut ‘Yang alan ditetapkan berada di Iuar kawasan hhutan. (2) angst Ekosistem Gambut sebagaimana dimakoud pada ayat (1) meliput: a. fungi lindung Bkosistem Gambut; dan ' fungsi budidaya Bkosistem Gambut (9) Menteri wai menetapkan fungstlindung Kkosistem Gambut paling sedilit 20% (tga puluh per seratus) dari seluruh Tuas Kesatuan Hideologis Gambut yang Ietalenya dimulai dari 1 (satu) atau lebih puncak Jeubah Gambut (4) Dalam a m4 (61, Dalam hal di luar 90% (tiga puluh per seratus) dari selurub uns” Kesatuan "Hideologis Gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) masih terdapat: 4 Gambut dengan ketebalan 3 (tiga) meter atau lebih, . plasma nutfah spesifie dan/atau endemils; ©. spesies yang diindungi sesuai dengan peraturan perundang tndangan; dan/atau 4. Bkosistem Gambut yang berada di kawasan lindung sebagaimana ditetspkan dalam reneana tata ruang wilayah, kawasan hutan lindung, dan ‘Eawasan hutan konservasi, Menteri menetapkan sebagai fangs! lindung Bhosistem Gambut, (9) Luas Kesatuan Hidrologis Gambut sebagaimana imaksud pada ayat (3) dan ayat (4) didasarkan pada peta final Kesatuan Hidrologis Gambut sebagaimana Simaksud dalam Pasal 7. (6) Dalam bal Bkosistem Gambut tidak memenubi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat. (4), Menteri menetapkan "sebagai fangs! Budidaya Bkosistem Gambut, Ketentuan ayat (2} buruf b Pasal 10 diubah dan huraf © sihapus, sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai beriut: Pasal 10 (1) Pungsi Ekosistem Gambut yang telah ditetaplan oleh Menten sebagai fungst Lndung dan. fangsi bbadidaya Blosistem — Gambut sebegaimana Gimaksud dalam Pasal 9 disaiikan dalam bentuk peta fungsi Bkosistem Gambut (2) Peta fungsi Ekosistem Gambut sebagaimana sdimalesud pada aya (I) terdii tas: a peta x RePUSLIK INDONESIA ee peta fungsi Ekosistem Gambut_nasional yang Gisajkan dengan skala paling kecil 1 250.000; b. peta fungsi Ehosistem Gambut provinsi dan Ketentuan ayat (4) Pasal 11 diubaly, ayat (6) dan ayat (6) sdhapus, sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai bert: Pasal LI (1) Bkosistem Gambut dengan fungsi budidaya dapat diubab menjadi Ekesistem Gambut dengan fungi nding (2) Perubahan fungsi Ekosistem Gambut scbagaimana sdimakesud pada ayat (1) 4. dilacaian oleh Menter atass >. berdasarkan usulan gubernur atau bupati/walt kota “seu dengan kewenanganaya. kepada (9). Perubahan fungsi Bkosistem Gambut sebagaimana imaksud pada ayat (1) dapat dilaukan dalam hal: a Bkosistem Gambut _memenuhi ketentuan. sebagnimana dimalceud dalam Passel 9 ayat (3) huruf edan hur dy . adanya urgensi elologis untule melaloukan ‘upaya pencegahan atau pemulihan ‘erusakan Lingleungan hidup pada ‘dan/staa di eckitar Bkosistem Gambut; dan/atau c adanyaurgensi ckologis untuk melakukan Upaya. pencadangan Ekosistem Gambut di provinsi atau kabupaten kota (8) Perubahan fungsi Bkosistem Gambut sebagaimena dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri fsetelah berkoordinasi dengan menteri_ yang ‘menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang ‘umber daya air, menteri yang menyelenggarakan tunisan pemerintah «i bidang tata ruang, menterh terkait, gubernr, dan/atau bupati/waliketa sesuat dengan kewenangannya. (9) Dinapus x ee (6) Dihapus. (6) Dihapus. Ketentuan ayat (8} Pasal 14 diubal, sebingga berbunyi sebagal berieut: Pasal 14 (2). Penyusunan rencana Perlindungan dan Pengelolaan [Bkosistem Gambut sebagaimana dimaloud dalam Pasal # hurufe melipst @ rencana Perlindungan dan Pengelolegn Bkosistem Gambut nasional; b, rencana Perlindungan dan Pengelolaan ‘Ekosistem Gambut provinsi; dan © rencana Perlindungan dan Pengelolaan [Ekosistem Gambut kebupaten rota (2) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem| Gambut nasional sebagaimana dimaisud pada ayat () huraf a disusun untuk Perlindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut intas provins (@) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut provinsi sebagaimana dimakeud pada ayat () hur b disusun untuk Perlindungan dan Pengrlolaan Ekosistem— Gambut bintas kkabupaten kota. (#) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut kabupaten/kola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) buruf © disusun untak Perlindungan an Pengeiolaan Ekosistem Gambut yang berada di wilayah kabupaten/eote Ketentuan ayat (1), syat (2), ayat (3) dan ayat (3) Pasal 16 iubah, sehingga berbuny sebagai bert Pasal 16, (1) Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut_nasional “sebagaimana dimalesid dalam Pasal 15 ayat (1) disusun dan ditetapkan oleh Menteri setelah berkeerdinasi dengan: a, menteri a e “ a9 RePuGuin NOONESIA nT" a, menteri yang menyelenggarakan — urusan ‘pemerintahan di bidang tata rang; b. menteri yang menyelenggarakan —urisan pemerintalian di bidang sumber daya alr; c menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperencanaan dan embangunan nasional; dan 4. menter trait lninnya. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut_provinsi sebagaimana dimakeud dalam Pagal 15 ayat (2) disuoun dan ditetapkan oleh sgubernur sesuai dengan kewenangannya, Rencana Peslindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut_kabupates/kota sebagaimana dimalesud dalam Pasal 15 ayat (8) disusun dan ditetapican oleh Dbupati/wal kota Sesuai dengan kevwenanganay Penetapan rencana Pertindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut oleh gubemur atau bupati/walh ‘kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2) Barus terlebih dahula dikonsultasikan -secara tenis dan mendapat persetujuan dari Mente Ketentuan ayat (2) Pasal 17 diubah, sehingga berbunyi sebagai berieut a e@ Pasal 17 Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gamtst paling sediit memat rencana: ‘8. pemanfaatan dan/atau pencadangan Ekosistem Gambut ‘b pemelinaraan dan perlindungan kualitas ‘an/ atau fangsi Ekosistem Gambut, © pengendatian, pemantauan, serta Pendayagunaan dan’ pelestarian Blosistem Gambut, dan 4, adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan ikl, Rencana Periindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut sebagsimana dimalesud peda ayat (I) harus ‘memperhatiean: 8. keragaman Karalder fisik dan biofisik fungst kolo b. sebsran, ‘9 ESE sebaran potensi sumber daya alam; pperubahan iklim; sebaran penduduk kearfan lola; aspirasi masyarakat rencana tata ruang wilayah; dan hh. upaya pemulihan kerusakan Bkosistem Gambut. (9) Rencana Perindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut_ “‘merupakan | “bagian dari rencana perlindungan dan pengelolaan lingkuungan hidup. Ketentuan syat (2) Pasal 18 diubah, sehingga berbunyi sebagai belt Pasal 18 (}) Dalam hal Ekosistem Gambut dengan _fungsi ‘bodidaya diubah menjadi Ekosistem Gambut dengan fangs! indung sebagaimana dimakeud dalam Pasal 11, reneana "Petlindungan dan Pengelolaan Sxosistem Gambut” yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud” dalam Pasal 16. harus ‘Qaicukan perubahan (2) Perubahan rencana Perlindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut yang dilakukan oleh gubernur atau bupati/wali Kota harus. terlebih dabulu ikconsultasikan seeara teknis dan mendapat persetujuan dari Menter Di antara Pasal 22 dan Pasal 23 disisiplean 1 (eat) pasal, ‘yalni Pasal 22A schingga berbuny sebagai berikeut Pasal 228 () Pencegahon kerusakanBkosistem Gambut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) hhurufa dilalukan dengan cara: ‘2. penylapan regulasi teknis; >. pengembangan, 2 @ “ x o- b. pengembangan sistem detcksi ding; ©. penguatan Lelembagaan pemerintah dan Retahanan masyarakats 4. peningkatan Kesadaran hukum masyarakat; an/atau © pengamanan areal rawan kebakaran dan bekas keebakaran, Penyiapan regulast tekmnis sebagsimana dimakesud pada ayat (1) huruf a melipat: a penerapan peta Kesatuan Hidrologis Gambut Sebagalmana dimalsud dalam Pasal 7; . penetapan fungal lindung dan fungst budidaya Kknususnya pada kawasan Kesatuan Hidrologis Gambut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ‘sampai dengan Pasal 12; dan © pelaksanaan evaiuasi dan audit perisinan, Pemnanfaatan lahan Gambut. Pengembangan sistem deteksi dint sebugaimana ‘imalesud pada ayat (1) hurul melipuc 8. pemasangan alat pemantau Kualitas udara sesaat dan kontinyu dan pemanfastan Derbagai teknologi pendeteksi dint; . pengolahan informasi dari berbagai sumber termasulelaporan masyarakat; dan © pemberitahuan Kepada masyarakat tentang potensiterjadinya Kebalaran lahan dan hutan. enguaton kelembagaan pemerintah dan Ketahanan masyarakat scbagaimana dimaksud pada ayat (1) urate melinats fa. penguatan koordinasi tingkat pusat dan Saerah scbagaimana diatur dalam peraturan perundangan-undangan; . penguatan Kelembagaan pengelolaan kawasan Uingkat tapak Kesstuan’ Pengelolaan Hutan (Ph © penyertaan Xe REPUBLIK. INDONESIA =10- © penyertzan unsurunsur masyarakcat, meliput maayarakat peduli api, Kelompok masyarakat ddesa, organisasi kemavyaraktan, dan selawan sesual dengan ketentuan peraturan perndane Undangany 4. penguaten kelembagaan sekolah-sekolah pada Gecrah rawan keebaieran lohan dan utan engan pembentukan Kelompole pelajar peduli lnglngan yang bina oleh pomerint dere; pelatihan, pendampingan, akseo informasi Publik, dan ‘pola kemitraan serta membangun relanisme pemanfaatan tanggung jawab sosial an lingkungan yang inovati dalam rangi ppeningkatan ekonomi masyaralat, 10. Ketontuan ayat (8) huruf a Pasal 23 diubah dan ditambah 3 (ga) ayat yakni ayat (3), ayat (5), dan ayat (6), sehinges Pasal 25 berbunyi sebagai berkut: a @ Peal 23, Kerusakan Ekosistem Gambut dapat terjadi pads: 48. Ekosistem Gambut dengan fungsi indung; dan . Bkosistem Gambut dengan fungsi budidaya Bhosistem Gambut dengan fongsi_lindung inyatalan rusake apabila melampaui kiteria bale ‘kerusakan sebagai berlut: 4, terdapat drainase buatan di Bkosistem Gambut ‘dengan fuangsi lindung yang telah ditetapkan; D. tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarea i bawah lapigan Gambut; dan atau © terjadi_pengurangan luas dan/atau volume fulupan ‘lahan di Bhosistem Gambut dengan fungsilindung yang telah ditetapkan, (9) Bkosistem x Tare (@) Ekosistem Gambut dengan fungsi_budidaya dlinyatakan rusale apabila memenuhi leriteria bales Jeerusakan sebagai beret: 2 muka aie tanah di lahan Gambut lebih dari 0,4 {ool koma empat) meter di bawah permukaan Gambut pada tk penaatan; dan/atau b. terekesposnya sedimen berpivit dan/ataus kwarsa «di bawah lapisan Gambut (4), Penguisuran muka air tanah sebagaimana dimakcud pada ayat (9) huraf a dilalaiean pada tiie penaatan ‘yang telah ditetapkn, (5) Dalam penentuan tik penaatan sebagaimana Gimaksud pada ayat (1) aris didasarken pada arakteristie lahan, topografi, zona pengelolaan air, kanal dan/atau bangunan air. (6). Ketentuan mengenai tata cara penguleuran mule air i due penaatan diatur dalam Peraturan Menten, Ketentuan huruf a dan buruf © Pasal 26 diubah dan dlitambah 1 (satu) ayat yakni ayat (2), sehingga Pasal 26 ‘berbunyi sebagai berikut Pasal 26, (0). Setiap orang dilarang: ‘4, membuka lahan baru (land cleaving) sampai ditetaplannya zonasi fungsi indung dan fungst budidaya pada areal Ekosistem Cambut untule >. membuat —saluran —drninase yang ‘mengakdbatkan Gambut menjadi ering: (¢membalar lahan Gambut dan/atax melakukean pembiaran terjadinya pembalcaran; dan/atat, 4. melaloskan x, a9 212 4. melakokan kegiatan tain yang mengakibatian ‘erlampauinyairiteria” bala kerusalean Bkosistem Gambut sebagaimana dimalced dalam Pasal 23 ayat (2) dan ayat (3) 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanaman tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatar ffengan Peraturan Menten Ketentuan ayat (9) dan ayat (4) asl 80 diuba, sehingga berbunyi sebagai bert Pasal 30 (2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melaikukan pemanfastan Bkosistem Gambut yang menyebabken kerusakan Ekosistem Gambut di dalam atals di tar areal usaha dan/ataa keegan ‘wajib melakukan pemulihan sesuai kewajban yang fereantum dalam iin lingkungas, 2) Pemulihen di dalam dan di tuar areal usaha Gan/atau Kegiatan sebngnimana dimaiceud pada ‘aya (1) wajib dilalesanaiean oleh penanggung java Uusaha dan/atau kegatan tethadap. kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) (©). Pemulihan dilakukan dengan cara: ssuksesi alam; rehabilitas restoras; dan/atan: ccara lain yang sesuai dengan perkembangan jimu pengstahuan dan teknologi (4) Ketentuan lebia lanjut_mengenai pedoman teknis ‘emulihan fungsi Bkosistem Gambut diatur dengan Peraturan Mente 18, Diantara x 713+ 13, Di antara Pasal 30 dan Pasal 31 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 30A, sehingga berbunyi sebagai berikeut Pasal SOA (2). Restorasi sebagaimane dimakud pada Pasal 20 ayat (@) hurufe dilakukan dengan: 4, penerapan telnik-telile restorasi mencakup ‘engaturan tata air di tngkat tana B. pekesjaan —konstruksi, —operasi, dan Pemeliharaan yang meliputi penataan fnfrastruktur pembasahan (rewetting) Gambut, anata © penerapan budidaya menurut kearfan flea (2) Restorasi scbagaimana dimakeud pada ayat (I) Glaksanakan dengan mempertimbangian penelitian an pengembangan dengan memperhatikan dan ‘mengikati perkembangan imi pengetabuan dat perspekaifinternasional. (©) Ketentuan mengenai pedoman teknis pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diate dengan Peraturan Menter “4, Di antara Pasal 31 dan Pasal 32 disisipkan 2 (dua) pasa, yyaleni Pasal 31A dan Pasal 31B sehingga berbunyl ‘sebagai benieut: Pasal S1A Dalam hal pemulihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 merupakan akibat Kebalearan dan penanggung. jawab usaha dan/atau kegiatan dak "melakeukan pemulihan Rangel Bxosistem Gambut sebagaimana Gimaksud dalam Pasal 20: dalam jangka wale paling Jama 30 (tga puluh) hari sefak ‘diketahuinya terjadi Jeebakaran, Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota Derkoordinast dalam’ pemulihan fungsi Ekosistem Gambut atas beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk pelakesanaan lapangan. Pasal 318 x “4 Pasal 918 (1) Terhadap areal petizinan ussha dan/atau kegiatan terdapat, Gambut yang terbakar, Pemerintah ‘mengambiltindakan penyelamatan dan ‘pengambilaihan sementara areal bekas kebakaran, (2) Pengambilaihan sementara areal bekas kebakaran dilakukan untuk dlaicukan verifkasi oleh Menten (9) Hast verifkast dapat berupa 4. pengelolaan Iebih lanjut oleh penanggung jawab {eaha dan/atau kegiatan; dan . pengurangan areal perizinan usaha dan/atau Kegaanaya, (4) Ketentusn mengenai tata cara pengambilalihan areal bekasKebalearan olen Pemerintah sebagaimana limaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menten Di antara Pasal 22 dan Pasal 33 disisipkan 1 (eat) pass, yyalni Pasal 22A schingga berbunyi sebagai berikut: asal 324, (1) Pemulihan fangst ekosistem pada lahan dan huten Gambut selain. pada areal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 menjadi tanggung Jawab Pemerintah. (2). Pemmutihan fungsi ekosistem pada tshan dan hutan Gambut pada sreal penggunaan isin menjadi tanggung jawab pemerintah dacrab. (6) Pemulihan fungsi ckosistem pada lahan dan bhutan Gambut yang imiliki oleh -masyarakat ata masyarakcat hikum adat menjadi tanggung jawab ‘masyarakat atau masyarakat hukum adat 16, Ketentuan Ic T18- 16. Ketentuan ayat (1) Pasal 44 diubab, sehingga berbunyi sebagai bert: Pasal 44 (0) Penanggung jawab usaha dan/atau kegistan yang rmelakulkan’ pemanfaatan Bkosistem Gambut yang ‘melanggar ketentuan Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal SIA dikenal sanksiadministratif berupe pakesan ppemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (9) @) Dalam hal penanggung jawab usaha dan/atau lkegiatan yang melalcukan pemanfastan Bkosistem Gambut tidak melaksanakan paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud pada’ ayat (1), Menten, gubermur, atau bupat/wall kota memberikan sank! ‘2dministratf berupa pembelsuan iain linglasngan (9) Dalam hal penanggung jawab usaha dan/atau lkepiatan yang. melaiwkan pemanfaatan Bkovisten Gambut ‘dak’ memenuhiketentuan dalam Pembelusn isin linglaangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri, eubernur, atast bupat/ wal, ota “memberikan sanksi administrati’ berupa pencabutan in inglaangan, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai teiteria dan janghea waktu pemenuhan' terhadap ketentuan pakesan pemerintah, pembeluan isin lingkngan, dan pencabutan isin Ingleungan distur dengan Peratiran Menteri Pazal Peraturan Pemerintah ini mulai berlak pada tangs! clundangkan, & 16. ear setiap orang _mengetahuinya, memerintahan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 2 Desember 2016 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ted, JOKO WiDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2016 MENTERI HUKUN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLK INDONESIA, a, ‘YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 260 Salinan sesuad dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA ‘Asisten Deputi Biiang Perekonomian, 1 x PENJBLASAN tas PERATURAN PEMBRINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 ‘TNTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014 ‘TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT uuu Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. sampsi dengan bulan Okcober 2015, mencapsi imasan 1,7 (satu koma tujub) uta hektar. Salah ssetu penyebab Kebakaran utan’ dan lahan akibat “Kesalahan dalam pengelolaan lahan gambut untuk Kegiatan Usaha Sesuai dengan karakter Bkosistem Gambut, maka kawasan hidrologi Gambut_merupakan kawasan yang tidale boleh terganggu dalam arti Gigunakan untuk penggunaan Ishan (land use) yang menezangew fangsi hidrologis Kesatuan Hidrologs Gambit. Kenyataan menunjukkan bahwa kebalearan terbesar terjadi di lahan Gambut terwrama di Provinss Sumatera Selatan dan Provins\ Kalimantan ‘Tengah serta sebagian di Provinst Riau, Jambi dan Kalimantan Selatan yang memberikan indikasi kebakaran yang sangat sult upaya pemadamanzya, Berdasaskan hal tersebut perlu dilalaikan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tehun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Bkosistem Gambut PASAL DEM! PASAL sal AAngka Pasal 1 Culaup jelas. Angka 2 & a Angka 2 Pasal 9 ayat(t Culcup jelas. aAvat 2) Culkup jas, ayat (3) Coup jelas. ayat (4) Hurufa ‘Culp jes, Hurt Yang dimakeud dengan “plasma mutfah endemic” adalah sumber daya genetike yang hanya ditemukan di Suara ewasan, lokasi, pe habitat tertentu, atau pulau tertentu, dan secara alamiah tidate ditemukan ‘iterpat lain. Hurut¢ Culeup elas Hund Culcup elas. Ayat (5) CCulcup jlas Ayat (6) ‘Culp jel, Anglea 3 Pasal 10 ‘Cukup jelas. Angka 4 Psat 11 yet (2) Cukup elas Ayat 2) ts °3 ayat (2) Culeup jelas. ayat) Hora a Culcup elas. Murat ‘urgensi_ckologis’ melipui ‘Yang dimakeud dengon “urgen [Bkosistem Gambut yang telah mengalami kebakaran dan rasaie urate ‘Culeup jes, ayat ‘Culeup jel. Ayat(5) Ditapus, Ayat (6) Dinapus, Angka S asel 14 CCultup jelas. Angka 6 Pacal 16 Culeap jelas ‘Angka7 Pasal 17 Ayat (1) cukup jel ayat @) x nerudtin Bones ayat (2) Hunsfa Culeup jetas, Borat b ‘Culp jes, Hurufe CCulcup jetas. ura d Cuikup joa, Hurufe Culup jets, Furutf ‘Cuikup jel, Fora Culcup jlas. Furath Yang dimaksud dengan “kerusakan Ekosistem Gambut" antara lain disebablaan arena kebakaran futan dan Tahan. ayat (3) Culaup jel. Angka 8 Pasal 18 Culp jelss. Angia 9 Paoal 224 CCuleap jelas ‘Angica 10 Xe Angka 10 Pasal 22 ‘ayat l) ‘Culcup elas. Ayat @) Huraf a ‘Culup jes, Hur Yang dimaksud dengan “tereksposnya_sedimen berpirit ‘adalah sedimen bezpirit muncul atau tersingkap ke zona (ksidae! tats tidal Ing terencam ait Yang dimaksud dengan “tereksposnya.sedimen lwarsa adalah tersingkapnya lowarsa ke permukean atau kowarsa ‘udak lag tertutup oleh lapisan Gambut. Burufe Culcup jlas, ayat @) Marat a Yang dimaksud dengan “titik penaatan* adalah lokasi yang ditetapkan sebagai tite pemantauan tings) muka air tanaht dilehan gambut. Hurut Culeup jelas. Ayat Culcupjelas yat 5) Cnicup jelas. ayat 6) ‘Caleup jelas. ‘Angka 11 Pasal 26 ‘Ayat 2) Hanufa Culcup jelas. x Ne Hurt Yang dimalesud dengan “drainase” adalah saluran yang secara langsung mengiirkan air keluar Kesatuat Bidrologis Gambut, misalnya mengalirkan air langsung ‘dari Kesatuan Hidrologia Gambut ke sungai tats laut Hurafe Pengenaan sanksi terhadap “pembiaranterjadinya ppembakaran’ diterapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Hurata ‘Culeup jelas, Ayat B) Cukup jelas Angka 12 Pasal 26 ‘ayer it) ‘Kerusskan Biosistem Gambut? antara lain disebabkan oleh lebakaran Gambut atau beneana alam. Ayat 2) ‘Culcap elas. ayat 3) Hurafa Yang dimaksud dengan "suksesi alam” adalah pemulihan tanpa adanva campur tangan manusia. Haru Yang dimaksud dengan ‘rehabilitasi adalah upaya ppemulihan untuk mengembalikan fungsi dan memperbaiki Elosistem Gamat antara lain melalui revepetas Bunafe Yang dimaksud dengan ‘testorasi"” adalah upaya pemulihan untule menjadikan fungs! Ekosistem Gambut ‘tau baglan-bagiannya berfungsi Kembali scbagaimana ‘semula, unit Culcap jelas. ayat a) ‘Culp jes, Angka 13 x nT Angka 13 Pacal 30A Culcupjelas. Angka 14 Pasal 1A CCukupjelas, Pasal 318, Culeap jens. Angka 15 Pasal 324, Culeap jelas. nga 16 Pasal 44 Culp jelas. Pasal I Culap jelas. ‘TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5957

Anda mungkin juga menyukai