Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

1. Ringkasan Isi Materi

Harga cabai rawit merah di Pasar Mampang, Jakarta Selatan,

mulai berangsur turun. Saat ini, harga komoditas tersebut berada

di kisaran Rp100.000/kg s.d. Rp110.000/kg. Berbeda dengan

jenis cabai lain, harga cabai rawi hijau, cabai keriting merah, dan

cabai besar (TW) justru mengalami kenaikan. Kenaikan ketiga

jenis cabai ini berkisar Rp5.000/kg s.d. Rp10.000/kg. Namun,

menurut Murni (43), salah satu pedagang di pasar tersebut, turunnya harga cabai

ini bukan suatu hal yang menggembirakan. Sebab, selama ini harga cabai masih

berfluktuasi, sehingga biasa saja harga komoditas hortikultura ini kembali naik.

Sementara untuk jenis sayuran masih cenderung stabil. Sebagai

contoh, tomat masih berada di kisaran Rp 10 ribu per kilogram

dan wortel sebesar Rp 13 ribu per kilogram. "Yang lain masih

stabil, malah ada yang turun. Kentang yang tadinya Rp 16 ribu

per kilogram, sekarang Rp 14 ribu," ucap dia.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk membahas artikel

yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran komoditas,

dalam hal ini komoditas yang dibahas adalah cabai rawit merah.
II. PEMBAHASAN

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada

suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Secara periode

permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap

suatu barang ditentukan oleh antara lain harga barang yang

dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, harga barang

lain atau substitusi, dan lain-lain (Sarnowo dan Sunyoto, 2013).

Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan

(jual) pada suatu pasar tertentu pada berbagai tingkat harga

selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan

tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan,

serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai

faktor non harga (Rahardja dan Manurung, 2004).

Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia

yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa

memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini berprospek cerah,

mempunyai kemampuan menaikkan taraf pendapatan petani,

nilai ekonomisnya tinggi, merupakan bahan baku industri,

dibutuhkan setiap saat sebagai bumbu masak, berpeluang

ekspor, dapat membuka kesempatan kerja, dan merupakan

sumber vitamin C (Santika, 1999).


Permintaan terhadap cabai rawit merah terus meningkat dari

tahun ke tahun. Permintaan pasar domestik maupun pasar

internasional terhadap komoditas hortikultura di masa

mendatang diperkirakan tidak hanya bersumber dari

peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan tetapi

juga konsumsi per kapita. Selain itu, seiring dengan makin

tumbuh dan berkembangnya perekonomian nasional permintaan

dari industri pengolahan maupun industri makanan juga semakin

tinggi (Amang, dkk., 1996).

Harga cabai rawit merah di Pasar Mampang, Jakarta Selatan yang

mengalami penurunan kemungkinan besar dapat mempengaruhi

permintaan komoditas tersebut di pasar tersebut. Harga barang

itu sendiri; permintaan cabai rawit merah di pasar tersebut

mengalami peningkatan karena harganya turun. Harga barang

lain yang terkait; permintaan barang komplemen, yaitu cabai

jenis lainnya mengalami peningkatan karena harga cabai rawit

merah mengalami penurunan sehingga permintaan terhadapnya

mengalami peningkatan. Tingkat pendapatan perkapita; dalam

artikel yang telah dikutip tidak dijelaskan mengenai tingkat

pendapatan perkapita, namun teorinya makin tingkat

pendapatan, daya beli makin kuat sehingga permintaan suatu

barang meningkat. Selera atau kebiasaan; selera masyarakat

yang pada umumnya menggunakan cabai sebagai salah satu

bumbu atau bahan masakan mereka menyebabkan permintaan


cabai rawit merah tetap tinggi. Jumlah penduduk; dalam artikel

tersebut tidak dijelaskan mengenai jumlah penduduk, namun

kemungkinan besar tidak terjadi perubahan jumlah penduduk

yang signifikan sehingga permintaan cabai tetap tinggi karena

penduduk yang ada berselera membeli cabai. Perkiraan harga di

masa depan; dalam artikel disebutkan bahwa kemungkinan

masih terjadi fluktuasi harga sehingga mendorong orang untuk

membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa

mendatang, namun tetap menggunakan waktu yang logis karena

sifat komoditas pertanian yang mudah rusak atau busuk.

Distribusi pendapatan; dalam artikel tersebut tidak dijelaskan

mengenai distribusi pendapatan penduduk. Usaha-usaha

meningkatkan penjualan; komoditas cabai rawit merah semakin

menarik untuk dibeli karena para pedagang giat mempromosikan

penurunan harganya.

Penawaran pada komoditas cabai rawit merah di Pasar

Mampang, Jakarta Selatan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Harga barang itu sendiri; karena harga komoditas tersebut

menurun, maka sesuai dengan hukum penawaran, penjual

cenderung menurunkan jumlah barang yang ditawarkan kepada

konsumen. Harga barang lainnya yang terkait; karena harga

cabai rawit merah mengalami penurunan, maka penawaran

untuk barang komplemennya (cabai rawit hijau, cabai keriting

merah, dan cabai besar TW) mengalami kenaikan karena


harganya juga naik. Harga faktor produksi; kemungkinan besar

untuk harga faktor produksi cabai rawit merah tidak terjadi

penurunan yang terlalu signifikan karena harga jual komoditas

tersebut yang relatif masih tinggi meski harganya turun. Biaya

produksi dan teknologi yang digunakan dalam produksi cabai

rawit merah; kemungkinan besar terjadi peningkatan efisiensi

biaya produksi dan teknologi yang digunakan karena produsen

akan memproduksi lebih banyak dan harga jual barang tersebut

juga rendah, termasuk pada penggunaan teknologi distribusinya.

Jumlah pedagang atau penjual; dalam artikel yang telah dikutip

tidak dijelaskan tentang perubahan jumlah pedagang atau

penjual, namun kemungkinan tidak ada perubahan jumlah

pedagang atau penjual yang signifikan. Tujuan perusahaan;

kemungkinan besar para pengusaha yang terlibat dalam

penjualan cabai rawit merah di pasar tersebut (pedagang ecer,

pemasok atau distributor, dan petani) ingin produknya laris

sehingga harga di pasaran menjadi turun, mengingat sifat

komoditas pertanian yang tidak tahan lama atau mudah busuk.


III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah disusun, kesimpulan yang

dapat diambil adalah sebagai berikut.

1. Permintaan dan penawaran cabai rawit merah di Pasar

Mampang, Jakarta Selatan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

seperti harga cabai rawit merah itu sendiri, harga barang lain

yang terkait (cabai jenis lain sebagai barang komplementer),

tingkat pendapatan perkapita, selera atau kebiasaan, jumlah

penduduk, perkiraan harga di masa mendatang, distribusi

pendapatan, usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan,

harga faktor produksi, biaya produksi, teknologi produksi,

jumlah pedagang atau penjual dan tujuan perusahaan.


2. Permintaan cabai rawit merah di Pasar Mampang, Jakarta

Selatan mengalami peningkatan karena sebagian besar faktor-

faktor yang mempengaruhi, seperti harga cabai rawit merah

itu sendiri, harga barang lain yang terkait (cabai jenis lain

sebagai barang komplementer), perkiraan harga di masa

depan, dan usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan

berpengaruh positif.
3. Penawaran cabai rawit merah di Pasar Mampang, Jakarta

Selatan mengalami penurunan karena sebagian besar faktor-

faktor yang mempengaruhi berpengaruh negatif.


DAFTAR PUSTAKA

Amang, dkk. 1996. Ekonomi Cabai Merah di Indonesia. IPB Press.

Bandung.

Rahardja, P. dan M. Manurung. 2004. Teori Ekonomi Mikro Edisi

Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jakarta.

Santika. 2001. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarnowo, H dan Sunyoto. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro.

CAPS. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Harga Cabai Masih Terombang-ambing

Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai rawit merah di Pasar Mampang, Jakarta

Selatan, mulai berangsur turun. Saat ini harga komoditas tersebut berada di

kisaran Rp 100 ribu-Rp 110 ribu per kg.

Namun menurut Murni (43), salah satu pedagang di pasar tersebut, turunnya harga

cabai ini bukan suatu hal yang menggembirakan. Sebab, selama ini harga cabai

masih berfluktuasi, sehingga biasa saja harga komoditas hortikultura ini kembali

naik.

"Sekarang lagi turun harganya. Di sini sudah Rp 110 ribu. Kalau yang agak jelek

Rp 100 ribu per kg. Tapi kan harga masih bisa turun naik," ujar dia saat

berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (10/3/2017).


Berbeda dengan jenis cabai lain, harga cabai rawit hijau, cabai keriting merah, dan

cabai besar (TW) justru mengalami kenaikan. Kenaikan ketiga jenis cabai ini

berkisar Rp 5.000-Rp 10 ribu per kg.

Untuk cabai rawit hijau naik sebesar Rp 10 ribu per kg dari sebelumnya Rp 65

ribu menjadi Rp 75 ribu per kg. Sementara untuk cabai keriting merah dan cabai

besar saat ini dibanderol pada harga Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.

"Tapi harga cabai yang lain naik, paling tinggi cabai rawit hijau, sekarang Rp 75

ribu. Kemarin sempat turun tapi sekarang sudah naik lagi," kata dia.

Sementara untuk jenis sayuran masih cenderung stabil. Sebagai contoh, tomat

masih berada di kisaran Rp 10 ribu per kilogram dan wortel sebesar Rp 13 ribu

per kilogram. "Yang lain masih stabil, malah ada yang turun. Kentang yang

tadinya Rp 16 ribu per kilogram, sekarang Rp 14 ribu," ucap dia.

Berikut daftar harga sayuran di pasar tradisional berdasarkan pantauan

Liputan6.com:

- Cabai rawit merah Rp 110 ribu per kg

- Cabai rawit hijau Rp 75 ribu per kg

- Cabai merah keriting Rp 43 ribu per kg

- Cabai besar (TW) Rp 45 ribu per kg

- Kentang Rp 14 ribu per kg

- Buncis Rp 15 ribu per kg

- Terong Rp 14 ribu per kg

- Tomat Rp 10 ribu per kg


- Timun Rp 10 ribu per kg

- Wortel Rp 13 ribu per kg.


PEMBAHASAN ARTIKEL YANG BERKAITAN DENGAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT MERAH

DI PASAR MAMPANG, JAKARTA SELATAN

(Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi)

Disusun oleh:

Henky Yoga Ari Pratama

1614121152

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2017

Anda mungkin juga menyukai