DINAS KESEHATAN
PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN
Page | 0
I. LATAR BELAKANG
1) PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000.
penduduk. Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan
kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua
penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongn umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia. Fungsi Puskesmas:
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.
Kegiatan Pokok Puskesmas Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang
berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan
berbeda-beda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak.
2. Keluarga Berencana.
3. Usaha Peningkatan Gizi.
4. Kesehatan Lingkungan.
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Page | 1
6. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
8. Kesehatan Sekolah.
9. Kesehatan Olahraga.
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
11. Kesehatan Kerja.
12. Kesehatan Gigi dan Mulut.
13. Kesehatan Jiwa.
14. Kesehatan Mata.
15. Laboratorium Sederhana.
16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan.
17. Kesehatan Lanjut Usia.
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Dalam kegiatan ini direncanakan sebuah DED untuk puskesmas dengan fasilitas rawat jalan
dan jejaringnya (Pustu, Rumah Dinas Gudang Obat,dll). Oleh karena itu diperlukan
perencanaan teknis yang akurat agar kehandalan struktur dan fungsinya berjalan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan bangunan.
2) MAKSUD DAN TUJUAN
Secara khusus maksud dan tujuan dari Pembangunan Gedung ini adalah :
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konsultansi yang akan menyusun Usulan Teknis pekerjaan sebagai salah satu syarat
penawaran pekerjaan. Berdasarkan acuan ini penyedia jasa dapat menyusun rancangan
pelaksanaan pekerjaan serta dapat melaksanakan tugasnya dengan baik untuk
menghasilkan output pekerjaan yang dimaksud sesuai dengan permintaan Pengguna
barang/ jasa.
b. Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat suatu Perencanaan Teknis Infrastruktur yang
sesuai azas, kriteria, fungsi dan proses perencanaan bangunan hingga bisa menghasilkan
desain yang benar dan sesuai fungsi bangunan serta ruang-ruang di dalamnya dan
penampilan Arsitektur, kehandalan Konstruksi, keterpaduan dan kenyamanan Landscape,
dan memenuhi kelayakan AMDAL sehingga memenuhi standar-standar sebagai gedung
Page | 2
kesehatan pemerintah.
c. Bangunan kesehatan Pemerintah memiliki karakteristik khusus sesuai dengan jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, untuk itu dalam perencanaan
harus memperhatikan unsur fungsional, efisien dan efektif dalam penggunaan dana agar
menghasilkan bangunan yang fungsional.
d. Untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa Drawing Engenering Detail dan Rencana
Anggaran Biaya terhadap bangunan gedung.
3) DASAR HUKUM
Dasar Hukum Paket kegiatan perencanaan teknis ini adalah :
1. Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2. Peraturan Presiden RI Nomoor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan, Serta Sarana dan Prasarana
Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran 2016.
5. Peraturan Meteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Lingkungan Hidup.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1428 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas.
7. Peraturan Walikota Kupang Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kota
Kupang Tahun 2016 Nomor 15).
8. Keputusan Dewan Pengurus Nasional INKINDO Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman
Standar Minimal Tahun 2015 Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil.
Page | 3
4) DATA KEGIATAN
a. Nama Kegiatan adalah Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
b. Lokasi Kegiatan :
1. Kecamatan Kelapa Lima, Rehab Pustu Lasiana
2. Kecamatan Maulafa, Rehabilitasi Puskesmas Penfui
3. Kecamatan Kelapa Lima, Rehabilitasi Gedung Kantor Dinas Kesehatan dan Laboratorium
Kesling.
4. Kecamatan Alak, Rehabilitasi Puskesmas Alak.
c. Sumber dana diperoleh dari APBD Murni Tahun Anggaran 2017 dan DAK Tahun Anggaran
2017
d. Pagu dana senilai Rp. 138.000.000,- (Seratus Tiga Puluh Delapan Juta Rupiah)
e. HPS Senilai Rp. 138.000.000,-.(Seratus Tiga Puluh Delapan Rupiah)
Page | 4
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, dll.
3. Laporan data dan informasi lapangan, dan keterangan rencana kota, dll.
B. Tahap Pra-Rancangan
Penyusunan pra-rancangan seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk program
dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan informasi tentang pemanfaatan ruang.
Page | 5
3) Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS)
4) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (beserta back up datanya), rencana anggaran
biaya pekerjaan konstruksi.
5) Laporan perencanaan.
E. Tahap Pelelangan
Membantu panitia pelelangan (Pokja ULP) pada waktu acara penjelasan pekerjaan, evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas- tugas yang
sama apabila terjadi lelang ulang.
F. Tahap Supervisi
Membantu tim Pelaksana Kegiatan didalam pelaksanaan konstruksi fisik (dalam hal
penyesuaian rancangan desain dan pelaksanaan) kegiatan seperti :
1) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
2) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
3) Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
G. Tahap Pelaporan
Setiap laporan yang selesai harus ditindaklanjuti dengan pembahasan sesuai penjelasan dan
setiap tahapan laporan produk kegiatan dipresentasikan. Adapun tahapan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan lingkupnya meliputi :
1) Pekerjaan persiapan, yaitu kegiatan yang meliputi seluruh pekerjaan awal sebelum
pekerjaan dimulai, yaitu penyusunan jadwal, mobilisasi dan pengerahan tenaga ahli,
tenaga pendukung, rencana dan metoda pengumpulan data serta pengumpulan data
sekunder.
2) Membuat laporan Pendahuluan. Laporan ini dibuat rangkap 10 (sepuluh) dan
diserahkan paling lambat 3 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
3) Pengumpulan data sekunder dan evaluasi (studi-studi yang ada dan terkini).
4) Membuat laporan Sela / Interim yang memuat hasil pengumpulan data.
Page | 6
5) Melakukan penelusuran dan pengumpulan data kondisi eksisting bangunan Puskesmas
yanga akan dibangun dan di rehab diKota Kupang.
6) Input/masukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti Teknik Sipil, Teknik
arsitektur,Teknik Lingkungan,Teknik Arsitektur Lanscape dan dari disiplin ilmu yang ada
relevansinya.
7) Melakukan inventarisasi terhadap kondisi-kondisi dan in-efisiensi penataan ruang luar
dan ruang dalam pada bangunan eksisting.
8) Presentasi,diskusi dan konsultasi Tim Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa (KPA,
PPK), Tim Teknis dan Instansi yang bersangkutan.
9) Membuat Draft Laporan Akhir.
10) Pembahasan Draft Laporan Akhir.
11) Pembuatan Laporan Akhir.
IV. BIAYA
a) Biaya Perencanaan
1. Paket pekerjaan perencanaan sebagaimana yang disebutkan dalam ruang lingkup
pekerjaan merupakan pekerjaan perencanaan dengan biaya perencanaan yang telah
Page | 7
ditetapkan di dalam DPA Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 138..000.00(Seratus Tiga
Puluh Delapan Juta Rupiah).
a. besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
b. Ketentuaan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Perencana.
2. Biaya pekerjaan Konsultan Perencanaan diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan
proses seleksi umum konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Biaya langsung personil untuk tenaga ahli dan tenaga pendukung.
b. Biaya langsung non personil.
3. Sistem pembayaran biaya konsultan perencanaan didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencanaan.
b) Sumber Dana
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017 yang termuat didalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2017, dengan
pagu anggaran Rp. 3.500.000.000,-(Tiga Milyar Lima Ratus Juta Rupiah Rupiah). Dengan
rincian Pekerjaan sebagai yaitu :
1. Kecamatan Kelapa Lima, Rehab Pustu Lasiana
2. Kecamatan Maulafa, Rehabilitasi Puskesmas Penfui
3. Kecamatan Kelapa Lima, Rehabilitasi Gedung Kantor Dinas Kesehatan dan
Laboratorium Kesling.
4. Kecamatan Alak, Rehabilitasi Puskesmas Alak.
V. METODOLOGI
Dalam usulan teknis, calon penyedia jasa harus menuangkan metodologi pelaksanaan
pekerjaan, yang dapat memberikan gambaran sistematika pelaksanaan pekerjaan tersebut dan
juga dituangkan didalam produk Rencana Kerja dan Syarat-syarat dan metode kerja
(management project) serta jangka waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan fisik.
Page | 8
VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini ditentukan selama 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
VII. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian yang minimal meliputi :
1) Survey eksisting Dokumentasi visual kondisi site dan objek.
2) Konsep desain (penjelasan filosofi desain arsitektur/ pra rancangan).
3) Gambar perencanaan (DED) :
Site plan
Denah dan tampak 4 sisi
Desain Struktur dan detail-detail
Potongan minimal 6 buah
Rencana pondasi dan atap
Rencana pintu-jendela, plafond dan titik lampu dan detail
Rencana utilitas bangunan dan detail
Detail-detail pendukung lainnya
Desain 3 dimensi, gambar pendukung lainnya yang diperlukan
4) Konsep dan Perhitungan struktur, serta Utilitas bangunan
5) Rencana Anggaran Biaya (RAB)/ EE
6) Bill Of Quantity (BOQ)
7) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan metode kerja (management project)
8) Back up perhitungan volume data survei dan back up data volume
9) Laporan-laporan
VIII. KRITERIA
Page | 9
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas
Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan gedung Puskesmas yang ditetapkan dalam ketentuan dan kebijakan
internal Gedung Puskesmas serta ketentuan Daerah dan ketentuan eksternal
lainnya yang berlaku.
Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan
2. Persayaratan Arsitektur dan Lingkungan :
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan.
Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Banguan:
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
4. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran :
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam danmanusia.
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktur stabil selama kebakaran, sehingga :
Page | 10
Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
Cukup waktu bagi pasukan pemadaman kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman, ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat.
Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
6. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan sistem Peringatan Bahaya :
Menjamin tersedianya perigatan dini yang informatif di dalam bangunan gedung
apabila terjadi keadaan darurat seperti tanda arah keluar bangunan.
Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi
keadaan darurat.
7. Persyaratan Instalasi Listrik :
Menjamin terpasanganya instalasi listrik dan dapat difungsikan sesuai kebutuhan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan.
8. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan dan penanganan limbah :
Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan.
Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungan.
9. Persyaratan penghawaan udara :
Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan.
Menjamin upaya kesesuaian lubang udara / ventilasi secara baik sehingga
pergantian udara didalam bangunan dapat berlangsung secara baik.
Page | 11
10. Persyaratan Pencahayaan :
Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan.
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksud untuk memberikan syarat syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan,
segi teknis, lainnya.
IX. A Z A S- A Z A S
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
a. Bangunan yang direncanakan hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antar fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
c. Dengan batasan tidak menganggu produktivitas kerja, biaya investasi pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang relatif pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan yang direncanakan hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan lingkungan sekitarnya.
X. PROSES PERENCANAAN
a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pengelola proyek.
b. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
c. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
Page | 12
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat dan selalu dimonitoring tahapannya oleh Pejabat
Pembuat Komitmen maupun Tim Teknis.
d. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan
untuk siap dilelangkan pekerjaan fisik sesuai dengan surat perjanjian kontrak.
XI. MASUKAN
A. INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat komitmen, Tim Teknis
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis,
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal - hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
kondisi fisik lokasi seperti luasan, batas batas, dan topografi
kondisi tanah
peruntukan tanah
perincian pengunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain lain
b. Pemakaian bangunan :
struktur organisasi
jumlah personil-personil sekarang dan proyeksi pengembangan untuk 5 (lima) tahun
mendatang
kegiatan utama, penunjang, pelengkap
c. Kebutuhan Ruang :
program ruang
pemanfaatan ruang
d. Keinginan tentang ruang ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai
Page | 13
yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.
f. Utilitas bangunan seperti :
Air bersih :
Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang bila diperlukan)
Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
Air hujan dan air buangan
Letak saluran kota
Cara pembuangankeluar tapak
Air kotor dan sampah
Penanganan Limbah Puskesmas
Pengamanandaribahayapencuriandanperusakan(bila dipersyaratkan)
Teralis besi
Sistem yang dipilih
Jaringan listrik
Kebutuhan daya
Sumber daya dan spesifikasinya
Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi)
Jaringan komunikasi (telepon, fax, radio, internet )
Kebutuhan titik pembicaraan
Sistem yang dipilih
Dan lain lain sesuai keperluan
g. Informasi terhadap penanganan bencana, bahaya kebakaran serta tata cara
evakuasinya.
B. TENAGA
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga yang
memenuhi ketentuan didalam kegiatan, baik ditinjau dari segi lengkap (besar) kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga tenaga ahli dan tenaga pendukung yang
dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari :
Page | 14
1. Tenaga Ahli yang dibutuhkan :
a) Team Leader (Arsitek/Sipil) S2 Arsitektur/Sipil, jumlah 1 orang dan memiliki
pengalaman minimal 7 tahun pada bidang pekerjaan yang sama dan memiliki
Kualifikasi Keahlian Ahli Utama Teknik Bangunan Gedung, sertifikat keahlian -
Madya (SKA) - Madya. Mempunyai tugas sebagai ketua tim koordinasi dan
penanggung jawab dalam produk desain yang dihasilkan.
Page | 15
2. Daftar Tenaga Pendukung yang dibutuhkan :
a) Surveyor D3 Sipil/Arsitektur, jumlah 1 orang dan memiliki pengalaman minimal 5
(lima) tahun pada bidang pekerjaan yang sama dan memiliki sertifikat ketrampilan
(SKT). Mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pengumpulan semua
informasi dan data survei secara akurat.
Page | 16
konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Penanggung Jawab kegiatan
(Pejabat Pembuat Komitmen).
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen setelah sebelumnya diusulkan oleh Konsultan Perencana dan dikonsultasikan
kepada Tim Teknis.
Page | 17
Page | 18
Page | 19