Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. I

KATA PENGANTAR.ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1. PENDAHULUAN.. 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah.. 1
1.3 Tujuan.. 1
1.4 Manfaat.. 2

BAB 2. PEMBAHASAN.. 3

2.1 Definisi Pergaulan Sesama Manusia. 3


2.1.1 Adab Pergaulan dalam Islam.3
2.1.2 Manfaat Pergaulan11
2.2 Kerukunan antar Umat Beragama.. 11
2.2.1 Definisi Kerukunan antar Umat Beragama11
2.2.2 Jenis Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama12
2.2.3 Jenis Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama13
2.2.4 Kendala-Kendala Kerukunan Antar Umat Beragama13
2.2.5 Solusi Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama..13
2.2.6 Cara Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama..14
2.2.7 Faktor-Faktor Penyebabkan Timbulnya Masalah

Kerukunan Antar Umat Beragama..14


2.3 Dasar-dasar Toleransi antar Umat Beragama..15
2.3.1 Definisi Toleransi antar Umat Beragama..15
2.3.2 Konsep Toleransi Dalam Islam.16
2.4 Ukhuwah..16

2.5 Kebersamaan Manusia dalam Kehidupan Sosial18

2.5.1 Pandangan agama islam terhadap ummat non Islam.18

2.5.2 Tanggung jawab sosial ummat Islam.19

2.5.3 Amar maruf dan nahi munkar19

BAB 3. PENUTUP 21

3.1 Kesimpulan .. .21

3.2 Saran.21

DAFTAR PUSTAKA ...22


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Makalah ini menyajikan tentang Konsep Pergaulan Sesama Manusia
dalam Islam. Selain itu penyusun juga memaparkan dalam makalah ini hikmah
atau manfaat bergaul dalam islam.

Dalam penulisan makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada


berbagai pihak yang telah turut membantu penyusun dalam penyusunan
makalah ini yaitu Bapak Muhammad Haidlor,Lc,M.Pd.I selaku dosen pembimbing
yang telah membantu mengarahkan penyusun dalam menulis makalah ini.Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kurikulum pembelajaran mata
kuliah Pendidikan Agama Islam.

Penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah


ini, oleh karena itu peyusun berharap adanya kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca dan
dapat memberikan wawasan yang lebih luas serta menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Mudah-mudahan makalah ini dijadikan ibadah di sisi
Allah Swt. Amin.

Kotabaru, 02-maret-2017

Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ada banyak tuntutan yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim dalam
kehidupan di dunia ini, salah satunya adalah keharusan menjalin hablun minallah
dan hablun minannas. Hal ini ditekankan karena manusia sangat membutuhkan
Tuhan yaitu Allah SWT. Dalam kaitannya dengan hablun minannas, manusia tidak
bisa hidup sendirian karena ia membutuhkan manusia lain yang dapat
berinteraksi secara baik untuk mewujudkan kehidupan yang baik.

Indonesia dengan berbagai macam agama yang ada tidak membuat interaksi
antar manusia di dalamnnya menjadi terlupakan. Dalam berinteraksi antar umat
beragama, dikenal adanya istilah toleransi. Dalam kehidupan saat ini, pergaulan
sesama manusia menimbulkan banyak masalah-masalah baru yang ada disekitar
kita, contohnya peperangan antar suku, perselisihan antar umat beragama
sehingga menimbulkan menegangnya hubungan antar umat beragama. Maka
perlu adanya aturan-aturan atau penjelasan tentang konsep pergaulan antar
sesama manusia, baik kepada umat seagama maupun yang berbeda agama.

Makalah ini berisi tentang konsep-konsep pergaulan sesama manusia, baik yang
seagama maupun berbeda agama dalam Islam.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah antara lain :

Bagaimana konsep pergaulan sesama manusia?

Bagaimana kerukunan antar umat beragama?

Apa saja dasar-dasar toleransi beragama?

Bagaimana definisi ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah


wathaniah?

Bagaimana bentuk kebersamaan manusia dalam kehidupan sosial?

Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, ada beberapa tujuan dari penulisan makalah
antara lain:
Untuk memahami konsep pergaulan sesama manusia

Untuk memahami kerukunan antar umat beragama

Untuk memahami dasar-dasar toleransi beragama

Untuk memahami definisi ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah


wathaniah
Untuk memahami bentuk kebersamaan manusia dalam kehidupan sosial
Manfaat
Manfaat yang diambil dari penulisan makalah ini, antara lain :Kita sebagai umat
muslim dapat mengetahui posisi kita diantara umat muslim yang lain.Kita dapat
mengetahui posisi seorang muslim dalam kerukunan antar umat beragama,
serta cara-cara toleransi terhadap antar umat beragama.
Kita dapat meningkatkan rasa persaudaraan antar manusia baik sesama muslim
atau non muslim.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pergaulan Sesama Manusia

Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,
atau oleh individu dengan kelompok. Pergaulan juga merupakan salah satu cara
seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya. Pergaulan merupakan
fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang tak mungkin bisa hidup sendirian
dan saling membutuhkan antar sesama manusia. Manusia juga memiliki sifat
tolong-menolong dan saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi dengan
sesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu sendiri
dan juga lingkungannya. Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan
contoh-contoh aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan antar
manusia. Namun, pergaulan tanpa diimbangi iman yang kokoh akan mudah
membuat seorang muslim terjerumus. Bisa kita lihat pada zaman sekarang
banyak perbuatan-perbuatan para remaja yang begitu menyimpang dari ajaran
agama. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai bentuk
perilaku penyimpangan lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan yang salah
dan tidak dilandaskan pada kepatuhan terhadap ajaran Al-Quran. Oleh karena
itu, kita sebagai umat muslim wajib mengetahui dan memahami tata cara
pergaulan dalam Islam agar kita tidak salah dalam bergaul. Islam adalah agama
yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).

Di antara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan
mengenai tata cara pergaulan dalam Islam. Sebenarnya tata cara pergaulan
dalam islam itu bukan untuk membatasi namun untuk menjaga harkat dan
martabat manusia itu sendiri agar tidak sama dengan tata cara para hewan
dalam bergaul. Bila satu tutunan itu diambil dengan kerendahan hati dan
keinginan untuk berbakti kepada ilahi, maka tak ada hal sulit untuk mengikuti
tuntunan yang baik itu. Terkesan sulit karena melihatnya dari sisi nafsu dan
kepentingan duniawi.

2.1.1 Adab Pergaulan dalam Islam

Selain adanya norma dan aturan di masyarakat yang membatasi cara manusia
bergaul, agama Islampun juga memiliki tata cara tersendiri untuk mengatur
pergaulan antar sesama manusia. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam
menjalin pergaulan sesama manusia antara lain:

moral respek komunikatif

Menjadi gaul yang islami bisa kita lakukan dengan minimal tiga kunci, yaitu:

Moral, artinya selalu berkomitmen kepada aturan-aturan dan nilai-nilai Islam


Respek, artinya menghargai orang lain

Komunikatif, Pandai menjalin komunikasi.

pergaulan seorang muslim dengan non muslim

Dalam perkara-perkara umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik
dengan non muslim sekalipun. Contoh baik: Nabi berdiri ketika iring-iringan
jenazah non muslim melewati beliau.

pergaulan sesama muslim

Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu
bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya.Pergaulan sesama
muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Ada banyak hak saudara kita atas
diri kita, di antaranya sebagaimana dalam hadits Nabi:

Jika diberi salam hendaknya menjawab

Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan

Jika diundang hendaknya menghadirinya

Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk

Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke
pemakamannya

Jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya.Juga tidak meng-ghibah


saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha
membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya.

pergaulan antar generasi

Dalam pergaulan antar generasi tidak hanya yang muda menghormati yang
lebih tua tetapi juga yang tua menghargai yang lebih muda. Dalam pergaulan
sosial dengan mereka, hendaklah kita bersikap wajar dan menghormatinya,
mendengarkan pembicaraannya, serta wajib mengingatkan jika mereka keliru
dan berbuat kejahatan, dengan cara-cara yang lebih baik. Kita juga dilarang
memperlakukan mereka secara berlebihan, misalnya terlalu hormat dan tunduk
melebihi apa pun, sekalipun mereka salah. Hal ini tidak dibenarkan, sebab yang
paling mulia di antara kita bukan umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya,
akan tetapi karena kualitas takwanya kepada Allah Swt. Hal ini sesuai dengan
salah satu hadis Rasulullah saw dalam riwayat Thabrani:

)

(

Artinya:Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan, dan harta


kekayaanmu, tetapi Allah melihat apa yang ada dalam hatimu dan amal
perbuatanmu. (HR. Thabrani)

pergaulan dengan orang yang dihormati


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berbaur dengan orang-orang yang
dihormati oleh masyarakat sekitar, maka kita harus menjaga sopan santun kita.
Bagi orang-orang yang biasa dihormati, jangan gila hormat, penghormatan harus
tetap dalam bingkai syariat Islam. Contoh orang-orang yang bisa dihormati
adalah tokoh masyarakat, pejabat atau penguasa, orang-orang yang mengajari
kita, dan sebagainya.

pergaulan dengan orang tua dan keluarga

artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.S. Al Isra : 24)

Ayat di atas memerintahkan kita untuk berbakti pada kedua orang tua. Jadi,
kewajiban kita kepada kedua orangtua ialah untuk selalu berbakti kepadanya
dan jangan sedikit pun melukai perasaan mereka, karena Allah tidak akan rida
kepada kita.Tidak hanya kepada orang tua saja, namun kepada anggota keluarga
yang lain hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap taat
kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada Ahlu Bait.

pergaulan dengan tetangga

Tetangga adalah saudara terdekat kita oleh karena itu kita wajib untuk hormati.
Pengertian tetangga disini bukan hanya sebatas tetangga rumah, namun juga
mencakup tetangga di tempat kerja, sawah, ladang, dan kantor, serta tetangga
dalam safar. Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir hendaknya ia


memuliakan tetangganya (HR. Al Bukhori 6019)

pergaulan antar jenis

Sudah menjadi fitrah, laki-laki tertarik kepada wanita dan demikian pula
sebaliknya. Islam telah mengatur bagaimana rasa tertarik dan rasa cinta di
antara dua jenis manusia itu dapat disalurkan. Bukan dengan pacaran dan
pergaulan bebas, tetapi dengan ikatan yang kuat (mitsaq ghaalizh) misalnya
pernikahan. Jadi, ada batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan
di luar pernikahan. Hal inilah yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadis
riwayat Abu Daud dan Tirmidzi:

( )
Jika salah seorang di antara kamu mencintai saudaranya, hendaklah ia
membuktikannya. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

rambu-rambu Islam tentang pergaulan

Di antara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan
mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu
yang harus diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari
perbuatan zina yang tercela:

Hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis
secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata
secara bebas. Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat, karena itu jagalah
mata agar terhindar dari tipu daya setan.

artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka


menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat. Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera
mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
putera-putera saudara laki mereka, atau putera saudara-saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung. (an-nur ayat 30-31)

Hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara


berbusana islami. Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata
krama yang harus diperhatikan, beliau bersabda: Tidak dibolehkan laki-laki
melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh
melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumpul dengan
laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh
berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain. (HR. Muslim)

Selain itu, secara khusus bagi wanita Allah berfirman dalam

artinya: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara


kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera
mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
putera-putera saudara laki mereka, atau putera saudara-saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung. (QS 24:31)

Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman,

artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu


dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang (QS 33:59)

Tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina
misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Hal ini ditegaskan dalam Al-quran Surat Al-Israa ayat 32

artinya: Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS 17:32)

Selain itu Nabi juga bersabda, Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya)
karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).

Menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa membangkitkan selera. Hal
ini kita bisa temukan dalam firman Allah pada Surat Al-ahzab ayat 31, yang
berbunyi:



artinya: Dan barang siapa diantara kamu (istri-istri Nabi) tetap taat kepada Allah
dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal saleh, niscaya Kami berikan pahala
kepadanya dua kali lipat dan Kami sediakan rezeki yang mulia baginya. (QS
33:31)

Berkaitan dengan suara perempuan Ibnu Katsir menyatakan, Perempuan


dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak
sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3)

Hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan


sebagaimana dicontohkan Nabi saw, Sesungguhnya aku tidak berjabatan
tangan dengan wanita. (HR. Malik, Tirmizi dan Nasai). Dalam keterangan lain
disebutkan, Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal
baginya. (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk
memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif
sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syetan. Selain dua hadits di atas ada
pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda:
Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi
daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya. (HR. Thabrani).

Hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita
dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, Rasulullah saw pernah
keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan,
maka beliau berkata: Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian
bagian tengah jalan bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud). Selain
itu Ibnu Umar berkata, Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua
wanita. (HR. Abu Daud).

2.1.2 Manfaat Pergaulan

Kepribadian seseorang itu dapat menular atau tertular orang lain. Demikian
halnya dalam etika, pergaulan dan hubungannya dengan orang lain. Penularan
itu disebabkan oleh pengaruh kedekatan dan pengaruh cinta. Mereka
menampakkan perilakunya dalam perbuatan-perbuatannya yang tanpa disadari.
Jangan bergaul dengan orang-orang yang rusak moralnya, karena bergaul
dengan mereka sedikit banyak akan menular kepada kita. Janganlah menjalin
hubungan dengan orang yang hina (rendah akhlaknya) karena itu akan menular
kepadamu. Pilihlah temanmu. Adapun manfaat bergaul, yaitu:

Ajang memastikan identitas diri dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri.

Meningkatkan kemampuan berinteraksi dan ikatan pertemanan dengan cara


bertukar pikiran, sharing, dan saling mengingatkan.

Memenuhi kebutuhan otonomi dengan tidak saling mengekang.

Memperkaya pengalaman terhadap dunia luar.

2.2 Kerukunan antar Umat Beragama


2.2.1 Definisi Kerukunan antar Umat Beragama

Kerukunan (dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang
menopang rumah; penopang yang memberi kedamain dan kesejahteraan
kepada penghuninya) secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan
kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda secara suku,
agama, ras, dan golongan. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk
menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan
kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta
tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan
proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama,
serta cinta-kasih.

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna baik dan damai.
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan kesatuan hati dan
bersepakat untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran
(Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka
kerukunan adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat
manusia. Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan
hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong
(taawun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa
batasan ras, bangsa, dan agama.

Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar
manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama
ydalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan
dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan

Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan :

Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama

Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu

Melaksanakan ibadah sesuai agamanya

Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan


Negara

2.2.2 JenisJenis Kerukunan Antar Umat Beragama

Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang
terjalin antar masyarakat penganut satu agama sama. Misalnya kerukunan
sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar
pemeluk agama yang sama juga harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan,
walaupun sebenarnya dalam hal ini sangat minim sekali terjadi konflik.
Kerukunan antar pemeluk agama yang berbeda, yaitu suatu bentuk kerukunan
yang terjalin antar masyarakat penganut agama yang tidak sama. Misalnya,
kerukunan orang Islam dengan penganut agama Kerukunan antar pemeluk
agama yang berbeda benar-benar harus dijaga untuk mencegah terjadinya
konflik-konflik yang berkepanjangan, yang pada akhirnya akan memecah belah
keutuhan negara kita. Negara Indonesiia notabene adalah negara yang
mengakui bermacam-macam agama, oleh karena itu sangat sangat rawan
timbulnya konflik SARA. Sebagai warga negara yang baik kita hendaknya
memelihara kerukunan tersebut dengan saling menghormati dan menghargai
terhadap pemeluk agama lain.

2.2.3 Manfaat Kerukunan antar Umat Beragama

Ada beberapa manfaat yang kita dapat dari memelihara kerukunan antarumat
beragama di antaranya sebagai berikut.

Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat

Toleransi antar umat Beragama meningkat

Menciptakan rasa aman bagi agama agama minoritas dalam melaksanakan


ibadahnya masing masing

Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama

2.2.4 Kendala-Kendala Kerukunan Antar Umat Beragama

Kerukunan antar umat beragama memiliki kendala-kendala yang menghalangi


tercapainya kerukunan itu sendiri, antara lain sebagai berikut.

Rendahnya sikap toleransi terhadap antar umat beragama

Kepentingan politik yang tiba-tiba saja muncul memengaruhi hubungan


antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang
dengan mudahnya merontokkan bangunan dialog antar umat beragama.

Sikap fanatisme yang dilakukan seseorang dengan saling mengandalkan


pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama teersebut, maka timbullah
sikap fanatisme yang berlebihan.

2.2.5 Solusi Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama

Melalui dialog-dialog antaragama dan kemanusiaan baik pada tingkat domestik


di Indonesia maupun pada tingkat internasional akan memperkuat kerukunan
antar umat beragama. Melalui berbagai interaksi semacam ini akan timbul rasa
saling pengertian antar umat beragama dan kehidupan akan menjadi damai.

Bersikap optimis dalam menjalin interaksi antar umat beragama agar para
pemeluk agama dapat berkomunikasi dengan baik dan pada gilirannya bisa
hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai lawan.

2.2.6 Cara Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama


Menjunjung tinggi toleransi antar umat Beragama di Indonesia. Baik yang
merupakan pemeluk Agama yang sama, maupun dengan yang berbeda Agama.
Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di
Indonesia, karena jika rasa toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah
tinggi, maka konflik konflik yang mengatasnamakan Agama di Indonesia
dengan sendirinya akan berkurang ataupun hilang sama sekali.

Selalu siap membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat status
orang tersebut, karena dengan saling membantu, kita akan mempererat tali
persaudaraan sebangsa dan setanah air kita, sehingga secara tidak langsung
akan memperkokoh persatuan Indonesia.

Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka anut.
Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.

Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan
kepala dingin dan damai, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan. Hal ini
diperlukan karena di Indonesia ini masyarakatnya sangat beraneka ragam.

2.2.7 Faktor-Faktor Penyebabkan Timbulnya Masalah Kerukunan Antar Umat


Beragama

Sikap prasangka stereotype etnik dan dijiwai oleh suasana persaingan yang
tajam.

Penyiaran agama yang ditujukan kepada kelompok yang sudah menganut


agama.

Penyendirian rumah beribadah, pendirian rumah ibadah kelompok minoritas


ditengah kelompok mayoritas juga dapat mengganggu hubungan antar umat
beragama, keyakinan yang bersifat mutlak ini menimbulkan penolakan yang
bersifat mutlak pula terhadap kebenaran agama lain yang diyakini oleh
pemiliknya sebagai kebenaran mutlak.

2.3 Dasar-dasar Toleransi antar Umat Beragama

2.3.1 Definisi Toleransi antar Umat Beragama

Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan


sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok
masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun
agama, karena itu merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya
menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.
Dalam konteks toleransi antarumat beragama Islam memiliki konsep yang jelas
Tidak ada paksaan dalam agama , Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami
agama kami adalah contoh dari toleransi dalam Islam.

Islam tidak melarang kerjasama dengan non muslim dalam hal-hal yang
berkaitan dengan hal-hal dunia, misalnya hubungan bisnis ataupun studi. Bahkan
ada ayat yang memerintahkan agar kita berlaku adil kepada siapa pun, termasuk
kepada non muslim. Yakni:




Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.(QS Al maidah ayat 8)

Jadi, saat berinteraksi dengan non muslim, prinsip-prinsip toleransi, keadilan, dan
kebenaran harus kita tegakkan. Namun untuk urusan yang berkaitan dengan
kayakinan dan peribadatan, kita mengambil garis yang jelas dan tegas.

Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi
juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Sikap toleransi
dipandang sifat yang sangat baik untuk menciptakan kondisi pergaulan yang
lebih harmonis, dengan saling mengoreksi dan saling mengisi kekurangan
masing-masing, sehingga tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan atau
disakiti oleh teman bergaul lainnya.

2.3.2 Konsep Toleransi Dalam Islam

Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara


definisi adalah damai, selamat dan menyerahkan diri. Ini berarti bahwa
Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam
menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Tolong-
menolong, sebagai bagian dari inti toleransi, menjadi prinsip yang sangat kuat di
dalam Islam. Namun, prinsip yang mengakar paling kuat dalam pemikiran Islam
yang mendukung sebuah teologi toleransi adalah keyakinan kepada sebuah
agama fitrah, yang tertanam di dalam diri semua manusia, dan kebaikan
manusia merupakan konsekuensi alamiah dari prinsip ini.

Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut,
yaitu antara lain:

Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan

Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan

Kelemah lembutan karena kemudahan

Muka yang ceria karena kegembiraan

Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan

Mudah dalam berhubungan sosial (muamalah) tanpa penipuan dan kelalaian

Menggampangkan dalam berdawah ke jalan Allah tanpa basa basi

Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Taala tanpa ada rasa
keberatan
2.4 Ukhuwah

Istilah ukhuwah berasal dari kata akha-yakhu-ukhuwatan yang artinya menjadi


saudara, teman, atau sahabat. Ukhuwah berarti persaudaraan atau
persahabatan antara dua orang atau lebih yang dirajut dengan rasa saling
mencintai, mengasihi, dan beriba hati.Sehingga dengan adanya ukhuwah ini,
setiap anggota masyarakat akan saling membantu dan tolong-menolong dalam
rangka mewujudkan kebenaran, kebaikan, dan kesejahteraan bersama. Ukhuwah
berlaku secara menyeluruh, dari yang khusus sampai yang umum.

Ukhuwah dibagi menjadi tiga bagian antara lain sebagai berikut :

Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah islamiyah menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah ikatan kejiwaan
yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan kelembutan, cinta, dan sikap
hormat kepada setiap orang yang sama-sama diikat dengan akidah islamiyah,
iman, dan takwa. Menurut Dr. Quraish Shihab, ukhuwah islamiyah adalah
persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh islam. Sehingga
ukhuwah islamiyah adalah menghormati persaudaraan dan persahabatan yang
dijalin antarsesama umat islam dengan saling, mencintai, dan mengasihi. Dalam
hadis dikatakan bahwa,

[]

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah


Shallallahualaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahualaihi wasallam, beliau
bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.(Riwayat Bukhori dan
Muslim)

Dalam hadis Bukhari dan Muslim lainnya dikatakan bahwa, Sesungguhnya


(ukhuwah) seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan.
Satu sama lain saling menguatkan. Untuk itu, sudah seharusnya kita saling
mengingatkan dan melakukan kebaikanterhadap sesama muslim.

Nabi Muhammad saw bersabda, Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
yang lain (HR Bukhari dan Muslim)

Ukhuwah Wathaniah

Wathaniah berasal dari kata Al-Wathan artinya tanah air atau kampung halaman.
Sehingga yang dimaksud dengan ukhuwah wathaniah adalah persaudaraan
sesama warga negara dalam satu tanah air dan satu bangsa. Sikap ini
merupakan perwujudan rasa syukur seorang hamba kepada Allah swt yang telah
mengkaruniai tanah air. Hal ini juga penting untuk persatuan dan persaudaraan
dalam ikatan tanah air. Perbedaan suku, bahasa, adat istiadat, dan agama
sebaiknya disatukan dalam persaudaraan setanah air ada atau ukhuwah
wathaniah.

Ukhuwah Insaniah

Ukhuwah insaniah adalah persaudaraan dan persahabatan sesama manusia


(brotherhood humanities). Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang
lain untuk hidup. Hubungan sosial ini berkembang dengan hubungan-hubungan
lain seperti ekonomi, politik, peradaban, kebudayaan, dan lain-lain. Manusia di
dunia ini, terdiri dari berbagai ras, bangsa, suku, adat istiadat,dan berbagai
kelompok. Untuk itu, manusia diharapkan bisa saling mengenal dan
memahamisehingga tercipta kedamaian dunia dan persaudaraan sesama
manusia.

Dalam melaksanakan ukhuwah, setiap muslim mendapatkan kendala-kendala


antara lain sebagai berikut :

Jiwa yang tidak dirawat. Ukhuwah sangat erat kaitannya dengan iman, sehingga
jika iman tidak dirawat dengan baik maka akan sulit untuk menjalankan
ukhuwah. Untuk itu, kita pelu proses membersihan hati dan merawat jiwa secara
intens dan kontinyu agar nilai-nilai ukhuwah dapat digunakan.

Lidah yang tidak dikendalikan. Dalam hadisnya, nabi saw bersabda bahwa
barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia
berkata baik atau diam. Untuk itu, lidah perlu dijaga agar tidak menimbulkan
perselisihan dan permusuhan di masyarakat.

Lingkungan yang kurang kondusif. Apabila lingkungan mendukung pasti akan


berjalan tetapi apabila lingkungan yang ada tidak kondusif maka akan
mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan ukhuwah.

2.5 Kebersamaan Manusia dalam Kehidupan Sosial

2.5.1 Pandangan agama islam terhadap ummat non Islam

Dari segi kaidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagai
agamanya di sebut kafir atau non islam . Kata kafir berarti orang yang menolak,
yang tidak mau menerima atau menolak menaati aturan allah yang diwujudkan
kepada manusia melalui ajaran islam.

Ketika rasulullah mulai menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat arab,


sebagian dari mereka ada yang mau menerima ajaran tersebut dan sebagianya
lagi menolak orang yang menolak ajakan rasulullah saw tersebut di sebut juga
kafir. Mereka terdiri dari orang orang musrik yang menyembah berhala di sebut
orang watsani, dan orang orang ahli kitab baik orang yahudi maupun orang
nasrani.

2.5.2 Tanggung jawab sosial ummat Islam


Ummat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan allah dalam kehidupan
ini. Bentuk tanggung jawab sosial ummat islam meliputi berbagai aspek
kehidupan , di antaranya adalah:

Menjalin silaturahmi dengan tetangga dalam sebuah hadis rasulullah menjadikan


sebuah kebaikan seseorang kepada tetangganya menjadi salah satu indicator
keimanan

Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalm bentuk
zakat maupun yang sunnah dalam bentuk sedekah. Menjenguk bila ada anggota
masyarakat yang sakit dan taziyah bila ada anggota masyarakat yang
meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai di kuburnya.

Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan

Penyusunan system sosial yang efektif dan efesien untuk membangun


masyarakat, baik mental spiritual maupun fisik materialnya.

2.5.3 Amar maruf dan nahi munkar

Amar maruf dan nahi munkar adalah memerintahkan orang lain untuk berbuat
baik dan mencegah perbuatan jahat. Disamping system dan saran pendukung,
amar maruf dan nahi munkar memerlukan juga kebijakan dalam bertindak.
Karna itu rasulullah memberikan tiga tingkatan yaitu:

Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila ia mampu

Menggunakan lisan,

Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak mmemungkinkan.

Bentuk amar maruf dan nahi munkar yang bersistem diantaranya adalah:

Mendirikan masjid

Menyelenggarakan pengajian

Mendirikan lembaga wakaf

Mendirikan lembaga pendidikan islam

Mendirikan lembaga keuangan atau perbangkan syariah

Mendirikan media massa islam, Koran, radio, tv dan lain lain

Mendirikan panti rehabilitasi anak-anak nakal

Mendirikan pesantren

Menyelenggarakan kajian-kajian islam

Membuat jaringan informasi sosial


BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:

Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,
dapat juga oleh individu dengan kelompok. Pergaulan juga merupakan salah satu
cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya.

Kerukunan yakni adalah adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar


semua orang walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan.

Ukhuwah yakni adalah persaudaraan atau persahabatan antara duaorang atau


lebih yang dirajut dengan rasa saling mencintai, mengasihi, dan beriba hati.

Dalam hal ini berarti pergaulan sesama manusia sangat dibutuhkan dalam
kehidupan serta kerukunan antar umat beragama yaitu hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran
agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Selain
itu, dalam pergaulan sesama manusia dibutuhkan aturan ataupun adab-adab
dalam bergaul antar umat beragama baik yang beragama Islam ataupun yang
non Islam.

Saran

Sebaiknya kita sebagai umat muslim dapat mengetahui adab-adab dalam


bergaul sesama manusia agar kita dapat menempatkan diri kita dalam bergaul,
serta dalam bergaul harus dilandasi dengan sikap toleransi, saling menghargai
antar umat beragama agar tercipta kehidupan yang rukun.

DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Noor.2010.Hadits-Hadits Pilihan.Jakarta:Gaung Persada Pers

Azra, Azyumardi.2002.Pendidikan Agama Islam pada Perguruan tinggi umum.

Jakarta:Departemen Agama RI

Bachdar, Rangga (2012). AKHLAK PERGAULAN DALAM ISLAM. From

http://rangga-bachdar.blogspot.co.id/2012/05/akhlak-pergaulan-dalam-
islam.html, diakses pada 13 September 2015
Anwar, Nasrudin (2015). Kandungan QS Al-Isra Ayat 23-24. From

Anda mungkin juga menyukai