Anda di halaman 1dari 41

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengelolaan dan latihan pembelajaran pkn

Dibawah bimbingan Prof. Endang Komara, M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA :YUPILIA PIRMAWATI

NPM : 10500063

PKN 3B

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
(STKIP) PASUNDAN CIMAHI

iii
2013
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ..............................................................................
....... i
DAFTAR ISI .
.................................................................................... ii
BAB 1.
IDENTITAS ..................................................................................
...... iv

Penerbit ..........................................................................................
iv
Judul
Buku .......................................................................................
iv
Jumlah
Halaman .................................................................................iv
BAB 2.
PEMBAHASAN ............................................................................
.... 1
A. HAKIKAT BELAJAR BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN....................... 1
1. Syarat perkembangan
mental .................................................... 1
2. Tujuan belajar dan pembelajaran ...............................................
5

3. Unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.............


5

B. PRINSIP- PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN


............... 10

iii
1. Perhatian dan Motivasi ..............................................................
10
2. Keaktifan ..................................................................................
.. 11
3. Ketertiban
Langsung/Berpengalaman ........................................ 11
4. Pengulangan .............................................................................
.. 11
5. Tantangan ................................................................................
.. 12
6. Balikan dan
Penguatan ................................................................ 12
7. Perbedaan
Individual .................................................................. 12
C. MOTIVASI
BELAJAR ......................................................................
18
1. Petingnya
Motivasi ...................................................................... 18
2. Jenis
Motivasi .............................................................................. 19
3. Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar ....................................... 21
D. PENDEKATAN CBSA DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES DALAM
PEMBELAJARAN ..............................................................
........... 23
1. Pengertian Pendekatan CBSA ....................................................
23
2. Rambu-ranbu CBSA ...................................................................
24
E. PENDEKATAN
PEMBELAJARAN ................................................. 25
1. Pengertian ................................................................................
25
2. Perorganisasian Siswa ..............................................................
26

F. KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN ....... 27

iii
1. Pengertian Evaluasi ..................................................................
27
2. Syarat Syarat Umum Evaluasi ...............................................
27
3. Evaluasi Hasil Belajar ...............................................................
28
G. MASALAH - MASALAH
BELAJAR ............................................... 29
1. Masalah-Masalah Interen Belajar ............................................
29
2. Faktor Faktor Interen .............................................................
29
3. Faktor Faktor Exteren ...........................................................
29
H. PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM ............... 31
1. Pengerian Kurikulum .................................................................
31
2. Model Model Pengembangan Kurikulum ...............................
32
BAB 3
KESIMPULAN ............................................................................
... 33
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................
35

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan
kepada penulis dalam menyelesaikan tugas penyusunan laporan buku yang berjudul Belajar
dan Pembelajaran.

Laporan buku ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kurikulum dan
pembelajaran

Segala daya dan upaya telah penulis curahkan demi penyelesaian penulisan laoran
buku ini agar mendapatkan hasil yang baik. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat berbagai kekurangan baik dari segi isi maupun teknik penyusunannya.

Namun demikian, penyusunan makalah ini akhirnya dapat kami selesaikan pula berkat
bantuan dari berbagai pihak. Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari semua pihak.

Penulis menyadari bahwa laporan buku ini hanyalah merupakan pengalaman yang
dapat dipetik dan berarti dari kehidupan yang akan datang. Dalam penyelesaian laporan buku
ini bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya harapkan demi
perbaikan laporan buku ini.

Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penyajian laporan buku ini
terdapat banyak kekurangannya. Mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
semua pembaca demi peningkatan laporan buku ini

Terima kasih atas segala bantuan dan perhatiannya.

Cimahi, Januari 2012

iii
Penulis

iii
BAB 1

Penulis : Dr. Dimyati

Dr. Mudjiono

Judul buku : Belajar dan Pembelajaran

Jumlah halaman : 298 halaman

Penerbit : PT. RINEKA CIPTA, Jakarta

Jl. Jend. Sudirman Kav. 36- A, Blok- B. 5Jakarta 10210

iii
BAB 1I

A. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Belajar dan pembelajaran

1.,Belajar, perkembangan, dan pendidikan

Belajar perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari.


Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara
individu.

Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan


pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau
guru bertindak mendidik si peserta didik atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada
perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, siswa
harus belajar.

Perkembangan jasmani dan perkembangan mental terjadi pada setiap individu,


termasuk siswa SMP dan SMA. Pertumbuhan jasmani adalang proses berlangsungnya
perubahan jasmani yang sejalan dengan meningkatnya usia seseorang. Pertumbuhan itu
memungkinkan perkembangan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pertumbuhan jasmani mengalami puncak pertumbuhan dan sesudah itu akan selesai bila
bentuk sebagai orang dewasa tercapai.

Syarat perkembangan mental

Perkembangan mental dapat terjadi bila ;

Pertumbuhan jasmani telah siap (sebagai ilustrasi, perkembangan berbahasa terjadi


setelah alat-alat bebicara dan berpikir siap berfungsi), dan
Individu belajar, baik atas dorongan sendiri atau pun dorongan dari lingkungan
sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar
bersifat mendorong.
Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindakan
sehari-hari. Daribsisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai

8
pembelajar, dapat di bedakan adanya perbedaan dan persamaan. Meskipun
demikian, tujuan guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan
instuksional. Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses
internal siswa. Pada belajar dan perkembangan. Siswa sendirilah yang mengalami,
melakukan, dan menghayatinya. Sebaliknya, pendidikan adalah proses interaksi
yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan
meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara
umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang
memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.Pendidikan merupakan
proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar.

2. Ciri- ciri belajar dan pembelajaran

Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka
belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh
sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa
keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai
perilaku belajar yang tampak dari luar.

Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang belajar.

a. Belajar menurut pandangan skinner

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya
menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut;

Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar


Respons si pebelajar, dan
Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada
stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.

Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan sebagai bagne


berikut;

9
1. Mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang
positif dan negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif di perlemah
atau dikurangi.
2. Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh
siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat di
jadikan penguat.
3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis
penguatnya.
4. Membuat program pembelajaran, ini berisi urutan perilaku yang dihendaki,
penguatan, waktu mempelajri perilaku, dan evaluasi.

b. Belajar menurut gagne

Menurut gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
Timbulnyak apabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan
proses kognitof yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran

Melukiskan hal-hal berikut;

1. Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa
dengan :stimulus dan lingkungan.
2. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut
terdiri dari informasi verbal, keterampilan, intelek, keterampilan motorik, sikap,
dan siasat kognitif.

Ada lima kapabilitas siswa tersebut berupa;

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam


bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

10
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek tersebut.

c. Belajar menurut pandangan piaget


Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab
individu melakukan interaksi terus- menerus dengan lingkungan.
Pengetahuan dibangun dalam pikiran. Setiap individu membangun sendiri
pengetahuannya. Pengetahuan yang dibangun terdiri dari tiga bentuk yaitu;
pengetahuan fisik, pengetahuan logika-matematik, dan pengetahuan sosial.
Belajar pengetahuan meliputi tiga fase. Fase- fase itu adalah fase eksplorasi,
pengenalan konsep dan aflikasi konsep. Dalam fase eksplorasi siswa mempelajari
gejala dengan bimbingan. Dalam fase pengenalan konsep, siswa mengenal konsep
yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep, siswa
menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.

d. Belajar menurut Rogers


Rogers mengemukakanpentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan.
Perinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut sebagai berikut;
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang
proseo-proses belajar
5. Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung
jawab dalam proses belajar
6. Belajar mengalami (experiental learning) dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi
dirinya sendiri.
7. Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-
sungguh

B. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

11
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah- ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik.
1. Tujuan intruksional, tujuan pembelajaran, dan tujuan belajar
Tujuan inruksional khusus atau sasaran belajar siswa tersebut sama. Semua
siswa belajar bidang studi yang sama. Tetapi dengan belajar bidang studi yang
sama, ternyata mereka memiliki tujuan belajar yang berbeda.
Tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tndak
mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan intruksional (umum dan khusus) di
jabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah. Tujuan kurikulum
sekolah tersebut dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional yang terumus
didalam undang-undang pendidikan yang berlaku.
2. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar- mengajar
disekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan
merespons dengan tindak belajar.
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain
instruksional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar
siswa. Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat
dilakukan siswa.
C. Unsur- unsur dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses internal siswa dan
pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar. Dari segi siswa, belajar
merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik
menjadi lebih baik.
1. Dinamika Siswa dalam Belajar

Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan


psikomotorik terhadap lingkungannya.

Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut;

1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru.

12
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
6) Evaluasim mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.

Ranah afektif (Krathwohl & Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku-perilaku
sebagai berikut;

1) Penerimaan, yang menvakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan


memperhatikan ini tersebut.
2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan.
3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui dan menentukan sikap.
4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan hidup.
5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

Ranah psikomotor(simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku.

1) Persepsi, yang kemampuan memilah-milahkan (mendeskrimia-nasikan) hal-hal


secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana
akan terjadi suatu gerakkan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh,
atau gerakan peniruan.
4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan- gerakan tanpa
contoh.
5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakkan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan
dan penyesuaian pola gerak- gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak- gerik yang baru atas
dasar prakarsa sendiri.

13
Biggs dan Telfer berpendapat siswa dapat memiliki bermacam-macam motivasi
dalam belajar. Macam- macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi empat golongan
yaitu; motivasi instrumental, motivasi sosial, motivasi berprestasi, motivasi instrinsik.

Motivasi instrumental berarti bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya
hadiah atau menghindari hukuman. Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar untuk
penyelenggaraan tugas dalam hal ini keterlibatan pada tugas menonjol. Motivasi instrinsik
berarti bahwa belajar karena keinginannya sendiri. Motivasi instrumental dan motivasi
sosial merupakan kondisi eksternal, sedangkan motivasi berprestasi dan motivasi instrinsik
merupakan kondisi eksternal.

Pada motivasi intrinsik ditemukan sifat perilaku berikut;

1) Kualitas keterlibatan siswa dalam belajar sangat tinggi


2) Perasaan dan keterlibatan ranah afektif tinggi
3) Motivasi instrinsik bersifat memelihara diri sendiri.

2. Dinamika Guru dalam Kegiatan Pembelajaran


Peran guru dalam kegiatan pembelajaran disekolah relatif tinggi. Peran guru
tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar.
Menurut biggs dan telfer diantara motivasi belajar ada yang dapat diperkuat
dengan cara-cara pembelajaran. Motivasi instrumental, motivasi sosial, dan
motivasi berprestasi rendah. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada pada belajar
yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar dan
subjek pembelajar itu sendiri.
a. Bahan belajar
Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan
tersebut dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode
pemerolehan.
b. Suasana belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas kelas, alat- alat belajar mempunyai
pengaruh pada kegiatan belajar.
c. Media dan Sumber belajar

Dewasa ini media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah.
Seperti perpustakaan umum, surat kabar, majalah, radio, televisi dapat di temukan
di dekat sekolah.

14
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa guru dapat membuat program
pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar diluar sekolah.
Pemanfaatan tersebut bermaksud meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu
hasil belajar semakin meningkat.

d. Guru sebagai Subjek Pembelajar

Guru adalah subjek pembelajar siswa. Sebagai subjek


pembelajar guru berhubungan langsung dengan siswa.

Guru mempunyai peranan penting dalam acara pembelajaran.


Diantara peranan guru tersebut adalah sebagai berikut;

1) Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap dan


memyeluruh.
2) Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang
berkepribadian utuh.
3) Bertindak sebgai guru yang mendidik.
4) Meningkatkan profesional keguruan.
5) Melakukan pembelajaran sebagai model pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi
sekolah setempat.
6) Dalam berhadapan dalam siswa, guru berperan sebagai fasilitas
belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar.

15
16
B. PRINSIP- PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

A. Prinsip- prinsip belajar


Prinsip- prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, kaektifan, keterlibatan
langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
pembedaan individual.

1. Perhatian dan motivasi


Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.perhatian dalam
perhatian akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi
merupakan salah satu tujuan dalam mengajar.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Motivasi juga di pengaruhi
oleh nilai- nilai yang penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai- nilai yang di anut akan
mengubag tingkah laku manusia dan motivasinya.

Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang diri dari sendiri, dapat juga bersifat
eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman, dan sebaginya.
Motivasi juga dapat dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik
adalah pendorong yang sesuai dengan [erbuatan yang dilakukan sedangkan motif ekstrinsik
adalah tenaga pendorong yanga da diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi
penyertanya.

Motif intrinsik dapat bersifat internal, datang dari diri sendiri, dapat juga bersifat
ekstrnal, datang dari luar. Motif ektrinsik bisa bersifat eksternal, walaupun lebih banyak
bersifat eksternal. Motif ekstrinsik dapat juga berubah menjadi motif intrinsik, yang di
sebut transformasi motif .

2. Keaktifan

17
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa
mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi.

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum law of


exercisenya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan- latihan. Mc
keachi berkenaan dengan prinsip kaektifan mengemukakan bahwa individu merupakan
manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu.

3. Ketertiban langsung/ berpengalaman

Edgar dale dalam pengolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam


pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalh belajar melalui
pengalaman langsung.

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh john dewey


dengan learning by doing . Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung.
Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan
cara memecahkan masalah.

Ketrlibatan siswa dudalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun
lebih dari itu terutama dalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan
internalisasi niali- nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat
mengadakan latihan- latihan dalam penbentukan keterampilan.

4. Pengulangan

Menurut teori belajar adalah melatih daya daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya- daya tersebut akan
berkembang.

Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang- ulang sesuatu perbuatan


sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang
sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

18
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar
walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-
daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang
benar dan membentuk kebiasaan- kebiasaan.

5. Tantangan

Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu
medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka
timbullah motif untuk mengatasihambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar
tersebut.

Tantangan yang dihadapi dalam bahan membuat siswa bergairah untuk


mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu di
pecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.pelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep- konsep, prinsip- prinsip, dan
generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menentukan konsep- konsep
prinsip- prinsip dan generalisasi tersebut.

6. Balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balian dan oenguatan terutama ditekankan
oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F Skinner. Dorongan belajar menurut B.F
Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak
menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupunnegatif dapat memperkuat
belajar.

7. Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang
sama persis, memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada
karakteristik psikis, keperibadian, dan sifat- sifatnya.

Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat


diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode atau strategi belajar-
mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan- perbedaan kemampuan siswa dapat
terlayani.

19
Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan
tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan
bimbingan belajar bagi anak- anak yang kuarang.

a. Implikasi prinsip- prinsip belajar bagi siswa


1. Perhatian dan motivasi

Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang


mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar.

2. Keaktifan

Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung
siswa dalam proses pembelajaran.

3. Keterlibatan langsung/ berpengalaman

Secara mutlak menuntut adanya keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam
kegiatan belajar pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan
menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.

4. Pengulangan

Impilikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa dalah kesadarn siswa untuk
bersedia mengerjakan latihan- latihan yang berulang untuk bersedia mengerjakan latihan-
latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.

5. Tantangan

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada
diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah
pesan.

6. Balikan dan penguatan

Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk- bentuk prilaku siswa yang


memungkinkan diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci
jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/ nilai yang dicapai, atau menerima teguran
dari guru/ orangtua karena hasil belajar yang jelek.

7. Perbedaan individual

20
Implikasi adanya prinsip individual bagi siswa diantaranya adalah menetukan
tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya
prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.

a. Implikasi prinsip- prinsip bagi guru

Implikasi prinsip- prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran
maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsip- prinsip belajar bagi
guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip- prinsip
belajar yang terwujud dalam perilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas
pembelajaran diselenggarakan.

1. Perhatian dan motivasi

Implikasi prinsip perhatian bagi guru tettampak pada perilaku- perilaku sebagai
berikut;

1. Guru menggunakan metode secara bervariasi.


2. Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajardan materi yang diajarkan.
3. Guru menggunakan gsys bahasa yang tidak menonton.
4. Guru mengemukakan pertanyaan- pertanyaan membimbing ( direstion question).

Implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada perilaku- perilaku yang
diantaranya adalah;

1. Memilih bahan ajar sesuai minat siswa.


2. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
3. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin
memberitahukan hasilnya kepada siswa.
4. Memberikan fujian verbal atau non- verbal terhadap siswa yang memberikan
respons terhadap pertanyaan yang diberikan.
5. Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
2. Keaktifan

Keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan
perilaku- perilaku berikut;

1. Menggunakan multimetode dan multimedia


2. Memberikan tugas secara individual dan kelompok
3. Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok
kecil

21
4. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal- hal yang kurang
jelas, serta
5. Mengadakan tanya jawab dan diskusi

6. Keterlibatan lansung/ berpengalaman

Implikasi prinsip keterlibatan/ berpengalaman diantaranya adalah;

1. Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual


dan kelompok kecil.
2. Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demokrasi.
3. Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
4. Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang
dicontohkan.
5. Melibatkan siswa mencari informasi/ pesan dari sember informasi diluar kelas atau
luar sekolah.
6. Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan
pembelajaran.

Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman bagi guru
adalah kemampuan guru bertindak sebagai manajer/ pengelola kegiatan pembelajaran yang
mampu mengarahkan, membimbing dan mendorong siswa kearah tujuan pengajaran yang
ditetapkan.

7. Pengulangan

Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara


kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang
tidak membutuhkan pengulangan.

Implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah;


1. Merancang pelaksanaan pengulangan.
2. Mengembangkan/ merumuskan soal- soal latihan.
3. Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang.
4. Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan
5. Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

8. Tantangan

Implikasi prinsip tantangan diantaranya adalah;

1. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan


kepada siswa untuk melakukannya secara individual.

22
2. Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi
dar iorang lain di luar sekolah sebagai sumber informasi.
3. Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulka isi pelajaran yang selesai dijadikan.
4. Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, hand out, modul dan yang lain)yang
memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya.
5. Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi
sendiri.
6. Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan
masalah- masalah yang disajikan dalam topik diskusi.

9. Balikan dan penguatan

Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, berwujud perilaku- perilaku
yang diantaranya adalah;

1. Memberikan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah
dijawab siswa secara benar ataupun salah
2. Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumahyang diberikan kepada siswa pada waktu
yang telah ditentukan
3. Memberikan catatan- catatan pada hasil kerja siswa
4. Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoresi oleh guru, sertai
skor dan catatan- catatan bagi pebelajar

5. Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih setiap siswa


berdasarkan skor yang dicapai dalam tes
6. Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang
menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru
7. Memberikan hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.

10. Perbedaan individual

Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku- perilaku


yang diantaranya adalah;

1. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani


kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya
2. Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran
3. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan pelakuan
pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan, dan
4. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

23
24
C.MOTIVASI BELAJAR

A.Motivasi dan Pentingnya Motivasi

1. Pentingnya motivasi

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Kebutuhan bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang memiliki dan yang ia
harapkan.

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka


memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada
pemenuhan harapan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan
tersebut merupakan inti inti motivasi.

Ada baiknya bila pembahasan dilanjutkan kepada hal yang berkenaan dengan kebutuhan.
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu (i) kebutuhan fisilogis, (ii)
kebutuhan akan merasa aman, (iii)kebutuhan sosial, (iv) kebutuhan akan penghargaan diri,
dan (v) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan fisilogis berkenaan dengan kebutuhan
pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Kebutuhan sosial berkenaan dengan
perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa
diikut serta kan dan pemilikan harga diri.

Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu (i)
kbutuhan akan kekuasaan, (ii) kebutuhan untuk berfilasi, dan (iii) kebutuhan berprestasi.

1. Pentingnya motivasi dalam belajar

Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru,
manfaat itu sebagai berikut; (1) membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat
siswa untuk belajar sampai berhasil. (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di
kelas bermacam- ragam; ada yang acuh tak acuh, ada yang bermain. Dengan
bermacamragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-
macam strategi belajar mengajar. (3) memilih dan menyadarkan guru untuk memilih salah
satu diantara macam- macam peran seperti sebagai
penasihat,fasilitator,instrruktur,penyemangat atau pendidik. (4) memberi peluang guru untuk

25
unjuk kerja rekayasa pedagogis. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai
berhasil.

8. Jenis dan sifat motivasi

Motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (i) motivasi primer, dan (ii)
motivasi sekunder.

1. Jenis motivasi

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif- motif dasar.motif- motif
dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Berbeda dengan motivasi primer.
Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pad makanan tanpa belajar.

Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan
manusia. Thomas dan znaniecki menggolong- golongkan motivasi sekunder menjadi
keinginan- keinginan (i) memperoleh pengalaman baru, (ii) untuk mendapat respon, (iii)
memperoleh kekuatan, (iv) memperoleh rasa aman, (v) menggolongkannya menjadi
kebutuhan- kebutuhan untuk, (i) berprestasi, seperti bekerja dengan kualitas produksi tinggi,
(ii) memperoleh kasih sayang, (iii) memperoleh kekuasaan.

Marx, menggolongkan motivasi sekunder menjadi (i) kebutuhan organisme seperti motif
ingin tahu, memperoleh kecakapan, berprestasi, dan (ii) motif- motif sosial sperti kasih sayang
kekuasaan dan kebebasan.

Prilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap, yakni (i) merupakan
kecendrunagan berpikir, merasa, kemudian bertindak, (ii) memiliki daya dorong bertindak,
(iii) relatif bersifat tetap, (iv) dapat timbul dari pengalaman.

1. Sifat motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang dikenal dengan
motivasi internal, (ii) dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi eksternal.

Disamping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut
senang melakukannya. Dalam hal ini, motivasi intrinsik tersebut telah mengarah pada
timbulnya motivasi berprestasi.

26
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar
perbuatan yang dilakukannya.

2. Motivasi dalam Belajar


1. Unsur unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan sgi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya


terpengaruh oleh kondisi fsiologis dan kematangan fsiologis siswa.

a. Cita- cita atau Aspirasi siswa

Timbulnya cita- cita dibarengi oleh perkembangan, akal, moral, kemauan, bahasa, dan
nilai- nilai kehidupan. Cita- cita akan memperkuat notivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik.
Sebab tercapainya suatu cita- cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa

Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas- tugas


perkembangan.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan,
dan keehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat,
kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya.

e. Unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya pembelajaran disekolah meliputi hal- hal beriku;(i) mnyelenggarakan tertib belajar
disekolah, (ii) membina belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan failitas sekolah, (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv) membina belajar
tertib lingkungan sekolah.
27
2. Upaya meningkatkan motivasi belajar
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar

Bahwa dipersyaratkan (i) guru telah mempelajari bahan pelajaran, (ii) guru telah
memahami bagian- bagian yang mudah, (iii) guru telah menguasai cara- cara mempelajari
bahan, (iv) guru telah memahami sifat bahan pelajaran tersebut

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut; (1) pemberian kesempatan pada siswa
untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya. (2) memelihara minat, kemauan, dan
semangat belajarnya sehingga terwujud tidak belajar, (3) meminta kesempatan pada orang tua
siswa agar memberi kesempatan pada siswa untuk beraktualisasi diri dlam belajar, (4)
memanfaatkan unsur- unsur lingkungan yang mendorong belajar, (5) menggunakan waktu
secara tertib, (6) guru merngsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri.

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai


berikut; (1) siswa ditugasi bahan belajar sebelumnya.(2) guru mempelajari hal- hal yang sukar
bagi siswa. (3) guru menerima hal- hal yang yang sukar, dengan mencari cara memecahkan.
(4) guru mendidikan keberanian mengatasi kesukaran. (5) guru mengajak serta siswa
mengalami dan mengatasi kesukaran. (6) guru memberi kesempatan kepada siswa yang
mampu memecahkan masalah. (7) guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil
mengatasi kesukaran belajarnya sendiri. (8) guru menghargai pengalaman dan kemampuan
siswa agar belajar secara mandiri.

d. Pengembangan cita- cita dan Aspirasi Belajar

Mendididkkan cita- cita belajar pada siswa merupakan upaya memeberantas


kebodohan masyarakat. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita- cita belajar tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara. (1) guru menciptakan suasana belajar yang
menggembirakan. (2) guru mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar.
(3) guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar. (4) guru mengajak serta
orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan. (5) guru
memberanikan siswa untuk mencatat keinginan- keinginan yang tercapai dan tidak tercapai.
(6) guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua.
28
D. PENDEKATAN CBSA DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
DALAM PEMBELAJARAN

A. Pengertian pendekatan CBSA

Dalam kegiatan belajar pelaku utama belajar adalah siswa atau pebelajar. Dalam
kegiatan pembelajaran, mengingat sifat interaksi dapat diktahui adanya dua pelaku, yatau guru
dan siswa, atau pebelajar dan pembelajar. Adany a dua pelaku tersebut menimbulkan salah
mengerti bahwa pelaku utama adalah guru semata. Hal ini ditinggalkan dan diperbaiki dengan
pendekatan CBSA. Dengan pendekatan CBSA berarti anutan pembelajaran
mengoptimalisasikan pelibatan intelektual- emosional- fisik siswa dalam pemerolehan
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Anutan pembelajaran CBSA tersebut bermaksud
membina masyarakat belajar yang berwawasan pendidikan massa sumur hidup. Dengan
harapan, dengan CBSA guru dapat mengoptimalkan terapan teori- teori belajar, prinsip-
prinsip pendidikan, hal itu juga berarti bahwa guru bekerja secara profesional.

Dalam pembelajaran ditemukan adanya dua pelaku, guru berinteraksi dengan siswa,
yang keduanya mencapai tujuan pemblajaran atau sasaran belajar yang serupa. Kadar CBSA
dalam interaksi tersebut berbeda- beda. Raka joni mengemukakan bahwa pembelajaran yang

29
yang bre-CBSA baik berciri (i) pembelajaran berpusat pada siswa, (ii) guru bertindak sebagai
pembingbing pengalaman belajar, (iii) orientasi tujuan pada perkembangan kemampuan siswa
secara utuh dan seimbang, (iv) pengelolaan pembelajaran menekankan pada kreativitas siswa,
dan (v) pelaksanaan penilaian tertuju pada kegiatan dan kemajuan siswa. Optimlisasi siswa
CBSA tersebut dapat diprogramkan dalam desai instruksional (persiapan mengajar) guru.

Pembelajaran ber-CBSA mrupakan wujud kegiatan atau unjuk kerja guru. Hampir
dapat dikatakan bahwa guru profesional diduga berkemampuan mengelola pembelajaran
berkadar CBSA tinggi. Faktor- faktor penentu kegiatan pembelajaran berupa (i) karakteristik
tujuan, (ii) karakteristik mata pelajaran/bidang studi, (iii) karakteristik lingkungan/ setting
pembelajaran, (iv) karakteristik siswa, (v) karakteristik guru, dan (vi) karakteristik bahan/ alat
pembelajaran. Dari ke enam faktor tersebut dapat diketahui bahwa penentu utama
pembelajaran ber- CBSA adlah guru yang memahami kelima karakteristik faktor yang lain.

Pembelajaran ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru. Pembelajaran ber- CBSA tersebut dapat
dilakukan guru dengan pendekatan keterampilan proses (PKP) yaitu anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa. Dengan PKP siswa akan (i) memperoleh
pengertian yang tepat tentang hakikat pengetahun, (ii) memperoleh kesempatan bekerja
dengan ilmu pengetahuan dan merasa senang, dan (iii) memperoleh demikian PKP
berinteraksi timbal balik dengan penrapan CBSA dalam pembelajaran.

Dengan adanya kebaikan atau kelebihan pada PKP tersebut maka seyogianya calon
guru belajar PKP secara keilmuan untuk dijadikan modal dasar menjadi guru yang
profesional.

B.Rambu- rambu penyelenggaraan CBSA

Hakikat CBSA adalah keterlibatan intelektual- emosional siswa secara optimal dalam
proses pembelajaran.

Rambu- rambu yang dimaksud adalah:

a. Kualitas dan kuantitas pengalaman yang membelajarkan


b. Prakara dan keberanian siswadalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-
dorongan yang ada pada dirinya
c. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran
d. Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
e. Keingatan yang ada pada diri siswa
f. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa

30
g. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa
h. Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan mendorong
keaktifan siswa
i. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator
j. Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran
k. Kuantitas dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan guru dalam proses
pembelajaran
l. Keterikatan guru terhadap program pembelajaran
m. Variasi interaksi guru- siswa dalam proses pembelajaran
n. Kegiatan dan kegembiraan siswa dalam belajar.

E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Belajar dapat dilakukan disembarang tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi
lewat radio, televisi, film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar.
Meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang
terdorong untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari padanya. Guru
profesional memerlukan pengetahuan dan keterampilan pendekatan pembelajaran agar
mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.

Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pmbelajaran yang berusaha


meningkatkan kemampuan- kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam
pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam belajar tentang pendekatan
pembelajaran tersebut, orang dapat melihat (i) pengorganisasian siswa, (ii) posisi guru siswa
dalam pengolahan pesan, dan (iii) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan (i)


pembeajaran secara individual, (ii) pembelajaran secara kelompok, dan (iii) pembelajaran
secara klasikal. Pada ketiga pengorganisasian siswa tersebut tujuan pengajaran, peran guru
dan siswa, program pembelajaran, dan disiplin belajar berbda- beda. Pada ketiga
pengorganisasian siswa tersebut seyogianya digunakan untuk membelajarkan siswa yang
menghadapi kecepatan informasi pada masa kini.

Sehubungan dengan posisi guru- siswa dalam pengolahan pesan, guru dapat
menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekspositori
masih terpusat pada guru, oleh karena itu seyogianya dikurangi. Strategi discovery dan ikuiri
terpusat pada siswa. Dalam kedua strategi ini siswa dapat dirancang aktif belajar, sehingga ia

31
dapat mengemukakan, bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa sering. Pada tempatnya
guru menggunakan strategi discovery dan inkuiri sesuai dengan pendekatan CBSA.

Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan kemampuan. Semula, ia


memiliki kemampuan pra- belajar, dalam proses belajar pada kegiatan belajar hal tertentu, ia
meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat ranah- ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut didasarkan atas evaluasi
guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah. Dari sisi guru, proses pemerolehan
pengalaman siswa atau proses pengolahan pesan tersebut dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dari generalisasi dari suatu
teori yang benar, pencarian data, dan uji kebenaran generalisasi atau teori tersebut. Pada
pengolahan pesan secara induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau pristiwa khusus,
penyusunan konsep berdasarkan fakta- fakta, kemudian disusun generalisasi atas dasar
konsep- konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pngolahan pesan secara
deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya.

B.Pengorganisasian siswa

a. secara individual

pembelajaran secara individual


tujuan pembelajaran pada pembelajaran secara individual
guru dalam pembelajaran secara individual
program pembelajaran dalam pembelajaran individual
orientasi dan tekanan utama pelaksanaan
b. secara kelompok
tujuan pengajaran pada kelompok kecil
siswa dalam pembelajaran kelompok kecil
guru sebagai pembelajar dalam pembelajaran kelompok

32
F. KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian evaluasi

Proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan
melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran belajar. Sedangkan pengertian pengukuran
dalam kegiatan belajar dan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan
belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif.

Evaluasi berarti sebagai proses sistematis menetapkan nilai tentangsesuatu hal, seperti
objek, proses, unjuk rasa, kegiatan, hasil, tujuan atau hal lain, berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Evaluasi belajar adalah proses penentuan nilai tentang proses
pembelajarkan berdasarkan kriteria tertentu. Dlam penentuan nilai tersebut orang dapat
melakukan pengukuran, pembandingan, penilaian, dan kemudian keputusan penilaian.
Evaluasi bersifat bersinambungan, dari tahap satu ke tahap lain selama jenjang pendidikan
atau sepanjang hayat.

Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator umumnya menempuh tahap-
tahap persiapan, penyususunan alat ukur, pelaksanaan pengukuran, penafsiran hasil
pengukuran, pelaporan hasil pengukuran, dan penggunaan hasil evaluasi

Evaluasi pembelajarn merupakan suatu proses penentuan nilai, jasa atau manfaat
kegiatan pembelajaran berdasarkan kriteria tertentu melalui kegiatan pengukuran dan
penilaian. Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi dan tujuan, sasaran, dan prosedur tertentu.
Pada umumnya fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran berorientasi pada pengembangan
pembelajaran dan akreditasi. Adapun sasaran evaluasi pembelajaran tertuju pada tujuan
pembelajaran, dinamika pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, dan kurikulum. Prosedur
evaluasi pembelajaran umumnya terdiri dari lima tahap berupa tahap- tahap penyusunan
rancangan, penyususnan instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan penyususnan
laporan evaluasi pembelajaran. Pada tempatnya seorang guru profesional dapat melakukan
kegiatan sebagai evaluator pembelajaran.

B. Syarat- syarat umum evaluasi

33
a. Kesahihan Ada 4 macam kesasihan yang terdiri dari (i) kesahihan isi, (ii)kesahihan
konsturksi, (iii) kesahihan ada sekarang, (iv) kesahihan prediksi.
b. Keterandalan
c. Kepraktisan
C. Evaluasi hasil belajar
Fungsi dan tujuan evaluasi hasil belajar
a. Untuk diagnostik dan pengembangan
b. Untuk seleksi
c. Untuk kenaikan kelas
d. Untuk penempatan

G. MASALAH MASALAH BELAJAR

A. Masalah- maslah interen belajar

34
Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru siswa
mendorong prilaku belajar siswa. Siswa merupakan kunci terjadinya prilaku belajar dan
ketercapaian sasaran belajar. Dengan demikian, bagi siswa perilaku belajar merupakan proses
belajar yang dialami dan dikhayati dan sekaligus merupakan aktivitas belajar tentang bahan
belajar dan sumber belajar di lingkungannya. Bagi siswa, dalam kegiatan belajar tersebut ada
3 tahap, yaitu tahap sebelum belajar, kegiatan selama proses belajar, dan kegiatan sesudah
belajar, pada tahap sesudah belajar diharapkan siswa memiliki hasil belajar sebagai sesuatu
kemampuan yang lebih baik. Sedangkan bagi guru, perilaku belajar siswa tersebut merupakan
hal yang dapat diamati dan dapat disvaluasi. Bagi guru yang bertindak membelajarkan siswa,
kegiatan belajar siswa tersebut merupakan akibat tindakan pengorganisasian belajar, bahan
belajar dan sumber belajar, serta tindakan evaluasi hasil belajar. Dari siswa yang bertindak
belajar akan menimbulkan masalah- masalah interen belajar. Dari sisi guru, yang memusatkan
perhatian pada pebelajar dan belajar maka muncul faktor- faktor ekstern yang memungkinkan
terjadinya belajar.

B. Faktor- faktor interen

Faktor interen yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal seperti (i) motivasi
belajar, (ii) sikap terhadap belajar, (iii) konsentrasi belajar, (iv) kemampuan mengolah bahan
belajar, (v) kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, (vi) kemampuan menggali hasil
belajar yang tersimpan, (vii) kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kebiasaan belajar, dan
(xi) cita- cita siswa. Faktor- faktor interen ini aka menjadi masalah sejauh siswa tidak dapat
menghasilkan tindak belajar yang menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

C. Fakto- faktor ekstren

Faktor faktor eksteren belajar meliputi hal- hal sebagai berikut: (i) guru sebagai
pembina belajar,(ii) prasarana dan sarana pembelajaran, (iii) kebijakan penilaian, (iv)
lingkungan sosial siswa di sekolah, dan (v) kurikulum sekolah. Dari sisi guru sebagai
pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi masalah- masalah eksteren belajar
merupakan prasyarat terlaksananya siswa dapat belajar.

Guru sebagai pembelajar memiliki kewajiban mencari, menentukan, dan diharapkan


memecahkan masalah- masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan penemuan masalah-
masalah tersebut guru dapat melakukan langkah- langkah berupa (i) pengamatan perilaku
belajar, (ii) analisis hasil belajar, (iii) melakukan hasil tes belajar. Dengan langkah- langkah
tersebut memperoleh peluang menghimpun data siswa berkenaan dengan proses belajar dan

35
hasil belajar. Sebagai guru profesional, diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan
penelitian secara sederhana agar dapat menemukan masalah- masalah belajar dan
memecahkan masalah belajar.

H. PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Pengertian kurikulum

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada sustu kurikulum,
dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulim. Pada satu sisi,
guru adalah pengembang kurikulum. Pada sisi lain, guru adalah pembelajar siswa, yang secra

36
kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan kurikulum sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam tugas pembelajarkan dipersyratkan agar guru memahami kurikulum.

Para ahli seperti zais, winecoff, bondi, tanner telah mempelajari kurikulum. Mereka
mengemukakan prinsip dan teori yang berbeda- beda. Meskipun demikian mereka juga
mengemukakan hal- hal yang serupa. Mereka mengemukakan arti kurikulum sebagai (i) jalan
meraih ijazah, (ii) mata pelajarn dan isi pelajaran, (iii) rencana kegiatan pembelajaran, (iv)
hasil belajar yang direncanakan, (v) pengalaman belajar. Terbentuknya kurikulum tersebut
dilandasi oleh berbagai landasan pemikiran seperti, 9i) landasan filosofis, (ii) landsaan sosial-
budaya- agama, (iii) landasan ilmu pngetahuan, teknologi dan seni, (iv) landasan kebutuhan
masyarakat, dan (v) landasan perkembangan masyarakat. Sebagai suatu program, maka
kurikulum terdiribdari beberapa komponen penting, seperti (i)tujuan,(ii0 pengalaman belajar,
(iii) organisasi pengalaman belajar, (iv) evaluasi. Dalam tugas pengembangan, guru berurusan
dengan komponen- komponen kurikulum, selanjutnya dalam pengembangan kurikulum.
Diantara prinsip pengembangan tersebut adalah (i) prinsip relevansi, (ii) prinsip kontnuitas,
dan (iii) prinsip fleksibilitas.

B. Model- model pengembangan kurikulum

Diantara model pengembangan kurikulum tersebut adalah (i) model administratif, (ii)
model grass- roots,(iii) model beuachamp, (iv) model arah terbalik taba, (v) model rogers.

Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi


kurikulum. Pada sisi lain banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri
merupakan kurikulum terapan atau kurikulum dalam kegiatan/aksi. Hal itu berarti bahwa
pemeblajaran dan kurikulum merupakan dua konsep yang tak terpisah.

Guru sebagai pembelajar mengetahui kondisi, situasi, dan bertanggung jawab atas
tercapainya hasil belajar. Pada sisi lain guru juga bertanggung jawab atas keberlakukan dalam
pembangunan kurikulum. Oleh karena itu, sewajarnya guru berperan optimal dalam
pengembangan kurikulum. Peran guru dalam pengembangan kurikulum terwujud dalam
kegiatan- kegiatan sebagai berikut: (i) perumusan tujuan khusus pengajaran, (ii) perencanaan
kegiatan pembelajaran yang efektif, (iii) pelaksanaan program pembelajaran dalam
pembelajaran sesungguhnya,(iv) mengevaluasi proses belajar dan hasil belajar siswa, (v)
mengevaluasi interaksi antara komponen- komponen kurikulum yang diimplementasikan.
Kelima kegiatan tersebut merupakan tuntutan bagi guru yang profesional.

37
38
BAB III

KESIMPULAN

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan. Perilaku dan


keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut
individu menggunakan ranah- ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akibat
belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik makin
bertambah baik. Tiap ahli psikologi memberi batasan yg berbeda tentang belajar.

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat


mengungkap batas- batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pengetahuan teori dan prinsip- prinsip belajar
dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.

Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-


cita itu disebut motivasi belajar. Komponen utama motivasi tersebut adalah
kebutuhan, dorongan, dan tujuan si pelajar. Motivasi belajar sangat penting
dipahami oleh siswa maupun guru.

Dalam kegiatan pembelajaran, mengingat sifat interaksi dapat di ketahui


adanya pelaku, yaitu guru dan siswa, atau pembelajar dan pebelajar.

Belajar dapat dilakukan disembarang tempat, kondidi, dan waktu. Guru


profesional memerlukan pengetahuan dan keterampilan pendekatan
pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa kebiasaan
belajar sepanjang hayat.

Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi, antara pembelajar


dan pebelajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir dengan evaluasi.
Kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
evaluasi merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran/pendidikan.

Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru-


siswa mendorong perilaku belajar siswa. Dengan demikian, bagi siswa perilaku
belajar merupakan proses belajar yang dialami dan dikhayati dan sekaligus
merupakan aktivitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar dan
lingkungannya.

39
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu
kurikulum, dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan
kurikulum. Pada sisi lain guru adalah pembelajar siswa, yang secara kreatif
membelajarkan siswa sesuai dengan kurikulum sekolah. Hal itu menunjukan
bahwa dalam tugas pembelajaran di persyaratkan agar guru memahami
kurikulum.

40
DAFTAR PUSTAKA

Gradler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan (terjemahan


munandir). Jakarta: Rajawali Pers
Utomo, Tripto, dan Ruijter, Kees. 1991. Peningkatan dan Pengembangan
pendidikan. Jakarta: Gramedia
Davies, Ivor K. (penerjemah:Sudarsono S., dkk). 1987. Pengelolaan belajar.
Jakarta: C.V Rajawali dan PAUT-UT.
Gage, NL, dan David C. Berliner. 1984. Educational Psychology. Chicago:
Rand Mc Nally Collage Publishing Company.
Anastasi, Anne. 1989. Bidang- bidang psikologi Terapan (Terjemahan
Aryatmi Siswohardjono dkk ). Jakarta. Rajawali Pers.
Siagian, SP. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: bina Askara
Funk., James H. Dkk. 1985. Learning Science Process Skills. Lowa;
KENDAL/Hunt Publishing Company.
Joni, T. Raka. 1992. Peningkatan Mutu pendidikan Dasar dan Menengah
melalui Strategi Pembelajaran Aktif ( cara belajar siswa aktif ) dan
Penbinaan Profesional Guru, Kepala sekolah, penilik dan pengawas sekolah
serta pembina lainnya. Jakarta: depdikbud
Hasibuan, JJ., Ibrahim, & Toenlioe, AJE.. 1988. Proses belajar mengajar.
Bandung: Remadja Karya.
Joyce, Bruce & weil. Marsha. 1980. Models of Teaching. New Jersey:
prentice Hall.
Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam pengajaran. Jakarta:
Depdikbud.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Singarimbun, Masri dan Safian Effendi. 1986. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: LP3ES
SURAKHMAD, Winarno. 1978, Dasar dan Teknik Research: Pengantar
Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito

41

Anda mungkin juga menyukai