Anda di halaman 1dari 9

. d.

Segi Finansial Pajak menekankan pada seberapa besar hasil pemasukkan pajak bagi
keuangan negara. Sebagai sebuah sumber pemasukkan bagi kas negara, pajak mempunyai
arti yang begitu penting. Jika dicermati, proporsi hasil uang pajak ini bagi keuangan negara
cenderung semakin besar, sekalipun harus diakui bahwa sebenarnya ada kemungkinan
masih ada tax loss. Jika pajak sejak adanya pembaharuan perpajakan nasional diposisikan
untuk menggantikan posisi sumber pemasukan bagi anggaran negara yang bersumber dari
minyak dan gas bumi maka posisi ini tampaknya lambat laun akan semakin menguat.
Bahkan kalau dilihat dalam struktur APBN, Penerimaan Dalam Negeri ( penerimaan rutin )
terdapat pembagian ke dalam penerimaan Pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Hal
tersebut cukup membuktikan bahwa pajak mempunyai arti yang demikian penting bagi
keuangan negara. Tapi memang pajak bukan satu satunya sumber pemasukan bagi
keuangan negara. Disamping pajak masih ada sumber pemasukan lain, misalnya yang
berasal dari sumber daya alam.
e. Segi Pembangunan Dalam pendekatan ini, pajak-pajak akan dinilai dalam fungsinya dan
dikaji dampaknya terhadap pembangunan. Pajak baru bermanfaat terhadap pembangunan
kalau jumlah pajak lebih besar dari pengeluaran rutin sehingga terdapat public saving yang
dapat digunakan untuk pembangunan. Pajak tidak selalu berguna untuk pembangunan.
Pajak baru mempunyai manfaat terhadap pembangunan, apabila pajak-pajak setelah
digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin, masih ada cukup sisa yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan melalui investasi publik. Dari segi pembangunan pajak
dapat ditinjau sebagai alat kebijakan fiskal. Dalam kebijakan fiskal, kedua fungsi pajak
dikombinasikan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil yang sebesar-besarnya
bagi pembangunan. Masalah pokok dalam pembangunan adalah investsi. Investasi ini
berasal dari tabungan swasta maupun tabungan pemerintah. Investasi tabungan masyarakat
tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada kehendak dan kerelaan golongan swasta,
melainkan harus diarahkan ke jurusan tertentu. Melalui deposito berjangka, dengan
pembebasan pajak atas bunga deposito berjangka, pemerintah telah berhasil meningkatkan
deposito berjangka yang besar artinya bagi pembangunan. Juga pasar uang dan modal,
yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan, dapat digalakkan oleh pemerintah
dengan menggunakan pajak-pajak sebagai alat penggerak. Indonesia berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, khususnya yang mengatur
mengenai subjek pajak dan objek pajak, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut asas
domisili dan asas sumber sekaligus dalam sistem perpajakannya. Indonesia juga menganut
asas kewarganegaraan yang parsial, yaitu khusus dalam ketentuan yang mengatur mengenai
pengecualian subjek pajak untuk orang pribadi. Asas domisili atau asas kependudukan,
berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima
atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan perpajakan, orang
pribadi tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu atau apabila badan
yang bersangkutan berkedudukan di negara itu. Dalam kaitan ini, tidak dipersoalkan dari
mana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu berasal. Itulah sebabnya bagi negara yang
menganut asas ini, dalam sistem pengenaan pajak terhadap penduduknya akan
menggabungkan asas domisili atau kependudukan dengan konsep pengenaan pajak atas
penghasilan baik yang diperoleh di negara itu maupun penghasilan yang diperoleh di luar
negeri.
Diposkan oleh Maulida Anggraeni di 06.34
Penggunaan Uang Pajak Anda Dalam APBN 2017
Pelayanan Umum

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 355,8 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk mempercepat capaian dan sasaran pada fungsi pelayanan
umum, yaitu (1) meningkatnya sistem informasi pelayanan publik dan inovasi yang
terintegrasi; (2) meningkatnya efektivitas pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi reformasi
birokrasi, akuntabilitas aparatur negara dan pengawasan wilayah di pusat dan daerah; dan
(3) terpenuhinya kewajiban Pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah dalam rangka
menjaga kredibilitas dan kesinambungan pembiayaan.

Pertahanan

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 108,3 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk mempercepat capaian dan sasaran yang diharapkan, yaitu (1)
meningkatnya kontribusi industri pertahanan dalam negeri terhadap pemenuhan minimum
essential force (MEF); (2) meningkatnya kesejahteraan prajurit melalui pembangunan
perumahan dinas dan peningkatan kesiapan TNI; serta (3) penguatan keamanan laut dan
daerah perbatasan dengan pengadaan peralatan pendukung, dan pembangunan pos
pengamanan perbatasan darat baru.

Ketertiban dan Keamanan

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 121,6 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk mempercepat capaian dan sasaran, berupa (1) meningkatnya
profesionalisme Polri pada aspek pelayanan publik; (2) menguatnya koordinasi intelijen;
(3) meningkatnya kapasitas rehabilitasi penyalahgunaan narkoba dan terkendalikannya laju
prevalensi penyalahgunaan narkoba; dan (4) meningkatnya efektivitas sistem keamanan
nasional melalui perbaikan kualitas dan jumlah policy brief yang dihasilkan oleh Dewan
Ketahanan Nasional.
Ekonomi

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 310,6 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk pencapaian sasaran antara lain (1) meningkatnya kapasitas
sarana dan prasarana transportasi; (2) meningkatnya kinerja pelayanan dan industri
transportasi nasional; (3) penguatan ketahanan pangan dan ketahanan air untuk kedaulatan
pangan nasional; (4) terlaksananya pembangunan/peningkatan daerah irigasi baru; (5)
penguatan kedaulatan energi; dan (6) meningkatnya pelayanan ketenagalistrikan melalui
peningkatan rasio elektrifikasi.

Perlindungan Lingkungan Hidup

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 11,9 Triliun

Alokasi tersebut digunakan untuk mencapai sasaran, berupa (1) terlaksananya pelestarian
keanekaragaman hayati pada kawasan lindung; (2) terlaksananya pemanfaatan
keanekaragaman hayati yang berkelanjutan untuk kegiatan ekonomi; (3) meningkatnya
kualitas lingkungan hidup yang tercermin didalam indeks kualitas lingkungan hidup; dan
(4) menguatnya upaya penanganan perubahan iklim (mitigasi dan adaptasi) dan sistem
peringatan dini cuaca dan iklim.

Perumahan dan Fasilitas Umum

Total Anggaran DalamAPBN 2017: Rp 29,7 Triliun


Alokasi tersebut digunakan untuk mencapai sasaran yaitu (1) meningkatnya akses
masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak; (2) menurunnya kondisi
kumuh di perkotaan; (3) meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung; (4)
terbangunnya rumah khusus di daerah pasca bencana/konflik dan perbatasan negara; (5)
terwujudnya keswadayaan masyarakat; (6) meningkatnya akses layanan air minum dan
sanitasi; serta (7) berkurangnya backlog perumahan.

Kesehatan

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 61,7 Triliun

Alokasi tersebut digunakan untuk mencapai sasaran, yaitu (1) meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan ibu, anak, dan reproduksi; (2) meningkatnya kualitas penanganan
masalah gizi masyarakat; (3) meningkatnya efektivitas pengawasan obat dan makanan; (4)
meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan; (5) terselenggaranya
pendidikan tinggi dan pertumbuhan mutu SDM kesehatan; dan (6) meningkatnya penduduk
yang mendapatkan jaminan kesehatan.
0

Pariwisata

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 5,4 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk mencapai sasaran yang diharapkan, yaitu (1) tercapainya
devisa di sektor pariwisata; (2) tercapainya kontribusi bidang pariwisata terhadap PDB; (3)
tercapainya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara; dan (4)
penambahan tenaga kerja dari sektor ekonomi kreatif dan menciptakan pertumbuhan orang
kreatif menjadi start-up usaha baru.

Agama

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 9,7 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk mencapai sasaran yang diharapkan, antara lain (1)
meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama, kualitas pelayanan
kehidupan beragama, serta harmoni sosial dan kerukunan hidup umat beragama; dan (2)
meningkatnya kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang transparan, efisien,
dan akuntabel.

Pendidikan

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 143,1 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk pencapaian sasaran yaitu (1) meningkatnya angka partisipasi
pendidikan; (2) meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun; (3)
meningkatnya rata-rata angka melek aksara; (4) meningkatnya persentase Pendidikan
Tinggi minimal terakreditasi B; (5) meningkatnya persentase kompetensi keahlian SMK
berakreditasi minimal B; (6) menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar
kelompok masyarakat; dan (7) meningkatnya jaminan hidup dan fasilitas pengembangan
ilmu pengetahuan dan karir bagi guru di daerah khusus.

0
Perlindungan Sosial

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 157,7 Triliun

Alokasi ini digunakan untuk pencapaian sasaran yaitu (1) menurunnya tingkat kesenjangan
antarkelompok masyarakat; (2) meningkatnya coverage program-program perlindungan
sosial; (3) menurunnya jumlah rumah tangga sangat miskin; (4) meningkatnya cakupan
pelayanan dasar dan akses masyarakat kurang mampu; (5) meningkatnya akses penduduk
rentan dan kurang mampu; (6) meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan; (7)
meningkatnya akses dan kualitas hidup penyandang disabilitas dan lanjut usia; dan (8)
meningkatnya jumlah pengawasan perlindungan anak.

Alokasi Kontribusi Anda dalam Belanja Ke Daerah

Dana Alokasi Umum

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 410,8 Triliun

Salah satu transfer dana pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Bagi Hasil

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 92,8 Triliun

Dana yang dialokasikan kepada daerah yang bersumber dari pendapatan APBN
berdasarkan persentase tertentu guna mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana Bagi Hasil terdiri dari Dana Bagi Hasil dari Pajak dan
Dana Bagi Hasil dari Sumber Daya Alam.

Dana Alokasi Khusus Fisik

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 58,3 Triliun


Dana ini terdiri dari Dana Alokasi Khusus Reguler, Infrastruktur dan Publik Daerah, dan
Afirmasi. Dana Alokasi Khusus Reguler ditujukan untuk pembangunan di dalam bidang
Pendidikan, Kesehatan dan KB, Perumahan, Pemukiman, Air Minum, dan Sanitasi,
Kedaulatan Pangan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Energi Skala Kecil, Kelautan dan
Perikanan, Prasarana Pemerintahan Daerah, Transportasi, Sarana Perdagangan, serta
Industri Kecil Menengah dan Pariwisata.0

Dana Alokasi Khusus Non Fisik

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 115,1 Triliun

Dana ini digunakan untuk membiayai kegiatan dalam bidang Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD (BOP), Tunjangan Profesi Guru PNS
Daerah, Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah, Dana Proyek Pemerintah Daerah dan
Desentralisasi, BOK dan BOKB, serta Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM, dan
Ketenagakerjaan.

Dana Keistimewaan DIY

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 0,8 Triliun

Dana ini dialokasikan untuk mendanai urusan Keistimewaan DIY, meliputi: a) tata cara
pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; b)
kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; c) kebudayaan; d) pertanahan; dan e) tata ruang.

Dana Otonomi Khusus

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 19,5 Triliun

Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat terutama ditujukan untuk
pembiayaan Pendidikan dan Kesehatan. Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua dan
Papua Barat ditujukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, seperti jalan,
jembatan, dermaga, sarana transportasi darat, sungai maupun laut. Selain itu, terdapat Dana
Otonomi Khusus Provinsi Aceh yang ditujukan untuk pembiayaan pembangunan dan
pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta
pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan.

Dana Insentif ke Daerah

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 7,5 Triliun

Dana ini dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkan kriteria utama
dan kriteria kinerja. Dana ini bertujuan untuk memberikan penghargaan (reward) kepada
daerah yang mempunyai kinerja baik dalam bidang Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan
Keuangan Daerah, Pelayanan Dasar Publik, dan Perekonomian dan kesejahteraan
(termasuk pengendalian tingkat inflasi).

Dana Desa

Total Anggaran Dalam APBN 2017: Rp 60 Triliun

Pada tahun 2017, Dana Desa dialokasikan kepada 74.954 desa dengan rata-rata alokasi
dana desa per desa sebesar Rp 800,5 juta. Arah kebijakan Dana Desa tahun 2017 adalah
untuk (1) meningkatkan anggaran Dana Desa, dengan tetap memperhatikan kondisi
keuangan negara, (2) mengalokasikan Dana Desa dengan memperhatikan aspek
pemerataan dan keadilan, (3) meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Desa, dan (4)
meningkatkan kapasitas perangkat desa melalui pelatihan dan pendampingan desa guna
meningkatkan efektivitas pengelolaan dan penggunaan Dana Desa.

*Perhitungan diatas adalah simulasi, yang didasarkan pada asumsi bahwa kontribusi pajak Anda dialokasikan secara proporsional terhadap
Belanja Negara sesuai dengan alokasi dalam Nota Keuangan dan Undang-Undang APBN 2017 tanpa membedakan jenis pajak yang Anda
bayarkan dan hanya dalam lingkup pajak pusat. (PPh, PPn, Cukai, Bea Masuk, Bea Keluar, Bea Materai dan PBB Migas)

Anda mungkin juga menyukai