Anda di halaman 1dari 10

PORTOFOLIO KASUS PENYAKIT DALAM

MORBILI

Disusun oleh :
dr. Sentot Alisjahbana

Pembimbing:
dr. Pudjo Dwi Laksono, M.Kes, Sp.THT-KL

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSAL ILYAS TARAKAN
2016
PORTOFOLIO MORBILI
No. ID dan Nama Peserta : dr. Sentot Alisjahbana
No. ID dan Nama Wahana : RSAL Ilyas Tarakan
Topik : Penyakit Dalam
Tanggal (kasus) : 11 Agustus 2016
Nama Pasien : Ny. A (30 tahun) No. RM : 397xxx
Tanggal Presentasi : - Nama Pendamping :
dr. Pudjo D, M.Kes, Sp.THT-KL
Tempat Presentasi : -
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Wanita usia 30 tahun datang dengan keluhan panas badan
Tujuan : Membahas penatatalaksanaan Morbili
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data Pasien : Nama : Ny. A Nomor Registrasi: 397xxx
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Keluhan Utama : Panas Badan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke UGD jam 21.50 dengan keluhan panas sejak 1 hari SMRS, panas
mendadak tinggi. Disertai keluar bintik-bintik merah diseluruh tubuh sejak 1 hari yang lalu,
bintik-bintik merah pertama kali keluar di belakang telinga, dahi dan kemudian menyebar
di seluruh tubuh, pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek, mata merah (+), Keluhan
lain Mual (+), Muntah (-), BAB/BAK normal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat Alergi disangkal
- Riwayat Asma, Hipertensi, DM disangkal
4. Riwayat Keluarga : Keluhan serupa pada anggota keluarga lain tidak ada.
5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik
Pasien saat ini berobat menggunakan BPJS. Bekerja sebagai ibu rumah tangga
6. Lain-lain
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Komposmentis
Nadi : 96 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 38,2C

Status generalis
Kepala : Deformitas (-).
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, Injeksi Konjuktiva (+/+)
Leher : KGB tidak teraba membesar.
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I-II normal, regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : datar, BU (+) N, NT (-), perut papan (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2.
Status Dermatologis :
Lokasi : Kepala, leher, dada, kedua tangan, perut, kedua kaki
UKK : Papul eritema, nodul eritema, milier.

Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 13,9 gr%
Leukosit : 4.200 mm3
Trombosit : 224.000 mm3
Hematrokit : 40%
7. Asessment : Morbili
8. Planning
PDx : Thorax foto.
Ptx :
- IVFD RL 25 Tpm
- Inj. Ondancentron 4mg 3x1
- Inj. Metilprednisolone 62,5mg 1x1
- Parasetamol 500mg 3x1
- Ambroxol 30mg 3x1
- Rawat ruang isolasi

Follow Up
Hari ke-1 (12 Agustus 2016)

S: Demam berkurang, batuk (+), Mual (+), mata merah berkurang.


KU Lemah
Vital Sign : DBN
Tensi : 120/70
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,3C
RR : 22
Kepala : bentuk normal
Leher : DBN
Paru : DBN, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, Retraksi SC (-)
Jantung : DBN, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Datar, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
Status Dermatologis
Lokasi : Kepala, dada, kedua tangan, perut dan kedua kaki
UKK : Papul dan makula eritem (+)

Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hb : 14,9
Leukosit : 5.200
Trom : 294.000
Ht : 42
Foto Thorax: Thorax normal

A: Morbili

P: Planning Diagnosa: -
Planning Terapi
RL 25 tpm
Inj. Ondancentron 4mg 3x1
Parasetamol 500mg 3x1
Ambroxol 30mg 3x1

Hari ke-2 (13 Agustus 2016)

S: Demam berkurang, mual berkurang,, mata merah (-), batuk berkurang


KU baik
Vital Sign
Tensi : 120/80
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8C
RR : 16
Kepala : bentuk normal
Leher : DBN
Paru : DBN, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, Retraksi SC (-)
Jantung : DBN, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
Status Dermatologis
Lokasi : Kepala, dada, kedua tangan, perut dan kedua kaki
UKK : Papul dan makula eritem berukurang

Pemeriksaan Penunjang -

A: Morbili

P: Planning Diagnosa: -
Planning Terapi
RL 25 tpm
Parasetamol 500mg 3x1
Ambroxol 30mg 3x1

Hari ke-3 (14 Agustus 2016)

S: Batuk (-), Demam (-), Mual (-)


KU baik
Vital Sign
Tensi : 130/80
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37C
RR : 20
Kepala : Bentuk normal
Leher : DBN
Paru : DBN, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : DBN, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
Status Dermatologis :
UKK : Papul dan makula eritem (-)

Pemeriksaan Penunjang -

A: Morbili

P: Planning Diagnosa: -
Planning Terapi
BLPL
Parasetamol 500mg 3x1
Ambroxol 30mg 3x1
Vitamin B 3x1
Daftar Pustaka :
1. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th Ed.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007. (Djuanda, et al., 2007)
2. James, W.D. Berger, T.G. Elston, D.M. Andrews Disease of the Skin Clinical
Dermatology. 10th Ed. Saunders Elsevier. Canada. 2000. (James et al., 2000)
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Pedoman Pelayanan Medik. 2011.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, 2011)
Hasil Pembelajaran :
1. Menentukan diagnosis dan klasifikasi morbili
2. Mengetahui mekanisme terjadinya morbili
3. Mengatasi kegawatdaruratan pada pasien morbili
4. Mengetahui pencegahan pada pasien morbili

TINJAUAN PUSTAKA
1. Masalah Kesehatan
Morbili adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Measles. Nama lain dari
penyakit ini adalah rubeola atau campak. Morbili merupakan penyakit yang sangat
infeksius dan menular lewat udara melalui aktifitas bernafas, batuk, atau bersin. Pada
bayi dan balita, morbili dapat menimbulkan komplikasi yang fatal, seperti pneumonia
dan ensefalitis.

2. Hasil Anamnesis (Subjective)


1. Gejala prodormal berupa demam, malaise, gejala repirasi atas (pilek, batuk), dan
konjungtivitis.
2. Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi makula dan papula eritem yang
dimulai pada kepala daerah perbatasan dahi rambut, dibelakang telinga, dan
menyebar secara sentrifugal ke bawah hingga muka.
3. Masa inkubasi 10-15 hari.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


1. Demam, konjungtivitis, limfadenopati regional.
2. Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum munculnya eksantem.
3. Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai pada kepala pada
perbatasan dahi rambut, dibelakang telinga, dan ekstremitas, dan mencapai kaki.
4. Pada hari ketiga, lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan
muncul, dengan warna sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan. Eksantem
hilang dalam 4-6 hari

Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan. Pada pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel datia
berinti banyak pada sekret. Pada kasus tertentu, mungkin diperlukan pemeriksaan
serologi IgM anti-Rubella untuk menginformasi diagnosis.

4. Penegakan Diagnosis (Assessment)


1. Diagnosis umumnya dapat ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Diagnosis banding : Erupsi obat, Eksantem virus yang lain (rubella, eksantem
subitum)

Komplikasi
Komplikasi lebih umum terjadi pada anak dengan gizi buruk, anak yang belum
mendapat imunisasi, dan anak dengan imunodefisiesni dan leukemia. Komplikasi
berupa otitis media, pneumonia, ensefalitis, trombositopenia. Pada anak HIV yang tidak
diimunisasi, pneumonia yang fatal dapat terjadi tanpa munculnya lesi kulit.

5. Penatalaksanaan Komperhensif (Plan)


1. Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan yang
hilang dari diare dan emesis.
2. Obat diberikan untuk gejala simptomatik, demam dengan antipiretik, jika terjadi
infeksi sekunder berikan antibiotik.
3. Suplemen vitamin A diberikan pada anak :
- Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis
- Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis
- Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.

Konseling dan Edukasi


Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit menular. Namun
demikian, pada sebagian besar pasien infeksi dapat sembuh sendiri, sehingga
pengobatan bersifat suportif. Edukasi pentingnya memperhatikan cairan yang hilang
dari diare/emesis.

6. Prognosis
Prognosis pada umumnya baik karena penyakit ini merupakan penyakit selflimiting
disease.

PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Anamnesa: Anamnesa:
Pasien datang ke UGD jam 21.50 dengan adanya gejala panas badan, batuk, pilek dan tanda
keluhan panas sejak 1 hari SMRS, panas klinis yang meliputi ruam bintik-bintik dimulai dari
mendadak tinggi. Disertai keluar bintik- kepala hingga keseluruh badan dan mata merah.
bintik merah diseluruh tubuh sejak 1 hari
yang lalu, bintik-bintik merah pertama Pemeriksaan Fisik:
kali keluar di belakang telinga, dahi dan 1. Demam, konjungtivitis, limfadenopati regional.
kemudian menyebar di seluruh tubuh, 2. Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum
gatal (+), pasien juga mengeluh batuk munculnya eksantem.
berdahak dan pilek, mata merah (+), 3. Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula
Keluhan lain Mual (+), Muntah (-), eritem, dimulai pada kepala pada perbatasan dahi
BAB/BAK normal. rambut, dibelakang telinga, dan ekstremitas, dan
mencapai kaki.
Pemeriksaan Fisik: 4. Pada hari ketiga, lesi ini perlahan-lahan menghilang
Kesadaran : Komposmentis dengan urutan sesuai urutan muncul, dengan warna
Nadi : 96 x/menit sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan.
Pernafasan : 20 x/menit Eksantem hilang dalam 4-6 hari
Suhu : 38,2 Pemeriksaan Penunjang:
Status generalis Dilakukan pemeriksaan Darah Lengkap untuk
Kepala : DBN mengetahui ada tidaknya infeksi sekunder.
Leher : DBN
Terapi:
Paru : DBN
Terapi Umum
Jantung : DBN
1. Terapi suportif diberikan dengan
Abdomen : Datar, BU (+) N
menjaga cairan tubuh dan menngati cairan yang
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2.
hilang dari diare dan emesis.
Status dermatologis
2. Pengobatan simptomatik, demam
Lokasi : Kepala, dada, kedua
dengan antipiretik.
tangan, perut dan kedua kaki.
Terapi Khusus
UKK : Makula dan papul
Antibiotik
eritem dengan batas tegas.
Bila terjadi infeksi sekunder
Pemeriksaan Penunjang:
Pemberian vitamin A pada anak
Foto Thorax belum dilakukan Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO
diberi 2 dosis
Lab DL:
Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis
Hb : 13,9 gr%
Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
Leukosit : 4.200 mm3
Trombosit : 224.000 mm3
Hematrokit : 40%

Terapi:
MRS
Rawat ruang isolasi
IVFD RL 25 tpm
Inj. Ondancentron 4mg 3x1
Inj. Metilprednisolon 62,5mg 1x1
Paracetamol 500mg 3x1
Ambroxol 30mg 3x1

Anda mungkin juga menyukai